Tutorial Karlos 19-081 Langkah 1-7
Tutorial Karlos 19-081 Langkah 1-7
Disusun Oleh :
Nama : Karlos Berlusconi Sihaloho
NIM : 1961050081
Kelompok : 6B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2020/2021
Langkah 1
Bloody stool
Seorang anak perempuan 5 tahun dibawa ke Puskesmas karena demam dan buang air besar
lebih dari 5 kali sehari, sejak 3 hari lalu. Suhu 39oC, nadi 120 kali/menit, feses encer
bercampur lendir dan darah segar. Anak tampak lemas, dan selalu menangis tiap kali buang
air besar.
o Kata sulit :
bloody stool = BAB berdarah
Langkah 2
1. Kata kunci :
a. Perempuan 5 tahun
b. Demam
c. BAB lebih dari 5 kali sehari
d. Nadi 120x/menit
e. Feses encer bercampur lender dan darah segar
f. Tampak lemas
g. Selalu menangis tiap BAB
2. Rumusan Masalah :
a. Apa saja hal yang dapat menyebabkan diare ?
b. Mengapa feses bercampur lendir dan darah ?
c. Apa yang menyebabkan anak tersebut takikardia dan demam ?
d. Apa yang menyebabkan anak tersebut lemas dan menangis tiap BAB?
e. Bagaimana cara untuk mengetahui sebab dari diare tersebut ?
Langkah 3
Infeksi Bakteri
Diare
Langkah 4
Hipotesis :
Langkah 5
Pertanyaan :
Learning Issues
1. Definisi Diare dan Gejala-gejala nya
2. Etiologi Diare
3. Faktor-faktor risiko Diare
4. Patofisiologi Diare
5. Pemeriksaan penunjang Diare
6. Tatalaksana dan pencegahan Diare
Langkah 6
Belajar mandiri
Langkah 7
Learning Issues :
2. Etiologi Diare
Pada scenario, kita bisa simpulkan bahwa pasien menderita diare akut. Etiologi diare
akut paling banyak dan paling sering karena infeksi (Virus, parasite, bakteri), keracunan
makanan, dan efek obat-obatan.
a. Infeksi
• Bakteri : Shigella sp(Diare Berdarah), E.coli patogen, Salmonella sp,
Vibrio cholera, Yersinia enterocolytica, Campylobacter jeiuni,
V.parahaemoliticus, V.NAG, Staphylococcus aureus, Streptococcus,
Kebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Profeus.
• Virus : Rotavirus, Adenovirus, HIV
• Parasit : Protozoa→ E.histolitica, Giardia lambia, Balantidium coli, dan
Cryptosporidium parvum.
• Helminth : A.lumbricoides, Cacing tambang, Trichuris trichiura,
S.stercoralis, dan cestodiasis.
• Fungi : Kandida
b. Non infeksi
• Imunodefisiensi
• Alergi laktosa
• Terapi obat antihipertensi, antasida
Diare Osmotik
Pada diare osmotik didapatkan substansi intraluminal yang tidak dapat
diabsorpsi dan menginduksi sekresi cairan. Biasanya keadaan ini berhubungan
dengan terjadinya kerusakan dari mukosa saluran cerna. Akumulasi dari zat yang
tidak dapat diserap, misalnya magnesium (laksan, antasid), karbohidrat atau asam
amino lumen usus di dalam lumen usus menyebabkan peningkatan tekanan osmotik
intraluminal, sehingga terjadi pergeseran cairan plasma ke intestinal.
Diare Sekretorik
Diare sekretorik mempunyai karakteristik adanya peningkatan kehilangan
banyak air dan elektrolit dari saluran pencernaan. Diare sekretorik terjadi karena
adanya hambatan absorpsi Na oleh virus serta peningkatan sekresi Cl oleh kripte.
Peningkatan sekresi intestinal diperantarai oleh hormon (Vasoactive intestinal
polypeptide VIP), toksin dari bakteri (E. coli, Cholera) dan obat-obatan.
Peningkatan sekresi pada sel kripte dengan hasil akhir berupa peningkatan sekresi
cairan yang melebihi kemampuan absorpsi maksimum dari kolon dan berakibat
adanya diare. Pada diare sekretorik biasanya pengeluaran tinja dalam jumlah besar,
menetap meskipun dipuasakan.
Berdasarkan pathogenesis nya dibagi menjadi 2 yaitu diare karena bakteri non
invasif dan diare karena bakteri invasif
Pencegahan
a. Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin dan batuk.
Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.
b. Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. Hindari memakan buah-buahan atau
sayuran mentah yang tidak dipotong sendiri.
c. Minum air matang.
Kesimpulan
Pada pasien menderita diare akut karena baru 3 hari, dan dalam sehari buang air besar
5 kali sehari dan feses ditemukan cair disertai lendir dan darah. Kemungkinan pasien menderita
diare karena infeksi bakteri Salmonella atau Shigella. Feses berdarah diduga karena ada ulkus
atau luka pada usus halus maupun usus besar. Untuk menentukan spesies, dibutuhkan
pemeriksaan kultur pada media SS. Pasien tampak lemas karena kehilangan elektrolit dalam
jumlah banyak. Penanganan pasien bisa dengan rehidrasi dan pemberian antibiotik. Hipotesis
terbukti bahwa pasien di diagnosis Disentri.
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI; 2007.
2. Pertiwi L, GAMBARAN FARMAKOTERAPI DIARE AKUT PADA
ANAK DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA KOTA PEKANBARU. JOM
FK. 2017;4:1-18
3. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Harrison Principles of Internal Medicine
17 ed. 2008. Mcgraw-hill:United States of America