Anda di halaman 1dari 7

Tabel Periodik merupakan sebuah tampilan dari unsur-unsur kimia dalam bentuk

tabel. Unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan nomor atom (jumlah proton dalam inti
atom), konfigurasi elektron, dan keberulangan sifat kimia.

Tak hanya satu, tabel juga terbagi menjadi empat blok: Blok -s, -p, -d, dan -f. Umumnya
dalam satu periode (baris) yang ada di sebelah kiri bersifat logam, sedangkan sebelah kanan
sifatnya Non-Logam.

“Baris yang ada pada tabel dinamakan periode, sedangkan kolomnya disebut sebagai
golongan. Enam golongan (kolom) memiliki nama selain nomor, misal: Unsur golongan 17
yaitu halogen, dan golongan 18 itu gas mulia.

Tabel periodik bisa dipakai untuk menurunkan hubungan antara sifat-sifat unsur, dan
memperkirakan sifat unsur baru yang belum ditemukan atau disintesis. Tabel periodik
memberikan bagan kerja guna melakukan anlisis perilaku kimia, dan banyak dipakai dalam
bidang kiia serta ilmu lainnya”.

1. Tiap-tiap unsur terdapat dalam satu kotak yang berisikan nomor atom, lambang unsur,
serta nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke kanan berdasarkan
kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan vertikal
(golongan). Tiap periode diberi nomor dari 1 sampai 7 dan setiap golongan diberi
nomor 1 sampai 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem IUPAC baru, tiapgolongan
diberi nomor 1 sampai 18 tanpa huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu golongan
yang sama pada tabel periodeik akan mempunyai kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A – 8A (golongan 1-2, 13-18) adalah unsur golongan utama.
Unsur-unsur golongan 1B – 8B (golongan 3-12) adalah unsur logam transisi. Dua
deret unsur pada bagian bawah, yaitu lanthanida dan aktinida, dinamakan unsur
logam transisi dalam.

Sifat-sifat Pada Sistem Periodik Unsur

Sifat Loagam

Unsur logam mempunyai beberapa sifat di antaranya: Konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron terhadap
unsur Non-Logam.

Sedangkan unsur Non-Logam mempunyai sifat: Nonkonduktor panas dan listrik, tidak dapat
ditempah dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar, lebih dominan
menerima elektron dari unsur logam.

Unsur-unsur metaloid mempunyai beragam sifat seperti logam dan juga N0n-Logam. Sifat
logam semakin berkurang dari arah kiri ke kanan dan dari bawah ke atas sistem periodik
unsur, terkecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada pada “tangga” yang membatasi
unsur-unsur logam dan Non-Logam.

Jari-jari Atom

Jari-jari atom yaitu setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar atau
dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom
cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu jangka
waktu, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung kian kecil, sebagaimana pertambahan
bobot inti efektif.

Energi Ionisasi

Daya ionisasi merupakan tenaga yang diperlukan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
guna melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang.

Dalam satu jangka waktu, dari kiri ke kanan, tenaga ionisasi pertama cenderung kian besar,
sebagaimana pertambahan bobot inti tepat sasaran sehingga tarikan oleh inti bertambah.

Jari-jari Ion

Jari-jari ion merupakan jari-jari dari kation atau anion yang dihitung menurut jarak antara dua
inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion berbobot positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.

Anion (ion berbeban negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral sehingga
tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom netralnya.
Dalam satu kelompok pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion berbobot
sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam jangka waktu, pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron
sama dan konfigurasi elektron sama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10
elektron), semakin besar muatan kation karenanya kian kecil jari-jari ion, tapi semakin besar
muatan anion karenanya semakin besar jari-jari ion.

Afinitas Elektron

Afinitas elektron yakni kuantitas perubahan energi saat sebuah atom atau ion dalam fase gas
menerima sebuah elektron. Sekiranya kuantitas perubahan kekuatan bertanda positif, terjadi
absorpsi tenaga, walaupun jika bertanda negatif, terjadi pelepasan kekuatan.

Semakin negatif poin afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada
tabel periodik faktor, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan
banyak pengecualian.

Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, hingga golongan 7A, afinitas elektron cenderung kian
besar, dengan banyak pengecualian.

Elektronegativitas

Elektronegativitas ialah ukuran kesanggupan suatu atom dalam sebuah molekul (situasi
berikatan) untuk menarik elektron kepadanya. Kian besar elektronegativitas, kian mudah
atom hal yang demikian menarik elektron kepadanya sendiri.

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, elektronegativitas cenderung semakin kecil. Dalam
satu periode, dari kiri ke kanan, elektronegativitas cenderung kian besar.
Sistem kristal di kelompokkan menjadi 7 sistem, antara lain:

1. Isometrik

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 jumlah sumbu ada 3


 Axial ratio a=b=c
 sudut alfa=beta=gamma=90

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 tetoidal
 gyroidal
 diploida
 hextetrahedral
 hexoctahedral

Contoh mineralnya antara lain: emas, pirit, galena, halite, fluorite.

2. Tetragonal

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 jumlah sumbu ada 3


 Axial ratio a=b (tidak = c)
 sudut alfa=beta=gamma=90

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 piramid
 Bipiramid
 Ditetragonal Piramid
 Ditetragonal Bipiramid
 Bisfenoid
 Trapezohedral
 Skalenohedral

Contoh mineralnya antara lain: rutile, autunite, pyrolusite, leusite, scapolite.

3. Hexagonal

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 Jumlah sumbu ada 4


 a=b=d (tidak = c)
 sudut alfa=beta=90 dan gama=120

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Hexagonal Piramid
 Hexagonal Bipiramid
 Dihexagonal piramid
 Dihexagonal Bipiramid
 Trigonal Bipiramid
 Ditrigonal Bipiramid
 Hexagonal Trapezohedral

Contoh mineralnya antara lain: dolomite, apatite.

4. Trigonal

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 Jumlah sumbu ada 4


 a=b=d (tidak = c)
 sudut alfa=beta=90 dan gama=120

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Trigonal Piramid
 Trigonal Trapezohedral
 Ditrigonal Piramid
 Ditrigonal Skalenohedral
 Rombohedral

Contoh mineralnya antara lain: tourmaline, cinnabar.

5. Orthorombik

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 Jumlah sumbu ada 3


 a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
 sudut alfa=beta=gama=90

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Bisfenoid
 Piramid
 Bipiramid

Contoh mineralnya antara lain: stibnite, chrysoberyl, aragonite, witherite.

6. Monoklin

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 Jumlah sumbu ada 3


 a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
 sudut alfa=beta=90 tidak = gama

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Sfenoid
 Doma
 Prisma

Contoh mineralnya antara lain: azurite, mlachite, colemanit, gypsum, epidot.

7. Triklin

Ciri-cirinya sebagai berikut:

 Jumlah sumbu ada 3


 a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
 sudut “alfa” tidak sama dengan “beta” tidak sama dengan “gama” tidak sama dengan
90

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Pediol
 Pinakoidal

Contoh mineralnya antara lain: albite, anortite, labradorite, kaolinite, microcline,


anorthoclase.

Anda mungkin juga menyukai