Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR

Rahmi Nur Laeli

Sifat
Keperiodikan
Unsur

Kelas X
Kimia
SMA/MA
Sistem Periodik Unsur
Setelah banyak unsur yang ditemukan oleh para ahli dari masa ke masa, para ahli
memikirkan cara bagaimana agar unsur-unsur tersebut mudah untuk dipelajari, sehingga para
ahli berusaha untuk membuat pengelompokan unsur-unsur sehingga bisa tertata rapi dan
mudah untuk dipelajari. Perkembangan pengelompokan unsur terjadi dari masa ke masa yang
dikemukakan oleh para ahli dan akhirnya diperoleh pengelompokan yang sesuai yang saat ini
kita kenal dengan nama “Sistem Periodik Unsur”.
Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur
Setelah banyak unsur yang ditemukan, para ahli berusaha untuk mengelompokkan
unsur-unsur tersebut sesuai dengan sifat-sifatnya agar mudah untuk dipelajari, namun terjadi
berbagai perubahan dalam pengelompokan unsur, karena pengelompokan terdahulu dirasa
masih kurang sesuai dan sangat sederhana. Sehingga terjadi perkembangan pengelompokan
unsur dari masa ke masa sampai diperoleh pengelompokan yang sesuai dan kompleks
sehingga unsur-unsur dapat tertata rapi dan mudah untuk dipelajari sesuai dengan sifat-sifat
unsur tersebut. Berikut ini merupakan perkembangan sistem periodik unsur dari masa ke
masa sampai dengan sistem periodik unsur seperti yang kita kenal saat ini.
a. Pengelompokan Logam dan Non Logam
Pengelompokkan Logam dan non logam dikemukakan oleh Antoine Lavoisier,
seorang ilmuwan Perancis pada tahun 1789. Pengelompokan unsur oleh Lavoisier didasarkan
atas dasar sifat fisik unsur, seperti kekerasan, kelenturan dan mengkilap atau tidak. Dia
mengelompokkan unsur menjadi dua kelompok, yaitu sebagai logam dan non logam. Unsur
pengelompokan logam pertama yang dia diklasifikasikan adalah natrium (Na) dan timah (Sn).
b. Triade Dobereiner
Dikemukakan oleh Johann Wolfgang Dobereiner, seorang ilmuwan Jerman pada
tahun 1829. Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat dan
kenaikan massa atom relatifnya. Ketika ada 3 unsur disusun berdasarkan urutan kenaikan
massa atomnya, maka massa rata-rata atom unsur kedua merupakan massa rata-rata dari
unsur pertama dan ketiga. Ketiga unsur yang demikian oleh Dobereiner disebut sebagai
“triade”.

1
Tabel 1 Contoh Pengelompokan Sifat Unsur

Unsur Massa Atom Massa Rata-Rata Atom

Lithium 7

7+39
Natrium 23 Massa rata-rata Na = 2
=23

Kalium 39

Kalsium 40

40+137
Stronsium 88 Massa rata-rata Sr = 2
= 88,5

Barium 137

Pengelompokan Triade Dobereiner ini memiliki kelebihan, yaitu unsur-unsur yang


berada dalam satu triade sudah menunjukkan kemiripan sifat. Namun terdapat kekurangan
pada pengelompokan unsur ini yaitu karena tidak semua unsur-unsur dapat menunjukkan
triade tertentu, contohnya F, Cl, Br dan apabila massa atom F ditambah massa atom Br
kemudian dibagi 2 maka tidak sama dengan massa atom Cl. Sehingga pengelompokan model
Triade kurang efisien untuk digunakan.

c. Hukum Oktaf Newlands


Hukum Oktaf Newlands dikemukakan oleh John Newlands, seorang ilmuwan Inggris
Pada tahun 1866. Newlands mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat dan
kenaikan massa atom (Ar). Dia mulai mengelompokkan unsur dari yang memiliki massa
atom terendah, yaitu hidrogen dan berakhir di
thorium yang merupakan unsur ke-56.
Newlands menemukan pola bahwa setiap
unsur 1 memiliki sifat yang mirip dengan yang
ke-8, unsur ke-2 memiliki sifat yang mirip
dengan yang ke-9 dan seterusnya. Dia
membandingkan pola ini dengan oktaf yang
ditemukan dalam tangga nada musik. Karena itu,
ia menyebutnya teorinya dengan ‘Hukum Oktaf’.

2
Tabel 2 Pengelompokan Sifat Unsur Hukum Oktaf

d. Sistem Periodik Mendeleev


Sistem periodik mendeleev dikemukakan oleh Dmitri Mendeleev, seorang ilmuwan
Rusia Pada tahun 1869. Dmitri Mendeleev dan Lothar Meyer menyusun sistem periodik
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Dmitri Mendeleev adalah orang pertama yang
menyusun tabel sistem periodik unsur. Lajur vertikal disebut golongan dan lajur horizontal
disebut periode. Golongan menurut sistem
periodik Mendeleev ditentukan oleh kemiripan
sifat unsur, sedangkan periode ditentukan oleh
kenaikan massa atom relatif (Ar). Sistem periodik
Mendeleev terdiri atas 12 periode dan 8
golongan. Sistem Periodik Mendeleev disebut
juga sistem periodik bentuk pendek.

Tabel 3 Sistem Periodik Mendeleev (Sumber: Brown & Le May, 1977)

3
e. Sistem Periodik Modern
Sistem periodik modern dikemukakan oleh Henry Moseley, seorang fisikawan Inggris
Pada tahun 1913. Sistem periodik modern disusun berdasarkan kemiripan sifat dan kenaikan
nomor atom (jumlah proton). Tabel Periodik Modern memiliki 18 kolom vertikal yang
dikenal sebagai golongan dan 7 baris horizontal yang dikenal sebagai periode. Sistem
periodik modern disebut juga sistem periodik bentuk panjang.

Gambar 1 Sistem Periodik Modern


(sumber: tirto.id)
● Pada periode, unsur-unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada
konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama. Sehingga dapat dikatakan
bahwa:
Nomor Periode = Jumlah Kulit
● Pada golongan, unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai elektron
valensi (elektron kulit terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka unsur-unsur
tersebut terletak pada golongan yang sama (golongan utama/A).Sehingga dapat
dikatakan bahwa:
Nomor golongan = jumlah elektron valensi

4
Tabel 4 Nama-Nama Golongan pada Sistem Periodik Modern.

Golongan Nama Golongan Jumlah Elektron


Utama Valensi

IA Alkali 1

IIA Alkali tanah 2

IIIA Boron 3

IVA Karbon 4

VA Nitrogen 5

VIA Oksigen 6

VIIA Halogen 7

VIIIA Gas Mulia 8

Sifat-Sifat Periodik Unsur


Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat unsur yang berubah secara periodik
(beraturan) sesuai bertambahnya nomor atom. Sifat keperiodikan tersebut meliputi: jari-jari
atom, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, titik didih dan titik didih,
kereaktifan, sifat logam atau non logam.
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak nukleus (inti atom) dengan elektron yang terjauh atau
kulit terluar pada konfigurasi elektron.
Pada suatu keperiodikan, bagi unsur-unsur yang berada pada satu golongan,
jari-jari atom dari atas ke bawah semakin besar, karena jumlah kulit atom semakin
banyak. Sedangkan pada suatu periode, jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin
kecil, karena makin ke kanan muatan intinya semakin besar sehingga gaya tarik inti
makin kuat. Akibatnya elektron makin tertarik ke inti, maka jari-jari atom semakin kecil.
Terdapat juga jari-jari ion, yaitu jarak inti atom dengan elektron terjauh dalam
konfigurasi elektron ion unsur. Terdapat dua ion, yaitu ion positif atau kation dan ion
negatif atau anion. Jari-jari ion positif lebih kecil daripada jari-jari atomnya karena atom

5
netral memiliki jumlah kulit yang lebih banyak daripada ion positif. Contoh jari-jari ion
positif adalah 20Ca2+ yang jari-jarinya lebih besar daripada 20Ca.
■ Ca2+ = 2 8 8 (memiliki 3 kulit)
20

■ Ca = 2 8 8 2 (memiliki 4 kulit)
20

Sedangkan pada ion negatif atau anion, jari-jari ion negatif lebih besar daripada
jari-jari atomnya. Pada ion negatif jumlah kulit atom sama banyak, gaya tarik inti sama
kuat, tetapi pada ion negatif jumlah elektron pada kulit paling luar lebih banyak sehingga
gaya tolak elektron lebih kuat sehingga akan menjauh dari inti atom dan menyebabkan
jari-jari ion negatif lebih besar. Contoh jari-jari ion negatif:
Jari-jari ion 16S2- > 16S
S2- = 2 8 8 (memiliki 3 kulit)
16

S = 2 8 6 (memiliki 3 kulit)
16

Catatan :
■ Jari-jari atom paling besar berada di sebelah kiri paling bawah dalam sistem
periodik (golongan IA paling bawah).
■ Jari-jari ion positif selalu lebih kecil dari jari-jari atom netralnya.
■ Jari-jari ion negatif selalu lebih besar dari jari-jari atom netralnya.

2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan oleh atom atau ion fase gas
untuk melepas 1 elektron paling luar. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan
kJ.mol-1.
Keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut :
■ Golongan : dari atas ke bawah semakin kecil, karena jari-jari atom semakin besar
sehingga gaya tarik elektron terhadap inti makin lemah, sehingga mengakibatkan
energi ionisasi makin lemah.
■ Periode : dari kiri ke kanan semakin besar, karena jari-jari atom semakin kecil,
muatan intinya semakin besar sehingga gaya tarik inti makin kuat. Akibatnya
elektron makin sulit lepas, mengakibatkan energi ionisasi semakin besar.
Ada beberapa penyimpangan yang perlu diperhatikan pada keperiodikan energi
ionisasi. Golongan IIA, VA, dan VIIIA ternyata mempunyai energi ionisasi yang
sangat besar, bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah kanannya,
yaitu IIIA dan VIA. Hal ini terjadi karena unsur-unsur golongan IIA, VA, dan VIIIA

6
mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, sehingga energi yang dibutuhkan
untuk melepas elektron cukup besar, sehingga elektron sukar dilepaskan.
- Golongan IIA dan IIIA
Mg : 1s2 2s2 2p6 3s2 → (lebih stabil)
12

Al : 1s2 2s2 2p6 3s2 2p1


13

- Golongan VA dan VIA


P : 1s 2 2s2 2p6 3s2 2p3 → (lebih stabil)
15

S : 1s2 2s2 2p6 3s2 2p4


16

Catatan :
■ Energi ionisasi paling besar berada di sebelah kanan paling atas dalam sistem
periodik (golongan VIIIA/gas mulia paling atas).
■ Dalam penulisan reaksi ionisasi, atom atau ion harus dalam fase gas.
■ Semua reaksi ionisasi termasuk reaksi endoterm (membutuhkan energi).

3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron merupakan energi yang diperlukan atau dilepas oleh atom atau
ion fase gas untuk menerima 1 elektron. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ
mol-1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai
kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar
kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion
negatif). Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:
■ Dalam satu golongan, dari atas ke bawah semakin kecil, karena jari-jari atom
semakin besar sehingga gaya tarik elektron terhadap inti terhadap elektron yang
diikat semakin lemah.
■ Dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin besar, karena jari-jari atom
semakin kecil, muatan intinya semakin besar sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron yang diikat semakin kuat.
Catatan :
■ Afinitas elektron paling besar berada di sebelah kanan atas (golongan VIIA).
■ Umumnya afinitas elektron terjadi pelepasan energi (afinitas bernilai negatif)
tetapi ada pengecualian pada golongan IIA (alkali tanah) dan VIIIA (gas mulia)
dimana afinitas elektron terjadi penyerapan energi (afinitas bernilai positif)
dikarenakan konfigurasi elektron sudah stabil sehingga sulit menerima elektron.

7
■ Semakin negatif nilai afinitas elektronnya maka makin mudah membentuk ion
negatif.
■ Afinitas elektron dapat berupa reaksi eksoterm atau endoterm.

4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menyatakan tendensi atau
kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan
kimia. Keperiodikan Keelektronegatifan sebagai berikut :
■ Golongan : dari atas ke bawah semakin kecil, karena jari-jari atom semakin
besar, gaya tarik inti semakin lemah maka akan semakin mudah melepas elektron
(ion positif).
■ Periode : dari kiri ke kanan semakin besar, karena jari-jari atom semakin kecil,
gaya tarik inti semakin kuat maka akan semakin mudah menangkap elektron (ion
negatif).
Contoh keelektronegatifan :
Sebuah senyawa kovalen HCl terbentuk dari atom H (keelektronegatifan = 2,1) dan atom
Cl (keelektronegatifan = 3.0), manakah atom yang menarik elektron lebih kuat ?
Pembahasan :
Karena keelektronegatifan atom Cl lebih besar dibanding atom H, maka atom Cl lebih
kuat menarik elektron ke pihaknya akibatnya Cl akan bermuatan negatif dan atom H
bermuatan positif.
Catatan :
■ Keelektronegatifan paling besar berada di sebelah kanan atas (golongan
VIIA/halogen).
■ Keelektronegatifan bukan berupa energi tapi hanya berupa bilangan saja.

5. Titik Leleh dan Titik Didih


Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut:
■ Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki
oleh unsur golongan VIIIA.
■ Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur
golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah;
unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.

8
6. Kereaktifan
Kereaktifan adalah kemudahan suatu unsur untuk bereaksi. Unsur logam akan
semakin reaktif jika semakin mudah melepas elektron, sedangkan unsur non logam
akan semakin reaktif jika semakin mudah menangkap elektron.
Keperiodikan kereaktifan sebagai berikut :
■ Unsur logam semakin reaktif terletak pada golongan IA paling bawah, karena
semakin panjang jari-jari maka semakin mudah melepas elektron.
■ Unsur non logam makin reaktif terletak pada golongan VIIA paling atas, karena
semakin kecil jari-jari maka semakin mudah menangkap elektron.

7. Sifat Logam dan Non Logam


Sifat logam sangat dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas
elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi.
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-unsur logam cenderung melepaskan elektron
(memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur non logam cenderung
menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat
logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
● Dalam satu golongan, makin ke bawah sifat logam bertambah, sifat non logam
berkurang.
● Dalam satu periode, makin kekanan sifat logam berkurang, sifat non logam
bertambah.

Gambar 2 Sifat-sifat periodik unsur

(sumber: www.urip.info)

9
Beberapa Golongan Unsur dalam Sistem Periodik
1. Golongan VIII A (Gas Mulia)

Unsur-unsur nya terdiri dari: helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr),
Xenon (Xe), dan radon (Ra). Supaya lebih mudah diingat disingkat: Heboh (He) Negara
(Ne) Arab (Ar) Karena (Kr) Xerangan (Xe) Ranjau (Rn). Disebut gas mulia karena unsur
nya berupa gas yang stabil dan sangat sukar bereaksi dengan unsur lain. Unsur gas mulia
di alam ditemukan sebagai gas monoatomik (atom-atomnya berdiri sendiri). Ini
disebabkan kulit terluarnya sudah terisi penuh. Kulit terluar yang terisi penuh
menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian, kripton, xenon, dan radon dipaksa
bereaksi dengan beberapa unsur. Gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang
sangat rendah, titik didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya.

2. Golongan VII A (Halogen)

Unsur-unsur golongan VII A ialah kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif.
Setiap unsur halogen bereaksi dengan tipe yang sama, walaupun kereaktifannya berbeda.
Terdiri dari Fluorida (F), Klorida (Cl), Bromida (Br), Iodida (I), At. Disingkat: Fuji (F)
Colour (Cl) Berlian (Br) Intan (I) Permata (At). Halogen dengan logam membentuk
garam. Contohnya NaF, NaCl, NaBr, dan NaI. Oleh sebab itu, unsur golongan VII A
disebut halogen yang memiliki arti pembentuk garam. Kereaktifan unsur halogen dari F
ke I berkurang. Semua unsur halogen berupa molekul diatomik (F2, Cl2, Br2, I2),
bewarna, bersifat racun. F berwarna kuning muda, Cl hijau muda, Br merah, dan uap
iodin ungu (iodin padat hitam).

3. Golongan 1 A (Logam Alkali)

Unsur-unsur golongan alkali kecuali hidrogen disebut logam alkali. Karena unsur
tersebut dapat membentuk basa yang larut dalam air. Semua logam alkali tergolong
logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus, dapat diiris dengan pisau), ringan (
massa jenis Li, Na, dan K kurang dari 1 g/cm3). Logam alkali memiliki 1 elektron valensi
yang mudah lepas sehingga merupakan kelompok logam yang paling aktif, dapat
terbakar di udara, dan bereaksi hebat dengan air. Kereaktifan logam alkali bertambah dari
litium ke fransium.

10
4. Golongan II A (Logam Alkali Tanah)

Unsur-unsur golongan II A disebut logam alkali tanah. Karena dapat membentuk


basa, tetapi senyawa-senyawanya kurang larut dalam air. Unsur meliputi: Beryllium (Be),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra). Disingkat:
Bebek (Be) Mangan (Mg) Cacing (Ca) Seret (Sr) Banget (Ba) Rasane (Ra). Umumnya
ditemukan dalam bentuk senyawa berupa endapan dalam tanah. Logam alkali tanah juga
tergolong logam aktif, tetapi kereaktifannya kurang dibandingkan alkali seperiode, dan
hanya terbakar di udara jika dipanaskan. Kecuali beryllium, logam alkali tanah yang larut
dalam air membentuk basa.

5. Golongan III A (Boron)

Golongan III A tidak sereaktif golongan I A dan II A. Unsur golongan III A


meliputi Boron (B), Aluminium (Al), Gallium (Ga), Indium (In), dan Talium (Ta).
Disingkat: Bahan (B) Aluminium (Al) Galian (Ga) Indonesia (In) Tulen (Ta). Semua
golongan III A bersifat logam kecuali boron yang bersifat metaloid. Potensial reduksi
golongan III A negatif, sehingga lebih bersifat logam dibandingkan hidrogen.

6. Golongan IV A (Karbon)

Golongan IV A terdiri dari Karbon (C), Silikon (Si), Germanium (Ge), Timah
(Sn), Plumbum (Pb). Disingkat: Cah (C) Sing (Si) Gendut (Ge) Seneng (Sn) Plembungan
(Pb).

7. Golongan V A (Nitrogen)

Golongan V A terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor (P), Arsen (As), Antimonium
(Sb), Bismut (Bi). Disingkat: Nana (N) Pulang (P) Asar (As) Sebab (Sb) Bingung (Bi).

8. Golongan VI A (Oksigen)

Golongan VI A terdiri dari Oksigen (O), S, Selenium (Se), Tellurium (Te),


Polonium (Po). Disingkat: Om (O) Saya (S) Senang (Se) Tebang (Te) Pohon (Po).

11
12
2. Perhatikan pernyataan berikut:
1) dari atas kebawah dalam satu golongan energi ionisasi makin kecil
2) dari kiri kekanan dalam satu periode afinitas elektron makin besar
3) dari atas kebawah dalam satu golongan jari-jari atom makin besar
4) dari kiri kekanan dalam satu periode keelektronegatifan makin besar
5) dari kiri kekanan dalam satu periode titik didih makin besar
Pernyataan yang benar sesuai kecenderungan sifat periodik unsur dalam tabel periodik adalah
... .
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 4)
e. 5)

3. Perhatikan wacana berikut:


Keelektronegatifan suatu unsur diukur menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7
sampai 4. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung membentuk ion
negatif sedangkan unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung
membentuk ion positif.
Berdasarkan wacana ini kesimpulan yang dapat dibuat tentang elektronegativitas suatu atom
adalah... .
a. besarnya energi yang dilepaskan apabila atom menangkap sebuah elektron dan
menjadi ion negatif
b. besarnya tendensi untuk menarik elektron dan pembentukan ion negatif
c. besarnya energi yang diperlukan apabila atom melepaskan sebuah elektron dan
menjadi ion positif
d. besarnya tendensi suatu atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia
e. besarnya tendensi suatu atom untuk melepaskan sebuah elektron dalam pembentukan
ion positif.

4. Jika jari-jari atom unsur Li, Na, K, Be dan B secara acak (tidak berurutan) dalam Angstrom
adalah : 2,01 1,57 1,23 0,80 dan 0,89 maka jari-jari atom Li sama dengan ....
a. 2,03
b. 1,57

13
c. 1,23
d. 0,89
e. 0,80

5. Umumnya energi ionisasi tingkat pertama lebih kecil dari pada energi ionisasi tingkat
kedua, ketiga dan seterusnya. Alasan yang paling sesuai tentang fakta ini adalah .. .
a. elektron yang dilepas makin dekat dengan inti atom
b. elektron yang dilepas makin jauh dengan inti atom
c. elektron yang dilepas makin banyak
d. elektron yang dilepas makin tinggi derajat ionisasinya
e. elektron yang ditangkap makin sedikit

Kunci Jawaban
1. A
2. C
3. D
4. C
5. A

14
Referensi
Devi, P. K., Kalsum, S., Masmiani, & Syahrul, H. (2009). Kimia 1: Kelas X SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Harmanto, A. (2009). Kimia 2 untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Irvan, P. (2009). Memahami Kimia 2 : SMA/MA Untuk Kelas XI, Semester 1 dan 2. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendikbud. (2019). e-Modul Kimia. Direktorat Pembinaan SMA - Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan.

Pratana, C.F., (2009). Mari Belajar Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Supardi, K. I., & Luhbandjono, G. (2019). Kimia Dasar I. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

Utami, B. (2009). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan.

15

Anda mungkin juga menyukai