Anda di halaman 1dari 16

3 NATIONAL TRAINER SKILL COMPETITION

nd

HEAT TREATMENT LOGAM II

KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS
BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG
Jalan Raya Pandeglang Km.03 Telp/Fax. (0254) 200160
SERANG - BANTEN
HEAT TREATMENT LOGAM

Tukang las harus mengenal dengan bagaimana melunakkan (soften) mengeraskan


(harden), melunakkan sampai batas tertentu (tempering) dari logam.
Struktur logam dalam keadaan padat adalah lebih pejal daripada dalam keadaan cair.
Ketika logam dalam keadaan padat, atom-atom dalam kristal menjadi padat dan dibungkus
dalam suatu bentuk yang teratur ke dalam ruang kisi-kisi. Bentuk teratur dari pembungkus
(packing) membuat struktur logam dingin sangat pejal. Ketika logam cair, pergerakan atom-
atom karena panas memberikan bentuk struktur yang kurang pejal.
Kombinasi tata kerja panas dan dingin untuk mempertahankan sifat-sifat yang
dikehendaki dalam suatu logam atau paduan dikenal sebagai Heat Treatment.
Dalam baja karbon dengan unsur karbon tertentu, sifat fisiknya tergantung dari bagaimana
bentuk karbon yang ada, oleh karena itu, pengaruh heat treatment tergantung dari bagaimana
perlakuan mengubah pendistribusian karbon. Sikap tidak memperhatikan kandungan karbon,
bila baja karbon diperlakukan untuk menjadi keras atau lunak, baja awalnya harus berubah zat
padat. Baja-baja < 0,83 %C, pemanasan mengikuti cara yang sama, kecuali bahwa baja tidak
dipanaskan sampai dimana bentuk Austenite homogen. Pemanasan yang merata diatas
temperatur kritis, jika dipertahankan konstan sampai karbon larut dan menghambur ke seluruh
logam, akan menghasilkan Austenite homogen ini. Jika pemanasan yang merata ini
dipertahankan dalam waktu yang lama, khususnya baja-baja umum, maka akan dihasilkan
bahan dengan butiran yang kasar. Struktur dan kekerasan sepotong baja yang telah selesai
pengerjaannya tergantung pada metode dan nilai pendinginan.
Pelunakan penuh (full annealing) adalah hasil pendinginan pada nilai yang sangat
lambat, proses yang mana dapat mengubah Austenite (iron carbide) ke dalam pearlite. Proses
full annealing pada baja < 0,83 %C (Hypoeutectoid) memberikan body struktur pearlite dan
ferrite, sedangkan baja >0,83 %C (Hypereutectoid) akan menjadi pearlite dan cementite
ketika dilunakkan penuh. Kalau begitu, full annealing akan dipengaruhi oleh kandungan
karbon dalam baja.

KEKERASAN BAJA (Hardness of Steel)


Kekerasan baja tergantung dari pengubahan struktur pearlite yang mungkin diberikan
apabila full annealing dilakukan. Selama heat treatment, beberapa perubahan austenite ke
dalam pearlite, memerlukan waktu tertentu. Seperti memungkinkan menghasilkan berbagai

2
dengan mengubah waktu dan prosedur pendinginan. Bilamana proses pengubahan selesai,
struktur akan stabil dan tidak akan mengalami perubahan bilamana didinginkan sampai
mencapai temperatur kamar.

PELUNAKAN (Annealing)
Temperatur dan nilai pendinginan tergantung pada bahan yang sedang dipanaskan dan
tujuan perlakuan selama pelunakan. Pelunakan dapat memurnikan butiran struktur dan
membuat baja lebih ulet. Baja yang stress karena penuangan atau las dapat dibebaskan dari
stress ini dengan annealing yang tepat. Baja yang susah dikerjakan dengan mesin karena
kekerasan dapat dilunakkan dengan annealing yang tepat.
Bila dipanaskan, baja karbon akhirnya mencapai suatu titik dimana baja menjadi non-
magnetic. Dalam pengelasan, titik ini dikenal dengan Titik Kritis. Selama full annealing, baja
harus disimpan dalam suatu container yang rapat dan dipanaskan sampai sekurang-kurangnya
100o F (38o C) diatas daerah kritis. Temperatur harus dipertahankan konstan selama satu jam
untuk setiap inchi penampang maksimum dari baja yang sedang dilunakkan.
Pembengkokan dapat dipermudah dengan pemanasan, apabila panas diberikan sedikit
demi sedikit, dan pemanasan lambat akan menjamin temperatur lebih merata antara
permukaan dan dalamnya logam. Setelah pemanasan yang diinginkan, pendinginan secara
perlahan-lahan mengubah austenite menjadi pearlite. Ketika pengubahan telah selesai, bahan
yang bebas dari stress bagian dalam dan memiliki kualitas ulet yang tinggi.

PENORMALAN (Normalizing)
Stress yang dibentuk didalam baja karena panas las atau melalui pengerjaan dingin
dapat dinormalkan. Baja yang telah dinormalkan adalah lebih keras daripada baja yang telah
dilunakkan dan mempunyai tegangan tarik yang lebih besar, sedangkan mempertahankan
kondisi tetap lunak dan ulet. Baja karbon tinggi dan beberapa baja paduan meskipun
demikian, menjadi sangat sulit melalui penormalan sehingga tidak dapat dikerjakan dengan
mesin.
Baja dipanaskan sampai sedikit lebih tinggi dari temperatur untuk normalizing
daripada untuk annealing. Waktu yang relatif pendek perlu untuk merubah austenite adalah
semua yang diperlukan untuk normalizing. Pendinginan logam masih dalam udara temperatur
kamar, segera setelah mengeluarkan baja dari dapur, memungkinkan beberapa pearlite
terbentuk. Dingin, sirkulasi udara dapat mengeraskan baja, suatu keadaan yang mudah dikenal
dan dipahami oleh banyak tukang las setelah mempelajari pengerasan baja. Normalizing

3
adalah metode yang digunakan secara memuaskan pada logam-logam yang dikeraskan (work
hardened) atau lelah karena dilas (fatigue-welded) untuk meningkatkan umur yang
diharapkan.

PENGERASAN (Hardening)
Kekerasan dari banyak baja komposisi, tergantung dari bagaimana cepatnya baja
didinginkan setelah dipanaskan. Kekerasan logam akan bervariasi dari permukaannya sampai
ke intinya. Ini tergantung pada lama pencelupan dan metoda yang digunakan. Pendinginan ini
dikenal sebagai pencelupan (quenching), dikerjakan dengan meletakkan logam yang panas
dalam udara, minyak, air atau air garam (brine). Brine adalah larutan garam dan air yang
digunakan dalam tempat air untuk membuat kekerasan lebih merata di seluruh permukaan
bahan.

Pencelupan-udara (Air-quenching)
Pencelupan di dalam udara adalah bentuk pengerasan lunak yang dikenal sebagai
normalizing dan akan disebut beberapa kali nanti, karena pemakaiannya pada pengelasan dan
postheating. Banyak baja paduan tinggi dapat dikeraskan dengan udara untuk sebuah baja alat
potong.

Pencelupan-minyak (Oil-quenching)
Logam yang didinginkan dalam minyak tidak akan banyak berubah seperti logam-
logam yang didinginkan dalam air, karena nilai pencelupan yang lebih lambat dari minyak.
Kekentalan (kemampuan untuk mengalir) dari minyak semestinya membiarkan bebas
perputaran sekitar bahan yang didinginkan. Metoda Oil-quenching dapat digunakan secara
memuaskan pada baja hypereutectoid dan berbagai macam baja paduan rendah untuk
pengerasan penuh.

Pencelupan-air (Water-quenching)
Pada temperatur dibawah 100o F (38o C), air digunakan untuk mencelupkan berbagai
macam baja dari karbon dan karbon menengah, paduan rendah, baja. Sebab pengaruh
pencelupan cepat dari air, baja karbon rendah dapat dikeraskan dengan memuaskan. Pengaruh
pencelupan air bertambah dengan menyemprotkannya pada logam yang dipanaskan atau
memutarkannya seperti logam dicelupkan. Nilai pendinginan dengan minyak dan air seperti
diagram berikut :

4
Nilai pendinginan selama pencelupan.
Menggambarkan untuk besi bulat Ø 1”.
(A) Permukaan logam (B) jalan tengah ke pusat (C)
inti/ pusat logam

Air garam (brine)


Ketika brine bersinggungan dengan baja panas, air garam ini membuat pemutaran
sehingga akan memisahkan gelembung-gelembung yang dapat menimbulkan titik-titik lunak
oleh penyekatan logam. Air-garam tidak seperti air sebab air garam mempunyai sekitar 10%
garam. Sedangkan pencelupan air akan mengubah bagian luar logam menjadi martensite lebih
cepat dibanding bagian dalam.
Pengubahan austenite menjadi martensite menambah volume logam, yang dapat
menyebabkan retak ketika martensite dicapai bagian dalam.

Pencelupan tidak terus-menerus (Interrupted-quenchs)


Kebanyakan tukang las akan sedikit memiliki praktek yang digunakan untuk informasi
tentang interrupted-quenchs, tetapi informasi ini akan membantu untuk lebih baik pengertian
konstruksi baja dan formasi.
Interrupted-quenchs menekan/ menahan austenite yang sedang diubah menjadi
pearlite, sedangkan demikian juga menghindari formasi martensite. Larutan untuk tujuan
pencelupan dipertahankan pada temperatur tertentu dan logam dipertahankan dicelupkan
hingga formasi tertentu dicapai. Pemutaran selama pencelupan dibatasi dan menggunakan
garam cair membuatnya memungkinkan mengeraskan bagian-bagian yang sudah jadi (selesai
pengerjaannya).
Austenite dapat diubah menjadi bainite, struktur antara pearlite dan martensite.
Bilamana baja didinginkan secara tiba-tiba sampai kira-kira 800o F (427o C) dan
dipertahankan pada sekitar 500o F (260o C) selama beberapa waktu, terbentuklah bainite.

5
Prosedur tempering ini dikenal sebagai austempering, memberikan keuletan lebih besar dan
ketegapan (toughness) baja dengan sedikit perubahan.
Martempering berarti pencelupan dalam garam cair pada temperature diatas titik
dimana martensite membentuk. Bilamana temperatur merata seluruh logam karena waktu
pencelupan yang lebih lama, struktur martensitic dibentuk. Martempering adalah lebih cepat
dibanding austempering dan lebih memuaskan untuk pengerasan bagian-bagian yang besar/
berat.

Pengurangan kekerasan (tempering)


Setelah baja dikeraskan dengan pencelupan, dapat juga gagal dibawah suatu beban
kerja karena sisa (didalam) stress. Apabila logam telah dikeraskan secara penuh, mungkin
akan menjadi terlalu keras dan rapuh untuk melakukan suatu pekerjaan yang memuaskan.
Austenite mempunyai kecenderungan untuk mengubah menjadi martensite.
Sebaliknya hal ini akhirnya akan mengkerut dan gagal. Karena austenite lebih pejal dibanding
martensite, berbagai perubahan menjadi suatu struktur yang kurang pejal, akhirnya
menyebabkan kegagalan. Untuk menstabilkan austenite, dengan tempering akan membuat
lebih keras/ tegap, formasi rapuh lebih kecil dengan stress (didalam) lebih rendah.
Tempering menghendaki pemanasan kembali bahan yang telah dikeraskan sebelum
benda telah menjadi dingin dan mencapai temperatur kamar. Pemanasan kembali membentuk
kristal carbide dari karbon dibebaskan dari martensite; bahan yang sisa adalah suatu
microstructure martensite yang ditemper.
Tempering memerlukan keterampilan dan pengalaman, karena komposisi baja
tergantung pada waktu dan temperatur yang dikehendaki untuk memproduksi struktur yang
memuaskan. Temperatur pemanasan kembali harus diantara 300o F (149o C) dan temperatur
kritis; namun demikian temperatur pemanasan kembali tergantung asal mulanya baja dan
reduksi kekerasan yang diperbolehkan. Baja dengan kandungan karbon yang sama, tetapi
berbeda presentasi unsur paduan, menghendaki prosedur tempering yang berbeda. Ketegapan/
kekerasan biasanya lebih tinggi dalam baja dimana panas tempering lebih tinggi telah
memungkinkan. Keinginan tukang las dalam tempering, karena itu, mengatasi dari fakta
bahwa tempering membuat baja kuat, sifat penting untuk memberikan baja kemampuan
bertahan pada suatu beban tanpa patah.

6
RANGKUMAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP LOGAM
Proses-proses yang mencakup keseluruhan dapat direview dan disimpulkan untuk
mengatur treatment ini karena seorang tukang las membutuhkannya.

Preheating (pemanasan pendahuluan)


Mempergunakan panas sebelum pengelasan untuk mengganti kerugian selama stress
sisa didalam suatu perubahan dikenal sebagai preheating. Pada saat yang sama, preheating
memperbaiki kualitas las apabila mungkin. Preheating dapat dilakukan dengan pembakar oxy-
acetylene atau pembakar preheating dengan bahan bakar lainnya. Metoda ini adalah
memuaskan untuk area kecil atau tempat-tempat terpisah, tetapi api dapur tempa atau api
untuk dapur preheating permanen harus digunakan bilamana keseluruhan unit harus di-
preheating.
Preheating menurunkan nilai pendinginan dari las-lasan yang telah selesai, membantu
membatasi keretakan di daerah las dan membantu formasi retak besar. Temperatur preheat
yang disarankan seperti tabel dibawah ini :

Temperatur preheat yang disarankan


% (o F)
Baja
Kandungan Carbon Temperatur
- Mild Steel 0,05 – 0,30 258 (118o C)
- Medium carbon 0,30 – 0,55 600 (316o C)
- High carbon 0,55 – 0,75 700 (371o C)
- Very high carbon 0,75 – 1,5 800 (427o C) +
- Manganese carbon 1,2 tidak diperlukan
- Stainless (18% Chromium
tidak diperlukan
dan 8% Nikel)

Postheat (pemanasan tempat las)


Pemanasan logam setelah pengelasan atau pemotongan dinamakan postheating. Ini
dilakukan untuk memperbaiki sifat daerah yang kena pengaruh panas (HAZ) berdekatan
dengan las untuk melepaskan beberapa tegangan sisa (residual stress).

7
Annealing (pelunakan)
Pemanasan dan pendinginan bahan dengan perlahan-lahan untuk menghilangkan stress
seperti dalam postheating dinamakan annealing. Perlakuan ini akan membuat keras, logam-
logam ferro lunak dan oleh karena itu merubah sifat fisik seperti keuletan dan ketegapan. Tipe
bahan dan alasan untuk annealing akan menentukan temperatur dan nilai pendinginan.
Pendinginan lebih lambat, akan menjadikan bahan lebih lunak bila didinginkan. Suatu
petunjuk untuk temperatur pemanasan adalah suatu titik tepat diatas titik kritis. Apabila bahan
dipanaskan ditempatkan dalam abu panas, asbestos atau kapur, pendinginannya diperlambat.
Bahan non-ferrous seperti tembaga tidak perlu dikacaukan dengan ferrous-annealing, karena
hal tersebut dilunakkan, menjadi pemanasan dan pencelupan dalam air pendingin.

Stress releaving (pembebasan tegangan)


Tegangan sisa (internal stress) ditimbulkan melalui pengelasan harus dibatasi dengan
postheating. Temperatur untuk stress releaving adalah selalu dibawah daerah kritis,
sedangkan untuk annealing dan normalizing adalah selalu diatas daerah kritis. Stress releaving
tidak perlu dilakukan didalam daerah kritis, karena ini menimbulkan penggeliatan dan
mengubah struktur butiran dan ukuran. Ini dapat menyebabkan cacat las. Baja karbon dan baja
paduan harus menghisap (menyerap) karbon pada temperatur yang berbeda-beda, biasanya
sekitar 1100o F (593o C) sampai 1250o F (677o C), tergantung pada tebal bahan. Suatu nilai
lambat pemanasan dan pendinginan adalah sangat penting dalam stress releaving. Bahan-
bahan yang memperlihatkan perubahan setelah pengelasan biasanya bebas dari tegangan sisa.
Bilamana dipanaskan kembali untuk memperbaiki cacat dalam ukuran, bagaimanapun
pemukulan (peening) harus mengikuti stress releaving.

Hardening (pengerasan)
Baja-baja dengan kandungan karbon dibawah 0,83% dapat dipanaskan sampai diatas
daerah kritis dan dicelupkan di udara, air atau minyak untuk membentuk martensite,
menghasilkan kekuatan yang tinggi, tahan aus dan keras. Untuk mengembangkan kekerasan
penuh, variasi nilai pendinginan tergantung pada komposisi baja. Baja-baja dibawah 0,3 %C
dapat agak dikeraskan, tapi biasanya tidak untuk dipraktekkan.

8
Tempering (pengurangan kekerasan)
Penarikan, yang dikenal dengan tempering, terjadi setelah pengerasan untuk membuat
bahan keras tegap, lebih baik daripada rapuh. Baja yang dikeraskan dipanaskan sampai
temperatur di bawah temperatur kritis. Pemanasan kembali menguraikan martensite menjadi
suatu susunan (matrix) ferrite dari butiran-butiran iron carbide. Dengan kandungan karbon
lebih rendah didalam baja, ketegapan akan menjadi utama, karena ada kekerasan yang lebih
rendah ketika digunakan temperatur untuk tempering. Postheating suatu las juga melunakkan
logam berbatasan dengan las dan membebaskan tegangan (stress). Pengelasan oxy-acetylene
memberikan area tempering yang lebih besar daripada area las listrik. Biasanya postheating
setelah pengelasan oxy-acetylene tidak diperlukan.

Normalizing (penormalan)
Bahan yang dilas, khususnya dekat area las, dipanaskan diatas daerah kritis dan
dibiarkan dingin dalam udara, akan diperoleh hasil yang bagus, dalam normalizing. Ini
memperbaiki apa yang telah diterangkan sebelumnya sifat-sifat mekanis dengan memperhalus
ukuran butiran.

Case Hardening (pengerasan bagian luar)


Ini adalah bentuk dari pemberian karbon dan sama dengan pengerasan dengan nyala
api. Selama case hardening, namun demikian hanya bagian luar bahan yang dikeraskan.
Karbon ditambahkan pada permukaan logam, membiarkan bagian dalam tidak berubah.
Hanya baja murni dan baja karbon rendah dapat menyerap karbon melalui case hardening,
dengan demikian permukaannya diubah menjadi suatu alat atau baja karbon tinggi.
Bahan yang akan di case hardening ditempatkan didalam suatu kontainer tertutup yang
berisi bahan karbon tinggi. Selanjutnya kontainer dipanaskan sekitar 1800o F (983o C), dan
baja menyerap karbon bebas. Ketebalan case atau dalamnya penembusan karbon tergantung
pada lamanya waktu pemanasan.

9
SIFAT MEKANIS LOGAM

Karena sifat mekanis menentukan logam mampu bertahan dari robek atau patah
bilamana diberi beban, hal ini dianggap sebagai sifat-sifat yang paling penting dari pandangan
tukang las.

Brittleness (kerapuhan)
Banyak logam yang akan pecah segera, tanpa pembengkokan ringan, dan dibawah
tegangan rendah, dapat diklasifikasikan sebagai rapuh. Kerapuhan seperti yang didapat dalam
besi tuang, adalah salah satu dari sifat-sifat mekanis, tukang las harus tahu.

Gbr 1. Suatu contoh kerapuhan.


Garis putus-putus menunjukkan
bentuk awal dari besi tuang

Ductility (keuletan)
Logam dengan keuletan yang bagus dapat dirubah bentuk dengan paksa tanpa patah.
Ini membiarkan logam untuk dikerjakan dalam keadaan dingin, dipukul atau dipress menjadi
berbagai macam bentuk.

10
Gbr 2. Suatu contoh keuletan.
Garis putus-putus menunjukkan bentuk
awal dari baja

Salah satu penerapan dimana keuletan dianggap sangat penting adalah pembuat (produksi)
kawat. Disini baja harus ditarik melalui cetakan untuk mengurangi besarnya diameter
berapapun dibutuhkan. Kemampuan baja untuk ditarik melalui cetakan tanpa patah/ pecah
tergantung dari keuletannya.

Gbr 3. Diameter lebih kecil sedang dibentuk


dengan menarik melalui suatu cetakan

Compressive strength (kekuatan tekan/ kompresi)


Sifat mekanik yang lain dari logam adalah kekuatan tekan. Logam-logam dengan
kekuatan tekan yang besar akan tahan suatu gaya diatas permukaan yang luas tanpa berubah
bentuk. Gaya harus diberikan secara perlahan-lahan dan merata, tidak seperti gaya tajam yang
digunakan untuk menguji kerapuhan.
Contoh bagus dari kekuatan tekan/ kompresi adalah motor diesel/ bensin dimana blok
mesin/ atau cylinder head harus mampu menahan kompresi mesin diatas 200 lb/in2 tekanan di
dalam cylinder, cylinder head yang dibuat dari besi tuang bisa retak apabila dijatuhkan ke
lantai beton dari ketinggian sekitar dua feet (sekitar 62 cm).

11
Gbr 4. Bagian-bagian motor baker harus memiliki
banyak sekali tegangan kompresi

Tensile strength (tegangan tarik)


Suatu sifat dikenal juga sebagai kekuatan maksimum adalah lebih mengacu kepada
tegangan tarik. Inilah sifat logam yang menjelaskan beban normal maksimum per satuan suatu
bahan bertahan tanpa kegagalan. Tegangan tarik diukur dalam ribuan pound per inchi persegi;
bilamana karbon ditambahkan, tegangan tarik baja akan meningkat terus menerus karena
karbonnya ditambah sampai 0,83 %. Penambahan karbon setelah 0,83 % akan menyebabkan
tegangan tarik akan berkurang seperti dalam gambar dibawah ini:
Gbr 5. Bagaimana baja dipengaruhi oleh
penambahan karbon. (A)
Tegangan tarik bertambah
karena kandungan karbon
bertambah sampai 0,83 %.
Apabila ditambahkan diatas 0,83
%, tegangan tarik berkurang.
(B) Karena karbon ditambah,
keuletan berkurang. (C) Karena
karbon ditambah, temperatur
cair berkurang.

12
Toughness (kuat)
Logam juga harus tahan terhadap goncangan tiba-tiba, yaitu suatu sifat yang dikenal
sebagai toughness (kuat/ ketegapan). Toughness kadang-kadang digambarkan dalam kejuruan
las yaitu kebalikan dari kerapuhan dan melibatkan keuletan dan kekuatan. Bilamana baja
diperlakukan dengan metode pengerasan, dipanaskan kembali sampai temperatur dibawah
temperatur kritis, diikuti dengan pendinginan yang dikehendaki, baja menjadi kuat.
Temperatur kritis adalah bahwa temperatur dimana baja berubah densitinya, ukuran
butirannya, kekerasannya, distribusi karbonnya dan daya tahan terhadap korosi; dan menjadi
non magnetic karena reaksi atomnya. Kondisi ini digambarkan lebih penuh nanti didalam bab
lain.
Malleability (kelunakan)
Logam non-ferro seperti aluminium, tembaga, perak dapat dirol menjadi lembaran
yang tipis, kemampuan ini, paling baik menggambarkan sifat mekanik yang lain, dikenal
sebagai malleability. Ini adalah suatu kemampuan logam untuk dibentuk dengan tempa, press,
pengerolan, tanpa adanya pertambahan perhatian khusus berarti dalam perlawanan terhadap
pembentukan.

Gbr 6. Malleability – kemampuan dari logam


untuk dikerjakan dalam keadaan dingin
tanpa adanya perhatian perlawanan
(sangat mudah)

Impact strength (kekuatan tumbuk)


Kemampuan logam untuk tahan kejutan tanpa pecah dikenal sebagai impact strength.
Impact adalah suatu tipe aus yang disebabkan oleh pukulan seperti pengaruh pemukulan.
Tahan terhadap tumbukan memerlukan ketegapan suatu logam. Pemukulan yang terus-
menerus, atau tumbukan, pada logam pada waktu yang lama dapat menimbulkan kondisi yang
dikenal gengan fatigue (kelelahan).

13
Fatigue dapat dikenal bilamana logam memperlihatkan adanya tanda pecah/ retak, biasanya
ditunjukkan dengan suatu retak yang makin panjang, ditimbulkan oleh stress yang terus-
menerus. Kegagalan baja-baja atau logam lain dari fatigue terjadi pada temperatur biasa.
Pemberian beban yang diulang-ulang menimbulkan stress (tegangan) pada suatu cacat tumbuh
pada titik dimana bahan menjadi lemah dan gagal. Korosi bertindak mempercepat kelelahan,
tetapi tidak bertanggung jawab untuk memulai.

Gbr 7. Kegagalan kelelahan


(A), (B), (C) menunjukkan kemajuan cacat

Stress (tekanan)
Ketika logam ditempatkan dibawah stress, logam mungkin bengkok seperti elastis.
Pembengkokan seperti dinamakan elasticity. Apabila logam kembali ke bentuk asalnya bila
stress dilepaskan. Ketika paduan ferro ditekan, pertama-tama mengalami deformasi elastis
dan apabila tekanan ditambah sampai ke tingkat cukup tinggi, logam akan berubah bentuk
seperti plastik. Penambahan temperatur akan menurunkan nilai tekanan untuk merubah bentuk
logam ini. Batas elastik adalah titik tekanan maksimum yang tidak akan menyebabkan
deformasi permanen dan membiarkan logam kembali pada bentuk aslinya.

14
Gbr 8. Batas elastis ditunjukkan pada suatu
batang baja
(A) Gaya yang diberikan pada batang
baja
(B) Gaya dilepas – batang kembali pada
bentuk asalnya sebab batas elastis
belum dilampaui
(C) Gaya dilepas – batang tidak kembali
ke bentuk asalnya karena gaya
melampaui batas elastis bahan

Creep (timbul pelan-pelan)


Sekali batas elastis telah dicapai, gaya kecil, gaya tetap yang didesakkan dalam waktu
yang lama akan menimbulkan suatu perubahan lambat, perubahan permanen dalam bentuk
bahan dikenal sebagai creep.
Bilamana logam dipanaskan mencapai temperatur yang sangat tinggi akan hilang
bentuknya, karena pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan temperatur. Creep telah
digambarkan sebagai suatu deformasi lambat dalam zat metalic disebabkan oleh gaya kecil,
gaya tetap, tepat dibawah batas elastic, berjalan dalam waktu yang lama.

Creep – garis merah menunjukkan bentuk asal


dari pegas. Beban kontinyu telah menyebabkan
deformasi dari pegas.

Tegangan tarik dan kekerasan adalah hanya dua sifat mekanik yang sejak awal ahli teknik
menggunakan dalam perencanaan untuk keselamatan. Sebagaimana tenaga mekanik
bertambah, pemisahan bahan yang mengalami tambahan beban setelah penambahan waktu
yang digunakan. Ini menjadi dikenal sebagai kelelahan (fatigue), yang masa kini nilainya 90%
dari semua uraian mekanik. Karena itu tegangan fatigue logam menjadi salah satu dari sifat
mekanik yang paling penting dihadapi tukang las modern.
Semua logam dan paduan akan mengalami creep (timbul pelan-pelan) apabila
ditundukkan kepada tegangan (stress) pada temperatur minimum tertentu, tentunya ilmu
pengetahuan sifat ini juga penting. Saat ini, tegangan tinggi, dikombinasi dengan temperatur
tinggi, sedang meningkat di banyak industri. Mempelajari pengetahuan untuk mencari bahan-

15
bahan baru yang dapat bertahan pada tegangan (stress) yang diperlukan pada temperatur
dikehendaki, oleh karena itu efisiensi meningkat, menjadi penting. Umur perjalanan ruang
angkasa membuat sifat creep seperti penting untuk tukang las masa datang sebagai fatigue
bagi ahli teknik sebelum mesin uap. Semua sifat-sifat ini akan diikuti secara periodik, untuk
menjelaskan kesesuaian logam dan paduannya selama pengelasan.

16

Anda mungkin juga menyukai