PENDAHULUAN
A Latar Belakang
penyakit menular namun saat ini penyakit tidak menular (PTM) terus
merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya
Satu dari sepuluh orang dewasa di dunia memiliki tekanan darah tinggi,
angka hipertensi paling tinggi, sekitar 25.000 kematian dan lebih dari 1,5 juta
serangan jantung dan stroke terjadi setiap tahunya (Carlson, 2016) .Menurut
data WHO, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta
1
berada di Negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang,
pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik 6,9% menjadi 8,5% , dan hasil
Palembang tahun 2013 sebesar 49,61 per 10.000 penduduk (5.534 kasus),
dan tahun 2014 sebesar 39,17 per 10.000 penduduk (4.552 kasus) hipertensi
47.090 kasus, kedua tertinggi adalah cedera akibat kecelakaan lalu lintas
yaitu 9.777 kasus. Berdasarkan data dari Dinkes Kota Palembang, penyakit
baik. Padahal jika tekanan darah terkontrol dengan stabil maka akan
serebral dan ateriol yang dapat menyebabkan oklusi atreri, cedera iskemik
2
hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian di seluruh dunia setiap
penyakit jantung dan 51% karena stroke. Kematian yang disebabkan oleh
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun
tekanan darah tinggi yaitu bisa dengan cara farmakologi (pengobatan medik)
atau dengan cara non farmakologi. Terapi non farmakologis terbukti dapat
dengan cara (Penurunan berat badan, adopsi pola makan DASH (Dietary
memelihara Kesehatan.
metode yang praktis, efektif, efisien, dan logis dalam memelihara kesehatan
seperti berdiri dan mengangkat tangan, rukuk, duduk dan sujud. Manfaat dari
3
gerakan senam ergonomik adalah dapat meningkatkan, mempertahankan
kelenturan sistem saraf dan aliran darah, serta memaksimalkan suplai oksigen
sangat efektif, efesien, dan logis dapat dilakukan dengan keadaan duduk
ataupun berdiri, simpel, dan tidak berbahaya sehingga dapat dilakukan oleh
baik jika senam ini dilakukan secara berkelanjutan, kurang lebih dilakukan 2-
sempurna.
(5%). Dalam penelitian ini hanya dilakukan 3 kali dalam 3 hari dengan
4
dengan tepat akan membuat tubuh menjadi rileks dan berdampak pada
vasodilatasi pembuluh darah, hal ini menyebabkan aliran darah dan suplai
di seluruh tubuh. Jika dilakukan secara teratur dan tetap menjaga gaya hidup
September 2015, ada 367 orang rawat jalan dan 71 orang rawat inap.
Dilihat dari Penjelasan diatas peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang
gambaran tekanan darah pada pasien yang mengalami hipertensi sebelum dan
Muhammadiyah Palembang.
B Rumusan Masalah
Muhammadiyah Palembang.
5
C Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Muhammadiyah Palembang.
2. Tujuan Khusus
Palembang.
Palembang.
6
hipertensi di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
D Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam area keperawatan medikal bedah. Penelitian ini
dengan rentang usia 30-55 tahun. Sebagai sampel penelitian dipilih pada usia
rancangan . pretest posttest one group design with non equivalent control
group.
E Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
7
dengan senam ergonomik sebagai alternative perawatan pasien hipertensi .
memberi masukan dan bahan referensi untuk dimasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
8
ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di
F. Keaslian Skripsi
berada pada rentang usia 30-55 tahun, mempunyai tekanan darah ≥140/90
Hipertensi.. Metode dari penelitian ini merupakan salah satu kelompok pre
dengan kriteria.
9
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hanik, Rosyidah dan Rahmawati, (2018)
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Konsep Hipertensi
1. Definisi
hal ini dapat mengganggu aliran darah dan dapat merusak pembuluh darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
(Mujahidullah, 2012).
darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tingginya tekanan darah
15
darah (Triyanto, 2014).
2015).
2. Klasifikasi Hipertensi
1. Berdasarkan penyebab
16
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
hypertension).
I 140-159 90-99
II 160-179 100-109
IV >210 >120
Hipertensi
3. Etiologi
17
1. Hipertensi Primer
b. Jenis kelamin dan usia ; laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
d. Berat badan/ obesitas; 25% lebih berat diatas berat badan ideal.
2. Hipertensi Sekunder
antara lain:
18
penyebab utama penyakit hipertensi sekunder. Hpertensi renovaskular
sementara waktu.
f. Kehamilan.
g. Luka bakar.
4. Patofisiologi Hipertensi
19
dipengaruhi oleh volume sekuncup dan total peripheral resistan. Apabila
pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.Sedangkan
kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan
vasopresin.
panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang
Selanjutnya oleh hormon renin akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE
20
5. Manifestasi Klinik
Manifetasi klinik menurut Triyanto (2014), gejala yang dialami oleh para
suka tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-
adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ
6. Komplikasi
diantaranya :
1. Penyakit Jantung
Jantung dapat bekerja dengan baik karena adanya suplai oksigen, cadangan
energi dan nutrisi, serta pembuangan produk yang berbahaya. Jika salah
satu dari ketiga syarat tersebut terganggu maka jantung akan kehilangan
jantung ,karena tekanan darah tinggi membuat otot jantung bekerja keras
21
untuk memompa darah. Kerja keras tersebut menyebabkan pembesaran
2. Stroke
Stroke adalah kondisi ketika terjadi akibat putusnya pasokan darah ke otak
3. Penyakit Ginjal
Kerusakan bagian dalam arteri atau pembekuan darah yang terjadi pada
4. Kerusakan Mata
Kerusakan mata hingga kebutan juga dapat terjadi akibat hipertensi. Dalam
hal ini tekana darah yang tinggi atau hipertensi yang berkepanjangan dapat
merusak bagian dalam arteri pada area mata dan memungkinkan untuk
22
terjadinya pembekuan darah. Jika hal ini terjadi pada retina mata akan
5. Diabetes
Dalam hal ini, faktor pemicu atau faktor resiko hipertensi biasanya turut
asam urat adalah penyakit radang sendi akibat pneumoukan asam urat
digerakan.
1) Laboratorium.
23
b) Kreatinin serum BUN meningkat vpada hipertensi karena parenkin
2) EKG.
b) Iskemi/infark miokard.
c) Peningkatan gelombang P.
d) Gangguan konduksi.
3) Rontgen Foto.
140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor
24
mengguakan obat- obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup
(bendroflumethiazide,chlorthalidone,hydrochlorothiazide, indapamide).
aktivitas fisik.
Hypertension)
Pola makan ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.
25
lemak dengan kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya
3) Retriksi garam
4) Aktivitas fisik
26
B. Konsep Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah mengalir di dalam
pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan
darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole)
(Gunawan, 2007). Tekanan darah diukur dalam millimeter air raksa (mmHg)
dan catat dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah
Tekanan darah selalu diukur dalam milimeter (mmHg) karena manometer air
a. Cara langsung
Cara ini biasanya digunakan untuk mengukur tekanan darah pada hewan
atau jarum steril intra arteri sehingga perubahan tekanan dapat diukur
27
hasilnya dapat dibaca grafik yang tercatat di kertas.
menentukan tekanan sistol dan diastol. Atas dasar suara yang timbul
Untuk mengukur tekanan darah yang akurat dibutuhkan posisi lengan atas yang
Terdapat peningkatan tekanan sekitar 5-6 mmHg ketika lengan diturunkan dari
posisi lengan atas harus sejajar dengan jantung. Pada setiap 2,5 cm di atas atau
mmHg. Posisi lengan yang lebih rendah dari tingkat jantung akan
28
4. Mengukur Tekanan Darah
Prinsip pengukuran darah yaitu arteri (biasanya di lengan atas/ arteri brakhialis)
melalui stetoskop, itu berarti tekanan terhadap arteri pada saat jantung
120. Bila balon terus dikempiskan bunyi nadi perlahan-lahan akan hilang. Pada
saat bunyi hilang, itu adalah tekanan dinding arteri pada saat jantung relaksasi
1. Yang diperiksa duduk santai dengan lengan rileks di atas meja. Telapak
29
ketat, tidak juga longgar.
4. Letakkan ujung stetoskop pada lipat siku tempat denyut nadi paling keras
liang telinga.
pangkal bola pompa dengan jempol dan telunjuk jarum jam untuk menutup
turunnya air raksa sekitar 3 milimeter per detik. Perhatikan turunnya air
raksa pada skala saat pertama kali bunyi detak jantung mulai terdengar.
Saat itulah yang ditetapkan sebagai nilai tekanan atas atau sistolik.
7. Apabila gagal mendengar bunyi degup pertama, ulangi sekali lagi. Akan
8. Nilai tensi diangap sejati bila dilakukan saat baru bangun tidur pagi hari.
30
Bila tensi diukur setelah melakukan aktivitas harian, tunggu duduk atau
b. Mengikat cuff terlalu ketat sehingga saat bunyi jantung mengilang tak bias
menit kemudian.
c. Balutan cuff terlalu kendur sehingga saat bunyi jantung menghilang juga
tak terdengar.
kalibrasi ulang
1. Keturunan (genetik)
31
renin membran sel. Bila kedua orangtuanya menderita hipertensi maka sekitar
45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya menderita
2. Usia
bahwa ada hubungan signifikan antara umur dengan kejadian hipertensi. Dari
hasil analisis OR=2,5956, artinya penderita yang memiliki umur >40 tahun
3. Jenis kelamin
4. Kebiasaan merokok
penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan
32
perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang perhari dan 8% subyek
yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam
median waktu 9,8 tahun. Dalam penelitian ini kejadian hipertnsi terbanyak
33
C. Senam Ergonomik
yang gerakannya diinspirasi dari gerakan dalam shalat, seperti berdiri dan
aliran darah.
34
5. Menurunkan tekanan darah, setelah senam terjadi peningkatan saraf
1. Migrain
2. Vertigo
3. Sakit kepala
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, akan lebih baik jika senam ini
rileks dan berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah, hal ini menyebabkan
aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan menurunkan kontraktilitas
35
5. Gerakan-Gerakan Senam Ergonomik
Gambar 1
cepat. Bila baru selesai dari suatu kegiatan atau pekerjaan, maka
gerakan-gerakan berikutnya.
c. Frekuensi: bagi pemula mungkin agak lama sekitar 2-3 menit. Akan
36
tetapi jika sudah terbiasa cukup 30-60 detik. Gerakan ini yang
organ dalam keadaan normal. Postur yang salah pada saat aktivitas
Gambar 2
37
meregang, ikut terangkat bagian depannya sehingga rongga dada
akan berada dalam ukuran paling lebar, tekanan udara nafas di dalam
kaki tetap seperti semula. Pada saat itu kepala mendongak dan
posisi berdiri. Segera ambil nafas baru 3-4 kali sebelum melanjutkan
38
gerakan.
Gambar 3
betis.
4. Duduk Perkasa
a. Cara: jatuhkan kedua lutut ke lantai, posisi kedua telapak kaki tegak
39
kemudian kembali ke posisi duduk perkasa.
Gambar 4
posisi ini, karena akan ada rasa nyeri di sekat rongga badan. Nafas
dibuang saat kembali ke posisi duduk. Segera ambil nafas baru 3-4
d. Manfaat : gerakan saat sujud ini akan membuat otot dada dan sela
iga menjadi kuat , sehingga rongga dada menjadi lebih besar dan
40
5. Gerakan Duduk Membakar
Gambar 5
posisi duduk. Segera ambil nafas baru 3-4 kali sebelum melanjutkan
gerakan.
41
selesai dalam waktu 35 detik ditambah 10 detik untuk nafas jeda.
dengan alas punggung kaki akan membakar lemak dan racun dalam
tubuh.
badan. Pada saat itu tangan memegang betis, tarik seperti mau
42
Gambar 6
tubuh.
menit. Maka dari itu lakukan pengukuran tekanan darah 30 menit sebelum
dan sesudah senam ergonomik (Marliani & Tantan, 2007). Terjadi kontrol
secara refleks oleh sistem saraf otonom, yang disebut refleks baroreseptor
yang berlokasi di aortic arch dan arteri karotid (Kenney, 2011). Fungsi dari
(Brown, 2006).
43
6. Hal hal yang tidak boleh di lakukan pada saat senam ergonomik
44
D Penelitian Terkait
responden dengan kriteria inklusi yaitu berada pada rentang usia 30-55 tahun,
mempunyai tekanan darah ≥140/90 mmHg, IMT ≤25, dan berat badan ≤65.
Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan
kombinasi nafas dalam yaitu 14s5,25 mmHg dan 84,81 mmHg. Sedangkan
dan 94,25 mmHg. Setelah diberikan senam jantung sehat yaitu 147,19 mmhg
45
Agung Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Metode dari penelitian ini merupakan
salah satu kelompok pre test - post test design. Teknik pengambilan sampel
ordinal dan instrumen yang digunakan adalah kertas observasi. Hal ini
diketahui dari hasil Wilcoxon Signed Ranks Test menggunakan SPSS versi
editing, coding, scoring, dan tabulating, analisa data dengan uji wilcoxon.
46
pada lansia yang mengalami hipertensi.
47
E. Kerangka Teori
Berhenti merokok
52
BAB IV
HIPOTESIS
A Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
secara luas tentang suatu topik yang akan dibahas (Setiadi,2007). Sesuai
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
53
konsep yang akan dilakukan oleh peneliti.
Variabel Dependen
Variabel Independen
Variabel Confounding
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
dengan hipertensi
4. Kebiasaan merokok
54
B Definisi Operasional
Terdiri dari
enam gerakan.
Dependen
Tekanan Keadaan Pengukura Menggunakan Hasil pengukuran Interv
140/90 mmHg.
Karakteristik responden
Usia Lamanya hidup Wawancar Lembar 1. Dewasa Awal = Ordin
(Depkes RI,2009)
Jenis Karakteristik Wawancar Lembar 1.Laki-laki Nomi
didapat sejak
lahir
Kebiasaa Perilaku Wawancar kuiesioner 1.Perokok berat Ordin
si dalam riawayat
keluarga.
C Hipotesis penelitian
53
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh senam ergonomik terhadap
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di Poli Penyakit Dalam Rumah
54
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
digunakan adalah rancangan pretest posttest one group design with non
kelompok kontrol.
Tabel 4 1
Keterangan :
60
02: Pengukuran tekanan darah setelah dilakukan senam ergonomik
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang tediri atas obyek atau subyek
2. Sampel
61
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi perhitungan
maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli maka secara umum,
D²
Keterangan :
q = 1-p (100%-p)
(0,05)2.(107-1) + (1,96)2.0,5.(1-0,05)
62
= 107. 3,4. 0,03
= 12,33
0,27 + 0,12
= 12, 33
0,39
= 31,6 = 32
32 +3 = 36
kontrol.
63
a. Kriteria inklusi:
b. Kriteria eksklusi:
jantung, psikotik)
4) Menderita osteoporosis
64
penuh.
1. Sumber Data
a. Data primer
senam ergonomik.
b. Data sekunder
sebgai berikut :
Muhammadiyah Palembang.
65
2. Meminta kerjasama dari pegawai Rumah Sakit
kelompok kontrol
dianalisis.
66
E. Instrumen dan Bahan Penelitian
1. Validitas
2. Reabilitas
67
kali dapat menghasilkan data yang sama (Sujarweni, 2014). Uji
G. Prosedur Penelitian
berikut :
1. Persiapan
Palembang.
ditetapkan.
tekanan darah
68
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang
responden
penyakit dalam.
kontrol.
kelompok intervensi.
H. Manajemen Data
(Notoatmodjo, 2010).
1. Editing
69
adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuisioner.
2. Coding
yakni merubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan
program komputer.
Dalam hal perhitungan statistik dan uji statistik. Analisa data pada
a. Analisis Univariat
70
kategorik yang meliputi data tentang jenis kelamin, riwayat
b. Analisis Bivariat
gagal untuk ditolak, Ho ditolak jika nilai P > 0,05 dan Ho gagal
ditolak jika nilai P < 0,05. Sedangkan uji regresi linier digunakan
71
I. Etika Penelitian
2010).
(Notoatmodjo, 2010).
72
Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
5. Beneficience ( manfaat )
(Notoatmodjo, 2011).
73
74