Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Oleh:

Keke Vergiana 19.0.P.245

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes MITRA HUSADA
KARANGANYAR
2021
A. LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN
B. PENGERTIAN

Diare menurut Mansjoer (2018) adalah frekuensi defekasi encer lebih

dari 3 x sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara

mendadak berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat.

Sedangkan menurut Suruadi (2016) Diare adalah kehilangan cairan dan

elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih

BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut Ngastiyah

(2013) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,

dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai

frekuensi defekasi yang meningkat.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair

atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari

biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria

frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air

besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

C. ETIOLOGI

Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2013).

1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare

Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.

Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.

Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica,


giardia lambia), jamur (candida aibicans).

2. Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti

Tonsilitis, broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi :

Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein

Faktor makanan : basi, racun, alergi.

Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

D. MANIFESTASI KLINIS

Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2016) antara lain :

1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.


2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.

3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.

E. PATOFISIOLOGI

Menurut Suriadi (2016), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah

meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan

akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang

berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga

ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan


elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.

Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat

rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam

mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan

elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal

sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas

intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan

akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan

elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.

Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi

intestinal.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam

yaitu:

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang

berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam

rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare.

Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)

2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)


3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
F. PATHWAY

G. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2016 ) adalah :

1. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi

perubahan elektrokardiogram ).

2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2016 ) adalah :

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.


2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.

Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2018)

1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga

ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji

retensi terhadap berbagai antibiotik.

2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit

( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang ).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif terutama pada diare kronik.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (2012) adalah

pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.

a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun

misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin,

ASI. Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol

karena cairan yang terlalu banyak mengandung gula akan


memperburuk diare.

b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang

mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi

oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam

rehidrasi kedalam 1 liter air bersih.

c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.


2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (2014) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan

pencegahan enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak

dengan penderita.

b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila

menyentuh barang terinfeksi.

c. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero

patogen dan cara mengurangi penularan.

J. FOKUS PENGKAJIAN

Fokus pengkajian menurut Doenges (2011 ):

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari,

kelemahan, perasaan ‘hiper’ dan ansietas, peningkatan

aktivitas / partisipasi dalam latihan-latihan energi tinggi.

Tanda : Periode hiperaktivitasi, latihan keras terus-menerus.

2. Sirkulasi

Gejala : Perasaan dingin pada ruangan hangat.


Tanda : TD rendah takikardi, bradikardia, disritmia.

3. Integritas ego

Gejala : Ketidakberdayaan / putus asa gangguan ( tak nyata )

gambaran dari melaporkan diri-sendiri sebagai gendut terusmenerus memikirkan


bentuk tubuh dan berat badan takut

berat badan meningkat, harapan diri tinggi, marah ditekan.

Tanda : Status emosi depresi menolak, marah, ansietas.

4. Eliminasi

Gejala : Diare / konstipasi,nyeri abdomen dan distress, kembung,

penggunaan laksatif / diuretik.

5. Makanan, cairan

Gejala : Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan

normal atau meningkat.

Tanda : Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor

buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka rongga mulut,

luka tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah berdarah,

luka gusi luas.

6. Higiene

Tanda : Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan

rambut ( aksila / pubis ), rambut dangkal / tak bersinar, kuku

rapuh tanda erosi email gigi, kondisi gusi buruk

7. Neurosensori

Tanda : Efek depresi ( mungkin depresi ) perubahan mental ( apatis,


bingung, gangguan memori ) karena mal nutrisi kelaparan.

8. Nyeri / kenyamanan

Gejala : Sakit kepala.

9. Keamanan

Tanda : Penurunan suhu tubuh, berulangnya masalah infeksi.

10. Interaksi sosial

Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu

dominan anggota keluarga dekat, kebersamaan dijunjung

tinggi, batas pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak

yang dapat bekerja sama, masalah control isu dalam

berhubungan, mengalami upaya mendapat kekuatan.

11. Seksualitas

Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,

menyangkal / kehilangan minat seksual.

Tanda : Atrofi payudara, amenorea.

12. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden

depresi keyakinan / praktik kesehatan misalnya yakin

makanan mempunyai terlalu banyak kalori, penggunaan makanan sehat.

K. INTERVENSI
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out
put yang berlebihan dengan intrake yang kurang ( Carpenito, 2010).
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : Turgor kulit elastis dan mukosa bibir lembab
Intervensi :

a. Kaji status dehidrasi : mata, tugor kulit dan membran mukosa.

Rasional : Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau


dehidrasi.
b. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan,
fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk
pengganti cairan.
c. Monitor TTV
Rasional : Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan
keefektifan intervensi.
d. Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan
albumin.
Rasional : Untuk menentukan kebutuhan penggantian dan
keefektifan terapi.
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti diare dan
antibiotik.
Rasional : Untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan / elektrolit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah
(Carpenito, 2010 ).

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : BB klien kembali normal dan nafsu makan meningkat


Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari
Rasional : Untuk memberikan info tentang kebutuhan diet atau
keefektifan terapi.

b. Monitor intake dan out put


Rasional : Untuk mengetahui berapa banyak masukan dan
pengeluaran cairan ke dalam tubuh.
c. Hindari makanan buah-buahan dan hindari diet tinggi serat.
Rasional : Memungkinkan aliran usus untuk memastikan kembali proses
pencernaan, protein perlu untuk integritas jaringan.
d. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional : Mulut yang bersih dapat menigkatkan rasa makanan.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan
pencernaan dan fungsi usus.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. ( Doenges, 2015 )
Tujuan : Hipertermi teratasi
Kriteria hasil : Tubuh tidak panas dan suhu tubuh normal (S : 36-37 o C)
Intervensi :
a. Observasi vital sign
Rasional : Membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan
intervensi.
b. Berikan kompres air hangat
Rasional : Untuk mengurangi / menurunkan rasa panas yang disebabkan oleh
infeksi.
c. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan banyak minum.
Rasional : Untuk mengurangi dehidrasi yang disebabkan oleh out put yang
berlebihan.
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan pakaian tipis, longgar dan
menyerap keringat
Rasional : Agar pasien merasa nyaman.
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti piretik
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi tubuh dan
mengurangi terjadinya infeksi.
4. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan sering BAB ( Suriadi,
2010
Tujuan : Kerusakan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil : Kulit utuh dan tidak ada lecet pada area anus.
a. Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda iritasi pada kulit misal : kemerahan


pada luka..

b. Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pakaian


Rasional : Untuk mempertahankan teknik aseptic atau antiseptik.
c. Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
Rasional : Untuk menghindari pada daerah anus terdapat kuman,
bakteri, karena bakteri suka daerah yang lembab.
d. Observasi keadaan kulit
Rasional : Pada daerah ini meningkat resikonya untuk kerusakan
dan memerlukan pengobatan lebih intensif.
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi badan.
5. Gangguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan peningkatan
frekuensi defekasi ( Doenges, 2018 ).
Tujuan : BAB dengan konsistensi lunak / lembek, warna kuning.
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan rasional
program pengobatan dan meningkatkan fungsi usus mendekati normal.

DAFTAR PUSTAKA
Bidup John, 2018. Kesehatan Anak Untuk Keperawatan Petugas Penyuluhan
Kesehatan dan Bidas Desa. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.
Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http://en.wikipedia.org (accassed 15 Desember 2016).
Beherman E Richard, dkk, 2015. Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi
15. EGC : Jakarta.
Carpenito. L. J, 2012. Hand Book of Nursing Diagnosa. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynm E. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi
3. EGC. Jakarta.
Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http://abuhamzah.multiply.com (accassed 14 Desember 2011).
Suriadi, Rita Yuliani. 2012. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1.
Agung Seto. Jakarta.
Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http: // tutorial kuliah. Wordpress.com.(accassed 14 Desember
2017).
Ngastiyah, 2012. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. EGC,
Jakarta
Sundaru, Heru. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.S DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHANCAIRAN DAN ELEKTROLIT

Hari / Tanggal : Rabu, 13 Januari 2021


Jam : 12.30 WIB
Ruang : -
1. IDENTITAS PASIEN
a. Pasien
1) Nama pasien : NY.S
2) Tempat tanggal lahir : Karanganyar, 13 juli 1983
3) Usia : 38 Tahun
4) Jenis kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Pedagang sayur
8) Status perkawinan : Kawin
9) Suku/Bangsa : Indonesia
10) Alamat : Ngijo kulon Rt 03/01 Tasikmadu
11) Diagnosa medis : Gastroenteritis
b. Penanggung jawab / Keluarga
1) Orang tua : Bp.S
2) Umur : 40 tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : Swasta
5) Alamat : Ngijo Kulon Rt 03/01 Tasikmadu
6) Hubungan dengan pasien : Suami
7) Status perkawinan : Kawin

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1) Keluhan utama saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 januari 2021.
P : Pasien mengatakan muntah >3 kali setelah makan rujak, badannya
terasa lemas,pusing dan BAB cair sudah >5 kali
Q : Pasien terlihat kelemahan, matanya cekung, dan muka pucat.
T : Diare sudah sejak 3 hari yang lalu dari hasil pemeriksaan fisik di
dapatkan data.
S : 37,9 C N : 100 kali/menit R : 25 kali/menit

2) Riwayat kesehatan sekarang


Pasien mengatakan sebelim masuk rumah sakit mengalami pingsan di
jalan karena kelelahan saat berdagang sayur keliling. Kemudian pasien
dibawa ke rumah sakit umum daerah karanganyar . karena keluarga
cemas . pada tanggal 14 januari 2021 pasien tiba di IGD sekitar jam 12.30
wib. keluhan saat di IGD adalah muntah >3x setelah makan rujak. BAB
cair pusing dan lemas dan pasien di diagnose GEA. Dan dianjurkan rawat
inap. Lalu pasien dibawa ke bangsal mawar 2. Mendapatkan terapi dari
IGD.

3) Riwayat kesehatan dahulu


Pasien mengatakan pernah mengalami diare sejak 4 bulan yang lalu,
namun tidak dirawat di rumah sakit dan mengatakan pada tahun 2009
mempunyai penyakit DM.

b. Riwayat kesehatn keluarga


Gambar 3. Genogram
1) Genogram

Keterangan :

Perempuan

Laki-laki

Pasien

Garis Keturunan

Garis Serumah
2) Riwayat kesehatan keluarga

pasien merupakan anak ke 3 dari 3 saudaranya dan tinggal bersama ibu dan
ayahnya, serta saudara kandungnya, ibu pasien mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti hipertensi,DM,TBC,dll

3. Kesehatan fungsional
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sehat itu segalanya. Jika ada keluarga yang
sakit maka langsung di bawa kerumah sakit atau pukesmas.selama sakit
pasien ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarganya.
b. Pola nutrisi
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit makan teratur 3x sehari makan
nasi, lauk dan sayur. Pasien tidak mempunyai alergi terhadap
makanan. Sebelum sakit pasien makan rujak. Kebiasaan minum
pasien air putih 6-8 gelas sehari
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit hanya makan buah jika makan nasi
rasanya ingin mual dan jeruk hangat untuk menghilangkan mual
c. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB rutin 1x sehari karakteristik fases
lembek/lunak, berwarna kuning kecoklatan. BAK >5 kali/hari.
Urine berwarna kuning jernih
 Saat sakit
Pasien mengatakan BAB 4 kali sehari, karakteristik lembek,
berwarna kuning. BAK 3x sehari, urine berwarna kuning jernih
d. Pola Aktivitas dan Latihan
 Pernapasan : pasien mengatakan jalan napas sesudah dan sebelum
sakit lancer
 Sirkulasi : pasien mengatakan sirkulasi
e. Pola istirahat dan tidur
 Sebelum sakit
Pasien mengatakn sebelum sakit, tidur 8jam/hari dengan kualitas
tidur nyenyak dan normal
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit susah tidur, merasa tidak nyaman
f. Pola Persepsi Kongnitif
 Sebelum sakit dan saat sakit
Sebelum dan saat sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik,
tidak ada gangguan status mental kemampuan penginderaan
berfungsi dengan baik
g. Pola Persepsi dan Konsep diri
 Gambaran diri
Pasien tidak mengalami gangguan citra tubuh
 Harga diri
Pasien mengatakan selalu dihargai di keluarga maupun masyarakat
 Ideal Diri
Pasien mengharap agar cepat sembuh dan kembali berkumpul
dengan keluarga
 Peran
Pasien mengatakan saat ini ber peran sebagai ibu
 Identitas diri
Pasien adalah seorang pedagang sayur keliling di desanya
h. Pola Peran dan Hubungan
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan lingkungan sekitar
baik. Pola interaksi pasien dengan perawat sangat baik dan koopsiatif.
Namun saat sakit pasien hanya diam dan tidur. Sehingga peran sebagai ibu
dalam kelurganya terganggu
i. Pola Reproduksi dan Seksual
Pasien sudah mempunyai 3 orang anak perempuan, laki-laki dan
perempuan. Pasien mengatakan kalau tidak ada gangguan reproduksi
j. Pola Koping terhadap Stress
Pasien mengatakn jika ada masalah selalu bercerita dengan keluarganya
dan keluarga selalu memberi dukungan
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien mengatakan beragama islam. Aktivitas ibadah setiap hari adalah
sholat dan menganggap penyakitnya merupakan sebuah ujian dan selalu
tegar menghadapinya

3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : sedang
b. Tingkat kesadaran : composmetis
c. Tanda – Tanda Vital :
 Suhu : 37,5 C
 Nadi : 100 x/menit
 Respirasi : 22 x/menit
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
d. Kepala :
 Bentuk : mesosefal
 Kulit : bersih
 Rambut : hitam, tidak rontok
e. Mata :
 Konjungtiva : anemis
 Pupil : isokor
 Pengelihatan : normal
 Palpebra : kehitaman
f. Hidung : bersih, bentuk simetris tidak ada polip
g. Telinga : fungsi pendengaran normal, bentuk simetris, tidak ada nyeri telinga
h. Mulut : gigi lengkap, bibir kering
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe tidak teraba benjolan
j. Dada :
 Inspeksi : simetris
 Auskultasi : sonor
 Perkusi : normal
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Abdomen
 Inspeksi : bentuk datar
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : peristaltic
l. Genetalia : perempuan tidak terpasang DC
m. Anus : tidak ada lesi
n. Ekstremitas : tidak ada kelainan
 Kekuatan otot
Tangan kanan S S tangan kiri

Kaki kiri S S kaki kiri

Keterangan
 S : kekuatan normal,gerakan penuh
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pengkajian nutrisi (abcd)
A (antopometri) : BB : 57 kg, TB : 167 cm
IMT : 20,5 (pasien termasuk dalam normal weight)
B (bromecanical) :

Jenis pemeriksaan Hasil Rentang normal Satuan Keterangan


Hb 13,3 L : 13-18 9/dl Normal
P : 11-16,5

C (clinical) : pasien tampak lemah dan berbaring di Kasur, conjungtiva


tidak anemis
D ( Diet) : sebelum sakit pasien makan teratur 3x sehari dengan
nasi,lauk, sayur. Minum air putih (>6-8 gelas/hari)
Saat sakit pasien hanya makan buah jika makan nasi rasanya ingin
mual. Minum jeruk hangat
5. TERAPI YANG DIBERIKAN

Nama obat Dosis Fungsi

Infus RL 30 tpm Mengganti cairan tubuh yang


hilang

Injeksi ondansentran 8mg/12 jam Mengobati mual muntah yang


di sebabkan oleh efek samping
radioterapi

Injeksi Ranitidine 50 mg/12 jam Untuk mengurangi hestamin


jumlah asam blocker lambung

Injeksi Santagesik 500 mg/8jam Untuk menghilangkan nyeri


akut/kronik berat

Injeksi Lansoprazol 30 mg/12 jam Untuk menurunkan sekresi


asam lambung berlebih

LBio 3x1 sehari Menjaga keseimbangan bakteri


dalam saluran pencernaan

2mc 3x1 sehari Untuk mengatasi diare

Metformin 500 mg/ 3x1


sehari Menurunkan kadar gula darah
yang tinggi
6. ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi/Penyebab Problem


DS : pasien Defekasi fases Diare
mengatakan : cair >3 dalam 24
-diare 5x jam
-muntah 3x
-pusing

DO : pasien
tampak :
-lemah
-pucat
-TTV :
-T : 90/60 mmHg
-N : 85 x/mnt
-S : 36,3 C
- RR : 20x/mnt

DS : pasien Gangguan volume Kerusakan integritas


mengatakan : cairan kulit
-BAB cair 5x
-mual
-muntah 1x
DO : pasien
tampak :
-haus
-TTV ;
-T : 110/80 mmHg
- N : 85 x/mnt
-S : 36,3 C
-RR :20 x/mnt
-Tugor kulit
kering

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Diare berhubungan dengan nyeri abdomen diakibatkan oleh parasit
gangguan pencernaan (Nanda, hal : 202 kode :00013)
 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
volume cairan pada turgor kulit (Nanda, hal : 407 kode : 00046)
 Ketidak seimbangan Nutrisi b.d ketidakmampuan makan

8. INTERVENSI
Nama : NY.S
Umur : 38 Tahun
No.RM : -

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONALISASI


KEPERAWATAN HASIL
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan Diare - mengumpulkan
dengan nyeri
tindakan keperawatan Menagement dan menganalisis
abdomen
diakibatkan oleh 3x24 jam diharapkan - Evaluasi efek data pasien untuk
parasit gangguan
Diare pada pasien samping mengatur
pencernaan (Nanda,
hal : 202 kode : teratasi. pengobatan keseimbangan
00013)
Kriteria hasil : terhadap cairan.
Data subyektif :  Fases berbentuk, gastrointestinal
- pasien
BAB sehari sekali - Ajarkan -memberikan hidrasi
mengatakan
BAB tiga kali pasien cairan tubuh secara
sejak 3 hari  Menjaga daerah Untuk parental
yang lalu sekitar rectal dari menggunakan
- pasien iritasi obat -mempertahankan
mengatakan  Tidak anti diare cairan
BAB mengalami - Evaluasi
encer 3 diare intake -memantau
sehari  Menjelaskan makanan yang perubahan atau
Data obyektif : penyebab diare dan masuk penurunan BB
- Namapak rasional tindakan - Identifikasi
BAB encer  Mempertahanka faktor -Memberikan
3 hari n penyebab dari tindakan
- Peristaltik turgor kulit diare keperawatan
24 menit - Monitor mengatasi mual
pasien tanda dan muntah
tampak lemah dan gejala diare
lemas Observasi - Menurunkan
turgor motilitas atau
kulit secara peristaltik usus dan
rutin menunjukkan
sekresi degestif
untuk
menghilangkan
kram dan diare

untuk mengetahui
luas kerusakan
2. • Resiko - Kaji daerah inegritas kulit
kerusakan integritas
Setelah dilakukan tindakan perianal
kulit berhubungan
dengan gangguan keperawatan 3x24 jam
volume cairan pada
diharapkan kerusakan integritas - Anjurkan - Menjaga agar
turgor kulit (Nanda,
hal : 407 kode : kulit dan gangguan volume pada keluarga daerah anus tidak
00046)
cairan pada turgor kulit pasien untuk selalu lembab
teratasi. membersihkan
Kriteria hasil : dan
-pasien mengatakan mengerikan
anaknya BAB daerah anus
satu kali sehari setiap kali
- Frekuensi BAB satu BAB - Mengurangi iritasi
kali sehari pada daerah perianal
dengan konsistensi padat - Berikan salep dan turgor kulit
- Turgor kulit pasien pada daerah pasien
kering anus setelah
- Keluarga mampu dibersihkan
melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembaban
kulit
- Pemberian Cotri 480
gram,Leoperamide,
Oaracetamol,Vitamin B
Komplek
3. Manajemen Nutrisi (NIC
1100)
Ketidak seimbangan Setelah dilakukan
Nutrisi tidakan selama 1X24 jam 1. Tentukan status
gizi pasien
diharapkan masalah
ketidakseimbangan 2. Monitor kalori

nutrisi teratasi dengan dan asupan

kriteria hasil : makanan

1. Asupan Gizi ditingkatkan Memberikan


ke skala 5 (tidak bimbingan
menyimpang) terhadap
2. Asupan makanan makanan yang
ditingkatkan ke skala 5 lebih sehat
Asupan cairan Anjurkan
ditingkatkan ke skala 5 keluarga untuk
memberikan
makanan favorit
klien

9. IMPLEMENTASI
Nama : NY.S
Umur : 38 Tahun
No. RM : -

N Hari /tanggal Implementasi Respon TTD


o
1 Rabu,13 Mengkaji keluhan pasien DS : pasien
januari 2021 mengobservasi TTV mengatakan
(16.00) setiap 8 jam bahwa BAB
berkali-
kali.lemas dan
pusing
DO : turgor
kulit
menurun,mulut
kering mata
cekung dan
muka pucat
(16.15) Menentukan tanda tanda DS : pasien
kekurangan cairan mengatakan
memasang infus RL 30 akan minum
tpm yang banyak
DO : turgor
kulit berkurang
mukosa mulut
kering,disertai
muntah

DS : expresi
(16.25) Memberikan obat wajah pasien
-injeksi ondanselror sedikit rileks
-injeksi ranitidin DO : suami
-injeksi Lansoprazol pasien
-Laperamide kooperatif dan
akan
memberikan
banyak minum
agar pasien
tidak dehidrasi

DO : ny.s
(21.00) Menganjurkan pasien keluarga
untuk istirahat dan koomperatif
melakukan kompres DS : -
hangat pada daerah perut

Kamis,14 Menganjurkan klien


Januari 2021 untuk makan makanan
(09.00) banyak serat

10. EVALUASI

HARI, DIAGNOSA EVALUASI TT


TANGGAL,JA KEPERAWATAN D
M
Selasa,13 Januari 1. Menganjurkan S:
2021 kepada pasien untuk - pasien mengatakan
(09.00) memberikan obat anti bab encer ± 3xSehari-
diare pasien mengatakan
2. Mengopservasi masih pusing dan
turgor badannya lemas
(09.15) kulit O:
3. Anjurkan klien - Fases berbentuk, BAB
untuk sehari sekali tiga kali
mengganti pakaian - Belum mampu
(11.00) yang mempertahankan turgor
longgar pada pasien kulit
4. Memonitoring - Keluarga belum
kulit mampu
(11.15) akan adanya mempertahankan
kemerahan kelembaban kulit pada
5.Penatalaksanaan pasien
pemberian medikasi - Pemberian Cotri
infuse 480gram,Leoperamide,
(12.30) Oaracetamol,Vitamin B
Kompleks
A:
- Diare(sedang)
- Kerusakan integritas
kulit
P : Intervensi 1,2,3,4
dan 5 di lanjutkan

S:
- klien
mengatakan bab
encer
Kamis, 14 - klien mengatakan
Jnauari 2021  Mengopservas masih adanya
i turgor kulit
(09.00) kemerahan pada
 Anjurkan pada
pasien untuk daerah anus
mengganti
pakaian yang O:
longgar - Fases
 Memonitoring
kulit berbentuk, BAB
akan adanya sehari dua
kemerahan
 Penatalaksanaan kali
pemberian medikasi - Mampu
Infuse
mempertahanka
n turgor
kulit
- Keluarga mulai
mampu
mempertahanka
n kelembaban
kulit
pada pasien
- Pemberian
Cotri 480 gram,
Leoperamide,
Oaracetamol,
Vitamin B
Kompleks
A:
- Diare (sedang)
- Kerusakan
integritas kulit
P : Intervensi 1,2,3,4,
dan 5 di pertahankan

Anda mungkin juga menyukai