nd
2
dengan mengubah waktu dan prosedur pendinginan. Bilamana proses pengubahan selesai,
struktur akan stabil dan tidak akan mengalami perubahan bilamana didinginkan sampai
mencapai temperatur kamar.
PELUNAKAN (Annealing)
Temperatur dan nilai pendinginan tergantung pada bahan yang sedang dipanaskan dan
tujuan perlakuan selama pelunakan. Pelunakan dapat memurnikan butiran struktur dan
membuat baja lebih ulet. Baja yang stress karena penuangan atau las dapat dibebaskan dari
stress ini dengan annealing yang tepat. Baja yang susah dikerjakan dengan mesin karena
kekerasan dapat dilunakkan dengan annealing yang tepat.
Bila dipanaskan, baja karbon akhirnya mencapai suatu titik dimana baja menjadi non-
magnetic. Dalam pengelasan, titik ini dikenal dengan Titik Kritis. Selama full annealing, baja
harus disimpan dalam suatu container yang rapat dan dipanaskan sampai sekurang-kurangnya
100o F (38o C) diatas daerah kritis. Temperatur harus dipertahankan konstan selama satu jam
untuk setiap inchi penampang maksimum dari baja yang sedang dilunakkan.
Pembengkokan dapat dipermudah dengan pemanasan, apabila panas diberikan sedikit
demi sedikit, dan pemanasan lambat akan menjamin temperatur lebih merata antara
permukaan dan dalamnya logam. Setelah pemanasan yang diinginkan, pendinginan secara
perlahan-lahan mengubah austenite menjadi pearlite. Ketika pengubahan telah selesai, bahan
yang bebas dari stress bagian dalam dan memiliki kualitas ulet yang tinggi.
PENORMALAN (Normalizing)
Stress yang dibentuk didalam baja karena panas las atau melalui pengerjaan dingin
dapat dinormalkan. Baja yang telah dinormalkan adalah lebih keras daripada baja yang telah
dilunakkan dan mempunyai tegangan tarik yang lebih besar, sedangkan mempertahankan
kondisi tetap lunak dan ulet. Baja karbon tinggi dan beberapa baja paduan meskipun
demikian, menjadi sangat sulit melalui penormalan sehingga tidak dapat dikerjakan dengan
mesin.
Baja dipanaskan sampai sedikit lebih tinggi dari temperatur untuk normalizing
daripada untuk annealing. Waktu yang relatif pendek perlu untuk merubah austenite adalah
semua yang diperlukan untuk normalizing. Pendinginan logam masih dalam udara temperatur
kamar, segera setelah mengeluarkan baja dari dapur, memungkinkan beberapa pearlite
terbentuk. Dingin, sirkulasi udara dapat mengeraskan baja, suatu keadaan yang mudah dikenal
dan dipahami oleh banyak tukang las setelah mempelajari pengerasan baja. Normalizing
3
adalah metode yang digunakan secara memuaskan pada logam-logam yang dikeraskan (work
hardened) atau lelah karena dilas (fatigue-welded) untuk meningkatkan umur yang
diharapkan.
PENGERASAN (Hardening)
Kekerasan dari banyak baja komposisi, tergantung dari bagaimana cepatnya baja
didinginkan setelah dipanaskan. Kekerasan logam akan bervariasi dari permukaannya sampai
ke intinya. Ini tergantung pada lama pencelupan dan metoda yang digunakan. Pendinginan ini
dikenal sebagai pencelupan (quenching), dikerjakan dengan meletakkan logam yang panas
dalam udara, minyak, air atau air garam (brine). Brine adalah larutan garam dan air yang
digunakan dalam tempat air untuk membuat kekerasan lebih merata di seluruh permukaan
bahan.
Pencelupan-udara (Air-quenching)
Pencelupan di dalam udara adalah bentuk pengerasan lunak yang dikenal sebagai
normalizing dan akan disebut beberapa kali nanti, karena pemakaiannya pada pengelasan dan
postheating. Banyak baja paduan tinggi dapat dikeraskan dengan udara untuk sebuah baja alat
potong.
Pencelupan-minyak (Oil-quenching)
Logam yang didinginkan dalam minyak tidak akan banyak berubah seperti logam-
logam yang didinginkan dalam air, karena nilai pencelupan yang lebih lambat dari minyak.
Kekentalan (kemampuan untuk mengalir) dari minyak semestinya membiarkan bebas
perputaran sekitar bahan yang didinginkan. Metoda Oil-quenching dapat digunakan secara
memuaskan pada baja hypereutectoid dan berbagai macam baja paduan rendah untuk
pengerasan penuh.
Pencelupan-air (Water-quenching)
Pada temperatur dibawah 100o F (38o C), air digunakan untuk mencelupkan berbagai
macam baja dari karbon dan karbon menengah, paduan rendah, baja. Sebab pengaruh
pencelupan cepat dari air, baja karbon rendah dapat dikeraskan dengan memuaskan. Pengaruh
pencelupan air bertambah dengan menyemprotkannya pada logam yang dipanaskan atau
memutarkannya seperti logam dicelupkan. Nilai pendinginan dengan minyak dan air seperti
diagram berikut :
4
Nilai pendinginan selama pencelupan.
Menggambarkan untuk besi bulat Ø 1”.
(A) Permukaan logam (B) jalan tengah ke pusat (C)
inti/ pusat logam
5
Prosedur tempering ini dikenal sebagai austempering, memberikan keuletan lebih besar dan
ketegapan (toughness) baja dengan sedikit perubahan.
Martempering berarti pencelupan dalam garam cair pada temperature diatas titik
dimana martensite membentuk. Bilamana temperatur merata seluruh logam karena waktu
pencelupan yang lebih lama, struktur martensitic dibentuk. Martempering adalah lebih cepat
dibanding austempering dan lebih memuaskan untuk pengerasan bagian-bagian yang besar/
berat.
6
RANGKUMAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP LOGAM
Proses-proses yang mencakup keseluruhan dapat direview dan disimpulkan untuk
mengatur treatment ini karena seorang tukang las membutuhkannya.
7
Annealing (pelunakan)
Pemanasan dan pendinginan bahan dengan perlahan-lahan untuk menghilangkan stress
seperti dalam postheating dinamakan annealing. Perlakuan ini akan membuat keras, logam-
logam ferro lunak dan oleh karena itu merubah sifat fisik seperti keuletan dan ketegapan. Tipe
bahan dan alasan untuk annealing akan menentukan temperatur dan nilai pendinginan.
Pendinginan lebih lambat, akan menjadikan bahan lebih lunak bila didinginkan. Suatu
petunjuk untuk temperatur pemanasan adalah suatu titik tepat diatas titik kritis. Apabila bahan
dipanaskan ditempatkan dalam abu panas, asbestos atau kapur, pendinginannya diperlambat.
Bahan non-ferrous seperti tembaga tidak perlu dikacaukan dengan ferrous-annealing, karena
hal tersebut dilunakkan, menjadi pemanasan dan pencelupan dalam air pendingin.
Hardening (pengerasan)
Baja-baja dengan kandungan karbon dibawah 0,83% dapat dipanaskan sampai diatas
daerah kritis dan dicelupkan di udara, air atau minyak untuk membentuk martensite,
menghasilkan kekuatan yang tinggi, tahan aus dan keras. Untuk mengembangkan kekerasan
penuh, variasi nilai pendinginan tergantung pada komposisi baja. Baja-baja dibawah 0,3 %C
dapat agak dikeraskan, tapi biasanya tidak untuk dipraktekkan.
8
Tempering (pengurangan kekerasan)
Penarikan, yang dikenal dengan tempering, terjadi setelah pengerasan untuk membuat
bahan keras tegap, lebih baik daripada rapuh. Baja yang dikeraskan dipanaskan sampai
temperatur di bawah temperatur kritis. Pemanasan kembali menguraikan martensite menjadi
suatu susunan (matrix) ferrite dari butiran-butiran iron carbide. Dengan kandungan karbon
lebih rendah didalam baja, ketegapan akan menjadi utama, karena ada kekerasan yang lebih
rendah ketika digunakan temperatur untuk tempering. Postheating suatu las juga melunakkan
logam berbatasan dengan las dan membebaskan tegangan (stress). Pengelasan oxy-acetylene
memberikan area tempering yang lebih besar daripada area las listrik. Biasanya postheating
setelah pengelasan oxy-acetylene tidak diperlukan.
Normalizing (penormalan)
Bahan yang dilas, khususnya dekat area las, dipanaskan diatas daerah kritis dan
dibiarkan dingin dalam udara, akan diperoleh hasil yang bagus, dalam normalizing. Ini
memperbaiki apa yang telah diterangkan sebelumnya sifat-sifat mekanis dengan memperhalus
ukuran butiran.
9
SIFAT MEKANIS LOGAM
Karena sifat mekanis menentukan logam mampu bertahan dari robek atau patah
bilamana diberi beban, hal ini dianggap sebagai sifat-sifat yang paling penting dari pandangan
tukang las.
Brittleness (kerapuhan)
Banyak logam yang akan pecah segera, tanpa pembengkokan ringan, dan dibawah
tegangan rendah, dapat diklasifikasikan sebagai rapuh. Kerapuhan seperti yang didapat dalam
besi tuang, adalah salah satu dari sifat-sifat mekanis, tukang las harus tahu.
Ductility (keuletan)
Logam dengan keuletan yang bagus dapat dirubah bentuk dengan paksa tanpa patah.
Ini membiarkan logam untuk dikerjakan dalam keadaan dingin, dipukul atau dipress menjadi
berbagai macam bentuk.
10
Gbr 2. Suatu contoh keuletan.
Garis putus-putus menunjukkan bentuk
awal dari baja
Salah satu penerapan dimana keuletan dianggap sangat penting adalah pembuat (produksi)
kawat. Disini baja harus ditarik melalui cetakan untuk mengurangi besarnya diameter
berapapun dibutuhkan. Kemampuan baja untuk ditarik melalui cetakan tanpa patah/ pecah
tergantung dari keuletannya.
11
Gbr 4. Bagian-bagian motor baker harus memiliki
banyak sekali tegangan kompresi
12
Toughness (kuat)
Logam juga harus tahan terhadap goncangan tiba-tiba, yaitu suatu sifat yang dikenal
sebagai toughness (kuat/ ketegapan). Toughness kadang-kadang digambarkan dalam kejuruan
las yaitu kebalikan dari kerapuhan dan melibatkan keuletan dan kekuatan. Bilamana baja
diperlakukan dengan metode pengerasan, dipanaskan kembali sampai temperatur dibawah
temperatur kritis, diikuti dengan pendinginan yang dikehendaki, baja menjadi kuat.
Temperatur kritis adalah bahwa temperatur dimana baja berubah densitinya, ukuran
butirannya, kekerasannya, distribusi karbonnya dan daya tahan terhadap korosi; dan menjadi
non magnetic karena reaksi atomnya. Kondisi ini digambarkan lebih penuh nanti didalam bab
lain.
Malleability (kelunakan)
Logam non-ferro seperti aluminium, tembaga, perak dapat dirol menjadi lembaran
yang tipis, kemampuan ini, paling baik menggambarkan sifat mekanik yang lain, dikenal
sebagai malleability. Ini adalah suatu kemampuan logam untuk dibentuk dengan tempa, press,
pengerolan, tanpa adanya pertambahan perhatian khusus berarti dalam perlawanan terhadap
pembentukan.
13
Fatigue dapat dikenal bilamana logam memperlihatkan adanya tanda pecah/ retak, biasanya
ditunjukkan dengan suatu retak yang makin panjang, ditimbulkan oleh stress yang terus-
menerus. Kegagalan baja-baja atau logam lain dari fatigue terjadi pada temperatur biasa.
Pemberian beban yang diulang-ulang menimbulkan stress (tegangan) pada suatu cacat tumbuh
pada titik dimana bahan menjadi lemah dan gagal. Korosi bertindak mempercepat kelelahan,
tetapi tidak bertanggung jawab untuk memulai.
Stress (tekanan)
Ketika logam ditempatkan dibawah stress, logam mungkin bengkok seperti elastis.
Pembengkokan seperti dinamakan elasticity. Apabila logam kembali ke bentuk asalnya bila
stress dilepaskan. Ketika paduan ferro ditekan, pertama-tama mengalami deformasi elastis
dan apabila tekanan ditambah sampai ke tingkat cukup tinggi, logam akan berubah bentuk
seperti plastik. Penambahan temperatur akan menurunkan nilai tekanan untuk merubah bentuk
logam ini. Batas elastik adalah titik tekanan maksimum yang tidak akan menyebabkan
deformasi permanen dan membiarkan logam kembali pada bentuk aslinya.
14
Gbr 8. Batas elastis ditunjukkan pada suatu
batang baja
(A) Gaya yang diberikan pada batang
baja
(B) Gaya dilepas – batang kembali pada
bentuk asalnya sebab batas elastis
belum dilampaui
(C) Gaya dilepas – batang tidak kembali
ke bentuk asalnya karena gaya
melampaui batas elastis bahan
Tegangan tarik dan kekerasan adalah hanya dua sifat mekanik yang sejak awal ahli teknik
menggunakan dalam perencanaan untuk keselamatan. Sebagaimana tenaga mekanik
bertambah, pemisahan bahan yang mengalami tambahan beban setelah penambahan waktu
yang digunakan. Ini menjadi dikenal sebagai kelelahan (fatigue), yang masa kini nilainya 90%
dari semua uraian mekanik. Karena itu tegangan fatigue logam menjadi salah satu dari sifat
mekanik yang paling penting dihadapi tukang las modern.
Semua logam dan paduan akan mengalami creep (timbul pelan-pelan) apabila
ditundukkan kepada tegangan (stress) pada temperatur minimum tertentu, tentunya ilmu
pengetahuan sifat ini juga penting. Saat ini, tegangan tinggi, dikombinasi dengan temperatur
tinggi, sedang meningkat di banyak industri. Mempelajari pengetahuan untuk mencari bahan-
15
bahan baru yang dapat bertahan pada tegangan (stress) yang diperlukan pada temperatur
dikehendaki, oleh karena itu efisiensi meningkat, menjadi penting. Umur perjalanan ruang
angkasa membuat sifat creep seperti penting untuk tukang las masa datang sebagai fatigue
bagi ahli teknik sebelum mesin uap. Semua sifat-sifat ini akan diikuti secara periodik, untuk
menjelaskan kesesuaian logam dan paduannya selama pengelasan.
16