LAPORAN PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
DINA RUSDIANA MINDA
2012727018
ABSTRAK
Sindrom koroner akut (SKA) adalah Suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis nyeri dada yang khas atau perasaan tidak enak di dada atau gejala-
gejala lain sebagai akibat iskemia miokard.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya SKA berulang di
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Desain penelitian ini menggunakan desain
deskriptif crossectional dengan jumlah sampel 17 responden, teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan total sampling. Analisa Univariat menggunakan
distribusi frekuensi dan Analisa Bivariat untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya SKA berulang di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Untuk mengetahui tingkat status kesehatan instrument penelitian menggunakan SF-
12, untuk mengetahui tingkat depresi instrument penelitian menggunakan PHQ-9 dan
untuk mengetahui tingkat kecemasan instrument penelitian menggunakan skala
HARS. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat status
kesehatan dengan kejadian SKA berulang dengan p-value (0,028), ada hubungan
antara ada hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian SKA berulang dengan p-
value (0,028), ada hubungan antara ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kejadian SKA berulang dengan p-value (0,028). Saran untuk perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang dirawat karena SKA berulang
selain memperhatikan kebutuhan fisik hendaknya memperhatikan juga kondisi
psikologis sehingga dapat menjadi semangat untuk pasien tetap menjalani
kehidupannya.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumWarohmatullahiWabarakatuh
Segala puji atas kebesaran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
berulang, yang merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat bagi mencapai gelar
Pada kesempatan ini tidak lupa peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Riset Keperawatan.
4. Suamiku tercinta Bahtiar Adiwijaya yang selalu memberi spirit dan motivasi
5. Anak anakku tersayang Hana Diar Amalia, Syakira Diar Imanina dan Faiq
ii
6. Semua teman seperjuangan yang saya cintai dan sayangi, yang memberikan
7. Semua staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan
SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan bapak, ibu dan saudara
sekalian. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
iv
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN………………………………... 31
A. Desain Penelitian….…………………………………………………. 31
B. Tempat Penelitian….…………………………………….................... 31
C. Waktu Penelitian…..………………………………………………… 31
D. Populasi dan Sampel …………………………………………………. 33
E. Alatdan Cara Pengumpulan Data …..……………………………….. 34
F. Etika Penelitian ………….………………………………………….. 37
G. Pengolahan Data………………………………………….................. 38
H. Analisa Data……………..………………………………….............. 39
BAB VI PEMBAHASAN........................................................................... 48
A. Keterbatasan Penelitian…………………………………..……...….. 48
B. Hasil Penelitian………………………………………………….….. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 5.1 Data DemografiPasien SKA berulang Di RSUPN DrCiptomangunkusumo
Jakarta Februari 2014 …………………………….. 41
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan pola hidup menyebabkan pola penyakit berubah dari penyakit rawan
dan pembuluh darah. Sindrom koroner akut (SKA) adalah Suatu keadaan gawat
darurat jantung dengan manifestasi klinis nyeri dada yang khas atau perasaan
tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat iskemia miokard
(Braunwald, 2008).
memompa darah yang kaya oksigen dengan cukup keseluruh tubuh sehingga
Serikat akibat SKA hampir mencapai 1,5 juta orang. Hasil survey kesehatan
1
2
karena penyakit jantung dan pembuluh darah, diikuti oleh penyakit infeksi,
Mangunkusumo pada tahun 2013 tercatat jumlah pasien yang dirawat sebanyak
Pada pasien yang sudah pernah mengalami serangan jantung koroner, masing-
masing cabang koronernya sudah berbakat untuk tersumbat. Jadi bila bakat
koronernya tersumbat hanya soal waktu kapan terjadi penyumbatan lagi dan
cabang pembuluh koroner lain suatu saat akan tersumbat pula (Nadesul,
tersebut dapat dihindari atau diminimalkan oleh pasien yang pernah mengalami
serangan jantung atau sindrom koroner akut dan pada akhirnya diharapkan
kejadian SKA berulang tidak terjadi karena hal tersebut bisa mengakibatkan
berjudul Subjective Social Status, Socio economic Status and Health Following
Sandiego pada bulan Oktober 2002 sampai dengan Februari 2005 dengan
3
menyebabkan SKA berulang seperti kualitas hidup atau status kesehatan, kondisi
pasien yang mengalami depresi dan kecemasan. Adapun hasil penelitian ini
adalah ada hubungan antara kualitas hidup atau status kesehatan pasien dengan
kejadian SKA berulang, ada hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian
SKA berulang, ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian SKA
status kesehatan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan
yang menetap, kualitas hidup yang buruk dan masalah penurunan fungsi
Penelitian lain yang di lakukan oleh Widayanti (2013) yang berjudul hubungan
antara depresi, cemas dan SKA yang mengatakan pasien depresi dengan sindrom
koroner akut memiliki hasil yang kurang baik dibandingkan dengan pasien yang
depresi beberapa minggu setelah terjadi serangan sindrom koroner akut berisiko
kuat terhadap mortalitas kira - kira 7 tahun setelah indeks kejadian. Cemas
adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.Cemas juga memiliki keterkaitan dengan
Pada pasien jantung yang mengalami depresi terjadi Aktivitas dan agregasi
platelet adalah komponen kunci dari iskemia miokard akut dan bukti peningkatan
(James,2000).
Adapun pada pasien cemas bukti yang ada menunjukkan bahwa serotonin
mungkin juga memediasi perubahan dalam platelet pada pasien cemas. Kelainan
dalam sistem serotonergik telah terlibat dalam patogenesis gangguan cemas dan
pasien dengan cemas fobik telah ditemukan memiliki kelainan dalam sistem
kelainan pada level serotonin darah, transporter serotonin platelet, dan level
6
gangguan kecemasan tertentu. Selain mekanisme ini, stres akut juga telah
pertanyaan yang ada pada SF12 dapat menilai kualitas status kesehatan dengan
dengan SKA berulang karena SF 12 ini pertanyaannya lebih mudah difahami dan
mudah diinterpretasi untuk menilai kondisi fisik dan mental. Adapun faktor
kecemasan pasien dengan SKA berulang karena Skala HARS telah dibuktikan
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini
B. MASALAH PENELITIAN
Sindrom koroner akut (SKA) adalah Suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis nyeri dada yang khas atau perasaan tidak enak di dada atau
kejadian kegawatan jantung ini adalah ulangan atau sebelumnya pasien pernah
diatas maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-
faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya sindrom koroner akut
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mangunkusumo
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
konsep asuhan keperawatan medikal bedah dan juga dapat digali lebih
selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi klinis nyeri dada
yang khas atau perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai
2008)
10
11
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa SKA adalah salah satu
spektrum penyakit jantung koroner yang terdiri dari angina tidak stabil dan
Alasan rasional menyatukan semua penyakit itu dalam satu sindrom adalah
2. Penyebab SKA
memompa darah yang kaya oksigen dengan cukup keseluruh tubuh sehingga
3. Patofisiologi SKA
arteri berukuran besar dan sedang termasuk pembuluh darah jantung sebagai
akibat dari deposisi kolesterol, lipid dan sisa sel. Plaque dalam arteri jantung
koroner bila ada ruptur plaque yang kemudian akan mengaktivasi sistem
arteri, sehingga aliran darah mendadak tertutup. Infark miokard dapat juga
melitus, stres, serta kadar serum kolesterol dan trigliserid yang tinggi.
(Libby, 2005 )
4. Manifestasi SKA
Manifestasi klinis yang khas pada SKA adalah nyeri dada atau angina
pectoris. Angina pectoris adalah rasa nyeri dada yang terjadi akibat
13
pada saat aktivitas fisik. Pada pasien dengan gejala angina yang
(Braunwald,2008)
Faktor risiko dibagi menjadi menjadi dua kelompok besar yaitu dapat
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Riwayat keluarga
1) Dyslipidemia
2) Diabetes mellitus
3) Hipertensi
4) Merokok
5) Obesitas
6) Stress
a. Syok Kardiogenik
b. Aritmia Malignant
c. Gagal Jantung
e.Gangguan Hantaran
15
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Howie (2005) dengan judul Predictors
Adalah suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi klinis nyeri
dada yang khas atau perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain
sebagai akibat iskemia miokard dan kejadiannya bukan yang pertama kali
(www.pjnhk.go.id)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ghaed (2008 )tentang Subjective social
a. Status kesehatan
hasil pengukuran status kesehatan, salah satu cara yang dilakukan adalah
b. Depresi
depresi yang nyata (dengan mood depresi yang persisten atau anhedonia)
meminta bantuan dari pasangan atau anggota keluarga dan teman - teman
cemas pada pasien sindrom koroner akut menyatakan bahwa depresi dapat
rumah sakit dengan gejala depresi mayor, 94% telah mengalami depresi
lebih dari satu bulan, 61% telah mengalami depresi lebih dari enam bulan
18
miokard baik yang bersifat fatal maupun tidak fatal, serta mengalami
koroner adalah sekitar dua kali lipat pada populasi pada umumnya.
6) Kurang percaya diri- atau merasa bahwa anda adalah orang yang gagal
menonton televisi.
9) Merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri dengan cara
apapun.
SKOR INTEPRETASI
c. Kecemasan
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuar, Gail W,
ringan, sedang, berat dan panik. Pada ansietas ringan dan sedang individu
22
prilaku. Pada ansietas berat dan panik keterampilan bertahan yang lebih
mengalami gejala cemas yang sama dengan yang dialami pasien di unit
nyata maupun yang hanya dibayangkan. Secara umum ada dua ancaman
23
dasar dan ancaman system diri, antara lain: ancaman terhadap identitas diri,
status/peran.
gejala yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item
sebagai berikut :
tersinggung.
lesu.
4) Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
7) Gejala somatik: nyeri path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
13) Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat.
25
kategori:
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
\
BAB III
A. Kerangka Konsep
peneliti buat. Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
- Tingkat Status
kesehatan
Kejadian SKA berulang
- Tingkat Depresi
- Tingkat Kecemasan
Data demografi
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
Keterangan :
26
27
B. Hipotesis Penelitian
C. Definisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua table yaitu table tentang data demografi dan table
tentang variable independen dan dependent. Data demografi meliputi usia, jenis
tingkat depresi dan tingkat kecemasan, variable dependent adalah kejadian SKA
berulang.
28
Hasil
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala
Pengukuran
Demografi :
3 : Akademi / PT
Independen
Kesehatan sejahtera badan dan jiwa terdiri dari :12 pertanyaan kesehatan baik
secara spesifik
30
ALAT
VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL HASIL PENGUKURAN SKALA
UKUR
Dependen :
Kejadian suatu keadaan gawat darurat Kuesioner 0:serangan berulang pertama, Ordinal
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan menjelaskan metodologi penelitian diantaranya meliputi desain
A. Desain Penelitian
Mangunkusumo.
B. Tempat Penelitian
Mangunkusumo.
C. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi yang diambil sebagai subjek peneliti adalah pasien yang menderita
individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama (Imron & munif,
2010). Sampel merupakan bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian
tahun 2013 berjumlah 305 orang dan 17 orang diantaranya mengalami SKA
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagaian jumlah
meliputi kurang dari 100 maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil
diantaranya mengalami SKA berulang. Jumlah total sampel pada penelitian ini
ada 17 responden.
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Untuk itu sampel yang akan peneliti pilih adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
Kuisoner di isi oleh pasien dengan SKA berulang yang dijadikan responden.
Adapun isi dari kuisioner ini tentang variabel independent ( tingkat status
34
Kuisioner ini di buat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka
Data demografi dari nomor 1-4 yaitu diantaranya: nama inisial, Umur, Jenis
kelamin,yang di isi dengan mengisi kotak kosong dengan cara cek list (√)
di isi dengan mengisi kotak kosong dengan cara cek list (√) pada kotak yang
tersedia.
yang sudah di uji validitasnya oleh Quality metric Incorporated , The 2001
HSS.Adapun validitas dan berkisar antara 0,62 sampai 0,88 . Untuk tingkat
mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi yaitu 0,93 dan
0,97 (www.syehaceh.wordpress.com/2012/08//03).
mendapatkan izin berupa surat izin penelitian dari pihak terkait, yaitu
DR.Cipto Mangunkusumo.
mengisi kuesioner.
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin tertulis dari PSIK
FIK UMJ yang diserahkan kepada RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo. Setelah
diperhatikan yaitu:
1. Informed Consent
3. Confidentiality (kerahasiaan)
G. Pengolahan Data
Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai. Data yang
telah terkumpul dalam bentuk kuesioner yang telah diisi secara lengkap oleh
1. Editing
2. Coding
Merubah data dalam jawaban kuestioner dari berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Hal ini untuk mempermudah pada saat analisis
data.
3. Scoring
4. Processing
Setelah semua kuesioner terisi lengkap dan sudah melewati pengkodean maka
5. Clearing
Pengecekan kembali data yang telah di entry untuk melihat ada tidaknya
kesalahan.
38
H. Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan dua tahap yaitu analisa univariat dan analisa
bivariat.
1. Analisa Univariat
variable independent nya adalah tingkat status kesehatan, tingkat depresi dan
berulang.
2. Analisa Bivariat
apakah hubungan yang terjadi memang bermakna secara statistik atau terjadi
secara kebetulan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
jenis data yang diteliti adalah katagorikal maka teknik analisa data yang
berikut:
39
kesehatan
- Tingkat Depresi
- Tingkat Kecemasan
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai laporan hasil penelitian yang telah digunakan
dependen penelitian.
A. ANALISA UNIVARIAT
40
41
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Data Demografi Pasien SKA berulang
Di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta
Februari 2014
Frekuensi Persen
No Variabel Kategori
(n=17) (%)
1. Umur <40 thn 2 11,8
>40 thn 15 88,2
2. Jenis kelamin Laki laki 9 52,9
Perempuan 8 47,1
3. Pendidikan SD 3 17,6
SMP 8 47,1
SMA 5 29,4
PT 1 5,9
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
2. Variabel penelitian
Tabel 5. 2
Distribusi frekuensi tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian SKA berulang di RSUPN
Dr Cipto Mangunkusumo tahun 2014
b. Tingkat Depresi
mengalami depresi ringan ada 11 orang ( 64,7% ), depresi sedang ada 6 orang
( 35,3%),
c. Tingkat kecemasan
mengalami cemas ringan ada 6 orang ( 35,3% ) dan cemas sedang ada 11
orang (64,7 % )
44
B. ANALISA BIVARIAT
Tabel 5. 3
Distribusi responden berdasarkan variable independen (tingkat status
kesehatan, tingkat depresi, tingkat kecemasan), Kejadian SKA berulang di
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta
Februari 2014
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,028 (P< 0.05). Maka dapat
yang tingkat status kesehatannya buruk berpeluang 0,050 kali untuk mengalami
kejadian SKA berulang kedua atau lebih dibandingkan dengan responden yang
2. Faktor tingkat depresi dengan kejadian SKA berulang di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,028 (P< 0.05). Maka dapat
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,028 (P< 0.05). Maka dapat
SKA berulang . Dari hasil analisa OR = 0,050 artinya responden yang tingkat
46
PEMBAHASAN
yang mempengaruhi yang terdiri dari tingkat status kesehatan, tingkat depresi dan
tingkat kecemasan
A. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Hal
dan kriteria sampel yang memenuhi 90 hari yang sulit sehingga penelitian ini
responden yang tidak dalam jadwal kontrol ke Poliklinik RSUPN Dr. Cipto
47
48
B. Hasil Penelitian
Dari hasil analisis univariat menjelaskan usia yang paling banyak adalah
Karena pada usia diatas 40 tahun semua faktor risiko akan semakin meningkat.
Walaupun begitu usiayang lebih muda dari 40 tahun juga dapat menderita
penyakit jantung koroner atau infark miokard akut (IMA) mempunyai tendensi
Untuk jenis kelamin yang paling banyak terkena SKA berulang adalah laki laki
sebanyak 9 orang (52,9%). Hal ini sesuai dengan teori Seorang lelaki akan
memiliki resiko sindrom koroner akut lebih tinggi dan lebih awal dibanding
memiliki sindrom koroner akut lebih tinggi dan lebih awal dibanding
perempuan.
banyak adalah bependidikan SMP sebanyak 8 orang (47,1. % ).Pada saat ini
SKA berulang
49
yang menyatakan kualitas hidup buruk adalah sebanyak 11orang ( 64,7 % ) dan
yang menyatakan kualitas hidup baik adalah 6 orang ( 35,3 % ). Hasil analisa
bivariat variable tingkat status kesehatan buruk terhadap kejadian SKA berulang
statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat status kesehatan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghaed(2008 ) tentang
Subjective social status, Sosio economice & health following coronary acute
yang memaparkan bahwa ada hubungan antara status kesehatan atau kualitas
orang ( 35,3 %). Hasil analisa bivariat variable tingkat depresi terhadap kejadian
0,028. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
Hal ini sesuai dengan teori (Sermsak, 2010) dimana disebutkan bahwa ada
umum terjadi, persisten dan kurang disadari. Sindrom depresi mayor ditemukan
pada sekitar 15% pasien dengan penyakit jantung, termasuk sindrom koroner
makan, konsentrasi, tidur, dan energi, depresi yang nyata (dengan mood depresi
yang persisten atau anhedonia) merupakan konsekuensi yang tidak normal dari
pada pasien sindrom koroner akut menyatakan bahwa depresi dapat timbul
sebagai reaksi sementara terhadap adanya penyakit jantung, namun tidak jarang
menderita sindrom koroner akut yang datang ke rumah sakit dengan gejala
depresi mayor, 94% telah mengalami depresi lebih dari satu bulan, 61% telah
mengalami depresi lebih dari enam bulan dan lebih dari separuh pernah
bahwa depresi merupakan salah satu faktor resiko independen untuk muncul dan
51
mayor memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami serangan infark
miokard baik yang bersifat fatal maupun tidak fatal, serta mengalami kematian
pasien dengan riwayat penyakit jantung, depresi juga merupakan salah satu
infark miokard yang tidak fatal sebanyak 4 kali lipat, pasca terjadinya suatu
Hal ini dibuktikan dari lebih tingginya kadar plasma platelet factor IV dan
jika dibandingkan dengan penderita tanpa gejala depresi serta kelompok kontrol.
Lebih tingginya aktivitas dan agregasi platelet pada penderita penyakit jantung
platelet dalam jumlah yang lebih besar dan aktivasi kaskade koagulasi. Hal ini
klot. Didalam lumen arteri koroner yang normal, pembentukan trombus dan
iskemia dicegah oleh adanya stimulasi serotonin terhadap sel endotel pembuluh
pembuluh darah disekitar area terbentuknya klot. Pada arteri yang mengalami
Value 0,028. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Hal ini sesuai dengan teori dimana keluarga memasuki krisis karena beberapa
Cemas juga umum terjadi pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler akut.
cemas yang sama dengan yang dialami pasien di unit psikiatri. Cemas seringkali
menetap setelah kelainan jantung dan pada pasien sindrom koroner akut dapat
Berdasarkan penelitian Kadek Dwi Krisnayanti ( 2013 ) dengan judul depresi dan
cemas pada pasien sindrom koroner akut menyatakan bahwa penderita gangguan
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Usia yang paling banyak adalah responden yang berumur lebih dari 40
b. Jenis kelamin yang paling banyak terkena SKA berulang adalah laki
hidup baik sebanyak 6 orang (35,3%) dan responden yang memiliki kualitas
orang (35,3%).
55
56
B. Saran
berikut :
asuhan keperawatan pada pasien yang dirawat karena SKA berulang selain
kehidupannya
2. Untuk peneliti lain mudah mudahan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
berhubungan dengan terjadi nya SKA berulang karena masih banyak faktor
faktor lain yang menyebabkan terjadinya SKA berulang dan perlu kiranya
berulang.
57
berulang.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan & Sadock, ( 2010 ), Buku ajar psikiatri klinis, edisi 2, Jakarta, EGC
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007) Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1.
Jakarta : Penerbit. Buku Kedokteran EGC
Stuart, Gail W. ( 2007 ), Buku saku keperawatan jiwa, edisi 5, Jakarta, EGC
Kadek dwi krisnayanti (2013), depresi dan cemas pada pasien sindrom koroner
akut, http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/6108/4599 diakses 28
februari 2014
http://www.amazine.co/25350/gejala-penyebab-faktor-resiko-sindrom-koroner-
akut/ ; penyebab faktor resiko sindrom koroner akut diakses tgl 20 Februari 2014
Kepada Yth.
di Jakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSIK UMJ) :
Nama : DINA R MINDA
NPM : 2012727018
Atas perhatian dan pertisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini saya ucapkan banyak
terima kasih.
Peneliti
Dina R Minda
Lampiran II
dalam penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
juga mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan oleh peneliti
Saya telah diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan saya akan mengetahui
bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi perkembangan
Responden,
(…………………………..)
Lampiran III
KUESIONER
JAKARTA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pilihan ibu / bapak dan berikan
A . DATA DEMOGRAFI
1. NAMA :
( ) Perempuan
Pilihlah salah satu jawaban dalam kolom pernyataan, yang paling sesuai dengan pilihan
STATUS KESEHATAN
NO PERNYATAAN
Secara umum, yang akan Anda katakan kesehatan Anda saat ini adalah..
1) Luar biasa
2) Sangat bagus
5
3) Baik
4) Biasa saja
5) Buruk
Apakah kondisi anda saat ini terbatas dalam kegiatan cukup berat seperti mendorong
meja,mendorong vacum cleaner atau olah raga cukup berat
6 1) Ya, sangat terbatas
2) Ya, sedikit terbatas ,
3) Tidak, tidak terbatas sama sekali.
Apakah kondisi anda saat ini mengalami keterbatasan dalam menaiki tangga?
1) Ya,sangat terbatas
7
2) Ya, sedikit terbatas
3) Tidak, tidak terbatas sama sekali.
Apakah dalam 4 minggu terakhir ini anda lebih mudah capek dari biasanya?
8 1) Ya
2) Tidak
Apakah dalam 4 minggu terakhir anda terbatas dalam kegiatan rutin sehari-hari?
9 1) Ya
2) Tidak
Selama empat minggu terakhir, berapa banyak rasa sakit mengganggu pekerjaan
normal Anda baik bekerja di luar rumah dan pekerjaan rumah tangga?
1) Sangat banyak
10 2) Cukup sedikit
3) Cukup
4) Sedikit
5) Tidak sama sekali
Dalam empat minggu terakhir seberapa banyak waktu Anda merasa memiliki banyak
energi?
1) Tidak ada waktu
11 2) Sedikit waktu
3) Beberapa waktu
4) Cukup waktu
5) Sebagian besar waktu
6) Semua waktu
Dalam empat minggu terakhir, apakah pencapaian target anda kurang dari yang anda
inginkan sebagai dampak dari masalah emosional, seperti perasaan tertekan atau
12 cemas?
1) Ya
2) Tidak ada
Dalam empat minggu terakhir, apakah Anda merasa bermasalah dalam bekerja atau
beraktifitas lain sebagai dampak dari masalah emosional, seperti perasaan tertekan
13 atau cemas?
1) Ya
2) Tidak ada
Berapa banyak waktu dalam empat minggu terakhir Anda merasa tenang dan damai?
1) Tidak ada waktu
2) Sedikit waktu
14 3) Beberapa waktu
4) Cukup waktu
5) Sebagian besar waktu
6) Semua waktu
Berapa banyak waktu dalam empat minggu terakhir Anda merasa kecil hati dan
sedih?
1) Semua waktu
2) Sebagian besar waktu
15
3) Cukup waktu
4) Beberapa waktu
5) Sedikit waktu
6) Tidak ada waktu
Dalam 4 minggu terakhir dikarenakan masalah fisik dan emosional berapa banyak
waktu yang mengganggu kegiatan sosial anda seperti mengunjungi kerabat atau
16 saudara?
1)Setiap waktu
2)Sedikit waktu
Keterangan :
0-50: Kualitas hidup buruk
51-100: Kualitas hidup baik
DEPRESI
TIDAK LEBIH SEPARUH
NO PERNYATAAN SAMA DARI WAKTU
SEKALI SEHARI LEBIH
Selama 2 minggu terakhir, seberapa
sering anda merasa tidak bergairah
17
dalam melakukan apapun.
KECEMASAN
LEBIH ADA
TIDAK ADA ADA
DARI SEMUA
NO PERNYATAAN ADA SATU DUA
DUA GEJALA
GEJALA GEJALA GEJALA
GEJALA
Perasaan Cemas: firasat
buruk, takut akan
26
pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
Ketegangan: Merasa
tegang, gelisah,
27
gemetar, mudah
terganggu dan lesu
Ketakutan: takut
terhadap gelap,
terhadap orang asing,
28
bila tinggal sendiri dan
takut pada binatang
besar
Gangguan tidur sukar
memulai tidur,
terbangun pada malam
29
hari, tidur tidak pulas
dan mimpi buruk.
Gangguan kecerdasan:
penurunan daya ingat,
30 mudah lupa dan sulit
konsentrasi.
PERNYATAAN TIDAK ADA ADA LEBIH ADA
ADA SATU DUA DARI SEMUA
No GEJALA GEJALA GEJALA DUA GEJALA
GEJALA
Perasaan depresi:
hilangnya minat,
31 berkurangnya
kesenangan pada hoby,
sedih, perasaan tidak
menyenangkan
sepanjang hari.
Gejala somatik: nyeri
paha otot-otot dan
32 kaku, gertakan gigi,
suara tidak stabil dan
kedutan otot
Gejala sensorik:
perasaan ditusuk-tusuk,
33 penglihatan kabur,
muka merah dan pucat
serta merasa lemah.
Gejala kardiovaskuler:
takikardi, nyeri di dada,
34 denyut nadi mengeras
& detak jantung hilang
sekejap.
Gejala pemapasan: rasa
tertekan di dada,
perasaan tercekik,
35
sering menarik napas
panjang dan merasa
napas pendek.
Gejala gastrointestinal:
sulit menelan,
obstipasi, berat badan
36 menurun, mual dan
muntah, nyeri lambung
sebelum dan sesudah
makan, perasaan panas
di perut.
TIDAK ADA ADA LEBIH ADA
No PERNYATAAN ADA SATU DUA DARI SEMUA
GEJALA GEJALA GEJALA DUA GEJALA
GEJALA
Gejala urogenital :
sering kencing, tidak
dapat menahan
37
kencing, aminorea,
ereksi lemah atau
impotensi
Gejala vegetatif : mulut
kering, mudah
berkeringat, muka
38
merah, bulu roma
berdiri, pusing atau
sakit kepala.
Perilaku sewaktu
mengisi kuesioner :
gelisah, jari-jari
gemetar, mengkerutkan
39
dahi atau kening, muka
tegang, tonus otot
meningkat dan napas
pendek dan cepat.
Keterangan :
< 6 : Tidak ada kecemasan
7 – 14 : Kecemasan ringan
15 – 27 : Kecemasan sedang
> 27 : Kecemasan berat