Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah. 1400-an tahun yang silam.
Isra’ Mi’raj merupakan sebuah
Melalui khotbah kali ini, saya ingin mengajak kepada hadirin perjalanan spiritual yang luar biasa, di mana nilai-nilai luhur sekalian dan utamanya kepada diri kami pribadi, marilah kita yang terkandung di dalamnya akan tetap aktual dan abadi tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, sepanjang zaman. Oleh karenanya, adalah hal yang wajar jika dengan menambah ketaatan kita dalam menjalankan perintah- kemudian setiap tanggal 27 Rajab, peristiwa Isra’ Mi’raj itu perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Kita selalu diperingati oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia, tingkatkan kesadaran dan kemauan dalam beribadah serta dan dijadikan momentum untuk mengaktualisasikan kembali kesabaran dan kewaspadaan dalam mencermati bisikan nafsu nilai-nilai penting di dalamnya. Terlebih pada masa sekarang, di dan rayuan setan. Kita ikuti petunjuk-petunjuk Al-quran dan Al- mana bangsa dan masyarakat kita terus menerus digoncang Hadist, kita raih keutamaan-keutamaan ibadah yang oleh berbagai kasus kejahatan, penyimpangan, dan sederet dianjurkannya. Dengan demikian Insyaallah hidup kita akan praktik de-moralisasi (kemerosotan moral), mulai dari aksi selamat dan bahagia baik didunia maupun diakhirat. kekerasan atas nama agama, terorisme, pembegalan, mafia Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah. hukum dan peradilan, korupsi, konflik antar elite politik dan Tanpa terasa, saat ini kita telah berada di tengah bulan lembaga negara, hingga pembocoran soal Ujian Nasional, dan Rajab, bulan yang di dalamnya terdapat sebuah peristiwa maha lain sebagainya. penting dalam catatan sejarah peradaban umat manusia, yakni peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah. Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah. Seperti telah masyhur diceritakan bahwa diantara kejadian bahwa hati adalah hal terpenting dalam diri manusia. Hati istimewa yang terjadi pada diri Rasulullah saw sebelum sebagai pusat metabolism keimanan dan ketaqwaan. Bagaikan perjalanan mi'roj dimulai adalah pembedahan hati oleh malaikat pailot, hati mengarahkan kehidupan spiritual manusia, dan Jibril dan Mikail as untuk selanjutnya dicuci dengan air zam- kwalitas spiritual itu secara langsung turut menentukan dan zam tiga kali dan diisinya hati mulia itu dengan hikmah dan mempengaruhi laku social seseorang. Karena itu sebuah hadits iman. Ibarat sebuah adegan dalam film, pembedahan ini pada yang masyhur tentang hati perlu saya tegaskan di sini: bagian awal sebelum memasuki inti cerita perjalanan dari و إذا فسدت فسد الجس د كل ه أال، إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho, utuk selanjutnya diteruskan )و هي القلب " ( متفق عليه hingga Shidratil Muntaha. Inilah yang menjadi focus khutbah Sesungguhnya di dalam tubuh seseorang terdapat segumpal kali ini. Mengapa hati yang dibedah dan dibersihkan ? kenapa daging, apabaila gumpalan itu baik, maka baiklah seluruh bukan usus atau ginjal yang mempunyai peran penting dalam tubuh itu. Namun jika gumpalan itu jelek, maka rusaklah metabolism tubuh? Yang secara bilogis lebih kotor dan selalu seluruh tubuh itu. Ingatlah gumpalan itu adalah hati. (hadits ini bersinggungan dengan makanan? Atau alat pencuci anggota disepakati kesahihannya oleh semua ahli hadits) tubuh lainnya yang menjadi jalur kotoran bagi manusia? Dan Dengan demikian, apa yang terjadi pada diri Rasulullah saw mengapa pula pembedahan ini dilakukan sebelum perjalanan, adalah simbol bagi umatnya, bahwa hati adalah perkara yang kenapa tidak setelah perjalanan usai? Atau di tengah perjalanan? paling penting untuk dirawat mengalahkan berbagai anggota lainnya. Menyehatkan hati dan meriasnya jauh lebih penting Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah dari pada merias wajah, dari pada bersolek tubuh, bahkan lebih Jika demikian adanya, jika Rasulullah saw adalah seorang yang penting dari pada mengasah otak. ma'shum terjaga dari salah dan dosa, walaupun tanpa dibedah Inilah yang sering kita lupakan. Hati tidak lagi menjadi dan dicuci hatinya oleh malaikat. Bagaimanakah dengan kita? panglima dalam kehidupan ini. Sejak lama kedudukannya telah bagaimana merawat hati kita dan menghiasinya agar tetap jernih digantikan oleh otak yang mengandalkan logika dan rasio. dan mampu menjadi pelita bagi diri dan tubuh ini? Agar selalu Padahal berbagai pertimbangan keadilan dan kebenaran terawat hindarkanlah hati kita dari empat perkara; riya', ujub, sumbernya adalah hati, bukan otak. Maka jikalau hendak takabbur, serta hasad. Riya' adalah pamer, Riya menurut imam memutuskan sebuah keadilan maka pertama kali bertanyalah al-Ghazali adalah, mencari kedudukan di hati manusia dengan kepada hati kecil, jangan bertanya dulu kepada bukti yang yang cara melakukan ibadah dan amal. Dengan kata lain riya' selalu ada di TKP. Karena semua itu bisa dipalsukan oleh otak dan saja mengajak manusia untuk mencari modus dalam setiap logika. Jika hati membawa kita kepada kebaikan universal, kelakuan dan amalnya. Kedua 'ujub Menurut imam al-Ghazali sedangkan otak hanya akan mengantarkan kita kepada kebaikan ujub adalah sifat merasa diri serba berkecukupan dan berbangga parsial, kebaikan yang telah tercampur dengan berbagai hati atas nikmat yang ada, dan lupa jika kelak akan sirna, ujub kepentingan. merupakan induk dari sifat takabbur, bedanya jika takabbur berdampak pada pihak yang ditakabburi, kalau ujub terbatas pada dirinya sendiri. Sabda Rosulullah saw "ujub itu bisa memakan amal amal baik sebagaimana api makan mengumpat apabila orang lain itu pergi, dan mencaci maki kayu bakar" (al-hadist) apabila musuh tak kujung tiba pada orang itu" Ketiga adalah takabbur adalah merasa dirinya lebih sempurna Mengenai pendalaman keempat penyakit ini sudah bisalah dari yang lainnya, Kesombongan adalah kemaksiatan yang kiranya kita meraba diri masing-masing. Selaku khatib saya pertama dilakukan oleh makhlukNya (iblis) terhadap Allah swt hanya bisa mengingatkan saja, saya merasa belum pantas untuk Firman Allah swt. memberikan nasehat. Namu yang jelas, biasanya keempat Turunlah engkau dari surga karena engkau menyombongkan penyakit tersebut saling terkait antara satu dan lainnya. diri didalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya engkau Sehingga apabila mengidap salah satu maka dapat pula termasuk orang orang yang hina" (Al-A'raf:13) mengidap yang lainnya. Keempat adalah hasad atau dengki. Untuk menjelaskan hal ini Para Hadirin Jama'ah Jum'ah yang Mulia cukuplah petikan seorang sufi dalam kitab Risalah Qusyairiyah Lantas bagaimana cara menghiasai hati? al-Ghazali berpesan "orang dengki adalah orang yang tak beriman sebab dia tidak dalam kitab mizanul amal, bahwa hendaknya hati dihias dengan merasa puas dengan takdir Allah"sementara ulama yang lain empat induk kesalehan, yakni hikmah, kesederhanaan ('iffah), berpendapat orang yang dengki adalah orang yang selalu ingkar keberanian (syaja'ah) dan keadilan ('adalah). Beliau menjelaskan karena tidak rela orang lain mendapatkan kenikmatan. Indikasi bahwa kerelaan memaafkan orang yang telah menzaliminya dari sifat dengki adalah menipu apabila dihadapan orang lain, adalah kesabaran dan keberanian (syaja'ah) yang sempurna. Kesempurnaan 'iffah terlihat dengan kemauan untuk tetap memberi pada orang yang terus berbuat kikir terhadapnya. pentingnya shalat, sehingga perintah itu diterima langsung oleh Sedangkan kesediaan untuk tetap menjalin silaturrahim terhadap Nabi tanpa melalui perantara Malaikat Jibril. orang yang sudah memutuskan tali persaudaraan adalah wujud dari ihsan yang sempurna. Demikianlah semoga kita semua dapat menarik hikmah dari “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan bulan rojab ini. Mengapa Allah memerintahkan Malaikat Jibril shalat berarti ia menegakkan agama, barang siapa yang dan Mikali membedah dada dan mencuci hati Rasulullah? meninggalkan shalat berarti ia menghancurkan agama” Bukan karena di hati Rasulullah terdapat kotoran, bukan. Demikian sabda Nabi. Namun hal yang sesungguhnya paling Karena beliau adalah ma'shum. Namun semua itu adalah penting adalah bagaimana kita menjiwai dan menerapkan pesan- perlambang bagi kita selaku umatnya. Bahwa membersihkan, pesan moral yang terkandung dalam ritual shalat tersebut. merawat dan menghias hati adalah pekerjaan utama yang harus Jangan sampai kita memahami shalat hanya sebatas rutinitas dan didahulukan dari lainnya. seperti halnya Allah swt “seremonial” belaka, tanpa memahami makna apa-apa di mendahulukan pembedahan dan pencucian hati Rasulullah dalamnya. Al-Qur’an mengkritik orang-orang yang melakukan sebelum melakukan perjalanan Isro' mi'roj. shalat sebagai “pendusta agama” dan bahkan dianggap celaka, Hadirin jamaah sholat jum’at yang berbahagia. manakala mereka melalaikan atau tidak melaksanakan pesan- dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi SAW mendapat perintah pesan moral yang terkandung di balik shalat yang dilakukannya yang sangat penting, berupa perintah shalat. Sedemikian (sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Ma’un: 3-4). Jama’ah Jum’at yang berbahagia. kedamaian, persaudaraan, dan kasih sayang di tengah-tengah Shalat mengajarkan kita akan pentingnya disiplin dan masyarakatnya. menghargai waktu. Maka,salah satu ciri dari kualitas shalat Jama’ah Jum’at yang berbahagia. seseorang adalah sejauh mana ia disiplin dan menghargai Dalam perjalanan Nabi ke Sidratul Muntaha ada beberapa hal waktu, yang kemudian diterapkan dalam kehidupan nyata yang diperlihatkan kepada Nabi. Diantaranya, beliau melihat sehari-hari. Di dalam shalat juga terkandung pesan ke-tawadlu’- ada beberapa orang yang sedang memotong-motong lidah an (rendah hati), sebab betapa di dalam shalat kita rela mereka sendiri, kemudian beliau bertanya kepada Malaikat meletakkan kepala kita, yang merupakan mahkota atau anggota Jibril ”Wahai Jibril siapakah orang itu?”. Malaikat jibril tubuh yang paling mulia, merunduk ke tempat sujud, sejajar menjawab; “Wahai Nabi Allah, itu adalah contoh umatmu yang dengan kaki kita. Maka kesombongan dan sikap kesewenang- ahli berpidato dan memberikan nasihat-nasihat kepada orang wenangan jelas bukanlah sifat orang yang baik shalatnya. lain, tetapi nasihat itu tidak diamalkan untuk dirinya sendiri. Shalat juga mengajarkan kita akan pentingnya menebarkan Selain itu juga beliau melihat ada beberapa orang yang sedang nilai-nilai kedamaian, keharmonisan, dan persaudaraan. Karena mencakar-cakar wajahnya sampai mengelupas dan pulih bukankah setiap kali kita mengakhiri shalat, kita selalu kembali secara terus menerus, dan kemudian beliau bertanya mengucapkan salam (assalamu’alaikum warahmatullah) sambil kepada Malaikat Jibril; “Wahai Jibril siapakah orang itu?”. Jibril menoleh ke kanan dan ke kiri?!. Maka indikator lain dari orang menjawab; “Itulah siksaan bagi umatmu yang suka yang baik shalatnya adalah ia senantiasa menebarkan rasa menggunjing orang lain”. Ada juga kejadian aneh sekelompok orang yang kepalanya dilempari batu sampai pecah lantas kembali utuh lagi. Setelah utuh dilempari batu lagi sampai pecah, lalu kembali utuh lagi. Dan begitu seterusnya tanpa henti-hentinya. Oleh Rasululloh kejadian ini ditanyakan kepada Jibril. Jawabannya, kejadian itu gambaran siksa bagi orang-orang yang malas menunaikan sholat wajib. Begitulah antara lain gambaran pahala dan siksa yang diperlihatkan Allah kepada Rasululloh SAW. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Beberapa kejadian yang diperlihatkan kepada Nabi pada waktu Isra’ Mi’raj itu semua merupakan gambaran siksaan akibat dari perbuatan umat manusia