I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Pekerjaan : Swasta
II. ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 3 hari SMRS. BAK menetes, BAK
terasa tidak tuntas, warna BAK kuning. Darah disangkal. Demam disangkal. BAB baik.
Vital sign :
- TD : 110/70
- Nadi : 82
- Suhu : 36,6 C
- RR : 20x/menit
b. Thorax:
c. Abdomen:
- Inspeksi : tinggi dinding perut=dinding dada
d. Ekstremitas:
- Edema :-
- Akral hangat :+
AL: 7,7
Hb: 15,1
Eritrosit: 4,22
Hematokrit: 42
Trombosit: 187
GDS: 74
HbsAg: Negatif
PPT: 14,7
APTT: 25,5
Na: 142
K: 3,6
Cl: 103,5
Ureum: 20
Kreatinin: 1,1
Hasil BNO-IVP
V. DIAGNOSIS KERJA
VI. TERAPI
Ketorolac 3x30mg IV
Cefotaxime 3x1amp IV
Analisis:
I. URETER
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari
ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter
maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung
kemih. Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis. Dindingnya terdiri atas
mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang
dapat melakukan gerakan peristaltik (berkontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Secara
anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relative lebih sempit daripada di
tempat lain Sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut.
1) Pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi-ureter junction
Sistem perdarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari pembuluh arteri ginjal, gonad, dan
buli-buli dengan hubungan kolateral kaya sehingaa umumnya perdarahan tidak terancam pada
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya
berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke
kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung
kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap
tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter dan
hidronefrosis. Jika disertai dengan infeksi sekunder dapat menimbulkan pionefrosis, urosepsis,
abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik, ataupun pielonefritis. Tidak jarang terjadi
B. ETIOLOGI
matrik protein dan inflamasi bakteri, peningkatan konsentrasi urine, sebagai pencetus percepatan
pembentukan kristal seperti kalsium, asam urat dan posfat. Selain itu level keasaman yang
abnormal (alkali) juga mempercepat pembentukan kristal. Selain itu, statis urin juga sebagai
Faktor-faktor yang berperan pada pembentukan batu dibagi atas 2 golongan, yaitu :
I. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu sendiri.
Termasuk faktor intrinsik adalah umur, jenis kelamin, keturunan, riwayat keluarga.
a. Umur
Umur terbanyak penderita BSK di negara-negara Barat adalah 20-50 tahun, sedangkan di
Indonesia terdapat pada golongan umur 30-60 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui,
kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet.
b. Jenis kelamin
Kejadian BSK berbeda antara laki-laki dan wanita. Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih
banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. Tingginya kejadian BSK pada laki-laki
disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada laki-laki yang lebih panjang dibandingkan
perempuan, secara alamiah didalam air kemih laki-laki kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan
perempuan, dan pada air kemih perempuan kadar sitrat (inhibitor) lebih tinggi, laki-laki memiliki
hormon testosterone yang dapat meningkatkan produksi oksalat endogen di hati, serta adanya
hormon estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasi garam kalsium.
c. Heriditer/ Keturunan
Faktor keturunan dianggap mempunyai peranan dalam terjadinya penyakit BSK. Walaupun
demikian, bagaimana peranan faktor keturunan tersebut sampai sekarang belum diketahui secara
jelas.
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar individu seperti geografi, iklim,
a. Geografi
Prevalensi BSK banyak diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Hal
tersebut disebabkan olehsumber air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat dimana sumber air
bersih tersebut banyak mengandung mineral seperti phospor, kalsium, magnesium, dan
sebagainya. Letak geografi menyebabkan perbedaan insiden BSK di suatu tempat dengan tempat
lainnya. Faktor geografi mewakili salah satu aspek lingkungan dan sosial budaya seperti
kebiasaan makanannya, temperatur, dan kelembaban udara yang dapat menjadi predoposisi
kejadian BSK.
Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruh langsung, namun kejadiannya banyak
ditemukan di daerah yang bersuhu tinggi. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan jumlah
keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat
menyebabkan pembentukan kristal air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam urat
Dua faktor yang berhubungan dengan kejadian BSK adalah jumlah air yang diminum dan
kandungan mineral yang terdapat dalam air minum tersebut. Bila jumlah air yang diminum
sedikit maka akan meningkatkan konsentrasi air kemih, sehingga mempermudah pembentukan
BSK.
d. Diet/Pola makan
Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya BSK. Misalnya saja diet
tinggi purine, kebutuhan akan protein dalam tubuh normalnya adalah 600 mg/kg BB, dan apabila
berlebihan maka akan meningkatkan risiko terbentuknya BSK. Hal tersebut diakibatkan, protein
yang tinggi terutama protein hewani dapat menurunkan kadar sitrat air kemih, akibatnya kadar
asam urat dalam darah akan naik, konsumsi protein hewani yang tinggi juga dapat meningkatkan
e. Jenis Pekerjaan
Kejadian BSK lebih banyak terjadi pada orang-orang yang banyak duduk dalam
melakukan pekerjaannya.
Kebiasaan menahan buang air kecil akan menimbulakan statis air kemih yang dapat
berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan oleh kuman pemecah
C. PATOFISIOLOGI
Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran kemih; tetapi
hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar.
1. Teori Supersaturasi
Supersaturasi air kemih dengan garam-garam pembentuk batu merupakan dasar
terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Apabila kelarutan suatu produk tinggi
kristal dan pada akhirnya akan terbentuk batu. Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila
ada penambahan suatu bahan yang dapat mengkristal di dalam air dengan pH dan suhu tertentu
yang suatu saat akan terjadi kejenuhan dan terbentuklah kristal. Tingkat saturasi dalam air kemih
tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah bahan pembentuk BSK yang larut, tetapi juga oleh kekuatan
2. Teori Matriks
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan mitokondria sel tubulus
renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel
pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti
laba-laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya air. Pada benang
menempel kristal batu yang seiring waktu batu akan semakin membesar. Matriks tersebut
Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik. Pada inhibitor organik terdapat
bahan yang sering terdapat dalam proses penghambat terjadinya batu yaitu asam sitrat,
nefrokalsin, dan tamma-horsefall glikoprotein sedangkan yang jarang terdapat adalah gliko-
samin glikans dan uropontin. Pada inhibitor anorganik terdapat bahan pirofosfat dan Zinc.
Inhibitor yang paling kuat adalah sitrat, karena sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat yang dapat larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya kristal kalsium
oksalat dan mencegah perlengketan kristal kalsium oksalat pada membaran tubulus. Sitrat
terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada jeruk. Hal tersebut yang
dapat menjelaskan mengapa pada sebagian individu terjadi pembentukan BSK, sedangkan pada
4. Teori Epitaksi
Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda
sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi
heterogen dan merupakan kasus yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel
5. Teori Kombinasi
Banyak ahli berpendapat bahwa BSK terbentuk berdasarkan campuran dari beberapa
D. MANIFESTASI KLINIS
Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi,
infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter
proksimal. Infeksi biasanya disertai gejala demam, menggigil, dan dysuria. Namun, beberapa
batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak unit fungsional
(nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa ( kolik).
a. Rasa Nyeri
Lokasi nyeri tergantung dari letak batu. Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung dari lokasi
batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebratal,
tidak jarang disertai mual dan muntah, maka pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu
yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar
ke paha dan genitalia. Pasien sering ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang
keluar, dan biasanya air kemih disertai dengan darah, maka pasien tersebut mengalami kolik
ureter.
b. Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehinggamenyebabkan suhu
badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini disertai jantung berdebar, tekanan darah
c. Infeksi
BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis
di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus spp,
Terdapatnya sel darah merah bersama dengan air kemih (hematuria) dan air kemih yang berpasir
muntah.
E. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang dapat meningkatkan batu ginjal terjadi antara lain:
Mereka yang berusia 40 tahun keatas, meskipun batu ginjal dapat terjadi pada usia
berapapun
Dehidrasi
Makanan tertentu yang tinggi protein, tinggi sodium dan gula dapat meningkatkan risiko
Obesitas
Kondisi medis lain, antara lain renal tubular acidosis, cystinuria, hyperparathyroidism
III. DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Pada pasien dengan batu ureter, biasanya akan mengeluh nyeri yang hebat (kolik). Nyeri
ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan
sampai ke kemaluan. Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga
menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Pasien juga
mengeluh nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Ini disebabkan oleh letak batu yang
berada di sebelah distal ureter. Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada
mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada
umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan
menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) maka akan ditemukan demam. Pasien juga
abdomen.
B. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan perbesaran pada daerah pinggang atau abdomen bila
sudah terjadi hidronefrosis. Saat melakukan palpasi dapat ditemukan nyeri tekan pada abdomen
kiri atau kanan atau dikedua belah daerah pinggang. Dapat juga ditemukan nyeri ketok pada
sudut kostovertebra yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra dengan
C. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Urinalisis
Pada gambaran makroskopik akan didapatkan gross hematuria sedangkan dari gambaran
Dapat ditemukan kadar hemoglobin yang menurun akibat terjadinya hematuria. Bisa juga
b. Radiologis
BNO-IVP
BNO-IVP digunakan untuk melihat lokasi batu, besarnya batu, apakah terjadi obstruksi atau
tidak. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan; pada keadaan ini dapat
dilakukan retrograd pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad pielografi, bila hasil retrograd
pielografi tidak memberikan informasi yang memadai. Pada foto BNO batu yang dapat dilihat
disebut sebagai batu radioopak, sedangkan batu yang tidak tampak disebut sebagai batu
radiolusen, berikut ini adalah urutan batu menurut densitasnya, dari yang paling opaq hingga
yang paling bersifat radiolusent; calsium fosfat, calsium oxalat, magnesium amonium fosfat,
Ultrasonografi (USG)
USG dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batudan adanya obstruksi. Pemeriksaan dengan
ultrasonografi diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang alergi terhadap kontras radiologi.
Keterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukan batu ureter, dan tidak dapat
CT Scan
Teknik CT scan adalah teknik pemeriksaan yang paling baik untuk melihat gambaran semua
jenis batu dan juga dapat terlihat lokasi dimana terjadinya obstruksi.
IV. PENATALAKSANAAN
A. Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar
spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan
pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
Obat-obatan analgesik dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar
batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin
hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan
tergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter.
Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk
mencegah infeksi sekunder. Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk mengetahui
komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan
batu berikutnya.
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat lain untuk
observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan obstruksi. Adanya
kolik berulang atau ISK menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan. Begitu juga dengan
adanya obstruksi, apalagi pada pasien-pasien tertentu (misalnya ginjal tunggal, ginjal trasplan
dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada toleransi terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus
ESWL adalah metode non-operatif dengan sebuah mesin berteknologi tinggi yang dapat
memecahkan batu pada saluran kemih dengan mengkonsentrasikan gelombang kejut (shock
wave) pada lokasi batu dari luar tubuh. Efek samping jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
operasi.
1. Kehamilan
2. Koagulopati
Ureterolitotomi adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk mengambil batu
ureter baik ureter proksimal (atas) ataupun distal (bawah). Operasi ini dilakukan dengan
menggunakan sayatan di kulit. Letak irisan sangat bergantung letak batu. Untuk batu di ureter
atas, irisan berada di pinggang berbentuk garis lurus yang oblik. Untuk batu di ureter bawah
Setelah dilakukan operasi akan dipasang drain (selang pengalir darah kotor). Biasanya
selang ini dipertahankan selama 2 hari, tetapi jika produksi cairan yang melalui selang tersebut
masih banyak (lebih dari 20 cc) akan tetap dipertahankan. Selama selang tersebut terpasang
maka antibiotic diberikan dengan suntikan. Setelah drain dicabut, antibiotic dan analgetik masih
V. PENCEGAHAN
batu saluran kemih. Cara termudah adalah dengan mencegah keadaan dehidrasi melalui cukup
minum minimal 2 liter/hari, olahraga, mengusahakan berat badan yang ideal, mengatur diet dan
pola makan dengan baik. Bila terjadi infeksi saluran kemih yang berulang harus diobati sebaik
mungkin. Bagi penderita batu saluran kemih perlu pemeriksaan rutin pada dokter urologi untuk
menghindsri kemungkinan komplikasi, terutama bagi mereka yang pernah mendapat penyakit