Anda di halaman 1dari 2

َ ‫قو‬

ِ ‫َالصّ بْرِ م ِنْ زُمْرَة‬ ِ ّ َ ‫ج ال ْمُؤْم ِنِيْنَ ال ْمُت َوَاصِيْنَ ب ِالح‬ ْ َ‫ل نَسْلَه ُ م ِنْ سُلَالَة ٍ م ِنْ َمّاء ٍ مَهِيْنٍ و َأ‬
َ َ ‫خر‬ َ َ ‫جع‬
َ َ ‫الإ نْس َانَ م ِنْ طِيْنٍ و‬
ِ ‫ق‬ ْ ‫ا َ ْلحم َ ْد لله ِ ال َ ّذ‬
َ َ ‫ِي خ َل‬

ِ ُ ‫ن أَ م َن ُوا ب َِالت ّع َاو‬


ِّ‫ن عَلَى اْلبِر‬ َ ْ ‫ِي ه ُو َ سَائ ِر ُ ا ْلأَ دَم ِيِّيْنَ و َأَ م َرَ عِبَادَه ُ ال َ ّذِي‬
ْ ‫ن ال َ ّذ‬ ِ ‫ن ب ِاسْ تِث ْنَائِه ِ ِإ َي ّاه ُ ْم بَعْد َ أَ نْع َ َ ّم ب ِالْخُسْر َا‬
ِ ‫ن أَ ن ْوَاعَ ا ِْلإنْس َا‬ َ ْ ‫الْخَاسِرِي‬

ّ َ َ‫ك الح َُقّ ا ْلمُبِيْنُ و َأَ شْهَد ُ أ‬


‫ن‬ ُ ِ َ‫ك لَه ُ المل‬
َ ْ ‫لا ّ الله ُ وَحْدَه ُ لاَشَرِي‬ ِ ‫ و َأَ شْهَد ُ أَ ْن‬.َ‫ن أَ ك ْرَمَه ُ ْم عِنْدَه ُ أَ تْق َاه ُ ْم و َأَ َن ّه ُ و َل ِ ُيّ الم َُت ّق ِيْن‬
َ ‫لآإلَه َ ِإ‬ ّ َ َ‫و ََالت ّقْو َى و َأَ خْبَر َه ُم أ‬
ِ ‫ك سَيِّدِنَا مُحَم ّدٍ و َعَلَى الأَ ن ْب ِيَاء‬
َ ِ ‫سو ْل‬
ُ َ ‫ك عَلَى عَبْدِك َ وَر‬
ْ ِ‫سل ِ ّ ْم و َب َار‬
َ َ‫ل و‬ َ َ ‫الل ّه ُ َ ّم ف‬
ِّ ‫ص‬ َ .ُ‫الصّ ادِقُ اْلوَعْدِ الأَ م ِيْن‬
َ ُ ‫سو ْلُه‬
ُ َ ‫سَيِّد َن َا و َنَب َِي ّنَا مُحَم ّدًا عَبْدُه ُ وَر‬

‫ ا َِت ّق ُوا الله َ لَع َ ّلك ُ ْم‬.ُ‫ فَيَامَع َاشِر َ ال ْمُسْل ِمِيْنَ رَحِمَكُم ُ الله‬،ُ ‫ أَ َمّا بَعْد‬.ِ‫ن ِإلَى يَو ْ ِم الد ِّيْن‬
ٍ ‫ل وَم َنْ تَبِعَه ُ ْم ب ِِإحْ سَا‬
ٍ ّ ُ ‫ْب ك‬
ِ ‫ل و َصَ ح‬
ٍّ ُ ‫ل ك‬
ِ َ‫و َال ْمُرْسَلِيْنَ و َعَلَى أ‬

َ‫لا ّ و َأَ ن ْتُم ْ مُسْل ِمُوْن‬ َ ْ ‫ ي َا أَ ُ ّيهَا ال َ ّذ ِي‬،‫حي ِْم‬


َ ‫ن آم َنُو ْا َات ّقُو ْا الله َ ح ََقّ تُق َاتِه ِ و َلا َ تَمُو ْت َُنّ ِإ‬ َ ‫ن‬
ِ ّ ‫الر‬ َ ِ ‫ ب ِس ْ ِم الله‬: ‫ل الله ُ تَع َالَى‬
ِ َ ‫الر ّحْم‬ َ ‫ قَا‬.َ‫حوْن‬
ُ ِ ‫تُفْل‬

Hadirin Rahimakullah,
Tak terasa kini kita berada di Tahun 2021, marilah kita sejenak untuk menengok kebelakang apakah
dengan bergantinya tahun ini bertambahkan pula kebaikan pada diri kita, bertambah ketaatan
kepada Allah atau sebaliknya, semakin jauh kita dari Allah dan semakin banyak dosa yang kita
perbuat. Oleh karenanya tidak ada salahnya kita terus melakukan muhasabah, yakni menghitung
atau introspeksi atas apa saja yang kita lakukan selama satu tahun, sehingga dapat menjadi pijakan
kita dalam melangkah tahun-tahun berikutnya

Kiranya pantas kita mengingat kembali pesan Sayyidina Ali karramallahu wajhah, sebagaimana
termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani:
‫س‬ َ ‫ن‬
ِ ‫الن ّا‬ َ ِ ‫س رَج ُلا ً م‬ َ َ ‫س وَكُنْ عِنْد‬
ِ ‫الن ّا‬ َ ّ‫س ش َ َر‬
ِ ‫الن ّا‬ َ َ ‫س وَكُنْ عِنْد‬
ِ ‫الن ّ ْف‬ َ َ ‫كُنْ عِنْد َ الله ِ خَيْر‬
ِ ‫الن ّا‬
“Jadilah manusia yang paling baik di sisi Allah, dan jadilah manusia yang paling jelek dalam
pandangan dirimu, serta jadilah manusia biasa di hadapan orang lain.”

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Pesan ini memberikan arahan yang sangat luar biasa bagi kita umat Islam dalam mengarungi
kehidupan dunia, demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pertama, kita diharapkan terus meningkatkan ketakwaan dan amal kebaikan di hadapan Allah
subhanahu wata‘ala. Menjalankan perintah-Nya dan sedapat mungkin menjauhi apa yang menjadi
pantangan atau larangan dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. Sehingga kita bisa
menjadi manusia yang baik di sisi-Nya

Kedua, kita harus merasa kurang atas amal kebaikan yang kita lakukan dengan terus merasa diri kita
jelek. Hal ini bukan berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan kita dari sikap ujub
(sombong), riya (pamer), dan sum’ah (mengharap pujian orang lain).

dan yang Ketiga, kita harus menundukkan diri di hadapan orang lain dengan tidak merasa lebih baik.
Mungkin banyak di antara kita ketika melihat orang lain, merasa dirinya lebih baik atau lebih mulia.
 
Maasyiral muslimin rakhimakumullah,
Lantas bagaimana kita mampu mendorong diri kita untuk terus berbuat kebaikan tersebut? Syekh
Abdul Qadir al-Jailani memiliki tips sederhana yang dapat kita lakukan dalam keseharian kita.
Pertama, jika kita melihat orang lain hendaknya kita memandangnya bahwa dia memiliki kelebihan
daripada diri kita sendiri, mungkin dia lebih bertakwa, lebih banyak amal kebajikannya, lebih tinggi
derajatnya di hadapan Allah subhanahu wata‘ala. 
Kedua, jika kita melihat anak kecil atau lebih muda, jangan kita merasa lebih baik darinya.
Katakanlah, “Mungkin dia dosanya lebih sedikit daripada diriku, karena umurnya lebih sedikit
dariku.” Sebaliknya jika kita melihat orang lebih tua, hendaknya kita melihat bahwa dia telah berbuat
kebaikan lebih banyak dari diri kita.
Ketiga, jika kita melihat orang alim, orang yang memiliki ilmu, hendaknya kita menilainya dia
memiliki cara yang baik dan benar mengamalkan pengetahuannya dan telah berbuat kebaikan
dengan ilmunya tersebut. Sebaliknya jika kita melihat orang bodoh, hendaknya kita katakan,
“Mungkin dia berbuat dosa atau salah akibat ketidaktahuannya, sementara kita lebih berdosa karena
berbuat salah pengetahuan pengetahuan yang kita miliki.” Orang bodoh berbuat salah bisa jadi
karena ketidaktahuannya, sementara orang alim (memiliki pengetahuan) berbuat dosa bukan karena
tidak tahu.

Ilustrasi sederhana yang mungkin dapat kita pakai, siapakah yang bisa berbuat korupsi? Tentu ia
yang memiliki akses, pengetahuan bagaimana mengambil dan memanfaatkan uang tersebut untuk
dirinya atau golongannya. Bukan orang yang tidak memiliki pengetahuan bagaimana
menyelewengkan uang negara. 

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Instrospeksi diri bukan hanya dilakukan sekali, namun harus menjadi bagian yang tertanam dalam
kehidupan kita sehari-hari. Muhasabah adalah cara mengendalikan hidup kita, yang akan memiliki
efek luar biasa pada diri kita, keluarga, dan lebih luas lagi pada masyarakat. Keteledoran kita untuk
melakukan introspeksi bukan hanya dapat mengakibatkan kerusakan pada kehidupan kita, tetapi
juga kehidupan yang lebih luas yakni keluarga dan masyarakat.  Rasulullah SAW bersabda:
)‫جز ُ م َنْ أَ ت ْب َ َع ن َ ْفسَه ُ ه َوَاه َا و َتَم ََن ّى عَلَى الله ِ (رواه أحمد‬
ِ ‫ْت و َالْع َا‬
ِ ‫ل لم َِا بَعْد َ ال ْمَو‬
َ ِ ‫ِس م َنْ د َانَ ن َ ْفسَه ُ و َعَم‬
ُ ّ ‫ا َ ْل كَي‬ 
“Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta
beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang
mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah” (HR Ahmad).

Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah,

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mampu terus introspeksi dan berbenah diri.
Sehingga kita mampu menjadi penyokong tumbuhnya keluarga dan masyarakat yang baik menuju
baldatunn thayyibatunn warabbun ghafuur. 

ٌ ‫حي ْم‬ ٌ ‫جو ّاد ٌ كَرِيْم ٌ م َلِكٌ بَر ّ ٌ رَؤُو‬


ِ َ ‫ْف ر‬ َ ‫ إن ّه ُ تَعاَلَى‬  .‫كي ِْم‬
ِ َ ‫ِالآيات والذِّكْر ِ الح‬
ِ ‫ و َنَفَعَن ِ ْي و َِإي ّاك ُ ْم ب‬،‫ن العَظِي ِْم‬
ِ ‫باَرَك َ الله ُ ل ِ ْي و َلكم ْ فِي القُر ْآ‬

Anda mungkin juga menyukai