Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No.

2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR
SEKSUAL PADA GAY DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016
1)
Ayu Endang, 2)Budiharto
Mahasiswa Universitas Respati Indonesia
Dosen Universitas Respati Indonesia
budhihartoprof@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan masyarakat, dan yang cukup menonjol
terjadi pada Gay. Di kabupaten Ciamis kasus baru penyakit IMS berjumlah 1691, terjadi pada laki laki 243
(15%) kasus dan pada perempuan sebanyak 1448 (85%) kasus. Terdapat 1693 orang kelompok gay, dan
sebanyak 762 (45%) orang merupakan kelompok yang melakukan pencegahanan penyakit IMS pada Gay di
Kabupaten ciamis tahun 2016.
Penelitian kualitatif dengan menggunakan studi fenomologi, subjek penelitian dan teknik pengambilan
sampel snawball sampling pada Gay yang terdatadi LSM WISMA dengan cara wawancara mendalam dan
Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian diolah dan di analisis dengan melewati proses reduksi data
dan triangulars. Hasil penelitian menunjukan bahwa umur Gay termasuk dalam kategori remaja akhir dan
dewasa awal, sebagian besar gay bekerja, sebagian gay berpendidikan tinggi, belum
menikah,berpengetahuan baik tentang IMS walau pernah mengalami penyakit IMS, menggunakann
kondom , sebgaian Gay merasa malu meminta kondom kepada petugas media. Simpulan bahwa rasa malu
merupakan kendala bagi Gay dalam mendapatkan kondom. Saran Gay yang terkena IMS dapat melakukan
pengobatan secara benar di pelayanan kesehatan dan lebih pro aktif dalam mencari tahu tentang program
pemerintah yang berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit IMS.

Kata kunci : Gay, Pencegahan Penyakit IMS

1. PENDHULUAN kepribadian, emosi, sikap dan watak sosial.


Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan Orientasi seksual ini dapat berupa orientasi
masalah kesehatan masyarakat yang cukup yang heterosek (tertarik kepada lawan jenis),
menonjol pada sebagian besar wilyah dunia. homoseks (tertarik dengan sejenis) dan bisek
Insiden IMS diyakini tinggi pada banyak Negara. (tertarik kepada kedua jenis). Sebagai contoh,
Untuk memahami masalah IMS, maka perlu seorang Gay secara biologis adalah laki - laki,
dimengerti masalah seksualitas manusia yang gendernya maskulin dan orientasi seksnya
berkaitan dengan konstruksi seksualitas. Secara adalah homoseksual, sedangkan seorang waria
biologis manusia terbagi menjadi laki - laki dan secara biologis adalah laki - laki, gender nya
perempuan, namun akhir - akhir ini feminim dan orientasi seksualnya adalah
berkembang istilah gender yang kalau homoseksual. (Depkes,2006).
disederhanakan berarti sifat penampilan Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah
seksnya, yakni ada gender feminim (Penampilan merupakan satu kelompok penyakit yang
Perempuan) dan gender maskulin (Penampilan penularannya terutama melalui hubungan
laki - laki). kemudian adapula konstruksi seksual, sehingga orang yang melakukan
seksualitas dengan melihat orientasi seksual hubungan seksual beresiko tinggi tertular dan
yang mencakup seluruh kompleksitas perasaan, menularkan IMS ini. Mereka adalah orang yang

684
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

suka berganti - ganti pasangan seks dan dilaporkan tidak lengkap. Data kejadian IMS di
melakukan seks dengan cara tidak negara - negara berkembang umumnya diambil
aman.disamping kelompok pekerja seks, dari Penularan IMS dan HIV dari pada hubungan
kelompok lain yang beresiko tinggi tertular dan seks melalui vagina karena pada hubungan seks
menularkan IMS anatara lain adalah Gay. Pada secara anal akan sering terjadi luka (iritasi) pada
kelompok Gay (laki - laki) melakukan hubungan anal, hal ini disebabkan struktur anatomi dari
seksual dengan (laki -laki), yang biasanya pada anal sendiri. (Kristina S.2012) Situasi yang
hubungan seksual dilakukan melalui anal dan demikian ini akan lebih berisiko jika mereka
berbagai teknik lainya yang tidak dijumpai pada melakukan hubungan seks tanpa pelindung
hubungan seks dengan. kelompok Gay (lelaki suka seks lelaki) berbeda
Data klinik, sehingga kurang tepat apabila dengan kelompok lainnya seperti waria dan
digunakan sebagai indikator masalah kesehatan kucing (Pekerja seks pria yang menjajakan seks
masyarakat (kemenkes RI, 2011). Disamping kepada pria).
kelompok pekerja seks, kelompok lain yang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
beresiko tinggi tertular dan menularkan IMS Wadah Aspirasi dan Partisipasi Masyarakat
antara lain adalah Gay. Pada kelompok Gay (laki (Wisma) yang berada di Jl Sadananya No. 77
- laki) melakukan hubungan seksual dengan (laki RT/RW 011/003 Dsn Kreteg, Ds. MEkarjadi Kec.
- laki), yang biasanya hubungan seksual Sadananya Kabupaten Ciamis merupakan LSM
dilakukan melalui anal dan berbagai teknik yang fokus membantu dinas kesehatan
lainya yang tidka dijumpai pada hubungan seks dalam penanggulangan HIV/AIDS. LSM Wisma
dengan wanita. Hubungan seks anal tersebut bertugas melakukan pendampingan pada
beresiko lebih tinggi untuk ditemui di populasi beberapa kelompok, diantaranya Wanita
umum. Pekerja Seks (WPS), Pria Pekerja Seks (PPS),
Di Kabupaten Ciamis kasus baru penyakit Lelaki Seks Lelaki (LSL) termasuk Lesbian, Gay
IMS berjumlah 1691 yang terjadi pada laki - laki dan Waria.
243 (15%) kasus dan pada perempuan sebanyak Dalam hal pencegahan penularan IMS,
1448 (85%) kasus. Kasus kandidiasis 8 (0,5%) strategi yang dilakukan adalah dengan
orang, Herpes 4 (0,24) oranng. Wasting memutuskan mata rantai penularan yaitu
Syndrome 26 (1,53%) orang, IMS 37 (2,2%) dengan melakukan puasa Seks (Abstinen),
orang, Sifilis 397 (23,5%) orang dan Hepatitis melakukan hubungan seks aman (tidak berganti
1447 (85,6%) orang. (Dinkes Kab. CIamis , 2015) - ganti pasangan seks/be faithfull). memakai
wanita. kondom (Condom) menggunakan kondom saat
Angka insiden serta penyebaran IMS melakukan hubungan seks berisiko dan edukasi
diseluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tentang IMS dan cara pencegahannya.
pasti, namun estimasi WHO didunia pada tahun (Kemenkes,2011).
1999, terdapat 340 juta kasus baru IMS yang
dapat disembuhkan yaitu sipils 12 juta (3,5%), 2. TUJUAN PENELITIAN
gonore 62 juta (18.2%), klamedia 92 juta Mengetahui dan menjelaskan analisis faktor
(27.0%), dan trikomoniasis 174 juta (50.2%), yang berhubungan dengan perilaku pencegahan
yang terjadi setiap tahun pada orang berusia penyakit infeksi menular seksual pada gay di
15-49 tahun. Prevalensi maupun insidens IMS di Kabupaten Ciamis tahun 2016.
negara berkembang lebih tinggi dibandingkan
dengan negara maju. Data insiden disetiap 3. METODE PENELITIAN
daerah di insonesia bervariasi, karena tidak Penelitian ini merupakan penelitian kreatif,
semua kejadian dilaporkan ataupun meskipun menggunakan studi fenomenologi. Subjek

685
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

penelitian dan teknik pengambilan sampel kesehatan/penyakit dan pengambilan


snawball samplingg dengan cara wawancara keputusan dipengaruhi oleh umur individu ;
mendalam, observasi, dokumentasi dan Focus penelitian yang dilakukan Nanda Aulia (2009)
Group Discussion (FGD). didapatkan bahwa dari 599 Gay terdapat
3.1 TEMPAT dan WAKTU 313(522,25%) orang Gay yang mempunyai
Tempat : LSM Wadah Aspirasi dan Partisipasi umur diatas 25 tahun merupakan usia
Masyarakat (WISMA), (Sebagai Pendamping reproduktif. Sejalan dengan penelitian yang
Kelompok, Wanita Pekerja Seks (WPS), Pra dilakukan oleh Sarnawinanti (2015) diketahui
Pekerja Seks (PPS), Lesbian, Gay dan Waria), bahwa Responden yang berusia 31 tahun yang
Jl. Sadananya No.77 RT.011Rw. 003 Dsn Kreteg, mengalami IMS sebanyak 3 responden. (15%).
Ds Mekarjadi, Kec. Sadananya Kab. Ciamis, Jawa umur Gay yang menjadi informan sebagian
Barat besar merupakan usia produktif dimana
Waktu : Mei - Agustus 2016 penularan IMS terjadi karena adanya kontak
seksual, maka dari itu golongan umur produktif
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dengan kegiatan seksual yang aktif berpotensi
Pendekatan pada kelompok Gay membutuhkan tinggi kena IMS.
waktu yang lama untuk membangun 4.1.2 Pendidikan.
kepercayaan antar peneliti dengan Gay, Pendidikan sangat erat hubungannya
sehingga wawancara dapat berjalan dengan dengan pengetahuan seseorang. Hal ini
baik fan semua pertanyaan dijawab dengan menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang
jujur . FGD yang telah direncanakan selalu rendah mempunyai pengethauan kesehatan
gagal karena Gay yang menjadi informan tidak khususnya tentang IMS yang rendah pula. Akan
mau melakukanya, sehingga pada saat FGD tetapi ketika informasi yang didapat tidak di
kelompok Gay hanya perwakilan 1 orang sajaln aplikasikan oleh Gay dalam kehidupan maka
informasi dari petugas kesehatan dan ketua kemungkinan besar Gay dengan pendidikan
LSM tidak didapatkan dari FGD, tetapi dari yang tinggi pun akan melakukan perilaku yang
wawancara mendalam yang dilakukan peneliti berisiko terhadap penyakit IMS
4.1. KARAKTERISTIK GAY Dari 6 orang Gay yang menjadi informan
4.1.1. UMUR terdapat 2 orang Gay sedang menempuh
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 6 penddidikan disalah satu SMP Negri dan satu
orang Gay yang menjadi informan terdapat 4 lagi disalah satu pergaulan tinggi di Kabupaten
orang termasuk dalam kategori umur remaja Ciamis, 1 orang Gay merupakan lulusan SMP, 2
akhir 17 - 25 tahun, 2 orang termasuk dalam orang Gay merupakan lulusan SMA/SMK, dan 1
kategori umur dewasa awal 26-35 tahun. orang Gay merupakan lulusan Sarjana.
Sebagai informasi tambahan hasil penelitian Tingkatt pendidikan sejalan dengan
juga didapatkan 2 perempuan informan pengetahuan yang dicakup dalam domain
merupakan istri dan mantan istri dari Gay, kognotif mempunyai empat tingkatan, yaitu
terdapat 1 orang termasuk dalam kategori tahu, memahami, aplikasi, analisis,sintesis, dan
remaja akhir 17 - 25 tahun dan orang kategori evaluasi. (Notoatmodjo,2003). Berdasarkan
dewasa awal 26 - 25 tahun dan 1 orang kategori penelitian Putu Ayu (2012) dari 45 orang LSL
dewasa awal 26 - 35 tahun. Umur merupakan terdapat 29 orang yang berpendidikan SMA, ini
karakteristik yang utama, karena mempunyai menjelaskan bahwa meskipun berpendidikan
tingkat keterapan terhadap IMS, menurut tinggi bukan berartu LSL memahami dan
penelitian Noor tahun 2000 perbedaan mengaplikasikan apa yang diketahui. Jika
pengalaman terhadap masalah tingkatan pengetahuan hanya sebatas

686
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

mengetahui maka tidak menutup kemungkinan infekasi yang terjadi akibat adanya kontak atau
LSL akan melakukan perilaku berisiko meskipun hubungan seksual pada Gay. Hal tersebut
sudah mengetahui apa dampak yang terjadi kemungkinan besar akan saling mempengaruhi
nantinya. Berdasarkan penelitian Sarwanti ketika pekerjaan Gay memberikan peluang yang
(2015) bahwa ibu yang memiliki pendidikan besar terhadap penyakit IMS misalnya PSP,
tinggi yang mengalami IMS sebanyak 6 orang Tukang Pijat (++).
(30%), sedangkan responden (20%) sedangkan 4.1.4. Pengetahuan Gay tentang penyakit IMS
yang tidak mengalami IMS sebanyak 4 Menurut Bloom (1908) dalam
responden (20%) sedangkan yang tidak Notoadmoodjo (2003) pengetahuan merupakan
mengalami IMS sebanyak 4 responden (20%).. hsil dari tahu dan terjadi setelah melakukan
Menurut Hutagalung (2002) bahwa pendidikan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
sangat erat kaitanya dengan informasi tentang Menurut Lestari (2006) meyatakan bahwa
kesehatan reproduksi yang diterima seseorang pengetahuan kesehatan reproduksi pada
sehingga dapat membedakan perilaku remaja jalanan sangat kurang dikarenakan
kesehatan yang benar dan perilaku kesehatan kurangnya informasi yang diperoleh dengan
yang salah. Berdasarkan penelitian Hartono benar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
(2009) Pendidikan bukan merupakan faktor bahwa seluruhh Gay yang teliti merupakan
risiko tertular PMS pada Gay tetapi pendidikan bagian dari kelompok Gay yang sudah
yang rendah mempunya risiko tertular PMS 5,4 mendapatkan sosialisasi atau penyuluhan IMS
klai lipat dibandingkan dengan pendidikan tinggi. termasuk HIV/AIDS, sehingga pengetahuan yang
Dari hasil penelitian dapat disimpulkam bbahwa mereka miliki tentang bahaya dan cara
pendidikan tidak ada hubungannya dengan pencegahan IMS bisa dikatakan baik meskipun
kejadian IMS, akan tetapi dengan pendidikan masih ada Gay dengan jawaban yang kurang
yang lebih tinggi Gay akan lebih mudah tepat dibeberapa pertanyaan. Meskipun
memahami semua informasi yang diterima. penelitian ini kualitatif namun sejalan dengan
4.1.3. Pekerjaan hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh
Dari 6 orang Gay yang menjadi informan Hartono (2009) menunjukan bahwa tidak ada
terdapat 4 orang Gay mempunyai pekerjaan hubungan antara pengetahuan kesehatan
dan 2 orang Gay belum bekerja. Menurut reproduksi antara pengethauan kesehata
penelitian Putu Ayu (2012) dari 45 orang LSL, reproduksi dengan kejadian PMS pada Gay.
terdapat 39 orang LSL tidak memiliki pekerjaan. Informasi - informasi tentang IMS dan
Menurut penelitian Hartono (2009) tidak ada pencegahan nya dalam setiap penyuluhan yang
hubungan antara pekerjaans dengan kejadian disampaikkan oleh aktifis LSM WISMA sangat
IMS, akan tetapi kelompok Gay yang tidak bermanfaat bagi kehidupan kelompok
bekerja mempunyai risiko 0,68 kali lipat terkena Gay.penerapan tentang pengetahuan IMS dan
IMS dibandingkan dengan kelompok yang pencegahannya secara baik diharapkan dapat
bekerja, Berdasarkan penelitian Sarwanti (2015) menjadi dasar terbentuknya perilaku seksual
diketahui bahwa ibu yang bekerja maupun yang yang sehat sehingga dapat mengurangi kejadian
tidak bekerja yang mengalami IMS sejumlah 5 IMS pada kelompok Gay. Seluruh Gay yang
orang (25%) dan yang tidak mengalami IMS terdata di LSM WISMA sudah mendapat kan
pada Gay merupakan dua hal yang berbeda, jadwal tersendiri dalam hal sosialisasi bahaya
dan tidak ada hubungan antara pekerjaan atau cara pencegahan IMS berdasarkan
dengan kejadian IMS. Pekerjaan adalah aktifitas kacamata masing - masing, akan tetapi kegiatan
rutin yang dilakukan Gay untuk mendapatkan sosialisasi atau penyuluhan ittu tidak bisa
upah, sedangkan IMS pda Gay adalah penyakit dikatakan selalu berhasil karena hampir semua

687
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

Gay tidak mau ikut serta dalam 4.1.6 Akses yang Terkait Pencegahan Penyakit
kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat IMS pada Gay
membuat identitas mereka sebagai Gay Kondom memang sudah banyak tersedia
terungkap. Kelompok Gay biasanya mau dibeberapa Apotek dan Minimarket atau
bertukar fikiran dengan sesama Gay saja itupun Supermarket. Akan tetapi rasa malu yang
hanya 4 mata, untuk itu pihak LSM WISMA sangat besar membuat mereka mempunyai
menunjuk salah satu Gay menjadi anggota LSM sedikit kendala untuk mendapatkan kondom,
yang bertugas melakukan pendampingan atau dengan adanya petugas lapangan LSM yang
terjun ke lapangan untuk kepentingan sesama khusus melakukan pendampingan kepada
Gay “A” merupakan Gay yang bertugas dalam kelompok Gay, mereka akan lebih mudah
pendamping ini, secara langsung akan menemui mendapatkan kondom dapat dikembalikan
teman-teman gay lainya untuk kepentingan kepada diri mereka masing- masing, banyak
sosiaisasi tersebut atau menyampaikan pesan alasan yang memungkinkan Gay mudah atau
dari instansi-instansi tertentu jika da informasi susah dalam mendapatkan kondom.
terbaru yang berhubungan dengan Gay. Diantranya : umur dapat menjadi kendala ketika
4.1.5 Riwayat Kesehatan. Gay yang membutuhkan kondom berada pada
Sebagian besar Gay yang menjadi informasi usia remaja, mereka akan merasa risih atau
pernah merasakan adanya gejala penyakit IMS malu ketika meminta ke fasilitas kesehatan atay
dan sebagian besarnya lagi pernah mengalami harus membelinya. Status pernikahan akan
penyakit IMS. Untuk pengobatan sebagian menjadi masalah besar dalam mendapatkan
besar tidak memerikasakan ke petugas kondom di daerah sendiri ketika Gay berstatus
kesehatan dikarenakan rasa malu yang nnereka belum menikah, atau jarak yang cukup jauh
rasakan, obat yang hanya dikonsumsi selama ini untuk menjangkau ke fasilitas kesehata. Dari
hanya berdasarkan pengalaman teman yang hasil peneliian dapat disimpulkan bahwa
pernah menderita gejala yang sama. Ada satu sebagian besar Gay menjadi informan merasa
Gay yang emmeriksakan diri langsung ke malu ketika harus meminta kondom ke fasilitas
petugas kesehatan, hal ini dikarenakan dia yang menyediakan kondom gratis dan merasa
sudah terbuka kepada masyarakat umum malu ketika hrus membeli kondom di Apotek
tentang keadaanya. Dari hasil penelitian dapat atau Minimarket dan Supermarket dengan
disimpulkan bahwa sebagian besar Gay yang faktor.
menjadi informan pernah mengalami penyakit 4.1.7 Dukungan Informasi dari Media atau
IMS tanpa mendapatkan pengobatan secara Teman Sebaya baik secara Langsung atau Tidak
benar yang disesuaikan dengan hasil Langsung
pemeriksaan dokter. Pelayananan kesehatan Kelompok Gay merasa sangat terbantu
telah tersedia bagi mereka yang mempunyai dengan adanya hal tersebut dengan adanya hal
kendala dengan jarak dari tempat tinggal ke tersebut itu dikarenakaan mereka tidak perlu
tempat tempat pelayanan kesehatan sehingga datang ke pelayanan kesehatan untuk
kelompok Gay bisa mendapatkan pelayanan mendapatkan informasi tentang penyakit IMS
kesehatan beserta obat-obatan secara gratis. yang secra tidaklangsung akan membuat
Akan tetapi, kendala yang paling utama adalah mereka ketahuan tentang jati dirinya.
rasa malu yang mereka miliki jika sampai Penyuuhan yang disampaikan oleh petugas
diketahui orang lain sedangkan memeriksakan kesehatan memang dangat bermanfaat dalam
diiri terkait dengan penyakit IMS. menambah pengetahuan Gay tentang penyakit
IMS dan cara pencegahanya, begitu juga
dengan informasi yang didapat di media massa

688
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

atau informasi dan dari teman sebaya sesama sudah saling mengenal dengan baik dan yakin
Gay. Dari hasil penelitiann dapat disimpulkan bahwa pasangan dalam keadaan sehat.
bahwa seluruh Gay yang menjadi informan Sebelum transaksi, WPS sudah menyediakan
sangat merasakan manfaat adanya kampanye beberrapa kondom yang biasa ditawarkan WPS
atau puluhan dari LSM bekerjasama yang keapda pelanggan. Dari hasil penelitian dapat
didapat dari teman sesama Gay. disimpulkan bahwa seluruh Gay yang menjadi
Sejalan dengan penelitian Kristina C, bahwa informan mempunyai kendala dalam mengajak
informan merasa banyak mendapat kan pasangan untuk memakai kondom ketika mau
infomasi, pengetahuan mengenai kesehatan melakukan hubungan seksual dengan alasan
isu-isu seputar LGBT menjadu bertambah. akan mengurangi kenikmatan dalam
Informan pun memilih untuk menyebarkan berhubungan seksual dan mengurangi
pengetahuan yang dimilikinya dari berbagai kenyamanan dalam mempertahankan
kegiatan GAYA Nusantara kepada teman- hubungan, meskipun pada akhirnya sebagian
teman LGBT. Gay yang menjadi informan tersebut berhasil
4.1.8 Perilaku Pencegahan penyakit IMS pada membujuknya.
pasangangan Gay saat melakukan hubungan 4.1.9 Perilaku Gay yang selalu Menggunakan
seksual Kondom ketika melakukan Hubungan Seksual
Sebagian besar pasangan dari Gay yang Seluruh Gay yang menjadi informan
menjadi informan tidak mau menggunakan mempunyai perilaku positif dalam upaya
kondom karena merasa tidak nyaman dan tidak pencegahan penyakit IMS dengan berusaha
merasakn kepuasan. Kenyamanan merupakan untuk menggunakan kondom ketika melakukan
hal yang paling utama dalam menjalani sebuah hubungan seksual karena mereka tahu dan
hubungan, begitu juga dengan kelompok Gay paham akan bahaya IMS, akan tetapi mereka
yang akan mempertahankan rasa kenyamanan juga tidak bisa memaksakan ketika psangan
dengan psanganya termasuk kenyamanan tifka menginginkanya. Penelitian Sasongko
dalam hal melakukan hubungan seksual. Ketika (2000) tentang efek perlindungan dalam
Gay akan melakukan hubungan seksual usaha pencegahan infeksi HIV/AIDS tealh dilakukan
untuk menyarankan agar pasangannya dengan mengikuti 245 pasangan heteroseksual
menggunakan kondom selalu dilakukan namun dimana salah satu diantara pasangan tersebut
pda akhirnya keputusan bukan berada pa mengidap HIV. Studi tersebut memperlihatkan
dirinya sendiri. Semakin memaksakan pasangan bahwa kondom digunakan secara konsisten
untuk menggunakan kondom semakin besar dalam setiap hubungan seks tidak ditemukan
juga peluang psangan Gay ini berpisah maka adanya penularan IMS kepada pasanganya.
secara otomatis akan berpeluang juga berganti Sedangkan 121 pasangan heteroseksual lainya
pasangan. Bagi Gay yang mempunyai pekerjaan yang tidak menggunakan kondom secara
sebagai tukang pijat (++) sebelum melakukan konsisten telah ditemukan terjadi penularan
hubungan seksual selalu menyarankan untuk IMS kepada 12 pasangannya. Penelitian ini
menggunakan kondom, akan tetapi rasa memperlihatkan bahwa pemakaian kondom
canggung pda pelanggang bertambah besar secara konsisten mempunyai daya perlindungan
mengingat uang yang sudah diterima sebagai efektif terhadap terjadinya penularan IMS.
upah pijat (++). sejalan dengan penelitian Sebaliknya pemakaian kondom yang tidak
Aryani Desi (2013) yang menyatakan bahwa konsisten akan memungkinkan penularan IMS
WPS selalu mengajak pelanggan menggunakan (Sasongko,2000). kondom pria telah tersedia
kondom neamun tidak pada pacar atau orang dengan kualitas yang tealh teruji sebelum
yang mereka sukai. Menurut mereka, mereka akhirnya dipasarkan. Masalah efektivitas yang

689
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

selama ini dipertanyakan terletak bukan pada dengan pasangan yang berisiko. (Depkes RI,
kondomnya, melainkan pada penggunaanya. 2006). Dari hasil penelitian sebagian besar Gay
Kondom sekedar digunakan seperlunya namun akan setia pada pasangan lelakinya kecuali
tidak diperhatikan cara penggunaan yang tepat ketika pasangan memutuskan untuk berpisah,
termasuk cara penyimpanan kondom sebelum maka Gay akan mencari penggantinya yang
digunakan. Sedangkan bukti - bukti empiris secara otomatis akan melakukan hubungan
sendiri menunjukabn bahwa penggunaan seksual sama halnya dengan pasangan
kondom secara benar dan konsisten dapat sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa selama
mengurangi riisko HIV/AIDS (Hartono, 2002). pasangan tidak berpisah maka sedikit
Penggunaan kondom secara benar pada Gay kemunginan untuk Gay berganti-ganti pasangan
dalam melakukan hubungan seksual dengan baru.Menurut Michael Carter (2013) 276
pasangannya dapat mengurangi tingkat resiko laki-laki Gay memiliki hasil tes HIV negatif tetapi
terjadinya penyakitnya IMS. Pasangan Gay yang semua didiagnosis dengan IMS dubur (klamidia,
menikah dengan perempuan harus selalu n=177; gonore, n=69; klamidia dan gonore,
menggunakan alat pelindung yaitu kondom, n=30). Lebih dari dua pertiga (69%) melaporkan
jika tidak menggunakan kondom dengan alasan tidak menggunakan kondom atau tidak
ingin mempunyai keturunan.maka pasangan menggunakan kondom secara konsisten dan
tersebut harus mendapatkan pelayanan dan rata-rata memiliki empat pasangan dalam tiga
pendampingan dari petugas kesehatan. Dari bulan sebelumnya, sebagian besar (70%)
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa memiliki infeksi dubur tanpa gejala.
sebagian besar Gay yang menjadi informan 4.1.11. Perilaku Gay yang selalu mencari tahu
sudah menggunakan hubungan seksual. tentang IMS
4.1.10. Perilaku Gay yang tidak bergani- ganti Gay melakukan hal yang sama dalam
pasangan mencari informasi tentang IMS, mereka selalu
Sebagian besar mereka berusaha tidak mencari informasi tentang IMS dari berbagai
berganti-ganti pasangan selama masih media terutama dari internet karena lebih
berpacaran, akan tetapi ketika mereka putus mudah dan mereka juga selalu mendapatkan
maka akan mencari pacar baru dan melakukan informasi tentang IMS dari aktifis LSM yang
hal yang sama sewaktu dengan pacar sangat sering terjun ke lapangan bertemu dan
sebelumnya. Sebagian kecil informan tidak mau bertukar fikiran dengan kelompok Gay yang
menjawab pertanyaan dan lebih memilih untuk lain.Pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini
melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. Ada sangat diperlukan dalam penanggulangan IMS
beberapa perilaku yang memudahkan dan HIV/AIDS (Hartono H, 2002).Dari hasil
seseorang tertular infeksi menular seksual yang penelitian dapat disimpulkan bahwa seluruh
antara lain adalah : Sering berganti-ganti Gay yang menjadi informan selalu
pasangan seksual atau mempunyai lebih dari menggunakan media massa, internet, TV
satu pasangan seksual, baik yang dikenal sebagai andalan utama para dalam mencari
maupun yang tidak dikenal, mempunyai tahu tentang penyakit IMS dan penularannya,
pasangan seksual yang sering berganti-ganti ketika informasi yang dirasa kurang maka
pasangan, atau yang mempunyai pasangan informasi dapat di tanya secara langsung ke
seksual lainnya, terus melakukan hubungan LSM.
seksual walaupun mempunyai keluhan IMS dan
tidak memberitahukan kepada pasangannya
tentang hal tersebut, tidak menggunakan
kondom saat melakukan hubungan seksual

690
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

5. KESIMPULAN dan SARAN 5.2. Saran


5.1. Kesimpulan Sebaiknya LSM yang menangani kasus ini
1. Sebagian besar Gay rmasuk dalam kategori memberikan pendidikan kesehatan reproduksi
umur remaja akhir, sebagian kecil termasuk sejak dini yang diperlukan dalam
dalam kategori umur dewasa awal. Sebagian penanggulangan IMS dan HIV/AIDS, dan
kecil Gay sedang menempuh pendidikan diharapkan seluruh Gay yang menjadi informan
disalah satu SMP Negeri dan disalah satu selalu menggunakan media massa, internet, TV
perguruan tinggi di Kabupaten Ciamis, sebagai andalan utama para dalam mencari
sebagian kecil Gay merupakan lulusan SMP, tahu tentang penyakit IMS dan penularannya,
sebagian kecil Gay merupakan lulusan ketika informasi dirasa kurang agar
SMA/SMK, dan sebagian kecil Gay menanyakan secara langsung ke LSM.
merupakan lulusan Sarjana, dengan
pendidikan paling rendah SMP N dan DAFTAR PUSTAKA
pendidikan paling tinggi S1. Sebagian besar Aryani D. 2013. Gambaran Perilaku Pencegahan
Gay mempunyai pekerjaan dan sebagian Infeksi Menular Seksual Wanita Pekerja
kecil belum bekerja. Seksual Kabupaten Tegal.
2. Seluruh istri dan mantan istri Gay termasuk Depkes RI (WHO). 2006. Pedoman Dasar, Infeksi
dalam kategori remaja akhir yang Menular Seksual Dan Saluran Reproduksi
merupakan lulusan S1, salah satunya sedang Lainnya Pada Pelayanan Kesehatan
menempuh pendidikan Pascasarjana dan Reproduksi Terpadu.
mempunyai pekerjaan. Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis. 2015.
3. Sebagian besar Gay mempunyai Laporan Tahunan Jumlah Penderita
pengetahuan yang baik tentang IMS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
pernah mengalami tanda gejala penyakit Hartono. 2002. Keluarga Berencana dan
IMS tanpa melakukan pengobatan di fasilitas Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.
kesehatan. Hartono, A. 2009. Faktor resiko Kejadian
4. Sebagian besar Gay merasa malu untuk Penyakit Menular Seksual (PMS) pada
membeli kondom dan untuk meminta komunitas Gay Mitra Strategis
kondom kepada petugas kesehatan kecuali Perkumpulan Keluarga Berencaana
kepada aktifis LSM WISMA Indonesia (PKBI), Yogyakarta
5. Sebagain besar Gay merasakan manfaat dari Kemenkes. 2011.Pedoman Nasional Pelayanan
informasi yang di dapat di berbagai kegiatan, Infeksi Menular Seksual. Jakarta
oleh karena itu Gay selalu aktif dalam Direktorat Jenderal Pengendalian
mencari informasi mengenai penyakit IMS. Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
6. Sebagian besar Gay merasa kesulitan dalam Kristina C.2012 Informasi Homoseksual-Gay
mengajak pasangan untuk menggunakan (Studi Etnometodologi Mengenai
kondom, namun akhirnya Gay menggunakan Informasi dan Gay pada Komunitas GAY
kondom juga ketika melakukan hubungan Nusantara Surabaya )
seksual. Noor, N.N. 2000. Dasar Epidemiologi. Jakarta :
7. Sebagian besar Gay akan setia pada Rineka Cipta.
pasangan lelakinya kecuali ketika pasangan Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan
memutuskan untuk berpisah, maka Gay Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
akan mencari penggantinya yang secara Sarwinanti. 2015. Hubungan Antara Usia,
otomatis akan melakukan hubungan seksual Pekerjaan, Pendidikn, dan Pekerjaan
sama halnya dengan pasangan sebelumnya.

691
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 10, No. 2, Desember 2017 ISSN : 1693-6868

dengan kejadian Infeksi menular Seksual. repository.usu.ac.id>bitstream, diakses


STIKes Aisyiyah Yogyakatra tanggal 05 Mei 2016
Sasongko. 2000. Efek Perlindungan dalam Pende Putu Ayu. 2012. Pola Hubungan
Pencegahan Infeksi HIV/AIDS. Seksual dan Riwayat IMS Pada Gay di Bali.

692

Anda mungkin juga menyukai