APPENDISITIS AKUT
Laporan Kasus ini dibuat untuk melengkapi persyaratan
DISUSUN OLEH:
Yan Rudiansyah Dongoran (0410070100070)
PEMBIMBING
dr. Suhelmi, Sp. B
Nilai :
Dokter Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Suhelmi, Sp. B khususnya sebagai pembimbing penulis dan semua staff pengajar
di SMF Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, serta teman-teman
Penulis menyadari bahwa paper ini memiliki banyak kekurangan baik dari
paper ini. Harapan penulis semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2.1 Anatomi................................................................................................ 3
2.2 Fisiologi.................................................................................................4
2.3 Definisi.................................................................................................5
2.4 Epidemiologi........................................................................................5
2.5 Etiologi.................................................................................................6
2.7 Diagnosis............................................................................................10
2.9 Penatalaksanaan.................................................................................18
2.10 Komplikasi.........................................................................................20
2.11Prognosis.............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Appendix merupakan organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang
berada di perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan IgA namun seringkali
umum pada anak sebelum usia sekolah. Hampir 1/3 anak dengan Appendicitis
appendicitis pada anak-anak, terutama pada anak usia prasekolah masih tetap
anak kadang-kadang sulit. Hanya 50-70% kasus yang bisa didiagnosis dengan
tepat pada saat penilaian awal. Angka appendectomy negatif pada pasien anak
akan tinggi, terutama disebabkan karena peritonitis dan syok. Reginald Fitz pada
1
tahun 1886 adalah orang pertama yang menjelaskan bahwa Appendicitis acuta
merupakan salah satu penyebab utama terjadinya akut abdomen di seluruh dunia 3.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi1,2,3
vermiformis bervariasi dari 3-5 inci (8-13 cm). Dasarnya melekat pada permukaan
taeniae coli caecum dan mengikutinya sampai dasar apendiks vermiformis, tempat
3
Apendiks vermiformis diperdarahi oleh arteri apendikularis yang
merupakan cabang arteri caecalis posterior. Arteri ini berjalan menuju ujung
satu atau dua nodi yang terletak didalam mesoapendiks dan dari sini dialirkan ke
dan parasimpatis (nervus vagus) dari plexus mesentericus superior. Serabut saraf
aferen yang menghantarkan rasa nyeri visceral dari apendiks vermiformis berjalan
bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis stinggi vertebra torakalis X.
variasi anatomis yang dapat memberikan tanda dan gejala yang berbeda pada tiap
jenisnya.
2.2 Fisiologi1,6
apendisitis. Pada keadaan normal tekanan dalam lumen apendiks antara 15-25
cmH2O dan meningkat menjadi 30-50 cmH2O pada waktu kontraksi. Pada
4
keadaan normal tekanan pada lumen sekum antara 3-4 cmH2O, sehingga terjadi
sekum.
ialah IgA. Immunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
karena jumlah jaringan limfe di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah
2.3 Definisi
Hal ini merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering ditemukan.
Appendix merupakan organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang
berada di perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan IgA namun seringkali
2.4 Epidemiologi4,5
Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun.
5
perbandingan 3:2. Bangsa Caucasia lebih sering terkena dibandingkan dengan
kelompok ras lainnya. Appendisitis akut lebih sering terjadi selama musim panas.
dalam menu sehari-hari. Appendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya
pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada
kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidensi pada laki-laki dan
perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi lelaki
lebih tinggi.
2.5 Etiologi2,3,4
Adapun etiologi apendisitis yang terjadi antara lain disebabkan oleh
apendisitis antara lain karena; material feses yang keras (fecalith), hyperplasia
jaringan limfoid, dan infeksi virus8. Pada anak-anak sendiri obstruksi paling sering
hiperplasia ini sendiri masih kontroversial, namun dehidrasi dan infeksi virus
diduga menjadi penyebab utama). Penyebab lainnya dari apendisitis antara lain;
benda asing (foreign body), infeksi bakteri, parasit, dan tumor appendiks atau
sekum.
Apendisitis akut sendiri disebabkan oleh infeksi dari bakteri. Hal-hal yang
6
luman, adanya cacing askaris, dan erosi mukosa yang disebabkan oleh E.
2.6 Patogenesis2,5,6
Peritonitis
7
Sembuh Abses
Peritonitis
Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks
Kapasitas lumen apendiks normal hanya sekitar 0,1 ml. Jika sekresi sekitar 0,5
salah satu dari sedikit binatang yang dapat mengkompensasi peningkatan sekresi
hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan invasi bakteri.
Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Gangren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 24-36 jam, tapi waktu tersebut
8
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan
setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut
Bila arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti
dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding
yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses
diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah
apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis.
dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48
jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses
radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa
jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses,
apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk
pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut
ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya
9
perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada
2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesis2,3,7
Gejala appendicitis acuta umumnya timbul kurang dari 36 jam, dimulai
dengan nyeri perut yang didahului anoreksia. Gejala utama appendicitis acuta
adalah nyeri perut. Awalnya, nyeri dirasakan difus terpusat di epigastrium, lalu
menetap, kadang disertai kram yang hilang timbul. Durasi nyeri berkisar antara 1-
12 jam, dengan rata-rata 4-6 jam. Nyeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi
di RLQ. Variasi dari lokasi anatomi appendix berpengaruh terhadap lokasi nyeri,
biasanya suhu naik hingga 38oC. Tetapi pada keadaan perforasi, suhu tubuh
meningkat hingga > 39oC. Anoreksia hampir selalu menyertai appendicitis. Pada
75% pasien dijumpai muntah yang umumnya hanya terjadi satu atau dua kali saja.
Muntah disebabkan oleh stimulasi saraf dan ileus. Umumnya, urutan munculnya
gejala appendicitis adalah anoreksia, diikuti nyeri perut dan muntah. Bila muntah
Sebagian besar pasien mengalami obstipasi pada awal nyeri perut dan
banyak pasien yang merasa nyeri berkurang setelah buang air besar. Diare timbul
10
pada beberapa pasien terutama anak-anak. Diare dapat timbul setelah terjadinya
perforasi appendix.
Skor Alvarado
Semua penderita dengan suspek appendicitis acuta dibuat skor Alvarado
dan diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu; skor <6 dan skor >6. Selanjutnya
ditentukan apakah akan dilakukan appendectomy. Setelah appendectomy,
dilakukan pemeriksaan PA terhadap jaringan appendix dan hasil PA
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu radang akut dan bukan radang akut.
Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis.
Gejala Klinik Value
Gejala Adanya migrasi nyeri 1
Anoreksia 1
Mual/muntah 1
Tanda Nyeri RLQ 2
Nyeri lepas 1
Febris 1
Lab Leukositosis 2
Shift to the left 1
Total poin 10
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka
tindakan bedah sebaiknya dilakukan.
Gejala appendicitis yang terjadi pada anak dapat bervariasi, mulai dari
yang menunjukkan kesan sakit ringan hingga anak yang tampak lesu, dehidrasi,
nyeri lokal pada perut kanan bawah, bayi yang tampak sepsis. Pasien dengan
11
appendicitis biasanya menunjukkan peningkatan nyeri dan tanda inflamasi yang
khas.
tingkat inflamasi pada appendix. Hampir semua pasien merasa nyeri pada nyeri
menunjukkan gejala lokal yang minimal. Adanya psoas sign, obturator sign, dan
Diagnosis appendicitis sulit dilakukan pada pasien yang terlalu muda atau
terlalu tua. Pada kedua kelompok tersebut, diagnosis biasanya sering terlambat
penyakit pada bayi, hanya dijumpai gejala letargi, irritabilitas, dan anoreksia.
dengan gerakan yang minimal. Anak yang menggeliat dan berteriak-teriak, pada
perangsangan ureter sehingga nyeri yang timbul menyerupai nyeri pada kolik
renal.
kanan, karena pada sikap itu caecum tertekan sehingga isi caecum berkurang.
12
Hal tersebut akan mengurangi tekanan ke arah appendix sehingga nyeri perut
berkurang.
bahwa letak anatomis appendix sebenarnya dapat pada semua titik, 360o
adanya nyeri di antara costa 12 dan spina iliaca posterior superior. Appendicitis
nyeri pada pemeriksaan rektum (Rectal toucher). Namun, pemeriksaan ini tidak
spesifik untuk appendicitis. Jika tanda-tanda appendicitis lain telah positif, maka
Rovsing’s sign
Jika LLQ ditekan, maka terasa nyeri di RLQ. Hal ini menggambarkan
Psoas sign
Pasien berbaring pada sisi kiri, tangan kanan pemeriksa memegang lutut
pasien dan tangan kiri menstabilkan panggulnya. Kemudian tungkai kanan pasien
13
kekakuan musculus psoas kanan akibat refleks atau iritasi langsung yang berasal
dari peradangan Appendix. Manuver ini tidak bermanfaat bila telah terjadi
rigiditas abdomen.
memposisikan sendi lutut pasien dalam posisi fleksi dan articulatio coxae dalam
posisi endorotasi kemudian eksorotasi. Tes ini positif jika pasien merasa nyeri di
14
Blumberg’s sign (nyeri lepas kontralateral)
Pemeriksa menekan di LLQ kemudian melepaskannya. Manuver ini
dikatakan positif bila pada saat dilepaskan, pasien merasakan nyeri di RLQ.
Wahl’s sign
Manuver ini dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri pada saat
dilakukan perkusi di RLQ, dan terdapat penurunan peristaltik di segitiga Scherren
pada auskultasi.
Baldwin’s test
Manuver ini dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri di flank saat
tungkai kanannya ditekuk.
Defence musculare
Defence musculare bersifat lokal sesuai letak appendix.
Nyeri pada daerah cavum douglasi
Nyeri pada daerah cavum douglasi terjadi bila sudah ada abscess di cavum
douglasi atau appendicitis letak pelvis.
Nyeri pada pemeriksaan rectal toucher pada saat penekanan di sisi lateral
Dunphy’s sign (nyeri ketika batuk)
15
Pemeriksaan urinalisis membantu membedakan apendisitis dengan
dan pyuria dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter.
ileus atau caecal ileus (gambaran garis permukaan air-udara di sekum atau
3. Ultrasonografi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas USG lebih dari 85% dan
4. CT scan
tidak jelas dan curiga adanya abses, maka CT scan dapat digunakan sebagai
16
Diagnosis banding dari Appendicitis dapat bervariasi tergantung dari usia
mass di daerah abdomen tengah. Diagnosis banding yang agak sukar ditegakkan
appendicitis, yakni diare, mual, muntah, dan ditemukan leukosit pada feses.
salah satu penyebab nyeri abdomen pada anak-anak, tetapi tidak ditemukan
adanya demam. Infark omentum juga dapat dijumpai pada anak-anak dan gejala-
Diagnosis banding yang sering pada pria dewasa muda adalah Crohn’s
disease, kolitis ulserativa, dan epididimitis. Pemeriksaan fisik pada skrotum dapat
17
membantu menyingkirkan diagnosis epididimitis. Pada epididimitis, pasien
disease (PID), kista ovarium, KET dan infeksi saluran kencing. Pada PID,
nyerinya bilateral dan dirasakan pada abdomen bawah. Pada kista ovarium, nyeri
banding yang sering terjadi pada kelompok usia ini adalah keganasan dari traktus
kolesistitis. Keganasan dapat terlihat pada CT Scan dan gejalanya muncul lebih
lambat daripada appendicitis. Pada orang tua, divertikulitis sering sukar untuk
kanan. Perforasi ulkus dapat diketahui dari onsetnya yang akut dan nyerinya tidak
2.9 Penatalaksanaan2,9,10
Puasakan
gejala
18
Pertimbangkan DD/ KET terutama pada wanita usia reproduksi.
membutuhkan Laparotomy
Antibiotika preoperative
anaerob
A. Open Appendectomy
19
2. Dibuat sayatan kulit:
a. Horizontal
b. Oblique
a. Pararectal/ Paramedian
penjahitan karena bila terjahit hanya satu lapis bisa terjadi hernia
cicatricalis.
B. Laparoscopic Appendectomy
sarana diagnosis dan terapeutik untuk pasien dengan nyeri akut abdomen dan
menggunakan laparoskop.
2.9 Komplikasi4,8,9
20
Infiltrat / massa yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari
Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus atau
usus besar.
2. Appendicular abscess:
Abses yang terbentuk akibat dari appendix yang meradang sehingga terjadi
proses supurasi.
3. Perforasi
4. Peritonitis
dalam rongga abdomen adalah steril (kecuali pada kasus peritoneal dialisis) tetapi
dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri. Akibatnya timbul edem jaringan
dan pertambahan eksudat. Cairan dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan
bertambahnya sejumlah protein, sel-sel darah putih, sel-sel yang rusak dan darah.
Respon yang segera dari saluran intestinal adalah hipermotil tetapi segera dikuti
oleh ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan di dalam usus besar.
2.10 Prognosis3,9
Mortalitas dari appendicitis akut menurun terus dari 9,9% per 100.000
sampai 0,2% per 100.000. Faktor- faktor yang menyebabkan penurunan secara
cairan i.v., yang semakin baik, ketersediaan darah dan plasma, serta meningkatnya
21
BAB III
KESIMPULAN
dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak
Gejala appendicitis akut pada anak tidak spesifik . Gejala awalnya sering
hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa
nyerinya. Dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah dan anak
akan menjadi lemah dan letargik. Karena gejala yang tidak khas tadi, appendicitis
sering diketahui setelah terjadi perforasi. Pada bayi, 80-90% appendicitis baru
appendisitis.
22
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:EGC, 755-762
Saunders.
th
6. Kliegman, R M. 2016. Nelson Textbook of Pediatric. 20 edition. Canada :
Elsevier Saunders.
017-0122-9
8. Mansjoer, Arif, dkk (editor). 2014. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta
: Media aesculapius
10. Spitz, L. 2013. Operative Pediatric Surgery. 7th edition. New york : CRC
Press.
23