Disusun oleh :
MUHAMAD RHEYNALDI LUTFHI ZEIN
J.0105.20.060
C. Etiologi
Bentuk peritonitis yang paling sering ialah Spontaneous bacterial Peritonitis (SBP) dan peritonitis
sekunder. SBP terjadi bukan karena infeksi intraabdomen, tetapi biasanya terjadi pada pasien yang
asites terjadi kontaminasi hingga kerongga peritoneal sehinggan menjadi translokasi bakteri munuju
dinding perut atau pembuluh limfe mesenterium, kadang terjadi penyebaran hematogen jika terjadi
bakterimia dan akibat penyakit hati yang kronik. Semakin rendah kadar protein cairan asites, semakin
tinggi risiko terjadinya peritonitis dan abses. Ini terjadi karena ikatan opsonisasi yang rendah antar
molekul komponen asites pathogen. Yang paling sering menyebabkan infeksi adalah bakteri gram
negative E. Coli 40%, Klebsiella pneumoniae 7%, spesies Pseudomonas, Proteus dan gram lainnya
20% dan bakteri gram positif yaitu Streptococcus pnemuminae 15%, jenis Streptococcus lain 15%, dan
golongan Staphylococcus 3%, selain itu juga terdapat anaerob dan infeksi campur bakteri.
Peritonitis sekunder yang paling sering terjadi disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi
transmural) organ-organ dalam dengan inokulasi bakteri rongga peritoneal terutama disebabkan
bakteri gram positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas.
Peritonitis tersier terjadi karena infeksi peritoneal berulang setelah mendapatkan terapi SBP atau
peritonitis sekunder yang adekuat, bukan berasal dari kelainan organ, pada pasien peritonisis tersier
biasanya timbul abses atau flagmon dengan atau tanpa fistula. Selain itu juga terdapat peritonitis TB,
peritonitis steril atau kimiawi terjadi karena iritasi bahan-bahan kimia, misalnya cairan empedu, barium,
dan substansi kimia lain atau proses inflamasi transmural dari organ-organ dalam (Misalnya penyakit
Crohn).
D. Patofisiologi
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organ abdomen ke dalam rongga abdomen sebagai
akibat dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma atau perforasi tumor. Terjadinya proliferasi bacterial,
terjadinya edema jaringan dan dalam waktu singkat terjadi eksudasi cairan. Cairan dalam rongga
peritoneal menjadi keruh dengan peningkatan jumlah protein, sel darah putih, debris seluler dan darah.
Respons segera dari saluran usus adalah hipermotilitas, diikuti oleh ileus paralitik disertai akumulasi
udara dan cairan dalam usus.
Pathway
Factor primer Factor sekunder Factor tersier
intoleran aktivitas
E. Pemeriksaan Diagnositik
- Drainase panduan CT-Scan
- USG
F. Penatalaksanaan
Penggantian cairan, koloid dan elektrolit adalah focus utama. Analegesik diberikan untuk
mengatasi nyeri antiemetik dapat diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah. Terapi oksigen
dengan kanula nasal atau masker akan meningkatkan oksigenasi secara adekuat, tetapi kadang-
kadang inkubasi jalan napas dan bentuk ventilasi diperlukan. Tetapi medikamentosa nonoperatif
dengan terapi antibiotic, terapi hemodinamik untuk paru dan ginjal, terapi nutrisi dan metabolic dan
terapi modulasi respon peradangan.
Penatalaksanaan pasien trauma tembus dengan hemodinamik stabil di dada bagian bawah atau
abdomen berbeda-beda namun semua ahli bedah sepakat pasien dengan tanda peritonitis atau
hipovolemia harus menjalani explorasi bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien tanpa-tanda sepsis
dengan hemodinamik stabil. Semua luka tusuk di dada bawah dan abdomen harus dieksplorasi
terlebih dahulu. Bila luka menembus peritoniummaka tindakan laparotomi diperlukan. Prolaps visera,
tanda-tanda peritonitis, syok, hilangnya bising usus, terdapat darah dalam lambung, buli-buli dan
rectum, adanya udara bebas intraperitoneal dan lavase peritoneal yang positif juga merupakan indikasi
melakukan laparotomi. Bila tidak ada, pasien harus diobservasi selama 24-48 jam. Sedangkan pada
pasien luka tembak dianjurkan agar dilakukan laparotomi.
G. Askep Teoritis
a. Pengkajian
- Identitas Pasien : nama, umur, agama, pekerjaan, suku/bangsa, jenis kelamin, alamat
- Identitas Penanggung Jawab: nama, umur, pekerjaan, alamat, hub. dengan pasien,
- No registrasi, tgl. masuk RS, tanggal pengkajian, jam dilakukan pengkajian, metode pengkajian
- Data Umum
keluhan utama : keluhan yang sangat mengganggu aktivitas klien, pasien peritonitis
biasanya mengalami nyeri di bagian abdomen
riwayat penyakit sekarang: dikaji perjalanan penyakit klien
riwayat kesehatan dahulu: yang diakaji penyakit yang pernah diderita klien sebelum
penyakit yang diderita saai ini.
riwayat kesehatan keluarga: apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami
penyakit atau keluhan seperti yang dialami klien
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual
- Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kebersihan anak, keadaan kulit, kesadaran
Pengukuran lain: BB sebelum dan saat pengkajian, tinggi badan
Vital Sign: suhu, nadi, respirasi, tekanan darah
Keadaan Fisik:
Kepala : bentuk, warna rambut, ada tidaknya lesi
Mata : warna, penglihatan
Mulut : perhatikan mukosa bibir, kelembaban, perdarahan, kebersihan, jumlah gigi
Hidung : perhatikan ada tidaknya epistaksis, nyeri tekan, pernafasan cuping hidung,
kebersihan
Telinga : perhatikan ada tidaknya nyeri tekan, kebersihan
Thorax : perhatikan bentuk dada, kesimetrisan, suara paru dan jantung
Abdomen : perhatiakan apakah ada nyeri tekan, asites, peristaltic
Ekstremitas: perhatikan apakah ada edema, cianosis, pergerakan sendi
Genetalia : perhatikan kebersihan, ada tidaknya kelainan
Anus : perhatikan kebersihan, dan ada tidaknya perdarahan
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan:
1. Hipertherni teratasi dengan criteria hasil klien tidak melapor panas, badan klien tidak panas
2. Nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil tidak adanya nyeri tekan, klien tidak
melaporkan adanya nyeri
3. Nutrisi terpenuhi dengan criteria hasil klien menunjukkan peningkatan nafsu makan, BB normal
4. Kebutuhan cairan terpenuhi
5. Ansietas teratasi dengan criteria hasil klien tidak tampak gelisah
6. Pengetahuan klien meningkat dengan criteria hasil klien dapat menjelaskan tentang
penyakitnya
7. Integritas kulit baik
N0 Data Senjang Etiologi Masalah
1
1. Diagnosa Keperawatan
2. Rencana Keperawatan
Sumber lain:
http://penyakitperitonitis.blogspot.com/2008/05/penyakit-peritonitis.html
Laporan Kasus :
Ruang Anak
I. DATA DASAR
A. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
Nama pasien : An.H
Tanggal lahir/umur : 18/08/2010
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Geduk
Nama ayah : Tn Z
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : D3
Nama ibu : Ny M
Umur : 43
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama:
Nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST) :
Keluarga klien mengatakan klien sering mengeluh nyeri di seluruh perutnya. Nyeri dirasakan
semakin lama semakin berat. Keluarga klien juga mengatakan klien sering mengeluh mual,
muntah , dan nafsu makan menurun. Karena klien pingsan, keluarga klien membawanya ke rumah
sakit. _
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
Sebelumnya klien mengalami ependiksitis yang diobati sendiri dengan antibiotic dari salinan resep
dokter 3 bulan terakhir.
7. Riwayat Perkembangan
Pengukuran perkembangan sesuai usia saat dikaji
a). Refleks primitif (pada bayi < 12 bulan) :
▪ Moro : ..................................................................................
▪ Startle :..................................................................................
▪ Glabellar : .................................................................................
▪ Sucking : .................................................................................
▪ Rooting : ................................... .............................................
▪ Extrusion : ..................................................................................
▪ Grasp ; .................................................................................
▪ Miring : usia...............bulan
▪ Tengkurap : usia ... bulan
▪ Merangkak : usia ... bulan
▪ Tumbuh gigi pertama : usia ... bulan
▪ Berdiri : usia ... bulan
▪ Bicara : usia ... bulan
▪ Berjalan : usia ... bulan
3 Pola Eliminasi
a. BAK
Berapa kali 7x/hari 5x/hari
Warna Kuning bening Kuning bening
Jumlah ±1000 cc ±1500 cc
Masalah :
b. BAB
Berapa kali 1 x/hari 1 x/hari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek
Bau Khas Khas
Jumlah - -
Masalah : Tidak ada Tidak ada
5 Pola Aktifitas
Bermain Ya/Tidak Ya/Tidak
Jenis Permainan...... Jenis Permainan .......
Sekolah Ya/Tidak Ya/Tidak
Waktu...................... Waktu .......................
Kegiatan Kegiatan Tambahan
Tambahan............... ..................................
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
tidak ada
E. REAKSI HOSPITALISASI
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
hawatir berpisah dengan anggota keluarga lain dan merasa tidak aman
adanya perubuhan peran
Penampilan Anak:4
B. Penilaian Resiko Jatuh pada anak dengan skala Humpty Dumpty :
PARAMETER KRITERIA SKOR HASIL
PEMERIKSAAN
USIA Dibawah 3 Tahun 4
3-<7 Tahun 3
7-<13 Tahun 2
>13 Tahun 1 1
JENIS KELAMIN Laki-Laki 2
Perempuan 1 1
DIAGNOSIS Diagnosis terkait neurologis 4
Peruubahan dalam oksigenasi 3
(masalah sal nafad, dehidrasi,
anemia, anoreksia,sinkop/ sakit
kepala dll)
Gangguan Tingkah Laku dan 2
kejiwaan
Diagnosis Lain 1
GANGGUAN KOGNITIF Tidak sadar terhadap 3
keterbatasan
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui Kemampuan diri 1
FAKTOR LINGKUNGAN Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
saat bayi/ anak
Bayi (<1 bulan) atau balita (<3
tahun yang menggunakan
tempat tidur biasa
Pasien menggunakan alat
bantu
Bayi (<1 bulan atau balita (< 3
tahun ) yang menggunakan
tempat tidur biasa
Pasien menggunakan alat 3
bantu
Bayi (<1 bulan atau balita (< 3
tahun ) yang menggunakan
tempat tidur box
Funiture atau pencahayaan
uang kurang baik
Pasien berada di tempat tidur 2
Area rawat jalan 1
RESPON TUBUH Dalam 24 jam
TERHADAP
SEDASI,ANASTESI,
BEDAH
Dalam 48 Jam 2
>48 Jam 1
PENGGUNAAN OBAT Bermacam macam obat yang 3
digunakan obat sedative
(kecuali pasien ICU, yang
menggunakan sedasi dan
paralisis)hipnotik, barbiturate,
fenotiazin, antidepresan,
laksans/ diuretika, narkotik
Salah satu dari pengobatan 2
diatas
Pengobatan lain 1
Interpretasi :
O Resiko Rendah O Resiko Tinggi
Tingkat Resiko :
Skor 7-11 : Resiko endah Untuk Jatuh
Skor > 12 : Resiko Tinggi untuk Jatuh
C. Tanda-tanda Vital : Suhu Tubuh 36.7 0 C
Respirasi 96 x/mnt
Nadi 16 x/mnt
Tekanan Darah 90/ 60MmHg
D. Pengukuran pertumbuhan/
Antropometri Tinggi badan145 cm
BB sebelum sakit 40 kg
BB saat ini 40 kg
Lingkar kepala.....................cm
Lingkar perut........................cm
Lingkar dada........................cm
LLA......................................cm
E. Kulit
F. Rambut
H. Telinga
kebersihan cukup
I. Hidung
epistaksis tidak ada, nyeri tekan tidak ada, kebersihan cukup, nafas cuping hidung
tidak ada
J. Mulut
mukosa bibir kering, pecah – pecah, perdarahan gusi tidak ada, caries ada 2 pada
graham, kebersihan cukup, lidah anemis di pinggir dan di tengah putih (kotor)
K. Leher
pembesaran atau bendungan vena jugularis dan parotis tidak ada. Tidak ada nyeri saat
menean
L. Dada
Paru : tidak ada retraksi otot dada, whezzing, ronchi
Jantung : suara S1 S2 reguler, murmur dan gallop tidak ada
M. Ketiak
N. Abdomen
terdapat nyeri tekan saat dipalpasi, distensi ada, lesi tidak ada, acites tidak ada, turgor kulit
elastic, benjolan tiak ada
O. Ekstremitas
• Atas: terpasang infuse di tangan kanan, edema dan cyanosis tidak Ada
• Bawah : edema dan cyanosis tidak ada
P. Genitalia
Q. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal : ........
No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
2. Radiologi
3. ...........................................................
R. Pengobatan/Therapi
Tanggal : .......
No Nama Obat Waktu Cara Jenis Fungsi Obat
Pemberian Pemberian Obat
Indikasi Kontra
Indikasi
III. ANALISIS DATA
Feses keras
5 Ds: Peradangan peritoneum intoleran aktivitas
- Klien mengeluh lemas
Do: Abdomen tegang
- Klien tidak banyak
bergerak Mual, muntah
Kelemahan
V. ASUHAN KEPERAWATAN
Dx.Kep/No. PERENCANAAN
Hari/Tgl Tujuan Intervensi Rasional
Dx Kep
14/01/2021 1 Setelah dilakukan - Kaji tingkat, lokasi, - Untuk
asuhan frekuensi nyeri memperoleh data
keperawatan yang akurat
selama 2 x 24 jam sehingga dapat
nyeri berkurang memberikan
sampai hilang asuhan
dengan criteria - Bantu klien mengatur keperawatan
hasil: posisi senyaman yang tepat
- Klien mungkin - Posisi yang tepat
melaporkan dan nyaman
nyeri berkurang - Ajarkan teknik distrakasi dapat
atau hilang menurunkan nyeri
- Tidak ada nyeri - Pengalihan
tekan perhatian dapt
amenurunkan
nyeri karena klien
- Ajarkan teknik nafas
terfokus pada hal
dalam
lain
- Nafas dalam
dapat
meningkatkan
input oksigen
- Kolaborasi dengan
sehingga otot –
dokter dalam pemberian
otot tidak tegang
analgesic
sehingga nyeri
- Kolaborasi dengan
berkurang
dokter untuk tindakan
- Analgesic dapat
pembedahan
menurunkan nyeri
- Mencegah
peradangan yang
lebih luas
2 Setelah dilakukan - Berikan makan dalam - Makanan hangat
asuhan keadaan hangat dapat
keperawatan 3 x 24 meningkatkan
jam nutrisi - Berikan klien makan nafsu makan
terpenuhi dengan dalam porsi kecil tapi - Meningkatkan
criteria hasil: sering intake makanan
- Klien - Berikan informasi yang - Pengetahuan
menunjukan akurat tentang yang adekuat
peningkatan pentingnya nutrisi dapat
nafsu makan meningkatkan
- Berat badan kepatuhan klien
klien normal - Motivasi klien untuk terhadap
menghabiskan intervensi
makanannya - Dukungan dari
orang lain akan
membuat klien
- Timbang berat badan merasa dihargai
setiap hari - Untuk mengetahui
- Pertahankan perkembangan
kebersihan mulut yang klien
baik sebelum dan - Meningkatkan
sesudah makan kesejahteraan
klien sehingga
- Hindarkan klien dari nafsu makan
rangsangan yang meningkat
membuat klien mual - Mencegah
dan muntah kekurangan
- Kolaborasi dengan nutrisi lebih parah
dokter untuk pemberian - Meningkatkan
multivitamin penambah nafsu makan
nafsu makan
3 Setelah dilakukan - Pantau berat badan, - Mengetahui
asuhan suhu tubuh, perkembangan
keperawatan 2 x 24 kelembaban pada kondisi klien
jam cairan terpenuhi rongga oral, volume dan
dengan criteria konsentrasi urine - Meningkatkan
hasil: - Kaji yang disukai dan intake cairan
- Mukosa bibir yang tidak disukai,
lembab berikan cairan yang
- Mencegah
- Memperlihatkan disukai dalam batasan dehidrasi
tidak adanya diet
tanda dan - Pantau masukan,
gejala dehidrasi pastikan sedikitnya - Untuk
1500 mL cairan per menentukan
oral setiap 24 jam metode
- Kaji pengertian individu pemenuhan
tentang alasan cairan
mempertahankan
hidrasi yang adekuat
dan metode – metode
untuk mencapai tujuan
masukan cairan
4 Setelah dilakukan - Periksa TTV - Untuk memantau
asuhan kondisi klien
keperawatan 2 x 2 - Berikan bantuan dalam - Untuk
jam pasien dapat aktivitas perawatan diri meningkatkan
mentoleransi sesuai indikasi aktivitas klien
aktivitas dengan - Tingkatkan tirah baring secara bertahap
criteria hasil: dan beri lingkungan - Menyediakan
- Pasien yang nyaman ketenangan dan
melaporkan energy untuk
badannya tidak aktivitas dan
lemah lagi penyembuhan
- Makan, minum, - Evaluasi peningkatan - Untuk
ganti baju toleran aktifitas menentukan
pasien intervensi
terpenuhi selanjutnya
5 Setelah dilakukan - Anjurkan klien untuk - Dapat
asuhan diet makanan yang meningkatkan
keperawatan lembek dan berserat produksi feses
selama 2 x 24 jam - Monitor perkembangan
konstipasi teratasi frekuensi, jumlah dan - Data yang akurat
dengan criteria warna feses dapat
hasil: menentukan
- Klien BAB 1 x - Tekankan kebutuhan intervensi yang
sehari terhadap latihan regular tepat dan benar
Konsistensi lembek, - Latihan regular
warna kuning, bau dapat
normal meningkatkan
peristaltic usus
sehingga feses
yang terbentuk
tiak keras