Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Elsa Nur’aini (2119045)


2. Miftahul Rahmi (2119057)
3. Fikrul Arif (2119063)
4. Era Fitri (2119076)

Dosen Pengampu:

Dr. Elvi Rahmi, MA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020/1441 H
KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya sehingga dengan seberkas cahaya nikmat
ilmu yang telah dianugerahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pengembangan Kurikulum yang membahas tentang “Prinsip-Prinsip Pengembangan
Kurikulum” dengan tepat waktu.

Sholawat serta salam kita sampaikan kepada saidina Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya, yakni sang pelopor umat yang sangat berjasa merobah corak
kehidupan umat dari zaman jahiliya menjadi generasi millenial yang berilmu pengetahuan.

Selanjutnya penulis menyampaikan rasa terimah kasih kepada semua pihak yang telah
berjasa membantu memberikan bimbingan, dorongan serta arahan selama penulisan makalah
ini.Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempuranaa makalah ini sangat penulis nantikan.Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bukittinggi, 30 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum...........................................................2
B. Pengertian Prinsip-Prinsip Kurikulum...........................................................3
C. Prinsip Relevansi............................................................................................3
D. Prinsip Integritas...........................................................................................3
E. Prinsip Fleksibilitas.......................................................................................4
F. Prinsip Kontinuitas........................................................................................5
G. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas ..................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum secara umum bisa dikatakan sebagai keseluruhan pengaaman yang akan
disampaikan atau diwariskan kepada peserta didik baik pengalaman pendidikan, moral,
olahraga, kesenian dengan maksud untuk mengembangkan potensi dan merubah tingkah laku
peserta didik menjadi lebih baik sesuai tujuan pendidikan. Kurikulum ditujukan untuk
menantarkan peserta didik pada tingkatan pedidikan, periaku dan intelektual yang diharapkan
membawa peserta didik menjadi sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsa dan
negara.
Kurikulum pendidikan merupakan salah satu komponen pokk pendidikan dan
kurikulum tersebut memiliki komponen-komponen. Salha satunya adanya prinsip-prinsip yan
harus dipegang dalam membuat kurikulum. Penyusunan kurikulum mempunyai landasan
yang kuat dan didasarkan atas pemikiran dan juga penelitian mendalam. Penyusunan
kurikulum yang mengikuti prinsip-prinsip tertentu yang menjadi bingkai supaya tidak keluar
dari tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2. Apa pengertian prinsip-prinsip kurikulum?
3. Bagaimanakah prinsip relevansi?
4. Bagaimanakah prinsip integritas?
5. Bagaimanakah prinsip fleksibilitas?
6. Bagaimanakah prinsip kontinuitas?
7. Bagaimanakah prinsip efisiensi dan efektivitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pengembangan Kurikulum
2. Untuk Mengetahui Pengertian Prinsip-Prinsip Kurikulum
3. Untuk Mengetahui Prinsip Relevansi
4. Untuk Mengetahui Prinsip Integritas
5. Untuk Mengetahui PrinsipFleksibilitas
6. Untuk Mengetahui Prinsip Kontinuitas
7. Untuk mengetahui prinsip dan efiensi dan efek

ii
BAB II

PEMBAHASAN

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Dalam kamus bahasa Indonesia kata ”pengembangan” secara etimologi berarti


proses atau cara dan perbuatan mengembangkan 1. Secara istilah, kata pengembagan
menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana
selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara terus
dilakukan.2
Pendapat Ahmad dan kawan-kawannya dalam buku ”Pengembangan Kurikulum”
mengatakan pengembangan kurikulum adalah suatu proses merencanakan, menghasilkan
suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan dengan hasil penialaian terhadap kurikulum
yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik.
Dengan kata lain, pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilakan
kurikulum baru melalui langkah-langkah penyususnan kurikulum atas dasar hasil
penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu.3
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum sekolah, lalu diaplikasikan ke dalam kelas4. Sebagai wujud proses belajar
mengajar yang disertai dengan penilaian - penilaian terhadap kegiatan tersebut, sebagai
langkah penyempurnaan sehingga memperoleh hasil yang lebih baik dan bagus.
Pengertian pengembangan di atas, berlaku juga dalam kajian “kurikulum”,
kegiatan pengembangan kurikulum meliputi penyusunan kurikulum itu sendiri,
pelaksanaan diikuti dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan yang dilakukan
terhadap komponen - komponen tertentu dari kurikulum tersebut atas dasar hasil
penilaian.

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 538
2
Hendayat Sutopo, Westy Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi Problem
3
HM. Ahmad dkk, Pengembangan Kurikulum di Perguruan Tinggi (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 64.
4
A. Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum (Surabaya: Bina ilmu, 1993), 33

2
B. Pengertian Prinsip Kurikulum

Prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian ini tersirat makna
bahwa prinsip mengacu pada hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki
sifat mengatur dan mengarahakan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada
situasi kondisi yang serupa. Pengertian dan makna prinsip ini menunjukkan prinsip itu
memiliki fungsi yang penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dengan
pemahaman suatu prinsip, orang bisa menjadikan sesuatu lebih efektif dan efisien. Prinsip
juga mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu, baik dalam dimensi proses maupun
dimensi hasil, dan bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main yang harus diikuti
untuk mencapai tujuan secara benar.
Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan kualitas
sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurikulum sekolah juga
memiliki koherensi yang dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah atau tujuan
pendidikan1. Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti
dan fungsi prinsip-prinsip penggembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan
kurikulum (curiculum planning). Prinsip- prinsip tersebut menggambarkan ciri dan hakikat
kurikulum.

C. Prinsip Relevansi

Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau
keserasian pendidikan dengan tuntunan kehidupan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang
relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna atau fungsional bagi
kehidupan. 2
Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat ditinjau dalam tiga aspek:
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik.
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
3) Relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
4) Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
Relevansi mempunyai kedekatan hubungan sesuatu dengan apa yang terjadi.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlu kesesuaian antara program
pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Pendidikan dikatakan relevan bila

1
Baharun, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik.
2
. Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
Rosdakarya, 2009), hlm. 168.

3
hasil yang diperoleh berguna bagi kehidupan seseorang.1
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki dalam program kurikulum :2
a. Relevansi keluar, yaitu :
- Kesesuaianatas keserasian antara pendidikan dengan lingkungan hidup
siswa
- Kesesuaian antara pendidikan dengan kehidupan anak didik disaat sekarang dan
yang akan datang.
- Kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan dunia kerjanya bagi siswa.
- Kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.3

b. Relevansi ke dalam, yaitu :


Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum. yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan
kurikulum.

D. Prinsip integritas
Integritas adalah keterpaduan, maksudnya pengembangan kurikulum harus dilakukan
dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini menekankan kurikulum harus
dirancang mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated. Artinya, manusia
berkemampuan selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya, Mampu menjawab berbagai
persoalan yang dihadapi dalam kehidupan. Karena itu kurikulum harus mengembangkan
berbagai keterampilan hidup.
Keterampilan atau kecakapan hidup (life skills) merupakan keterampilan yang dimiliki
seseorang untuk mau dan berani menghadapi masalah hidup dan kehidupan secara wajar
tanpa merasa tertekan, dan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan
solusi pemecahan dan mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupan.

1
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 179.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
150.
3
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 49.

3
E. Prinsip fleksibilitas

Fleksibelitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang memberikan
kebebasan dalam bertindak. Di dalam kurikulum, fleksibelitas dapat di bagi menjadi dua
macam, yakni:1

1) Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan

Merupakan bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan,


rogram spesialisasi, ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih
anak didik atas dasar kemampuan dan minatnya.

2) Fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran

Yaitu memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengembangkan sendiri


program- program pengajaran dengan berpatokan pada tujuan dan bahan pengajaran didalam
kurikulum yang masih bersifat umum.
Dalam prinsip fleksibilitas kurikulum hendaknya mempunyai kelenturan yang baik
adalah kurikulum yang berisi hal-hal solid, tetapi dalam pelaksaannya memungkinkah
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, wkatu, kemampuan dan latar
belakang anak. Kurikulum mempersiapkan peserta didik untuk masa sekarang dan masa yang
akan datang. Kurikulum tetap fleksibel dilaksanakan ditempat manapun, bahkan bagi anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.

F. Prinsip kontinuitas

Kontinuitas berarti kesinambungan. Maksudnya Perkembangan dan proses belajar


anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau tidak berhenti-
henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan
pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara serempak bersama-sama,
perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pengembang kurikulum sekolah
dasar dengan SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi2.
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya

1
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, 182.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,151.

5
saling terkait antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi.
Minimal ada dua kesinambungan dalam pengembangan kurikulum ini:1
a. Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah:

1) Bahan pelajaran (subject matters) yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat
pendidikan sebelumnya atau di bawahnya.
2) Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah
tidak harus diajarkan lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga
terhindar dari tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam proses belajar
mengajar.
b. Kesinambungan di antara berbagai bidang studi:
Kesinambungan di antara berbagai bidang studi menunjukkan pengembangan
kurikulum harus memperhatikan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang
lainnya.

1) Misalnya, untuk mengubah angka temperatur dari skala Celcius ke skala


Fahrenheit dalam IPA diperlukan keterampilan dalam pengalian pecahan.
Karenanya, pelajaran mengenai bilangan pecahan tersebut hendaknya sudah
diberikan sebelum anak didik mempelajari cara mengubah temperatur itu.
G. Prinsip efisiensi dan efektivitas
1. Efisiensi atau Praktis

Yang dimaksud dengan praktis yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat


sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efesiensi. Walaupun
bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan
yang khusus dan biaya yang mahal, maka kurikulum itu tidak praktis dan sulit
dilaksanakan.2 Prinsip efisiensi sering kali disamakan dengan prinsip ekonomi, yang
berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilya akan dicapai
hasil yang

1
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, 182.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,151.

6
memuaskan. Efesiensi pada proses belajar mengajar akan tercipta, jika usaha, biaya,
waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran optimal dan
hasilnya bisa seoptimal mungkin, tentu dengan pertimbangan yang rasional dan wajar.1
Dalam pengembangan kurikulum, prinsip efisiensi harus mendapat perhatian
termasuk efisiensi segi waktu, tenaga, peralatan dan biaya. Efisiensi waktu perlu
direncanakan dalam kegiatan belajar siswa agar tidak banyak membuang waktu di
sekolah. Efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan perlu ditetapkan seperti jumlah
minimal siswa yang harus dipenuhi oleh sekolah dan menentukan jumlah guru yang
dibutuhkan. Dengan diterapkannya efisiensi yang diatas diharapkan tercapainya efisiensi
dalam pembiayaan pendidikan.2
2. Efektivitas
Efektifitas yaitu hal-hal yang berkenaan dengan sejumlah apa yang direncanakan
atau diinginkan dapat dilaksanakan dan dicapainya.3Dalam kaitannya dengan pelaksanaan
program pendidikan dan proses belajar mengajar yaitu berkenaan dengan masalah
efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar siswa. Efektifitas mengajar guru
berkaitan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik.
Efektifitas belajar siswa, berkaitan dengan sejauh mana tujuan - tujuan pelajaran
yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.4Efektifitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempunyai
keterkaitan erat antara guru dan siswa, jika cacat salah satunya maka akan membuat
terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan.

1
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,181.
2
A. Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum (Pasuruan: Garuda Buana Indah, 1993), 51.
3
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 51.
4
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, op.cit

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum, pelaksanaan disekolah-
sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif dan penyempurnaan-penyempurnaan
yang dilakukan terhadap komponen-komponen tertentu atas dasar hasil penilaian. Prinsi
pengembangan kurikulum yaitu asas, dasar, keyakinan dan pendirian. Merujuk pada hal yang
sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, sifat mengatur dan mengarahkan. Prinsip
relevansi yaitu sebagai kesesuian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan.

Prinsip integritas yaitu menekankan bahwa kurikulum harus dirancang untuk


membentuk manusia yang utuh. Prinsip fleksibilitas berarti tidak kaku dan ada semacam
runag gerak yang memberikan kebebasan dalam nertindak. Prinsip kontinuitas yaitu saling
berhubungan antara beberapa tingkat pendidika, jenis-jenis pendidikan dan bidang studi.
Prinsip efisiensi atau praktis yaitu mudah dilaksanakan menggunakan alat-alat sederhana dan
biaya yang murah. Prinsip efektivitas yaitu kurikulum selalu beriontasi pada tujuan tertentu
yang ingin dicapai.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai media untuk memahami lebih dalam
lagi tentang prisip-prinsip pengembangan kurikulum dan sebagai pedoman yang bersifat utuk
menambah wawasan pengetahuan, serta jadikan sebagai acuan pemahaman yang lebih dalam
sebagai wadah untuk menampung ilmu pengetahuan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2007).
Sutopo Hendayat, Westy Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai
Substansi Problem.
Ahmad HM dkk, Pengembangan Kurikulum di Perguruan Tinggi (Bandung: Pustaka Setia,
1998).
Hamid H Syarif, Pengembangan Kurikulum (Surabaya: Bina ilmu, 1993).
Baharun, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik.
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum,
(Bandung: Rosdakarya, 2009).
Idi Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010).
Syaodih Nana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008).
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai