Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN GANGGUAN ISCHEMIC HEART


DISEASE (IHD) TERKAIT DENGAN SISTEM KARDIOVASKULER

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.M.R.T WONGSONEGORO


KOTA SEMARANG

DISUSUN OLEH :

ROKHILAH RIZQIL ULLA

P1337420616011

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2018
I. JENIS KASUS (Diagnosa Medik)
A. Pengertian
Ischemic heart disease (IHD) yaitu penyakit jantung iskemik, keadaan
berkurangnya pasokan darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian
tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta
rahang. Lumen pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena
plak ateromatosa. Jika pengobatan dengan obat-obatan vasodilator tidak berhasil,
operasi bypass perlu dipertimbangkan. Penyakit jantung iskemik adalah keadaan
berbagai etiologi, yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara
suplai dan tuntutan oksigen (Andrew Selwyn/Wugene Braunwald, 2002).
JK adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang
disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung pun
memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
Pasokan zat makanan dan darah ini harus selalu lancar karena jantung bekerja keras
tanpa henti. Pembuluh darah koroner lah yang memiliki tugas untuk memasok darah
ke jantung (Delmi 2010).
Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu
kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri
yang mengalirkan darah ke otot jantung. Karena sumbatan ini, terjadi
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena sehingga fungsinya terganggu.

B. Anatomi Jantung
Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu diantara ke-2 paru-
paru. Pericardium yang meliputi jantung terdiri dari 2 lapisan, lapisan dalam
(pericardium viseralis) dan lapisan luar (pericardium parietalis). Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan pada
pompa jantung.
Jantung terdiri dari 3 lapisan: lapisan luar disebut epikardium lapisan tengah
merupakan lapisan otot disebut miokardium, sedangkan lapisan terdalam yaitu
lapisan endotel disebut endokardium. Ruang jantung bagian atas, atrium, secara
anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah, atau ventrikel, oleh suatu
anulus fibrosus. Ke-4 katub jantung terletak dalam cicin ini. Secara fungsional
jantung dibagi menjadi alat pompa kanan dan kiri. Pembagian fungsi ini
mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi: vena cava,
atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, paru-paru, vena pulmonalis, atrium
kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria, arteriola, kapiler, venula, vena, vena kava.
Sebenarnya jantung memutar kekiri dengan apeks terangkat ke depan. Rotasi
ini menempatkan bagian kanan jantung ke anterior di bawah sternum, dan bagian kiri
jantung relatif ke posterior. Apeks jantung dapat dipalpasi di garis midclavicula pada
ruang intercostals ke-4 atau ke-5.

C. Etiologi
Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah berkurangnya pemasukan darah pada
otot jantung yang disebabkan karena penyumbatan oleh thrombus pada arteria
koronaria yang berpenyakit didaerah dekat plak aterosklerotik. Untuk contoh faktor
resiko major IHD di Amerika adalah: peningkatan serum cholesterol dan hipertensi.
1. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi:
a. Umur : Paling banyak terjadi pada usia 65 tahun ke atas 
b. Jenis kelamin: Wanita lebih berpotensi karena dipandang dari faktor.
c. Stress: peningkatan TD dan penggunaan obat KB.
d. Herediter
e. Ras
2. Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi
a. Peningkatan serum lemak
b. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,
sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel
kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner).
c. Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung
pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri,
nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan
reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi
hipersensitifitas dinding arteri
d. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan >
21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol
dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai
melebihi 20% dari BB ideal.
e. Peningkatan serum kolesterol
f. Stress dalam kehidupan sehari-hari
g. Kurang olah raga
h. diabetes mellitus

D. Patofisiologi
Iskemik jantung terjadi karena permintaan oksigen jantung melebihi
kemampuan arteri koronaria karena atherosclerosis. Meskipun muskulus skeletal
hanya menyaring 20% dari oksigen yang tersedia dan mempertahankan cadangan,
myocardium saat istirahat dapat menyaring 60% sampai 85% dari oksigen yang
tersedia. Jika kebutuhan oksigen jantung tidak terpenuhi dari penyaringan
maksimum, aliran darah coronaria akan meningkat melalui vasodilatasi dan
peningkatan aliran rata-rata.
Pada seseorang dengan penyakit arteri coronaria (CAD) arteri koronarianya
tidak mampu untuk berdilatasi untuk meningkatkan kebutuhan metabolismenya
karena sudah terjadi dilatasi kronis yang melewati area yang mengalami obstruksi.
Pada iskhemik atherosclerosis dapat terjadi, arteri biasanya 75% mengalami stenosis.
Ditambah juga, penyakit jantung dapat menambah kesulitan aliran darah rata-rata. Ini
menimbulkan kekurangan oksigen. Disamping stenosis atheroclerosis, kekurangan
oksigen disebabkan karena spasme artery coronaria dan trombosis coronaria. Pada
spasme artery coronaria sesak nafas dapat terjadi karena penyempitan dari arteri
coronaria. Durasi dari spasme dibedakan menjadi,apakah micardium akan
mengalami iskemik apa tidak.
Faktor lain yang bertanggung jawab untuk menggambarkan kebutuhan
oksigen miokardial dan rendahnya pemasukan suplay oksigen, rendahnya volume
darah adalah: obat-obat yang menyebabkan vasokontriksi dan aorta stenosis.
Stimulasi catecholamine yang berlebihan, anemia, oxygen-hemoglobin yang tidak
teratur, dan penyakit paru kronis dapat juga menyebabkan iskemik jantung.
Ventrikel kiri paling mungkin terjadi iskemik dan injury karena dia yang
memenuhi permintaan oksigen miokardia paling tinggi dan yang memiliki tekanan
sistem yang lebih tinggi. Iskemik menyebabkan ketidak fungsian LV secara
sementara dalam peningkatan tekanan diastole LV. Ischemik juga menyebabkan
peningkatan tekanan arteri pulmonary dan peningkatan tekanan jantung kanan.

E. Manifestasi klinik
Angina pectoris merupakan manifestasi klinik yang sering dijumpai. Manifestasi
klinik yang lain adalah Angina stabil, Angina Prinzmetal, Angina tak Stabil, Infark
Miokard, Silent Myocardial Ischemic (SMI), Gagal jantung, Disritmia cordis.

F. Pemeriksaan penunjang
1. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan
diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar
(lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari ¼).
2. Laboratorium
Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat
Hal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam
aliran darah. Normal 0-1 mU/mL.
 SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)
Nomal kurang dari 12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24 jam
setelah serangan.
 LDH (Lactic De-Hydrogenase)
Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim biasanya baru mulai naik
setelah 48 jam.
 Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan
kadang Hiperglikemi ringan.
3. Kateterisasi  :  Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
4. Radiology    :   Pembesaran dari jantung.
II. FOKUS ASSESMENT (Bentuk Pathway)

arterosklerosis Thrombosis

Obstruksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung

Oksigen dan nutrisi

Suplai dan kebutuhan oksigen


kejantung tidak seimbang

Suplai oksigen ke
miokard

Jaringan miokard
iskemik (IHD)

Metabolisme Kontraktilitas Kegagalan Gagal


hipoksia
anaerob jantung pompa jantung
jantung
Timbunan asam COP Gagal pompa
nyeri ventrikel kiri
laktat meningkat
Penurunan
fatigue curah Suplai ke
jantung otak turun
intoleransi
Suplay darah
jaringan

Metabolisme
anaerob

Inteloleransi Asidsosis
ATP metabolic
aktivitas
III. MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan utama pasien mencakup berikut ini:
1. Nyeri berhubungan dengan berkurangnya aliran darah jantung
2. Ansietas berhubungan dengan takut akan kematian
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan turunnya kontraksi jantung
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan membran kapiler alveolar
( Brunner & Suddart, 2002)

IV. INTERVENSI DAN RASIONALISASI


Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah teratasi dengan kriteria:
 Ekspresi nyeri biasa
 Menyatakan nyeri dada hilang
 Mudah bergerak, rileks

Intervensi dan rasionalisasi

a. Pantau karakteristik nyeri


Merupakan dasar pengkajian dan pedoman intervensi selanjutnya
b. Observasi isyarat ketidaknyamanan non verbal
Membantu mengaskan indikator ketidaknyaman
c. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Menurunkan rangsang eksternal yang memicu nyeri
d. Bantu melakukan teknik relaksasi
Membantu mengurangi nyeri, nonfarmakologik
e. Berikan obat analgesic
Menurunkan nyeri hebat dan mengurangi kerja miokard
2. Ansietas berhubungan dengan akut akan kematian
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa terjadi dengan
kriteria:
 kecemasan/takut berkurang
 Mengungkapkan perasaannya
 Mengekspresikan perasaan positif
Intervensi dan rasionalisasi:
a. Pantau tanda dan gejala ansietas
Mengetahui tingkat ansietas pasien
b. Dengarkan keluhan pada pasien dengan penuh perhatian
Meningkatkan rasa aman dan nyaman pasien
c. Berikan informasi tentang penyakit dan prognosis klien
Mengurangi ansietas
d. Berikan hipnotik (kalium, ativon, dalmane) sesuai indikasi
Meningkatkan istirahat dan menurunkan ansietas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
oksigen
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa teratasi dengan
kriteria:
 Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
 Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
 Tingkat daya tahan adekuat untuk aktivitas
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
Intervensi dan rasionalisasi
a. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
Mengetahui tingkat toleransi terhadap aktivitas
b. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
Mengindikasikan program obat dan pemberian oksigen tambahan
c. Batasi rangsangan lingkungan
Memfasilitasi relaksasi
d. Ajarkan pasien pengaturan aktivitas
Mencegah keluhan
e. Kolaborasi dangan ahli terapi oku[asi/fisik
Merencanakan dan memantau program aktivitas
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan turunnya kontraksi jantung
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa teratasi dengan
kriteria:
 Edema perifer tidak ada
 Warna kulit kemerahan
 Tidak ada distensi vena jugularis
 Distes tidak ada
Intervensi dan rasionalisasi
a. Pantau tanda kelebihan cairan
Mengetahui adanya edema perifer
b. Auskultasi bunyi paru
Mengetahui adanya suara tambahan
c. Ubah posisi pasien tiap 2 jam
Menurunkan sirkulasi perifer
d. Isntruksikan tentang mempertahankan keadekutan asupan dan pengeluaan
Memantau keseimbangan asupan dan pengeluaran
e. Berikan oksigen tambahan
Meningkatkan suplai oksigen
f. Berikan obat anti aritmia
Menurunkan kontraktilitas koroner
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan membran kapiler alveolar
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan bisa
teratasi dengan kriteria
 Dada perifer kuat dan simetris
 Tidak ada edema perifer dan asites
 Tidak ada angina/nyeri
 Tidak ada bunyi napas tambahan
Intervensi dan rasionalisasi
a. Pantau nyeri dada
Mengetahui tingkat kenyamanan
b. Observasi adanya perubahan segmen ST pada EKG
Mengetahui tingkat/luasnya infark
c. Tingkatkan istirahat
Meningkatkan pertukaran gas
d. Hindari pengukuran suhu pada rektal
Mengurangi keakuratan
e. Hindari melakukan manuver valsaud (mengejan) pada pasien
Mengurangi kontraksi kuat pada jantung
f. Jelaskan pembatasan asupan kafein, natrium, kolesterol dan lemak
Mencegah area infark miokard yang baru

(Wilkinson, M Judith, 2007)

V. BUKU SUMBER
Corwin J,Elisabeth. (2009). Buku Saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC.

Corwin J,Elisabeth. Buku Saku patofisiologi: sistem kardiovaskuler Edisi 1.


Jakarta: EGC 2009

Merriamm-Webster. Inc. 2009. Meriam-Webster’s Collegiate Dictionary (11th


Edn)Springfield, MA: Author

Mutaqin, Arif. (2009). B.A Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Kardovaskuler dan Hematologi.Jakarta: Salemba Medika.

Mutaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Kardovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda 2015-2017

NIC 2015

NOC 2015
Media Aesculapios FKUI Nanda. 2009. Diagnosis Keperawatan: Kenyamanan.
Jakarta EGC

Marriana Virtanen, 2012. Overtime Work And Incident Coronary Heart Disease:
The Wgitehall II Prospective Cohort Study

Anda mungkin juga menyukai