Anda di halaman 1dari 4

BAB II

SPACE OCCUPYING LESSION

A. Definisi
Space Occupying Lession merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi
pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang
dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses
otak dan tumor intra kranial. ( Long, C 1996 ; 130 )

Space occupying lesion(SOL) merupakan lesi yang meluas atau menempati


ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma dan abses. Karena cranium merupakan
tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi ini akan
meningkatkan tekanan intracranial.

Tekanan intracranial adalah tekanan dalam ruang tengkorak. Dimana ruang


tengkorak terdiri atas (2-10%), cairan serebrospinal (9-11%) dan jaringan otak (s.d
88%).(tarwoto, 2007 : 51)
Peningkatan tekanan intracranial adalah suatu peningkatan diatas normal
dari tekanan cairan serebrospinal di dalam ruang subaraknoid. Normalnya tekanan
intracranial adalah 80-180 mm air atau 0-15 mmHg. ( Wahyu Widagdo, 2008 ; 74 )

B. Epidemiologi
C. Etiologi
Penyebab peningkatan tekanan intracranial yaitu :
1.      Space occupying lesions yang meningkatkan volume jaringan :
a.       Konstusio serebri

Konstusio serebral merupakan cedera kepala berat, dimana otak


mengalami memar, dengan kemungkinan adanya daerah hemoragi. Pasien
berada pada periode tidak sadarkan diri. Gejala akan muncul dan lebih khas.
Pasien terbaring kehilangan gerakan; denyut nadi lemah, pernapasan dangkal,
kulit dingin dan pucat. Sering terjadi defekasi dan berkemih tanpa disadari.
Pasien dapat diusahakan untuk bangun tetapi segera masuk kembali ke dalam
keadaan tidak sadar. Tekanan darah dan suhu subnormal dan gambaran sama
dengan syok.
            Umumnya, invidu yang mengalami cedera luas mengalami fungsi motorik
abnormal, gerakan mata abnormal,dan peningkatan TIK mempunyai prognosis
buruk. Sebaliknya, pasien dapat mengalami pemulihan kesadaran komplet dan
mungkin melewati tahap rangsang serebral. (Smeltzer, 2001 ; 2212)

b.      Hematoma  
Hematoma (pengumpulan darah) yang terjadi di dalam kubah cranial
adalah akibat paling serius dari cidera kepala. Hematoma disebut sebagai
epidural, subdural atau intraserebral, bergantung pada lokasinya. Efek utama
adalah seringkali lambat sampai hematoma tersebut cukup besar untuk
menyebabkan distorsi dan herniasi otak serta peningkatan TIK. (Smeltzer, 2001 ;
2212)

c.       Infark
Sebuah infark serebral adalah iskemik jenis stroke karena gangguan di
pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak. Sebuah infark otak terjadi bila
pembuluh darah yang memasok bagian dari otak tersumbat atau kebocoran
terjadi di luar dinding pembuluh. Ini kehilangan hasil suplai darah dalam
kematian yang area dari jaringan.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Cerebral_infarction)
d.      Abses
Abses otak merupakan kumpulan dari unsur-unsur infeksius dalam
jaringan otak. Ini dapat terjadi melalui invasi otak langsung dari trauma
intracranial atau pembedahan.; melalui penyebaran infeksi dari daerah lain
seperti sinus, telinga dan gigi (infeksi sinus paranasal, otitis media,, sepsis gigi);
atau melalui penyebaran infeksi melalui penyebaran infeksi dari organ lain
(abses paru-paru, endokarditis infektif); dan dapat menjadi komplikasi yang
berhubungan dengan beberapa bentuk meningitis. Abses otak merupakan
komplikasi yang dikaitkan dengan beberapa bentuk meningitis. Abses otak
adalah komplikasi yang meningkat pada pasien yang system imunnya disupresi
baik karena terapi atau penyakit. Untuk mencegah abses otak maka perlu
dilakukan pengobatan yang tepat pada otitis media, mastoiditis,sinusitis,infeksi
gigi dan infeksi sistemik. (Smeltzer, 2001 ; 2177)

Anda mungkin juga menyukai