Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sindi Elfanita

Npm : 1910038105028

Prodi: S1 Keperawatan bp19 (STIkes Indonesia Padang)

Makul: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Judul Artikel:

Menelisik Lebih Jauh Pengorbanan Perawat Selama Masa


Pandemi COVID-19

Banyak cerita yang telah beredar di masyarakat mengenai perjuangan tenaga medis selama
masa pandemi COVID-19. Mengutip situs Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,
pasien positif per tanggal 15 Mei 2020 sudah berjumlah 16.496. Jumlah sebesar ini seakan tidak
membuat masyarakat sadar untuk melakukan physical distancing atau mematuhi pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah. Hal ini terbukti dari maraknya
media yang memberitakan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat selama PSBB.
Padahal dengan mematuhi peraturan PSBB, masyarakat telah membantu tenaga medis yang
kini sedang berjuang di garis terdepan dalam menangani pasien COVID-19.
Perawat merupakan tenaga medis yang lebih sering berinteraksi langsung dengan pasien
dibandingkan dengan dokter. Oleh karena itu, tidak ada salahnya saya membuat artikel ini
sebagai hadiah bagi perawat yang baru saja memperingati Hari Perawat Internasional pada
tanggal 12 Mei 2020 kemarin. Terdapat beberapa tujuan penulisan artikel ini. Saya ingin agar
masyarakat semakin mengetahui perjuangan tenaga medis, khususnya perawat, selama masa
pandemi COVID-19. Saya ingin masyarakat menghargai dan menghormati perjuangan perawat.
Saya harap artikel ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya physical
distancing untuk membantu tenaga medis yang berjuang di garda terdepan.

Mengapa saya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya physical


distancing? Hal ini karena perawat berjuang mempertaruhkan keselamatannya demi
menyelamatkan nyawa orang lain. Memang setiap profesi memiliki risiko masing-masing. Akan
tetapi, tidak ada salahnya kita mengetahui pengorbanan perawat di masa pandemi ini.
Masyarakat kerap mendengar bahwa tenaga medis harus memakai alat pelindung diri (APD)
selama 8—12 jam. Beberapa tenaga medis juga membagikan kisahnya yang mendapatkan luka
di wajah akibat penggunaan APD yang ketat serta iritasi di kulit akibat penggunaan hand
sanitizer terus menerus. Pada artikel ini, saya ingin mengajak pembaca untuk menelisik lebih
jauh pengorbanan perawat selama masa pandemi COVID-19.

Artikel ini dibuat berdasarkan hasil wawancara personal antara penulis dengan seorang
perawat di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta pada tanggal 14 Mei 2020. Menurut
penuturannya, perawat tidak bisa ke toilet selama masih memakai APD. Hal ini karena APD
hanya dapat digunakan satu kali, sementara harga APD cukup tinggi. Selain itu, penggunaan
APD tidak bisa di sembarang tempat untuk mencegah penyebaran virus. Menurutnya, seluruh
tenaga medis mendapatkan popok dewasa agar mereka dapat membuang air kecil saat sedang
bertugas. Akan tetapi, sebagian tenaga medis menolak untuk menggunakan popok karena
enggan dan tidak terbiasa.

Sumber juga menuturkan sebuah fakta yang menarik yang sepertinya belum pernah dibahas
oleh media. Setiap tenaga medis di rumah sakit tersebut diwajibkan untuk menerima suntik
vitamin C sebanyak dua kali dalam sehari. Vitamin C berkontribusi dalam menjaga daya tahan
tubuh dengan cara mendukung berbagai fungsi selular, baik sistem kekebalan spesifik maupun
sistem kekebalan nonspesifik. Vitamin C terakumulasi dalam sel fagosit, meningkatkan
fagositosis, dan akhirnya membunuh mikroba (Carr & Maggini, 2017). Tentunya hal ini sangat
penting bagi tenaga medis, terutama bagi perawat yang lebih sering berinteraksi langsung
dengan penderita COVID-19 dan terancam terpapar virus. Padahal, terdapat berbagai bahaya
yang mengintai keselamatan perawat saat menjalankan tugasnya. Saya akan mulai membahas
dampak dari menahan buang air kecil. Normalnya dalam waktu 24 jam, manusia melakukan
buang air kecil sebanyak 6—8 kali sehari. Sedangkan jumlah urin normal yang dikeluarkan
adalah 1.500 ml per hari (Sherwood, 2012). Menahan buang air kecil bisa menyebabkan
berbagai masalah kesehatan (Chavoustie, 2018). Menahan buang air kecil dapat menyebabkan
timbulnya rasa sakit saat membuang air kecil. Otot-otot juga berpotensi tetap berkontraksi
walaupun sudah mengeluarkan urin sehingga dapat menyebabkan kram panggul. Menahan urin
juga dapat membuat bakteri berkembang biak dan menyebabkan risiko timbul infeksi saluran
kemih meningkat. Selain itu, semakin sering menahan buang air kecil dapat menyebabkan
kerusakan otot panggul dan meningkatkan risiko terkena penyakit batu ginjal. Beralih ke bahaya
selanjutnya. Vitamin C memang memiliki berbagai manfaat. Akan tetapi, penggunaan vitamin C
yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Menurut sumber, tenaga medis yang
menerima suntikan vitamin C dua kali sehari mulai merasakan dampaknya. Beberapa tenaga
medis terkena penyakit prehipertensi. Setelah ditelusuri lebih jauh, sebuah penelitian dari
Lippincott Williams & Wilkins membuktikan bahwa suntik vitamin C yang lebih dari 30 gram
dapat memicu penyakit prehipertensi (Izzo & Black, 2003).

Setelah mengetahui berbagai bahaya yang mengintai perawat selama bertugas di masa
pandemi COVID-19 ini, hendaknya kita berkenan untuk memberikan penghargaan dan
penghormatan yang setinggi-tingginya kepada perawat yang kini sedang berjuang di garis
terdepan, khususnya mereka yang kini sedang menangani pasien COVID-19. Mari kita
membantu perawat dengan cara #DiRumahAja untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-
19 sehingga pandemi ini bisa cepat berakhir. Jika terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah,
jangan lupa untuk menggunakan masker, tetap menerapkan physical distancing, dan senantiasa
menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Terakhir,
jangan lupa untuk menyelipkan doa bagi tenaga medis, pasien yang kini berjuang melawan
COVID-19, serta tenaga medis dan pasien COVID-19 yang telah meninggal dunia. Semoga
dengan bekerja sama, kita bisa melalui pandemi COVID-19 dengan baik tanpa kehilangan nyawa
lebih banyak lagi.

Referensi:

Carr, A. C., & Maggini, S. (2017). Vitamin C and Immune Function. Vitamin C in Health and
Disease, 29--41. Retrieved from https://books.google.co.id/books

Anda mungkin juga menyukai