id
SKRIPSI
Oleh :
Fitri Setianingsih
H 0107050
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Oleh :
Fitri Setianingsih
H 0107050
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Dosis
Pupuk Organik Granul dan Macam Pupuk Daun Cair Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)”. Skripsi ini disusun dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas
Pertanian UNS.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
UNS.
2. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Ketua Jurusan Agronomi FP UNS.
3. Ir. Praswanto, MP selaku Pembimbing Akademik.
4. Ir. Dwi Harjoko, MP selaku Pembimbing Utama.
5. Ir. Sri Hartati, MP selaku Pembimbing Pendamping.
6. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Pembahas.
7. Adikku Ima dan keluarga tarsayang atas doa dan motivasinya.
8. Dewi, Ria, Titik, Etik, Dicky, Wuri dan seluruh keluarga besar Kost As-
Syamsa atas semua bantuan dan dukungannya.
9. Teman-teman Agronomi 2007 yang telah membantu.
10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, tetapi
penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
RINGKASAN .................................................................................................. xi
SUMMARY .................................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Hipotesis............................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
A. Botani, Syarat Tumbuh dan Varietas Bawang Merah ......................... 4
B. Pupuk Organik ..................................................................................... 5
C. Pupuk Daun dan Pupuk Organik Cair. ................................................. 7
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 9
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 9
B. Bahan dan Alat ..................................................................................... 9
C. Cara Kerja Penelitian ........................................................................... 9
1. Rancangan Penelitian ...................................................................... 9
2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 10
3. Variabel Pengamatan ....................................................................... 13
4. Analisis Data.................................................................................... 14
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. Rata-rata tinggi tanaman bawang merah................................................. 16
2. Rata-rata jumlah anakan per tanaman ..................................................... 19
3. Rata-rata jumlah daun per tanaman ........................................................ 22
4. Rata-rata berat kering tanaman ............................................................... 23
5. Rata-rata berat segar tanaman ................................................................. 25
6. Rata-rata jumlah umbi per tanaman ........................................................ 26
7. Rata-rata jumlah berat umbi per tanaman ............................................... 27
8. Rata-rata berat per-50 umbi .................................................................... 36
9. Rata-rata berat umbi per4 satuan umbi ................................................... 30
10. Rata-rata diameter umbi ......................................................................... 31
11. Rata-rata berat kering umbi per tanaman ................................................ 33
12. Rata-rata berat umbi per hektar ............................................................... 34
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
FITRI SETIANINGSIH
(H0107050)
RINGKASAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
FITRI SETIANINGSIH
(H0107050)
SUMMARY
xii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman sayuran
umbi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sayuran ini paling sering
digunakan sebagai bumbu dapur sehari-hari dan penyedap masakan. Selain
itu, bawang merah juga biasa digunakan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat.
Meningkatnya jumlah penduduk dan daya beli masyarakat ditambah
dengan pola konsumsi pada masakan yang semakin beragam, kebutuhan
bawang merah terus meningkat tahun ke tahun. Dalam rentang waktu dari
tahun 2003-2005 produksi bawang merah di Indonesia mengalami penurunan
dengan rata-rata tingkat penurunan sebesar 1,48 persen per tahun. Tingkat
pertumbuhan rata-rata produksi bawang merah di Indonesia adalah sebesar
5,4% per tahun. Besaran pertumbuhan menunjukkan bahwa sumber dominan
peningkatan produksi bawang merah adalah peningkatan areal. Hal ini
menandakan bahwa peranan inovasi teknologi dalam memacu pertumbuhan
produksi selama periode analisis ternyata relatif kecil.
(Ditjen Hortikultura, 2008)
Mengingat akan hal tersebut, perlu dilakukan usaha untuk
membudidayakan bawang merah secara intensif dan komersial, sehingga
kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksinya pun dapat memenuhi standar
permintaan konsumen (pasar). Menurut Wibowo (1995) disamping karena
bibit yang kurang baik, cara tanam, dan pemupukan yang kurang tepat,
rendahnya produksi bawang merah disebabkan karena kesuburan tanah yang
semakin menurun setelah ditanami terus menerus tanpa diimbangi
pemupukan.
Pada budidaya pertanian yang maju pemupukan merupakan suatu
keharusan yang tidak dapat commit
ditawar to user
lagi kalau memang menghendaki hasil
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
yang lebih baik. Apakah itu dengan pupuk anorganik maupun dengan pupuk
organik. Akan tetapi faktor pemupukan seringkali kurang diperhatikan.
Banyak petani di daerah Getasan masih menggunakan pupuk anorganik secara
terus menerus dengan dosis yang kurang tepat tanpa memperhatikan efek
yang ditimbulkan. Sehingga hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap
kesuburan tanah, menurunkan produktivitas lahan yang dapat mempengaruhi
produksi tanaman.
Peningkatan produksi dapat diupayakan dengan teknik budidaya yang
lebih baik, salah satunya dengan pemupukan berimbang. Pemberian pupuk
organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan
produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk. Sebagian besar
penduduk di Getasan memilki usaha peternakan sapi perah namun belum
memanfaatkan kotoran ternak sapi mereka secara optimal. Disisi lain kotoran
sapi baik dalam bentuk padat maupun cair dapat berfungsi sebagai pupuk
organik yang sangat berguna untuk budidaya pertanian. Untuk meningkatkan
kwalitas dari pupuk organik tersebut maka selanjutnya kotoran ternak tersebut
diproses menjadi bentuk granular agar lebih mudah dalam pengaplikasiannya.
Dengan memanfaatkan kotoran ternak di Getasan, penelitian ini sekaligus
menjadi upaya untuk meguji keefektifan pemberian pupuk daun cair dan
memperkenalkan pupuk organik granul pada para petani.
Pupuk organik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk
anorganik dan meningkatkan daya menahan air sehingga unsur hara yang
terkandung tidak mudah hilang akibat pencucian oleh air. Lingga dan
Marsono (2000) menambahkan beberapa kelebihan pupuk organik
diantaranya memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan
menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah.
Pemupukan lewat daun dilakukan karena daun mampu menyerap
pupuk sekitar 90%, sedangkan akar hanya mampu menyerap 10%. Bila
pemupukan dilakukan lewat daun, kandungan unsur hara dalam pupuk akan
langsung masuk kejaringan tubuh tanaman melalui pembuluh darah atau
kutikula (Rukmana, 2000).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
A. Perumusan Masalah
1. Hasil tanaman bawang merah di Indonesia masih sangat rendah seiring
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam negeri terhadap
bawang merah.
2. Menurunnya kesuburan tanah akibat penanaman yang terus menerus serta
penggunaan pupuk buatan (anorganik) yang berlebihan.
3. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebihan yang
tidak efisien dan mengganggu keseimbangan sifat tanah sehingga
menurunkan produktivitas lahan dan mempengaruhi produksi.
Berdasarkan uraian diatas salah satu upaya meningkatkan produksi
bawang merah yaitu melalui pemupukan seimbang dengan memperhatikan
efesiensi penggunaan pupuk yang berdampak positif terhadap lingkungan.
Oleh karena itu perlu diketahui dosis pupuk granul yang paling sesuai dan
pupuk daun cair yang tepat agar diperoleh hasil produksi yang tinggi, serta
kombinasi perlakuan yang memberikan hasil terbaik.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dosis pemberian pupuk organik granul yang optimum
terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
2. Mengetahui pupuk daun cair yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
bawang merah.
3. Mengetahui interaksi antara pupuk organik granul dan pupuk daun cair.
C. Hipotesis
Diduga kombinasi antara pupuk organik granul 20 ton/ha dengan
pupuk organik cair dapat memberikan pertumbuhan dan hasil bawang merah
yang paling optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
B. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman,
hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik
yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik merupakan bahan
pembenah struktur tanah yang paling baik dibandingkan bahan pembenah
yang lainnya. Pada umunya nilai pupuk yang dikandung pupuk organik
terutama unsur makro nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) rendah, akan
tetapi pupuk organik juga mengandung unsur mikro esensial yang lain.
Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik membantu dalam mencegah
terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah (Sutanto, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak,
baik berupa padatan (feces) yang bercampur sisa makanan, ataupun air
kencing (urine). Walaupun demikian kebanyakan sepertinya enggan
membicarakan kotoran cair yang berupa urine ternak. Dalam hal ini
mengumpulkan kotoran padat memang jauh lebih praktis dibanding urin
ternak. Padahal dari segi kadar hara, urine jauh lebih tinggi dibanding feces.
Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena setiap ternak mempunyai sifat
khas masnig-masing. Karena pakan setiap ternak berbeda-beda. Jika pakan
yang diberikan banyak mengandung hara N, P dan K maka kotoran pun akan
kaya dengan zat tersebut (Yusuf, 2009).
Manfat pupuk kandang pada hasil tanaman telah diketahui karena
pupuk kandang mempunyai kandungan bahan organik, pemberian pupuk
kandang dapat mengembalikan ketiadaan kandungan bahan organik pada
lahan pertanian khususnya lahan dengan erosi berat. Meskipun demikian,
pemberian pupuk berlebihan dapat menimbulkan akumulasi N dan P pada
tanah yang dapat menyebabkan kontaminasi air permukaan dan air dalam
tanah (Paul and Zebart, 1997 cit. Zhang et al. (2006).
Pupuk kandang kotoran sapi merupakan sekumpulan senyawa yang
disusun oleh unsur-unsur C,H,O,N,S dan P, serta unsur-unsur makro dan
mikro lainnya. Apabila senyawa-senyawa ini terurai akan dihasilkan sejumlah
energi yang dapat diguanakan oleh jasad-jasad renik untuk aktivitas dan
perrkembangannya, senyawa-senyawa sederhana yang dibutuhkan oleh jasad-
jasad renik tanah serta humus berperan penting dalam menentukan penyediaan
hara dan air bagi tanaman (Roeslan, 2004).
Dosis pemberian pupuk kandang dibandingkan dengan pupuk buatan
memang agak sulit ditentukan, hal ini disebabkan untuk lokasi yang berbeda,
jenis tanah berbeda, kandungan haranya berbeda pula sehingga dalam
penggunaan memerlukan dosis yang berbeda pula. Sifat dan ciri pupuk
kandang dibandingkan dengan pupuk buatan adalah : (1) lebih lambat
bereaksi, karena sebagian besar zat-zat makanan masih mengalami berbagai
commit to
perubahan terlebih dahulu sebelum user tanaman, (2) mempunyai efek
diserap
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
residu, yaitu haranya dapat berangsur-angsur menjadi bebas dan tersedia bagi
tanaman, umumnya efek ini masih menguntungkan 3-4 tahun setelah
perlakuan, walaupun pada kenyataannya pengaruh cadangan tersebut tidak
begitu nyata. Dapat dipastikan bahwa pemupukan dengan pupuk kandang
secara teratur, lambat laun akan membentuk cadangan unsur hara dalam tanah
tersebut dan (3) dapat memperbaiki struktur dan dapat menambah bahan
organik (Setiawan, 2010).
C. Pupuk Daun dan Pupuk Organik Cair
Pemberian pupuk daun untuk tanaman sayuran juga dapat dilakukan,
terutama untuk memperbaiki kualitas hasil panen. Namun, mengingat harga
pupuk daun relative mahal, maka pemberiannya perlu mempertimbangkan
nilai komersial tanaman. Untuk sayuran dengan nilai komersial rendah,
seperti bayam dan kangkung, sebaiknya tidak menggunakan pupuk daun.
Sebab, harga jualnya tidak sebanding dengan harga pupuk daun
( Redaksi AgroMedia, 2007 ).
Ada satu hal kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu
penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan
lewat akar. Akibatnya, tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan
tanah tidak rusak. Oleh karena itu, pemupukan lewat daun dipandang lebih
berhasil guna dibanding lewat akar. (Lingga dan Marsono, 2007 ).
Penyerapan unsur hara lewat daun umumnya melalui stomata. Tetapi,
beberapa pakar ilmu fisiologi tanaman menduga bahwa di samping diserap
stomata penyerapan unsur hara juga dapat melalui ektodesmata
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002)
Menurut Lingga dan Marsono (2007), keuntungan lain dari pupuk
daun ialah didalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya tanaman
sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengendalikan pupuk akar
yang mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian pupuk daun yang berisi
hara mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi. Tidak kalah pentingnya
ialah dengan pemakaian pupuk daun maka tanah akan terhindar dari
kelelahan atau rusak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan di aplikasikan melalui
daun atau disebut sebgai pupuk cair follar yang megandung hara makro dan
mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik)
(Rizqiani et al, 2007).
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan
bintil akar pada tanaman leguminoseae sehingga meningkatkan kemampuan
fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan
vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan
patogen penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta
meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi
gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Pernata, 2004).
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau
dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian
menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada melalui tanah
(Hanolo, 1997).
Secara fisik, pupuk kandang cair memang lebih bau dibandingkan
dengan pupuk kandang padat. Namun, pupuk cair memiliki berbagai
keunggulan. Pupuk cair mengandung beberapa unsur-unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tanaman.
Unsur-unsur hara itu terdiri dari Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas, batang, dan daun. Fosfor
digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji. Sementara
Kalium digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit (Setiawan, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan lahan
Lahan yang digunakan untuk penelitian diukur sesuai dengan
keperluan penelitian dan selanjutnya dibersihkan dari rerumputan
sekitarnya.
b. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sesudah pembersihan tanaman dari
sisa-sisa rumput setelah itu dicangkul sedalam 30 cm, kemudian dibuat
blok sebanyak 3 buah serta pembuatan petak sebanyak 36 petak
dengan ukuran petak 100 cm x 100 cm. Jarak antar petak 40 cm dan
jarak antar blok 50 cm. Pengolahan tanah pada dasarnya bertujuan
untuk memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
j. Pemanenan
Pemanenan bawang merah dilakukan pada 78 HST dari syarat
panen 70-90 HST pada umumnya. Panen ditandai dengan warna daun
yang mulai menguning dan sebagian besar daun dari areal tanaman
sudah roboh. Cara panen dengan mencabut seluruh tanaman secara
hati-hati supaya tidak ada umbi yang tertinggal atau lecet, kemudian
menepuk dengan perlahan untuk membersihkan sisa tanah yang masih
menempel pada umbi.
3. Variabel Pengamatan
§ Pengamatan Pertumbuhan
a. Tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang
sampai dengan daun yang terpanjang. Pengukuran dilakukan setiap
seminggu sekali sampai minggu ke-6 setelah tanam.
b. Jumlah anakan per rumpun
Jumlah anakan diperoleh dengan cara menghitung banyaknya
anakan yang terdapat pada setiap rumpun. Perhitungan ini dilakukan
seminggu sekali sampai minggu ke-6 setelah tanam.
c. Jumlah daun/ tunas per rumpun
Pengamatan jumlah daun diperoleh dengan cara menghitung
banyak daun pada setiap rumpun tanaman seminggu sekali sampai
minggu ke-6 setelah tanam.
d. Berat kering tanaman per rumpun
Berat dari seluruh tanaman tanpa umbi. Pengamatan dilakukan
dengan cara menimbang seluruh bagian dari tanaman sampel setelah
dipanen. Sampel tanaman yang akan diukur sudah dioven pada suhu
700 C dan ditimbang sampai beratya konstan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
4. Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam berdasarkan
uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka
dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) dengan taraf 5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
A. Tinggi Tanaman
Pertumbuhan tanaman merupakan proses dalam kehidupan tanaman
yang mengakibatkan perubahan ukuran menjadi semakin besar serta
menentukan hasil tanaman. Tinggi tanaman merupakan salah satu indikator
pertumbuhan yang mudah diamati. Biasanya pengamatan terhadap tinggi
tanaman dilakukan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh lingkungan
atau perlakuan yang diterapkan (Sitompul dan Guritno, 1995). Penambahan
tinggi umumnya digunakan sebagai petunjuk yang memberikan ciri
pertumbuhan. Pertumbuhan menurut Haryadi (2002) ditunjukkan oleh
pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik.
50
P0E0
45
P0E1
40 P0E2
Tinggi tanaman (cm)
35 P1E0
30 P1E1
25 P1E2
20 P2E0
15 P2E1
10 P2E2
5 P3E0
0 P3E1
1 2 3 4 5 6 P3E2
15
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
B. Jumlah Anakan
Jumlah anakan merupakan hasil perhitungan jumlah batang semu
(pelepah-pelepah daun yang menyatu) pada ketinggian sekitar 5 cm di atas
permukaan tanah. Bawang merah memiliki batang semu atau disebut “discus”
yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat akar
dan mata tunas ( titik tumbuh). Di bagian atas discus terbentuk batang semu
yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam
tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis (bulbus).
Diantara lapis kelopak bulbus terdapat mata tunas yang dapat membentuk
tanaman baru atau anakan, terutama pada spesies bawang merah biasa
(Tim Bina Karya Tani, 2008). Jumlah anakan sangat memegang peranan
penting terhadap nilai produksi tanaman, karena dari sifat-sifat yang
diturunkan jumlah anakan sebagai induk yang dapat disatukan dengan umbi
lapis bawangmerah yang ukurannya besar-besar, akan tetapi jumlah
anakannya terbatas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
P0E0
P0E1
P0E2
P1E0
Jumlah Anakan
P1E1
P1E2
P2E0
P2E1
P2E2
P3E0
P3E1
1 2 3 4 5 6
P3E2
Minggu Setelah Tanam (MST)
C. Jumlah Daun
Daun merupakan organ tanaman tempat berlangsungnya fotosintesis.
Bila luas daun meningkat, asimilat yang dihasilkan akan lebih besar pula.
Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya asimilasi, respirasi dan transpirasi.
Sehubungan dengan fungsi tersebut, maka daun akan memiliki permukaan
yang luas (Sutejo dan Kartasapoetra, 1989).
Di dalam daun terjadi proses fotosintesis dan respirasi sehingga daun
menjadi salah satu organ tanaman yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan unsur
hara untuk melakukan proses-proses metabolisme, terutama pada masa
vegetatif. Diharapkan unsur yang terserap dapat digunakan untuk mendorong
pembelahan sel dan pembentukan sel-sel baru guna membentuk organ
tanaman seperti daun, batang, dan akar yang lebih baik sehingga dapat
memperlancar proses fotosintesis. Dengan demikian fotosintat yang
dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan dalam pembentukan umbi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
35 P0E0
P0E1
30
P0E2
25 P1E0
Jumlah Daun
20 P1E1
P1E2
15
P2E0
10 P2E1
P2E2
5
P3E0
0 P3E1
1 2 3 4 5 6
Minggu Setelah Tanam (MST) P3E2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun
baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%
umbi 5,89 siung. Pada perlakuan macam pupuk daun cair, pupuk daun yang
terbaik untuk parameter jumlah umbi per rumpun terdapat pada perlakuan
pupuk organik cair yaitu 6,83 siung dan tidak berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan tanpa pemberian pupuk daun
(kontrol) menghasilkan rerata jumlah umbi terendah yaitu 6,27 siung.
Perlakuan kombinasi antara dosis pupuk granul dengan macam pupuk daun
cair, menunjukkan bahwa jumlah umbi per rumpun tertinggi terdapat pada
perlakuan P2E2 yaitu 7,47 siung yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0E0 yaitu sebesar 5,13
siung.
commit
Keterangan: Angka yang diikuti huruftoyang
usersama pada kolom maupun
baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
J. Diameter Umbi
Diameter umbi merupakan suatu parameter untuk mengetahui besar
kecilnya umbi, semakin besar ukuran diameter umbi maka cadangan makanan
yang tersimpan jumlahnya semakin banyak. Tanaman dengan pertumbuhan
pada masa vegetatif seta lamanya waktu pengisian umbi yang baik
menyebabkan produksi atau hasil tanaman akan meningkat baik secara
kualitas maupu kuantitas.
Berdasarkan hasil analisis ragam diameter umbi bawang merah
(lampiran 10.1) menunjukkan bahwa perlakuan berbagai dosis pupuk organik
granul dan macam pupuk daun cair tidak berpengaruh nyata terhadap
diameter umbi dan tidak terjadi interaksi anatara kedua perlakauan tersebut
terhadap diameter umbi. Apabila mengacu pada variabel berat per satuan
umbi dan variabel berat per 50 umbi, maka diketahui bahwa pemberian pupuk
organik granul dan pupuk daun cair diserap oleh umbi secara keseluruhan
sehingga cenderung memberikan pengaruh yang sama untuk semua umbi
yang dihasilkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun
baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun
baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan berbagai dosis pupuk organik granul
dengan perlakuan macam pupuk daun cair dalam mencapai produksi yang
tinggi.
2. Perlakuan berbagai dosis pupuk organik granul mapu memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap variabel jumlah umbi, berat umbi tiap tanaman,
berat kering umbi tiap tanaman, dan berat umbi per hektar.
3. Perlakuan macam pupuk daun cair belum mampu meningkatkan produksi
bawang merah secara nyata.
4. Pemberian berbagai dosis pupuk organik granular dan macam pupuk daun cair
cenderung menunjang pertumbuhan generatif tanaman bawang merah tetapi
kurang menunjang tanaman bawang merah pada masa vegetatif sehingga
hasilnya belum optimal.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang
dapat disampaikan adalah:
36 to user
commit