ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR
SEKSUAL PADA GAY DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016
1)
Ayu Endang, 2)Budiharto
Mahasiswa Universitas Respati Indonesia
Dosen Universitas Respati Indonesia
budhihartoprof@gmail.com
ABSTRAK
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan masyarakat, dan yang cukup menonjol
terjadi pada Gay. Di kabupaten Ciamis kasus baru penyakit IMS berjumlah 1691, terjadi pada laki laki 243
(15%) kasus dan pada perempuan sebanyak 1448 (85%) kasus. Terdapat 1693 orang kelompok gay, dan
sebanyak 762 (45%) orang merupakan kelompok yang melakukan pencegahanan penyakit IMS pada Gay di
Kabupaten ciamis tahun 2016.
Penelitian kualitatif dengan menggunakan studi fenomologi, subjek penelitian dan teknik pengambilan
sampel snawball sampling pada Gay yang terdatadi LSM WISMA dengan cara wawancara mendalam dan
Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian diolah dan di analisis dengan melewati proses reduksi data
dan triangulars. Hasil penelitian menunjukan bahwa umur Gay termasuk dalam kategori remaja akhir dan
dewasa awal, sebagian besar gay bekerja, sebagian gay berpendidikan tinggi, belum
menikah,berpengetahuan baik tentang IMS walau pernah mengalami penyakit IMS, menggunakann
kondom , sebgaian Gay merasa malu meminta kondom kepada petugas media. Simpulan bahwa rasa malu
merupakan kendala bagi Gay dalam mendapatkan kondom. Saran Gay yang terkena IMS dapat melakukan
pengobatan secara benar di pelayanan kesehatan dan lebih pro aktif dalam mencari tahu tentang program
pemerintah yang berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit IMS.
684
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
suka berganti - ganti pasangan seks dan dilaporkan tidak lengkap. Data kejadian IMS di
melakukan seks dengan cara tidak negara - negara berkembang umumnya diambil
aman.disamping kelompok pekerja seks, dari Penularan IMS dan HIV dari pada hubungan
kelompok lain yang beresiko tinggi tertular dan seks melalui vagina karena pada hubungan seks
menularkan IMS anatara lain adalah Gay. Pada secara anal akan sering terjadi luka (iritasi) pada
kelompok Gay (laki - laki) melakukan hubungan anal, hal ini disebabkan struktur anatomi dari
seksual dengan (laki -laki), yang biasanya pada anal sendiri. (Kristina S.2012) Situasi yang
hubungan seksual dilakukan melalui anal dan demikian ini akan lebih berisiko jika mereka
berbagai teknik lainya yang tidak dijumpai pada melakukan hubungan seks tanpa pelindung
hubungan seks dengan. kelompok Gay (lelaki suka seks lelaki) berbeda
Data klinik, sehingga kurang tepat apabila dengan kelompok lainnya seperti waria dan
digunakan sebagai indikator masalah kesehatan kucing (Pekerja seks pria yang menjajakan seks
masyarakat (kemenkes RI, 2011). Disamping kepada pria).
kelompok pekerja seks, kelompok lain yang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
beresiko tinggi tertular dan menularkan IMS Wadah Aspirasi dan Partisipasi Masyarakat
antara lain adalah Gay. Pada kelompok Gay (laki (Wisma) yang berada di Jl Sadananya No. 77
- laki) melakukan hubungan seksual dengan (laki RT/RW 011/003 Dsn Kreteg, Ds. MEkarjadi Kec.
- laki), yang biasanya hubungan seksual Sadananya Kabupaten Ciamis merupakan LSM
dilakukan melalui anal dan berbagai teknik yang fokus membantu dinas kesehatan
lainya yang tidka dijumpai pada hubungan seks dalam penanggulangan HIV/AIDS. LSM Wisma
dengan wanita. Hubungan seks anal tersebut bertugas melakukan pendampingan pada
beresiko lebih tinggi untuk ditemui di populasi beberapa kelompok, diantaranya Wanita
umum. Pekerja Seks (WPS), Pria Pekerja Seks (PPS),
Di Kabupaten Ciamis kasus baru penyakit Lelaki Seks Lelaki (LSL) termasuk Lesbian, Gay
IMS berjumlah 1691 yang terjadi pada laki - laki dan Waria.
243 (15%) kasus dan pada perempuan sebanyak Dalam hal pencegahan penularan IMS,
1448 (85%) kasus. Kasus kandidiasis 8 (0,5%) strategi yang dilakukan adalah dengan
orang, Herpes 4 (0,24) oranng. Wasting memutuskan mata rantai penularan yaitu
Syndrome 26 (1,53%) orang, IMS 37 (2,2%) dengan melakukan puasa Seks (Abstinen),
orang, Sifilis 397 (23,5%) orang dan Hepatitis melakukan hubungan seks aman (tidak berganti
1447 (85,6%) orang. (Dinkes Kab. CIamis , 2015) - ganti pasangan seks/be faithfull). memakai
wanita. kondom (Condom) menggunakan kondom saat
Angka insiden serta penyebaran IMS melakukan hubungan seks berisiko dan edukasi
diseluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tentang IMS dan cara pencegahannya.
pasti, namun estimasi WHO didunia pada tahun (Kemenkes,2011).
1999, terdapat 340 juta kasus baru IMS yang
dapat disembuhkan yaitu sipils 12 juta (3,5%), 2. TUJUAN PENELITIAN
gonore 62 juta (18.2%), klamedia 92 juta Mengetahui dan menjelaskan analisis faktor
(27.0%), dan trikomoniasis 174 juta (50.2%), yang berhubungan dengan perilaku pencegahan
yang terjadi setiap tahun pada orang berusia penyakit infeksi menular seksual pada gay di
15-49 tahun. Prevalensi maupun insidens IMS di Kabupaten Ciamis tahun 2016.
negara berkembang lebih tinggi dibandingkan
dengan negara maju. Data insiden disetiap 3. METODE PENELITIAN
daerah di insonesia bervariasi, karena tidak Penelitian ini merupakan penelitian kreatif,
semua kejadian dilaporkan ataupun meskipun menggunakan studi fenomenologi. Subjek
685
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
686
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
mengetahui maka tidak menutup kemungkinan infekasi yang terjadi akibat adanya kontak atau
LSL akan melakukan perilaku berisiko meskipun hubungan seksual pada Gay. Hal tersebut
sudah mengetahui apa dampak yang terjadi kemungkinan besar akan saling mempengaruhi
nantinya. Berdasarkan penelitian Sarwanti ketika pekerjaan Gay memberikan peluang yang
(2015) bahwa ibu yang memiliki pendidikan besar terhadap penyakit IMS misalnya PSP,
tinggi yang mengalami IMS sebanyak 6 orang Tukang Pijat (++).
(30%), sedangkan responden (20%) sedangkan 4.1.4. Pengetahuan Gay tentang penyakit IMS
yang tidak mengalami IMS sebanyak 4 Menurut Bloom (1908) dalam
responden (20%) sedangkan yang tidak Notoadmoodjo (2003) pengetahuan merupakan
mengalami IMS sebanyak 4 responden (20%).. hsil dari tahu dan terjadi setelah melakukan
Menurut Hutagalung (2002) bahwa pendidikan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
sangat erat kaitanya dengan informasi tentang Menurut Lestari (2006) meyatakan bahwa
kesehatan reproduksi yang diterima seseorang pengetahuan kesehatan reproduksi pada
sehingga dapat membedakan perilaku remaja jalanan sangat kurang dikarenakan
kesehatan yang benar dan perilaku kesehatan kurangnya informasi yang diperoleh dengan
yang salah. Berdasarkan penelitian Hartono benar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
(2009) Pendidikan bukan merupakan faktor bahwa seluruhh Gay yang teliti merupakan
risiko tertular PMS pada Gay tetapi pendidikan bagian dari kelompok Gay yang sudah
yang rendah mempunya risiko tertular PMS 5,4 mendapatkan sosialisasi atau penyuluhan IMS
klai lipat dibandingkan dengan pendidikan tinggi. termasuk HIV/AIDS, sehingga pengetahuan yang
Dari hasil penelitian dapat disimpulkam bbahwa mereka miliki tentang bahaya dan cara
pendidikan tidak ada hubungannya dengan pencegahan IMS bisa dikatakan baik meskipun
kejadian IMS, akan tetapi dengan pendidikan masih ada Gay dengan jawaban yang kurang
yang lebih tinggi Gay akan lebih mudah tepat dibeberapa pertanyaan. Meskipun
memahami semua informasi yang diterima. penelitian ini kualitatif namun sejalan dengan
4.1.3. Pekerjaan hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh
Dari 6 orang Gay yang menjadi informan Hartono (2009) menunjukan bahwa tidak ada
terdapat 4 orang Gay mempunyai pekerjaan hubungan antara pengetahuan kesehatan
dan 2 orang Gay belum bekerja. Menurut reproduksi antara pengethauan kesehata
penelitian Putu Ayu (2012) dari 45 orang LSL, reproduksi dengan kejadian PMS pada Gay.
terdapat 39 orang LSL tidak memiliki pekerjaan. Informasi - informasi tentang IMS dan
Menurut penelitian Hartono (2009) tidak ada pencegahan nya dalam setiap penyuluhan yang
hubungan antara pekerjaans dengan kejadian disampaikkan oleh aktifis LSM WISMA sangat
IMS, akan tetapi kelompok Gay yang tidak bermanfaat bagi kehidupan kelompok
bekerja mempunyai risiko 0,68 kali lipat terkena Gay.penerapan tentang pengetahuan IMS dan
IMS dibandingkan dengan kelompok yang pencegahannya secara baik diharapkan dapat
bekerja, Berdasarkan penelitian Sarwanti (2015) menjadi dasar terbentuknya perilaku seksual
diketahui bahwa ibu yang bekerja maupun yang yang sehat sehingga dapat mengurangi kejadian
tidak bekerja yang mengalami IMS sejumlah 5 IMS pada kelompok Gay. Seluruh Gay yang
orang (25%) dan yang tidak mengalami IMS terdata di LSM WISMA sudah mendapat kan
pada Gay merupakan dua hal yang berbeda, jadwal tersendiri dalam hal sosialisasi bahaya
dan tidak ada hubungan antara pekerjaan atau cara pencegahan IMS berdasarkan
dengan kejadian IMS. Pekerjaan adalah aktifitas kacamata masing - masing, akan tetapi kegiatan
rutin yang dilakukan Gay untuk mendapatkan sosialisasi atau penyuluhan ittu tidak bisa
upah, sedangkan IMS pda Gay adalah penyakit dikatakan selalu berhasil karena hampir semua
687
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
Gay tidak mau ikut serta dalam 4.1.6 Akses yang Terkait Pencegahan Penyakit
kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat IMS pada Gay
membuat identitas mereka sebagai Gay Kondom memang sudah banyak tersedia
terungkap. Kelompok Gay biasanya mau dibeberapa Apotek dan Minimarket atau
bertukar fikiran dengan sesama Gay saja itupun Supermarket. Akan tetapi rasa malu yang
hanya 4 mata, untuk itu pihak LSM WISMA sangat besar membuat mereka mempunyai
menunjuk salah satu Gay menjadi anggota LSM sedikit kendala untuk mendapatkan kondom,
yang bertugas melakukan pendampingan atau dengan adanya petugas lapangan LSM yang
terjun ke lapangan untuk kepentingan sesama khusus melakukan pendampingan kepada
Gay “A” merupakan Gay yang bertugas dalam kelompok Gay, mereka akan lebih mudah
pendamping ini, secara langsung akan menemui mendapatkan kondom dapat dikembalikan
teman-teman gay lainya untuk kepentingan kepada diri mereka masing- masing, banyak
sosiaisasi tersebut atau menyampaikan pesan alasan yang memungkinkan Gay mudah atau
dari instansi-instansi tertentu jika da informasi susah dalam mendapatkan kondom.
terbaru yang berhubungan dengan Gay. Diantranya : umur dapat menjadi kendala ketika
4.1.5 Riwayat Kesehatan. Gay yang membutuhkan kondom berada pada
Sebagian besar Gay yang menjadi informasi usia remaja, mereka akan merasa risih atau
pernah merasakan adanya gejala penyakit IMS malu ketika meminta ke fasilitas kesehatan atay
dan sebagian besarnya lagi pernah mengalami harus membelinya. Status pernikahan akan
penyakit IMS. Untuk pengobatan sebagian menjadi masalah besar dalam mendapatkan
besar tidak memerikasakan ke petugas kondom di daerah sendiri ketika Gay berstatus
kesehatan dikarenakan rasa malu yang nnereka belum menikah, atau jarak yang cukup jauh
rasakan, obat yang hanya dikonsumsi selama ini untuk menjangkau ke fasilitas kesehata. Dari
hanya berdasarkan pengalaman teman yang hasil peneliian dapat disimpulkan bahwa
pernah menderita gejala yang sama. Ada satu sebagian besar Gay menjadi informan merasa
Gay yang emmeriksakan diri langsung ke malu ketika harus meminta kondom ke fasilitas
petugas kesehatan, hal ini dikarenakan dia yang menyediakan kondom gratis dan merasa
sudah terbuka kepada masyarakat umum malu ketika hrus membeli kondom di Apotek
tentang keadaanya. Dari hasil penelitian dapat atau Minimarket dan Supermarket dengan
disimpulkan bahwa sebagian besar Gay yang faktor.
menjadi informan pernah mengalami penyakit 4.1.7 Dukungan Informasi dari Media atau
IMS tanpa mendapatkan pengobatan secara Teman Sebaya baik secara Langsung atau Tidak
benar yang disesuaikan dengan hasil Langsung
pemeriksaan dokter. Pelayananan kesehatan Kelompok Gay merasa sangat terbantu
telah tersedia bagi mereka yang mempunyai dengan adanya hal tersebut dengan adanya hal
kendala dengan jarak dari tempat tinggal ke tersebut itu dikarenakaan mereka tidak perlu
tempat tempat pelayanan kesehatan sehingga datang ke pelayanan kesehatan untuk
kelompok Gay bisa mendapatkan pelayanan mendapatkan informasi tentang penyakit IMS
kesehatan beserta obat-obatan secara gratis. yang secra tidaklangsung akan membuat
Akan tetapi, kendala yang paling utama adalah mereka ketahuan tentang jati dirinya.
rasa malu yang mereka miliki jika sampai Penyuuhan yang disampaikan oleh petugas
diketahui orang lain sedangkan memeriksakan kesehatan memang dangat bermanfaat dalam
diiri terkait dengan penyakit IMS. menambah pengetahuan Gay tentang penyakit
IMS dan cara pencegahanya, begitu juga
dengan informasi yang didapat di media massa
688
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
atau informasi dan dari teman sebaya sesama sudah saling mengenal dengan baik dan yakin
Gay. Dari hasil penelitiann dapat disimpulkan bahwa pasangan dalam keadaan sehat.
bahwa seluruh Gay yang menjadi informan Sebelum transaksi, WPS sudah menyediakan
sangat merasakan manfaat adanya kampanye beberrapa kondom yang biasa ditawarkan WPS
atau puluhan dari LSM bekerjasama yang keapda pelanggan. Dari hasil penelitian dapat
didapat dari teman sesama Gay. disimpulkan bahwa seluruh Gay yang menjadi
Sejalan dengan penelitian Kristina C, bahwa informan mempunyai kendala dalam mengajak
informan merasa banyak mendapat kan pasangan untuk memakai kondom ketika mau
infomasi, pengetahuan mengenai kesehatan melakukan hubungan seksual dengan alasan
isu-isu seputar LGBT menjadu bertambah. akan mengurangi kenikmatan dalam
Informan pun memilih untuk menyebarkan berhubungan seksual dan mengurangi
pengetahuan yang dimilikinya dari berbagai kenyamanan dalam mempertahankan
kegiatan GAYA Nusantara kepada teman- hubungan, meskipun pada akhirnya sebagian
teman LGBT. Gay yang menjadi informan tersebut berhasil
4.1.8 Perilaku Pencegahan penyakit IMS pada membujuknya.
pasangangan Gay saat melakukan hubungan 4.1.9 Perilaku Gay yang selalu Menggunakan
seksual Kondom ketika melakukan Hubungan Seksual
Sebagian besar pasangan dari Gay yang Seluruh Gay yang menjadi informan
menjadi informan tidak mau menggunakan mempunyai perilaku positif dalam upaya
kondom karena merasa tidak nyaman dan tidak pencegahan penyakit IMS dengan berusaha
merasakn kepuasan. Kenyamanan merupakan untuk menggunakan kondom ketika melakukan
hal yang paling utama dalam menjalani sebuah hubungan seksual karena mereka tahu dan
hubungan, begitu juga dengan kelompok Gay paham akan bahaya IMS, akan tetapi mereka
yang akan mempertahankan rasa kenyamanan juga tidak bisa memaksakan ketika psangan
dengan psanganya termasuk kenyamanan tifka menginginkanya. Penelitian Sasongko
dalam hal melakukan hubungan seksual. Ketika (2000) tentang efek perlindungan dalam
Gay akan melakukan hubungan seksual usaha pencegahan infeksi HIV/AIDS tealh dilakukan
untuk menyarankan agar pasangannya dengan mengikuti 245 pasangan heteroseksual
menggunakan kondom selalu dilakukan namun dimana salah satu diantara pasangan tersebut
pda akhirnya keputusan bukan berada pa mengidap HIV. Studi tersebut memperlihatkan
dirinya sendiri. Semakin memaksakan pasangan bahwa kondom digunakan secara konsisten
untuk menggunakan kondom semakin besar dalam setiap hubungan seks tidak ditemukan
juga peluang psangan Gay ini berpisah maka adanya penularan IMS kepada pasanganya.
secara otomatis akan berpeluang juga berganti Sedangkan 121 pasangan heteroseksual lainya
pasangan. Bagi Gay yang mempunyai pekerjaan yang tidak menggunakan kondom secara
sebagai tukang pijat (++) sebelum melakukan konsisten telah ditemukan terjadi penularan
hubungan seksual selalu menyarankan untuk IMS kepada 12 pasangannya. Penelitian ini
menggunakan kondom, akan tetapi rasa memperlihatkan bahwa pemakaian kondom
canggung pda pelanggang bertambah besar secara konsisten mempunyai daya perlindungan
mengingat uang yang sudah diterima sebagai efektif terhadap terjadinya penularan IMS.
upah pijat (++). sejalan dengan penelitian Sebaliknya pemakaian kondom yang tidak
Aryani Desi (2013) yang menyatakan bahwa konsisten akan memungkinkan penularan IMS
WPS selalu mengajak pelanggan menggunakan (Sasongko,2000). kondom pria telah tersedia
kondom neamun tidak pada pacar atau orang dengan kualitas yang tealh teruji sebelum
yang mereka sukai. Menurut mereka, mereka akhirnya dipasarkan. Masalah efektivitas yang
689
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
selama ini dipertanyakan terletak bukan pada dengan pasangan yang berisiko. (Depkes RI,
kondomnya, melainkan pada penggunaanya. 2006). Dari hasil penelitian sebagian besar Gay
Kondom sekedar digunakan seperlunya namun akan setia pada pasangan lelakinya kecuali
tidak diperhatikan cara penggunaan yang tepat ketika pasangan memutuskan untuk berpisah,
termasuk cara penyimpanan kondom sebelum maka Gay akan mencari penggantinya yang
digunakan. Sedangkan bukti - bukti empiris secara otomatis akan melakukan hubungan
sendiri menunjukabn bahwa penggunaan seksual sama halnya dengan pasangan
kondom secara benar dan konsisten dapat sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa selama
mengurangi riisko HIV/AIDS (Hartono, 2002). pasangan tidak berpisah maka sedikit
Penggunaan kondom secara benar pada Gay kemunginan untuk Gay berganti-ganti pasangan
dalam melakukan hubungan seksual dengan baru.Menurut Michael Carter (2013) 276
pasangannya dapat mengurangi tingkat resiko laki-laki Gay memiliki hasil tes HIV negatif tetapi
terjadinya penyakitnya IMS. Pasangan Gay yang semua didiagnosis dengan IMS dubur (klamidia,
menikah dengan perempuan harus selalu n=177; gonore, n=69; klamidia dan gonore,
menggunakan alat pelindung yaitu kondom, n=30). Lebih dari dua pertiga (69%) melaporkan
jika tidak menggunakan kondom dengan alasan tidak menggunakan kondom atau tidak
ingin mempunyai keturunan.maka pasangan menggunakan kondom secara konsisten dan
tersebut harus mendapatkan pelayanan dan rata-rata memiliki empat pasangan dalam tiga
pendampingan dari petugas kesehatan. Dari bulan sebelumnya, sebagian besar (70%)
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa memiliki infeksi dubur tanpa gejala.
sebagian besar Gay yang menjadi informan 4.1.11. Perilaku Gay yang selalu mencari tahu
sudah menggunakan hubungan seksual. tentang IMS
4.1.10. Perilaku Gay yang tidak bergani- ganti Gay melakukan hal yang sama dalam
pasangan mencari informasi tentang IMS, mereka selalu
Sebagian besar mereka berusaha tidak mencari informasi tentang IMS dari berbagai
berganti-ganti pasangan selama masih media terutama dari internet karena lebih
berpacaran, akan tetapi ketika mereka putus mudah dan mereka juga selalu mendapatkan
maka akan mencari pacar baru dan melakukan informasi tentang IMS dari aktifis LSM yang
hal yang sama sewaktu dengan pacar sangat sering terjun ke lapangan bertemu dan
sebelumnya. Sebagian kecil informan tidak mau bertukar fikiran dengan kelompok Gay yang
menjawab pertanyaan dan lebih memilih untuk lain.Pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini
melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. Ada sangat diperlukan dalam penanggulangan IMS
beberapa perilaku yang memudahkan dan HIV/AIDS (Hartono H, 2002).Dari hasil
seseorang tertular infeksi menular seksual yang penelitian dapat disimpulkan bahwa seluruh
antara lain adalah : Sering berganti-ganti Gay yang menjadi informan selalu
pasangan seksual atau mempunyai lebih dari menggunakan media massa, internet, TV
satu pasangan seksual, baik yang dikenal sebagai andalan utama para dalam mencari
maupun yang tidak dikenal, mempunyai tahu tentang penyakit IMS dan penularannya,
pasangan seksual yang sering berganti-ganti ketika informasi yang dirasa kurang maka
pasangan, atau yang mempunyai pasangan informasi dapat di tanya secara langsung ke
seksual lainnya, terus melakukan hubungan LSM.
seksual walaupun mempunyai keluhan IMS dan
tidak memberitahukan kepada pasangannya
tentang hal tersebut, tidak menggunakan
kondom saat melakukan hubungan seksual
690
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
691
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868
692