Disusun Oleh :
1. Wiji Rahayuningtyas (P1337420616016)
2. Rifa Ainun Najihah (P1337420616016)
3. Rosy Noor Azizah (P1337420616016)
4. Kurnilam Nur Ciptaningsih (P1337420616016)
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain
di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi
lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009)..
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
memperhitungkan hasil akhirnya.
B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Mengurangi stres pada anak yang sedang dalam masa perawatan di rumah sakit
sehingga anak dapat tetap mengembangkan dirinya sesuai dengan usianya.
2) Tujuan Khusus
a. Anak dapat mengembangkan kreatifitas dan daya pikirnya.
b. Anak dapat membina hubungan yang baik dengan teman-teman di sekitarnya,
terutama di ruang perawatan yang sama.
c. Anak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaanya dengan baik.
d. Meningkatkan rasa percaya diri anak.
e. Menanamkan perilaku yang baik pada anak selama dirawat di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul, 2009)
Reaksi anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi
disebabkan karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit,
masih merasa asing sehingga anak tidak dapat mengontrol emosi dan mengalami
stres, reaksinya berupa menolak makan, sering bertanya, menangis dan tidak
kooperatif dengan petugas kesehatan. Banyak metode menurunkan stres akibat
hospitalisasi pada anak. Perawat harus peka terhadap kebutuhan dan reaksi klien
untuk menentukan metode yang tepat dalam melaksanakan intervensi keperawatan
dalam menurunkan tingkat kecemasan (Kozier, 2010).
B. FUNGSI BERMAIN
Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot.
Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran,
tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah..
Perkembangan Social
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya.Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan
tersebut.
Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain,
anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya.
Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur
mengatur tingkah laku,mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan
orang lain serta menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain
Perkembangan Moral
Anak akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah
dilakukannya.
Bermain Sebagai Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.Dengan
demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain, termasuk
dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat mengkaji
perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama
melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua
dan teman kelompok bermainnya.
2. 2-3 Bulan
Visual : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok, bawa bayi ke
ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
Auditori : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.
Taktil : Memandikan,mengganti popok, menyisir rambut dengan
lembut,gosok dengan lotion/ bedak
Kinetik : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air
3. 4-6 Bulan
Visual : Bermain cermin,anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang
Auditori : Anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas
didekat telinga, pegang mainan bunyi.
Taktil : Beri mainan lembut / kasar, mandi cemplung / cebur
Kinetik : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk
4. 6-9 Bulan
Visual : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
beri kertas untuk dirobek-robek.
Auditori : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,beri
tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintahsederhana.
Taktil : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir
berenang
Kinetik : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.
5. 9-12 Bulan
Visual : Perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat,
bermain bola, tunjukkan bangunan yang letaknnya agak jauh.
Auditori : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang
Taktil : Beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin,panas dan
hangat.
Kinetik : Beri mainan
TOPIK :Terapi aktivitas bermain anak pada usia pra sekolah (3-6 tahun) diruang
bermain ruang Anak Dasar RSUP DR. KARIADI
SUB TOPIK :
a. Stimulasi fungsi kognitif.
b. Stimulasi motorik.
c. Stimulasi sensorik.
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain “membuat kipas dari kertas” diharapkan anak
dapat bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama dirawat di rumah
sakit untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada
anak.
2. Karakteristik Bermain
Anak akan dibimbing untuk membuat kipas dari kertas secara kreatif dengan
berbagai warna.
3. Karakteristik Peserta
Anak dengan usia 3-6 tahun yang dirawat di anak dasar, yang bertujuan untuk
membuat anak berperan aktif, berinteraksi dengan teman sebaya serta meningkatkan
program ini juga diajukan untuk membantu anak dalam mengembangkan
kreatifitasnya.
4. Sasaran
a. Anak usia pra sekolah
b. Anak yang dirawat di ruang anak dasar
c. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
d. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Metode
a. Menjelaskan instruksi permainan
b. Membagikan kertas dan stick es krim kepada anak
c. Anak dapat melatih keterampilan tangan dan dapat membedakan beberapa macam
warna
d. Anak dapat memilih warna kertas dan membentuk kipas sesuai yang mereka
inginkan
7. Setting Tempat
Keterangan:
: Leader
: Orang tua anak
: Anak
: Fasilitator
: Pendokumentasi
8. Pengorganisasian
a. Leader : Wiji Rahayuningtyas
1) Membuka pertemuan
2) Menjelaskan aturan bermain
3) Memberikan pertanyaan
4) Menutup pertemuan
5) Memberi motivasi pada orang tua
C. STRATERGI PELAKSANAAN
NO Waktu Kegiatan Peserta
1 5 menit Prakegiatan :
1. Memfasilitasi media terapi bermain
2. Mempersiapkan anggota terapi bermain
3. Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi bermain Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua Memperhatikan
3 10 menit Kegiatann bermain :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi Mendengarkan dan
bermain membuat kipas dari memperhatikan
kertas kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada anak Anak belum jelas
untuk bertanya jika belum jelas
3. Membagikan media (kertas dan stick es Antusias saat
krim) pada peserta. menerima peralatan
4. Fasilitator mendampingi anak dan Memulai untuk
memberikan motivasi kepada anak dalam menggambar bentuk
pelaksanaan kegiatan bermain.
5. Memberitahu anak bahwa waktu yang Menjawab
diberikan telah selesai pertanyaan
6. Memberikan pujian terhadap anak kerena Mendengarkan
telah mampu membuat kipas dari kertas Gembira
seuai bentuk dan warna yang mereka
inginkan.
i.
4 5 menit Kegiatan penutup:
1. Memotivasi anak untuk menyebutkan Menceritakan
warna dari kipas kertas yang dibuat
2. Memberikan reward kepada seluruh
perserta atas kreatifitasnya. Gembira
ii.
5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada Memperhatikan
seluruh anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada anak Mendengarkan
dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
D. EVALUASI
1. Evaluasi struktur :
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses :
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi