Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS ANTI INFLAMASI FORMULASI KUNYIT (CURCUMA

LONGA), DAUN BINAHONG (ANREDERA CORDIFOLIA) DAN DAUN


SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) TERHADAP LUKA SAYAT
PADA KELINCI

Kh Endah Widhi Astuti, Sih Rini Handajani


Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract
Background: Perineal lacerations are tears that occur in the perineum because of the
second stage of labor. The Javanese people do the purpose of this study is the
effectiveness of anti-inflammatory formulation of turmeric (curcuma longa), leaves of
Binahong (Anredera cordifolia) and leaves of Sambiloto (Andrographis paniculata)
against incisions in rabbits. Method: The method used in this study is the method in this
study. This research uses a quantitative method with a type of pure treatment research
in the form of pre-post test design. The sample in this study was 10 rabbits per group in
5 groups. Results: There was an anti-inflammatory effect of the turmeric formulation,
binahong leaves of bitter leaf (F1, F2 and F3) in the incision wound in rabbits (ρ
<0.001). There is an anti-inflammatory effect of turmeric formulation, binahong leaves
of bitter leaf on leukocyte levels in rabbit incisions in F1, F2 and F3 compared to the
control group (ρ <0.001). Conclusion: Turmeric formula, binahong leaf, bitter leaf (F1,
F2 and F3) in the incision in rabbits can improve the wound healing process.

Keywords: Binahong Leaves, Sambiloto Leaves, Wounds, Turmeric

PENDAHULUAN mempengaruhi kerusakan atau gangguan


Luka adalah peristiwa yang tidak integritas kulit dan kematian sel-sel (
dapat dihindari dari kehidupan yang Judd, 2007 : 13)
diwujudkan sebagai hilangnya atau Keadaan luka dapat terjadi pada
terputusnya seluler, anatomi, integritas, semua mahluk hidup. Begitu juga pada
fungsional dan jaringan hidup (Bhat et al., saat wanita melahirkan kemungkinan
2007). Faktor yang menyebabkan luka mengalami masalah ketika proses
seperti trauma, tergores benda tajam, persalinan berlangsung diantaranya adalah
sengatan hewan sampai terjadinya terjadinya robekan (rupture) pada jalan
ledakan. Proses penyembuhan luka yang lahir atau rupture pada perimeun ( Miles,
terorganisir dengan baik secara 2009).Trauma perineum didefinisikan
biokimiawi yaitu yang mengarah ke sebagai perlukaan yang terjadi pada labia,
pertumbuhan dan regenerasi dari jaringan vagina, uretra, klitoris, otot perineum atau
yang terluka secara khusus. Penyembuhan sfingter ani. Robekan ini dapat terjadi
luka melibatkan aktivitas jaringan yang secara spontan pada saat persalinan
rumit dari sel darah, sitokin dan faktor pervaginam, atau karena tindakan bedah
pertumbuhan lainnya yang akhirnya yang berlangsung pada saat proses
mengarah ke pemulihan ke kondisi normal persalinan Laserasi perineum merupakan
(Clark, 1993). Dalamnya luka akan robekan yang terjadi pada perineum

101
102 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

karena kala II persalinan. Lebih dari 85% dalam minyak atsiri Senyawa sesquiterpen
persalinan pervaginam akan mengalami dalam minyak atsiri kunyit merupakan
trauma perineum, dan hampir 69% turunan dari senyawa terpen seperti
memerlukan penjahitan (Miles, 2009). alkohol yang bersifat bakterisida dengan
Angka kejadiannya berbeda-beda, merusak struktur tersier protein bakteri
tergantung pada praktik individu dan atau denaturasi protein (Tarwiyah, 2001).
episiotomi yang bertujuan memperbesar Sedangkan kurkumin adalah suatu
vaginal outlet dan membantu fasilitas senyawa fenolik. Turunan fenol ini akan
kesehatan yang ada.Empat puluh empat berinteraksi dengan dinding sel bakteri,
persen laserasi perineum terjadi karena selanjutnya terabsorbsi dan penetrasi ke
persalinan spontan maupun buatan.Saat dalam sel bakteri, sehingga menyebabkan
ini obat obat secara medis banyak di presipitasi dan denaturasi protein,
berikan untuk. mengembalikan keadaan akibatnya akan melisiskan membran sel
luka perenium agar kembali normal. bakteri. sedangkan aktivitas antibakteri
Budaya dari suku jawa dalam curcumin dengan cara menghambat
pemanfaatan tanaman di sekitar rumah proliferasi sel bakteri.
sudah terjadi sejak jaman nenek moyang Tanaman yang sering di gunakan
namun baru sedikit di buktikan secara untuk pengobatan luka adalah binahong.
ilmiah didiantaranya kunyit, daun Dalam pengobatan bagian dari tanaman
binahong serta daun sambiloto yang binahong yang digunakan dapat berasal
sebenarnya mempunyai kandungan dari akar, batang, daun, dan bunga
antiinflamasi dan sebagai antiseptik. maupun umbi yang menempel pada ketiak
Untuk itu perlu dibuktikan secara ilmiah daun. Tanaman ini dikenal dengan sebutan
agar pemanfaatan tanaman ini semakin Madeira Vine dipercaya memiliki
nyata pemanfaatanya maka perlu kandungan antioksidan tinggi dan
pengaplikasiakn pada hewan kelinci antivirus. Tanaman ini masih diteliti
sebelum di terapkan pada luka perenium meski dalam lingkup terbatas. Percobaan
ibu postpartum. pada tikus yang disuntik dengan bahan
Kunyit (Curcuma domestica val) ekstrak dari binahong dapat meningkatkan
merupakan salah satu tanaman yang daya tahan tubuh, peningkatan agresivitas
digunakan untuk pengobatan tradisional tikus dan tidak mudah sakit. Beberapa
berupa semak dan bersifat tahunan yang Beberapa penyakit yang dapat
tersebar di daerah tropis dan sub disembuhkan dengan menggunakan
tropis.Berdasarkan hasil penelitian yang tanaman ini adalah: kerusakan ginjal,
dilakukan oleh Hidayati, E (2002) secara diabetes, pembengkakan jantung, muntah
in vitro, membuktikan bahwa senyawa darah, tifus, stroke wasir, rhematik,
aktif dalam rimpang kunyit mampu pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca
menghambat pertumbuhan jamur, virus, melahirkan, menyembuhkan segala luka
dan bakteri baik Gram positif maupun dalam dan khitanan, radang usus,
Gram negatif, seperti E.coli dan melancarkan dan menormalkan peredaran
Staphylococcus aureus, karena kunyit dan tekanan darah, sembelit, sesak napas,
mengandung berbagai senyawa sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut,
diantaranya adalah kurkumin dan minyak menurunkan panas tinggi, menyuburkan
atsiri (Said, 2001). Senyawa sesquiterpen kandungan, maag, asam urat, keputihan,
Kh Endah Widhi Astuti, Efektifitas Anti Inflamasi Formulasi Kunyit 103

pembengkakan hati, meningkatkan dan berbagai obat, yang umumnya


vitalitas dan daya tahan tubuh (Manoi, digunakan secara topikal pada bagian
2009). tubuh kulit yang mengalami gangguan,
Menurut Tshikalange (2005). seperti luka, pegal-pegal maupun gatal-
ekstrak air akar binahong dengan dosis 50 gatal (Anief, 2005). Basis salep yang
mg/ ml memiliki daya hambat terhadap digunakan adalah basis salep serap (adeps
bakteri gram‒positif (B. pumilus, lanae) yang bersifat hidrofil yang dapat
B.subtilis dan S.aureus) serta pada bakteri menyerap kelebihan air.Selain itu
gram‒negatif (Enterobacter cloacae, pemakaian pada kulit dapat merupakan
E.coli, Klebsiella pneumonia, Serratia lapisan penutup, melunakkan kulit hingga
marcescens, dan Enterobacter aerogenes) salep dapat dengan mudah untuk dipakai
pada dosis 60 mg/ml, tetapi tidak pada (Anief, 1993).Maka dari itu perlu
bakteri B.sereus. Rachmawati (2007) dilakukan penelitian untuk mengetahui
telah melakukan skrining fitokimia daun aktivitas ketiga ramuan dari kunyit, daun
binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) binahong dan daun sambiloto ( KUBISA)
Steenis) dengan melakukan maserasi yang dibuat dalam sediaan salep sebagai
terhadap serbuk kering daun dengan penyembuh luka terbuka pada kelinci
menggunakan pelarut n-heksana danetanol sebelum di aplikasikan pada luka
didapatkan kandungan kimia berupa pereneum ibu postpartum. Sampai saat ini
saponin triterpenoid, flavanoiod dan belum ada penelitian tentang formulasi
minyak atsiri. Rochani (2009) melakukan dari ketiga bahan diantaranya kunyit, daun
ekstraksi dengan cara maserasi daun binahong dan daun sambiloto, sehingga
binahong dengan menggunakan pelarut peneliti tertarik dengan melakukan
petroleum eter, etil asetat dan etanol penelitian dengan judul “ Efektifitas Anti
setelah dilakukan uji tabung ditemukan Inflamasi Formulasi Kunyit (curcuma
kandungan alkaloid, saponin dan longa ), Daun Binahong (Anredera
flavanoid, sedangkan pada analisisa cordifolia) dan Daun Sambiloto
kromatografi lapis tipis ditemukan (Andrographis paniculata) Terhadap Luka
senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid. sayat pada kelinci”
Setiaji (2009) telah melakukan ekstraksi
pada rhizome binahong dengan pelarut etil METODE PENELITIAN
asetat, petroleum eter, dan etanol 70% di Untuk membuktikan pengaruh anti
dapatkan senyawa alkaloid, saponin, inflamasi Efektifitas Anti Inflamasi
flavonoid dan polifenol. Pada ekstrak Formulasi Kunyit (curcuma longa ),
dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi Daun Binahong (Anredera cordifolia) dan
2 % dapat membunuh bakteri Daun Sambiloto (Andrographis
Staphylococcus aureus. Selain itu juga paniculata) Terhadap Luka luka derajat 2
dijelaskan Uchida (2003) bahwa di dalam pada kelinci maka jenis penelitian yang
daun binahong terdapat aktifitas digunakan adalah uji pra klinis ( pra
antioksidan, asam askorbat dan total fenol clinical trial) pada kelinci. Pada uji klinis
yang cukup tinggi. peneliti memberikan perlakuan atau
Salep merupakan sediaan semi intervensi kepada kelinci dengan umur
padat yang mudah dioleskan yang di dan jenis yang sama dengan memberika
dalamnya terkandung berbagai zat kimia salep dari ekstrak KUBISA 2 x sehari
104 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

setiap pagi dan sore selama 10 hari pemberian salep KUBISA, variabel
berturut turut dan diamati setiap harinya terikatnya yaitu proses penyembuhan luka
mulai hari ke 0 sampai hari ke 10dan akan
di lihat perubahan tentang keadaan luka HASIL PENELITIAN
pada kelinci tersebut Tabel 1. Rata-Rata Skor REEDA dan
Perlaku Kadar Leukosit Pada Setiap Kelompok
Pre Post
an Keterangan Mean Standar 95 CI%
Kelompok P1 F1 P2 Error
Formula 1 Lower Upper
Perlakuan I
Hari 1 5,8 0,359 4,988 6,612
Kelompok P1 F2 P2 Hari 3 3,8 0,200 3,348 4,252
Perlakuan II Hari 5 2,0 0,211 1,523 2,477
Kelompok P1 F3 P2 Hari 7 1,3 0,153 0,954 1,646
Perlakuan III Hari 10 0,0 0,000 0,000 0,000
Formula 2
Kelompok P1 Povido P2 Hari 1 6,2 0,359 5,388 7,012
kontrol 1 ne Hari 3 3,6 0,371 2,760 4,440
Kelompok Q1 - Q2 Hari 5 2,5 0,373 1,657 3,343
Kontrol II Hari 7 1,3 0,213 0,817 1,783
Waktu pelaksanaan penelitian Hari 10 0,0 0,000 0,000 0,000
Formula 3
adalah pada Bulan Februari 2018 s.d. Juli Hari 1 5,1 0,348 4,313 5,887
2018. Penelitian ini dilakukan di Hari 3 3,2 0,249 2,636 3,764
laboratorium Farmasi Universitas Gadjah Hari 5 0,6 0,267 -0,003 1,203
Mada Jogjakarta. Hari 7 4,9 0,314 4,189 5,611
Populasi dalam penelitian ini Hari 10 0,0 0,000 0,000 0,000
Kontrol 1
adalah terdiri dari 10 ekor kelinci yang
Hari 1 6,2 0,133 5,898 6,502
usia dan berat badan sama pada setiap Hari 3 4,3 0,260 3,711 4,889
kelompok Hari 5 4,3 0,260 3,711 4,889
Sebagai sampel dalam penelitian Hari 7 2,5 0,269 1,892 3,108
ini adalah 10 kelinci betina setiap Hari 10 0,9 0,277 0,274 1,526
kelompok dengan total 5 kelompok Kontrol 2
Hari 1 7,0 0,365 6,174 7,82
dengan teknik samplingnya adalah Hari 3 5,8 0,291 5,143 6,45
purposive sampling dengan kriteria: Hari 5 5,8 0,533 4,594 7,006
dimana untuk penyiapan hewan Hari 7 5,1 0,567 3,818 6,382
coba
Kelinci diadaptasikan selama 2 Hari 10 2,8 0,512 1,642 3,958
minggu dalam kondisi ruangan Berdasarkan tabel 1 dijelaskan
laboratorium dengan tetap diberi makanan nilai rata-rata skor REEDA pada formula
dan minuman. Kelinci yang digunakan 1, formula 2 formula 3, Kontrol 1 dan
adalah kelinci betina (Oryctolagus kontrol 2. Pada formula 1 didapatkan skor
cuniculus) sehat dan memiliki berat badan REEDA hari pertama 5,8 kemudian
antara 1,5 sampai 2 kg. menurun menjadi 0,0 pada hari ke
Variabel yang diamati dalam sepuluh. Pada formula 2 didapatkan skor
penelitian ini terbagi dalam dua jenis yaitu REEDA hari pertama 6,2 kemudian
: variabel bebas (independent variable) menurun menjadi 0,0 pada hari ke
dan variabel terikat (dependent variable). sepuluh. Pada formula 3 didapatkan skor
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hari pertama 5,1 kemudian menurun
Kh Endah Widhi Astuti, Efektifitas Anti Inflamasi Formulasi Kunyit 105

menjadi 0,0 pada hari ke sepuluh. Pada Anova didapatkan p value <0,001 yang
kontrol 1 (iodine) didapatkan skor hari berarti bahwa terdapat pengaruh Efek anti
pertama 6,2 kemudian menurun menjadi inflamasi formulasi kunyit, daun binahong
0,9 pada hari ke sepuluh. Pada kontrol 2 daun sambiloto( F1) pada luka sayat pada
didapatkan skor hari pertama 7,0 kelinci. Hasil uji ini kemudian dilanjutkan
kemudian menurun menjadi 2,8 pada hari dengan uji bonferoni test untuk melihat
ke sepuluh. kelompok manasajakah yang terdapat
perbedaan. Hasil yang didapat adalah
Tabel 2. Efek anti inflamasi formulasi terdapat penurunan signifikan dalam
kunyit, daun binahong daun sambiloto setiap hari pemeriksaan mulai dari hari ke
(F1) pada luka sayat pada kelinci 1 sampai hari ke 10 (p value <0,05).
Ket MD SE P CI P
value* 95% Value** Tabel 3. Efek anti inflamasi formulasi
Hari Hari Lower Upper
kunyit, daun binahong daun sambiloto (
1 3 2,0 0,365 0,004 0,653 3,347 <0,001
5 3,8 0,359 <0,001 2,475 5,125 F2 ) pada luka sayat pada kelinci
7 4,5 0,342 <0,001 3,240 5,760 Ket MD SE P CI P
10 5,8 0,359 <0,001 4,475 7,125 valu 95% Value
3 1 -2,0 0,365 0,004 -3,347 - e* **
0,653 H Hari Low Upp
5 1,8 0,200 <0,001 1,062 2,538 ari er er
7 2,5 0,224 <0,001 1,675 3,325 1 3 2,6 0,56 0,01 0,52 4,67 <0,001
10 3,8 0,200 <0,001 3,062 4,538 2 2 7 3
5 1 -3,8 0,359 <0,001 -5,125 - 5 3,7 0,51 0,00 1,79 5,60
2,475 7 1 1 9
3 -1,8 0,200 <0,001 -2,538 - 7 4,9 0,43 <0,0 3,30 6,49
1,062 3 01 1 9
7 0,7 0,213 0,095 -0,088 1,488 10 6,2 0,35 <0,0 4,87 7,52
10 2,0 0,211 <0,001 1,222 2,778 9 01 5 5
7 1 -4,5 0,342 <0,001 -5,760 - 3 1 -2,6 0,56 0,01 - -
3,420 2 2 4,67 5,27
3 -2,5 0,224 <0,001 -3,325 - 3
1,675 5 1,2 0,37 0,17 - 2,49
5 -0,7 0,213 0,095 -1,488 0,088 9 4 0,29 7
10 1,3 0,153 <0,001 0,736 1,864 7
10 1 -5,8 0,359 <0,001 -7,125 - 7 2,3 0,47 0,00 0,55 4,04
4,475 3 9 6 4
3 -3,8 0,200 <0,001 -4,538 - 10 3,6 0,37 <0,0 2,23 4,97
3,062 1 01 0 0
5 -2,0 0,211 <0,001 -2,778 - 5 1 -3,7 0,51 0,00 - -
1,222 7 1 5609 1,79
7 -1,3 0,153 <0,001 -1,864 - 1
0,736 3 -1,1 0,37 0,17 - 0,29
Keterangan uji : *) Bonferonni Test , **) 9 4 2,49 7
7
Repeated Anova dengan koreksi 7 1,2 0,38 0,13 - 2,63
Greendhouse-Geisser 9 0 0,23 4
Pada tabel 2 dijelakan tentang efek 4
formula 1 terhadap penyembuhan luka. 10 2,5 0,37 0,00 1,12 3,87
Hasil uji statistik menggunakan repeated 3 1 5 5
7 1 -4,9 0,43 <0,0 - -
106 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

3 01 6,49 3,30 3 1 -1,9 0,458 0,025 -3,591 -0,209


5 -2,6 0,221 <0,001 1,784 3,416
9 1
7 -1,7 0,423 0,030 -3,261 -0,139
3 -2,3 0,47 0,00 - - 10 3,2 0,249 <0,001 2,280 4,120
3 9 4,04 0,55 5 1 -4,5 0,543 <0,001 -6,502 -2,498
4 6 3 -2,6 0,221 <0,001 -3,416 -1,784
7 -4,3 0,496 <0,001 -6,128 -2,472
5 -1,2 0,38 0,13 - 0,23
10 0,6 0,267 0,510 -0,384 -1,584
9 0 2,63 4 7 1 -0,2 0,133 1,000 -0,692 0,292
4 3 1,7 0,423 0,030 0,0139 3,261
10 1,3 0,21 0,00 0,51 2,08 5 4,3 0,496 <0,001 2,472 6,128
10 4,9 0,314 <0,001 3,740 6,060
3 2 2 8
10 1 - 0,348 <0,001 -6,384 -3,816
1 1 -6,2 0,35 <0,0 - - 5,100
0 9 01 7,52 4,87 3 - 0,249 <0,001 -4,120 -2,280
5 5 3,200
5 0,600 0,267 0,510 -1,564 0,384
3 -3,6 0,37 <0,0 - -
7 - 0,314 <0,001 -6,060 -3,740
1 01 4,97 2,23 4,900
0 0 Keterangan uji : *) Bonferonni Test , **)
5 -2,5 0,37 0,00 - -
3 1 3,87 1,12 Repeated Anova dengan koreksi
5 5 Greendhouse-Geisser
7 -1,3 0,21 0,00 - - Pada tabel 4 dijelakan tentang efek
3 2 2,08 0,51 formula 3 terhadap penyembuhan luka.
8 2 Hasil uji statistik menggunakan repeated
Keterangan uji : *) Bonferonni Test , **) Anova didapatkan p value <0,001 yang
Repeated Anova dengan koreksi berarti bahwa terdapat pengaruh Efek anti
Greendhouse-Geisser inflamasi formulasi kunyit, daun binahong
Pada tabel 3 dijelakan tentang efek daun sambiloto( F3) pada luka sayat pada
formula 2 terhadap penyembuhan luka. kelinci. Hasil uji ini kemudian dilanjutkan
Hasil uji statistik menggunakan repeated dengan uji bonferoni test untuk melihat
Anova didapatkan p value <0,001 yang kelompok manasajakah yang terdapat
berarti bahwa terdapat pengaruh Efek anti perbedaan. Hasil yang didapat adalah
inflamasi formulasi kunyit, daun binahong terdapat penurunan signifikan dalam
daun sambiloto( F2) pada luka sayat pada setiap hari pemeriksaan mulai dari hari ke
kelinci. Hasil uji ini kemudian dilanjutkan 1 sampai hari ke 10 (p value <0,05).
dengan uji bonferoni test untuk melihat
kelompok manasajakah yang terdapat Tabel 5. Efek Anti Inflamasi Formulasi
perbedaan. Hasil yang didapat adalah Kunyit, Daun Binahong Daun Sambiloto
terdapat penurunan signifikan dalam F1, F2, F3 Pada Luka Sayat Pada Kelinci
setiap hari pemeriksaan mulai dari hari ke Mean P
Skor Bonferr
1 sampai hari ke fbgfbgfbgf10 (p value Kelompok Squar F valu
reeda oni Test
e e*
<0,05). Reeda F1 F2 1,000 4,780 4,50 0,00
Tabel 4. Efek anti inflamasi formulasi 1 9 4
F3 1,000
kunyit, daun binahong daun sambiloto ( K1 1,000
F2 ) pada luka sayat pada kelinci K2 0,124
F2 F1 1,000
Ket MD SE P CI P
F3 0,211
value* 95% Value**
K1 1,000
Hari Hari Lower Upper
K2 0,891
1 3 1,9 0,458 0,025 0,209 0,3591 <0,001
F3 F1 1,000
5 4,5 0,543 <0,001 2,498 6,502
F2 0,211
7 0,2 0,133 1,000 -2,92 0,692
K1 0,211
10 5,1 0,348 <0,001 3,816 6,384
K2 0,002
Kh Endah Widhi Astuti, Efektifitas Anti Inflamasi Formulasi Kunyit 107

K1 F1 1,000 K2 <0,001
F2 1,000 K2 F1 <0,001
F3 0,211 F2 <0,001
K2 0,891 F3 1,000
K2 F1 0,124 K1 <0,001
F2 0,891 Reeda 14,78 21,8 <0,0
F1 F2 1,000
F3 0,002 10 0 07 01
K1 0,891 F3 1,000
Reeda 10,18 12,9 <0,0 K1 0,185
F1 F2 1,000
3 0 77 01 K2 0,000
F3 1,000 F2 F1 1,000
K1 0,840 F3 1,000
K2 0,001 K1 0,185
F2 F1 1,000 K2 <0,001
F3 1,000 F3 F1 1,000
K1 0,840 F2 1,000
K2 <0,001 K1 0,185
F3 F1 1,000 K2 <0,001
F2 1,000 K1 F1 0,185
K1 0,080 F2 0,185
K2 <0,0001 F3 0,185
K1 F1 1,000 K2 <0,001
F2 0,840 K2 F1 <0,001
F3 0,080 F2 <0,001
K2 0,004 F3 <0,001
K2 F1 <0,001 K1 <0,001
F2 <0,001
F3 <0,001
Keterangan uji : *) one way anova
K1 0,004 Berdasarkan tabel 5 didapatkan
Reeda F1 F2 1,000 41,33 34,0 <0,0 nilai REEDA pada hari pertama, hasil uji
5 0 63 01
F3 0,067 Anova menunjukkan perbedaan bermakna
K1 <0,001 ρ=0,004, namun demikian saat dilakukan
K2 <0,001
F2 F1 1,000 uji bonferroni tidak ada perbedaan
F3 0,004 bermakna pada setiap formula (ρ>0,05).
K1 0,007
K2 <0,001 Pada nilai REEDA pada hari ketiga, hasil
F3 F1 0,067 uji Anova menunjukkan perbedaan
F2 0,004
K1 <0,001 bermakna ρ=<0,001, saat dilakukan uji
K2 <0,001 bonferroni tidak ada perbedaan bermakna
K1 F1 <0,001
F2 0,007 pada formula 1,2,3 dan Kontrol 1
F3 <0,001 (ρ>0,05), namun terdapat perbedaan
K2 0,039
K2 F1 <0,001 bermakna pada kontrol 2 (ρ<0,05). Pada
F2 <0,001 nilai REEDA pada hari kelima, hasil uji
F3 <0,001
K1 0,039 Anova menunjukkan perbedaan bermakna
Reeda F1 F2 1,000 35,12 31,2 <0,0 ρ=<0,001, saat dilakukan uji bonferroni
7 0 95 01
F3 <0,001 terdapat hampir seluruh formula terdapat
K1 0,149 perbedaan bermakna pada kontrol 2
K2 0,000
F2 F1 1,000 (ρ<0,05). Pada nilai REEDA pada hari
F3 <0,001 ketujuh, hasil uji Anova menunjukkan
K1 0,149
K2 <0,001 perbedaan bermakna ρ=<0,001, saat
F3 F1 <0,001 dilakukan uji bonferroni terdapat
F2 <0,001
K1 <0,001 perbedaan yang bervariasi pada setiap
K2 1,000 kelompoknya. Pada nilai REEDA pada
K1 F1 0,149
F2 0,149 hari kesepuluh, hasil uji Anova
F3 <0,001 menunjukkan perbedaan bermakna
108 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

ρ=<0,001, saat dilakukan uji bonferroni berbeda melalui uji Bonferroni Test. Pada
tidak ada perbedaan bermakna pada jumlah leukosit pada hari kesepuluh, hasil
formula 1,2,3 dan Kontrol 1 (ρ>0,05), uji Anova menunjukkan ada perbedaan
namun terdapat perbedaan bermakna pada bermakna ρ=<0,001, selanjutnya
kontrol 2 (ρ<0,05). Berdasarkan hal dilakukan uji Bonferroni Test dan
tersebut menunjukkan bahwa baik formula menunjukkan perbedaan yang bermakna
1 , 2 dan 3 paling efektif dalam pada kadar leukosit kelompok kontrol 2
menyembuhkan luka dan menunjukkan yang lebih tinggi bila dibandingkan
efektivitas yang sama, sedangkan pada dengan F1,F2,F3 dan K1. Berdasarkan hal
kelompok K1 yang diberikan iodine lebih tersebut menunjukkan bahwa luka yang
baik bila dibandingkan dengan K2 yang mendapatkan intervensi pengobatan akan
tidak diberikan intervensi apapun. lebih normal kadar leukositnya bila
dibandingkan dengan luka yang tidak
Tabel 6. Pengaruh anti inflamasi mendapat pengobatan.
formulasi kunyit, daun binahong daun
sambiloto terhadap kadar leukosit pada PEMBAHASAN
luka sayat kelinci Laserasi perineum merupakan
Skor Kelompok Bonferr Mean Mean F P robekan yang terjadi pada perineum
reeda oni Test Square value*
Leukosit hari ke 1 10 x106 1,067 0,384 karena kala II persalinan. Lebih dari 85%
F1 72x102 persalinan pervaginam akan mengalami
F2 73 x102
F3 75 x102 trauma perineum, dan hampir 69%
K1 74 x102 memerlukan penjahitan (Miles, 2009).
K2 14 x102
Leukosit hari ke 10 Angka kejadiannya berbeda-beda,
F1 F1 53 x102 16x106 12,679 <0,001 tergantung pada praktik individu dan
F2 1,000 49 x102
F3 1,000 54 x102 episiotomi yang bertujuan memperbesar
K1 1,000 57 x102 vaginal outlet dan membantu fasilitas
K2 <0,001 81 x102
F2 F1 1,000 kesehatan yang ada.Empat puluh empat
F3 1,000 persen laserasi perineum terjadi karena
K1 1,000
K2 <0,001 persalinan spontan maupun buatan.Saat
F3 F1 1,000 ini obat obat secara medis banyak di
F2 1,000
K1 1,000 berikan untuk. mengembalikan keadaan
K2 <0,001 luka perenium agar kembali normal.
K1 F1 1,000
F2 1,000 Budaya dari suku jawa dalam
F3 1,000 pemanfaatan tanaman di sekitar rumah
K2 <0,001
K2 F1 <0,001 sudah terjadi sejak jaman nenek moyang
F2 <0,001 namun baru sedikit di buktikan secara
F3 <0,001
K1 <0,001 ilmiah didiantaranya kunyit, daun
Delta Leukosit 42X106 0,418 0,79 binahong serta daun sambiloto yang
5
sebenarnya mempunyai kandungan
Keterangan uji : *) one way anova
antiinflamasi dan sebagai antiseptik.
Berdasarkan tabel 6 didapatkan jumlah
Sebelumnya penelitian terkait
leukosit pada hari pertama, hasil uji
jamu hanya menggunakan satu formula
Anova menunjukkan tidak ada perbedaan
saja. Hal ini yang menginspirasi peneliti
bermakna ρ=0,384, sehingga tidak
untuk membuat campuran formula dari
dilakukan analisis lagi formula yang
Kh Endah Widhi Astuti, Efektifitas Anti Inflamasi Formulasi Kunyit 109

ketiga bahan Kunyit (curcuma longa ), pembuluh darah, oedema.(Dr. Bisono.


Daun Binahong (Anredera cordifolia) dan 2002: 15)
Daun Sambiloto (Andrographis Pada penelitian ini fase
paniculata) dalam menyembuhkan luka. penyembuhan luka dilakukan sampai hari
Formula yang digunakan dalam ke sepuluh yang merupakan fase kedua
pengobatan luka ini adalah dalam bentuk dalam penyembuhan luka. Fase kedua
sediaan salep yang mudah untuk dioles yaitu fase fibroplasi atau fase proliferasi,
dan diberikan pada luka yang dikemas berlangsung dari hari ke-6 sampai akhir
dalam nama “Ramuan KUBISA”. Hasil minggu ke-3.Terjadi proliferasi sel-sel
yang didapat diantaranya sebagai berikut: fibroblast yang berasal dari sel-sel
Pada penelitian ini di tabel 4.1 mesensim yang belum berdiferensiasi.
dijelaskan nilai rata-rata skor REEDA Terjadi pembentukan jaringan granulasi
pada formula 1, formula 2 formula 3, yang terdiri dari sel-sel fibroblast, serat
Kontrol 1 dan kontrol 2. Hasil yang kolagen yang dihasilkan oleh sel
didapat skor REEDA pada akhir fibroblast, deposit sel-sel radang, kapiler
penelitian formula 1, formula 2 formula 3 baru, hasil angiogenesis. Terjadi penciutan
menunjukkan kesembuhan total luka akibat kontraksi serat-serat kolagen
sedangkan kontrol 1 masih ada yang yang mempertautkan tepi luka. Terjadi
belum sembuh (0,9) dan juga pada epitelisasi akibat proses migrasi dan
kelompok kontrol 2 yang masih banyak proses mitosis sel-sel stratum basal dan
menunjukkan skor REEDA 2,8 pada hari keratinosit lain yang terpapar luka (sel-sel
ke sepuluh. kelenjar sebaseus, kelenjar keringat, dan
Berdasarkan kedalaman luka maka akar rambut) ke tengah luka. Semua
luka dapat diklasifikasikan menjadi proses ini akan berhenti bila seluruh
superficial yakni hanya mengenai permukaan luka sudah tertutup epitel.
epidermis saja, partial thickness yakni Orang awam mengatakan luka sudah
mengenai epidermis dan sebagian dermis, sembuh/sudah kering. Sebaliknya, proses
atau full thickness yakni luka menembus akan berjalan terus bila permukaan luka
kulit melampaui dermis dapat mencapai belum tertutup epitel.
jaringan subkutan, otot bahkan tulang Gel Kubisa Di buat menjadi 3
(Judd, 2003: 34) formula dengan kombinasi zat aktifnya:
Secara singkat, proses Pada Formula 1 kandungan ekstrak
penyembuhan luka dibagi dalam 3 binahong 40%, ekstrak kunyit 3%, ekstrak
fase.Fase pertama yaitu fase inflamasi sambiloto 10% dan Basis Gel 46%. : Pada
atau fase inisial (lag phase) yang Formula 1 kandungan ekstrak binahong
berlangsung pada saat terjadinya luka 45%, ekstrak kunyit 4%, ekstrak
sampai hari ke-5.Pada fase ini terjadi sambiloto 12% dan Basis Gel 38%. : Pada
perdarahan, kemudian pembekuan Formula 3 kandungan ekstrak binahong
/penghentian perdarahan akibat kontraksi 50%, ekstrak kunyit 5%, ekstrak
otot polos dinding pembuluh darah yang sambiloto 14% dan Basis Gel 30%.
terluka dan penggumpalan darah oleh Pada penelitian ini di tabel 2
trombin dan fibrin.Ikut keluar bahan dijelakan tentang efek formula 1 terhadap
pertahanan tubuh berupa sel-sel leukosit penyembuhan luka Hasil yang didapat
dan antibodi. Disini terjadi vasodilatasi adalah terdapat penurunan signifikan
110 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

dalam setiap hari pemeriksaan mulai dari secara drastis. Kerusakan oksidatif
hari ke 1 sampai hari ke 10 (p value diyakini menjadi salah satu mekanisme
<0,05). Hal yang sama juga di tabel di dibalik penuaan dan sejumlah penyakit.
tabel 4.3 dijelakan tentang efek formula 2, Kerusakan oksidatif melibatkan radikal
dan di tabel 4.4 dijelakan tentang efek bebas, molekul yang sangat reaktif disertai
formula 3. Hal ini menunjukkan pada dengan electron yang tidak memiliki
ketiga formula memberikan efek pasangan. Radikal bebas cenderung
penyembuhan yang sama. bereaksi dengan zat organik yang penting,
Pada penelitian ini tabel 5 seperti protein asam lemak atau DNA.
menunjukkan efek formula 1, formula, 2, Alasan utama mengapa antioksidan sangat
formula 3, kontrol 1 dan kontrol 2 pada penting adalah karena mereka melindungi
setiap hari pemeriksaan. Berdasarkan hal tubuh kita dari radikal bebas. Kurkumin
diatas menunjukkan pada setiap hari ternyata memiliki kandungan antioksidan
pemeriksaan (1,3,5,7,10) menunjukkan yang diperoleh dari struktur kimiawi yang
efek yang sama pada formula 1, formula, dapat menetralisir radikal bebas. Namun
2, formula 3. Sedangkan pada kelompok kurkumin juga meningkatkan aktivitas
kontrol 1 penyembuhan lebih baik enzim antioksidan tubuh. Dengan cara
dibandingkan kontrol 2. tersebut, kurkumin mampu melawan
Pada tabel 4.6 menunjukkan gejala radikal bebas. Kurkumin memblokir
perubahan leukosit. Pada hari pertama radikal bebas secara langsung, kemudian
tidak ada perbedaan leukosit, namun pada menstimulasi mekanisme antioksidan
hari ke sepuluh kelinci yang mendapatkan tubuh.
terapi formula 1,2 dan 3 menunjukkan Percobaan pada tikus yang
jumlah leukosit yang lebih normal bila disuntik dengan bahan ekstrak dari
dibandingkan kelompok kontrol. binahong dapat meningkatkan daya tahan
Senyawa sesquiterpen dalam tubuh, peningkatan agresivitas tikus dan
minyak atsiri Senyawa sesquiterpen dalam tidak mudah sakit. Beberapa Beberapa
minyak atsiri kunyit merupakan turunan penyakit yang dapat disembuhkan dengan
dari senyawa terpen seperti alkohol yang menggunakan tanaman ini adalah:
bersifat bakterisida dengan merusak kerusakan ginjal, diabetes, pembengkakan
struktur tersier protein bakteri atau jantung, muntah darah, tifus, stroke wasir,
denaturasi protein (Tarwiyah, 2001). rhematik, pemulihan pasca operasi,
Sedangkan kurkumin adalah suatu pemulihan pasca melahirkan,
senyawa fenolik. Turunan fenol ini akan menyembuhkan segala luka dalam dan
berinteraksi dengan dinding sel bakteri, khitanan, radang usus, melancarkan dan
selanjutnya terabsorbsi dan penetrasi ke menormalkan peredaran dan tekanan
dalam sel bakteri, sehingga menyebabkan darah, sembelit, sesak napas, sariawan
presipitasi dan denaturasi protein, berat, pusing-pusing, sakit perut,
akibatnya akan melisiskan membran sel menurunkan panas tinggi, menyuburkan
bakteri. sedangkan aktivitas antibakteri kandungan, maag, asam urat, keputihan,
curcumin dengan cara menghambat pembengkakan hati, meningkatkan
proliferasi sel bakteri. vitalitas dan daya tahan tubuh (Manoi,
Kunyit (Curcuma domestica Val.) 2009).
meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh
Kh Endah Widhi Astuti, Efektifitas Anti Inflamasi Formulasi Kunyit 111

Ekstrak metanol daun binahong suspense oral ekstrak binahong dosis


dapat menurunkan kadar glukosa darah 100mg/kg BB/hari, pemberian kombinasi
(Sukandar, 2011., Makalalag, 2013). topical ekstrak binahong 40% da
Salep ekstrak daun binahong memiliki nsuspensi oral 100mg/kg BB/hari,
efektivitas pada penyembuhan luka yang pemberian silver sulfadiazine, dan
terinfeksi bakteri Staphilococcus pemberian basis salep saja.Pemberian
aureus(Paju, 2013).Hasil uji fitokimia salep dilakukan 2x sehari, dan
ekstrak daun binahong ditemukan pengamatan dilakukan selama 5 hari, dan
senyawa polifenol,alkaloid dan flavonoid. hari keenam pengamatan hasil dengan
Pada konsentrasi 25 % dapat menghambat preparat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus Berdasarkan dari hasil temuan
aureus, pada konsentrasi 50 % dapat diatas menunjukkan bahwa Anti inflamasi
menghambat pertumbuhanbakteri formulasi 1,2,dan 3 dari kunyit daun
Pseudomonas aeruginosa (Khunaifi, sambiloto dan daun binahong berpengaruh
2010), juga dapat menghambat terhadap luka sayat pada kelinci. Pada
pertumbuhanbakteri Shigella flexneri Hipotesis 2 Ada perbedaan pengaruh efek
(Ainurrochmah dkk, 2013). Daun formulasi anti inflamasi dari kunyit, daun
binahong mengandungflavonoid yang binahong, dan sambiloto terhadap luka
menunjukkan aktivitas antioksidan. sayat pada kelinci dibandingkan pada
Ekstrak etil asetat daun kelompok kontrol.
binahongmempunyai aktivitas rendah
sebagai antioksidan dengan nilai IC50 KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 1458,8 ppm(Rahmawati dkk, A. Kesimpulan
2012). Binahong mempunyai aktivitas 1. Terdapat efek anti inflamasi
biologis karena adanyasenyawa bioaktif formulasikunyit, daun binahong daun
asam fenolat yang memiliki aktivitas sambiloto( F1) pada luka sayat pada
antioksidan (Ekaviantiwi dkk,2013) kelinci (ρ<0,001).
Kumala (2010), dalam identifikasi 2. Terdapat efek anti inflamasi
polifenol pada ekstrak daun formulasikunyit, daun binahong daun
binahong,terdapat satu golongan polimer sambiloto( F2) pada luka sayat pada
fenol alam melanin tumbuhan yaitu kelinci (ρ<0,001).
senyawapirogalol dan sumber glikosida 3. Terdapat efek anti inflamasi
polifenol dari spesies Protea eximia.f. formulasikunyit, daun binahong daun
Murdiyanto dkk (2012) dalam identifikasi sambiloto( F3) pada luka sayat pada
senyawa golongan triterpenoid kelinci (ρ<0,001).
ekstrakdaun binahong, menemukan 4. Perbedaan efek anti inflamasi
senyawa 2,3,19,23-tetrahidroksi-12-ene- formulasi kunyit, daun binahong daun
24,28dimetil ester yang berfungsi sebagai sambiloto F1, F2, F3 pada luka sayat pada
anti bakteri kelinci (ρ<0,05).
Menurut penelitian Fajriansyah 5. Terdapat pengaruh anti inflamasi
tahun 2016 menyatakan bahwa salep formulasi kunyit, daun binahong daun
ekstrak binahong 40% dapat sambiloto terhadap kadar leukosit pada
menghasilkan kepadatan kolagen paling luka sayat kelinci pada F1,F2,F3
tinggi dibanding pemberian secara
112 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

dibandingkan dengan kelompok kontrol Clark, C. 1993. My First Book of Words


(ρ<0,001). and Pictures.London : Brown
Watson.
B. Saran Ekaviantiwi, TyasAyu., Fachriyah,
1. Disarankan untuk Enny.,Kusrini,
mengembangkan hasil penelitian dalam Dewi.2013.IdentifikasiAsamFenol
lingkup yang lebih luas serta dapat atdariEkstrakEtanoldaunBinahong
meningkatkan ranah penelitian dengan uji (Anrederacordifolia
coba keamaan formula pada manusia (Ten.)Stennis)danUjiAktivitasAntio
2. Disarankan hasil penelitian ini ksidan.Chem Info, Vol1, No1, Hal
dapat dilanjutkan untuk melakukan 283-293.
kerjasama formula pada pabrikan yang Hidayati, E., N. Juli, E. Marwani. 2002.
lebih besar untuk dapat dikembangkan Isolasi Enterobacteriaceae
sampai pada lingkup produk formula yang Patogen dari
berlisensi. Makanan Berbumbu dan Tidak
Berbumbu Kunyit (Curcuma longa
DAFTAR RUJUKAN L.)
Ainurrochmah, A., Ratnasari, E. dan Serta Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit
Lisdiana, L. 2013. Efektivitas (Curcuma longa L.) Terhadap
Ekstrak Daun Pertumbuhan Bakteri Yang
Binahong (Anredera cordifolia) Diisolasi. FMIPA Universitas
Terhadap Penghambatan Nahdlatul
Pertumbuhan Wathan-Mataram. Bandung.
Bakteri Shigella flexneridengan Judd, H. 2003. Wound care made
Metode Sumuran: Vol 2 No 3, incredibly easy. 1st ed.
2013. Philadelphia: Lippincott
Surabaya. Williams & Wilkins. Hal : 30-34.
Anief, M. 2005. ManajemenFarmasi. Khunaifi, M. 2010. Uji aktivitas
GadjahMada University antibakteri ekstrak daun binahong
Press.Yogyakarta. (Anredera
Bhat, S. V., B. A. Nagasampagi and S. cordifolia (ten.) Steenis) terhadap
Meenakshi. 2007. Natural bakteri Staphylococcus aureus dan
Products :Chemistry and Pseudomonas aeruginosa. Skripsi.
Application. Narosa Publishing Malang: UIN Malang.
House, New Delhi.India. Kumala, K.R. 2010. Identifikasi Polivenol
Bisono. 2002.Petunjuk Praktis Operasi pada Ekstrak Daun Binahong
Kecil.EGC. Jakarta. (Anredera cordifolia (tenore)
Brown DL. 2004. Wound. In: Brown DL, stanis). (tesis). UNIMUS.
Borschel GH, editors. Michigan Makalalag, I.W., A. Wullur, dan W.
Manual ofPlastic Surgery. 1st ed. Wiyana.2013. Uji ekstrak daun
Philadelphia, USA: Lippincott binahong (anrederacordifolia
Williams & Wilkins. (ten.) steenis) terhadap kadargula
darah pada tikus putih jantan
galurwilstar(Rattus norvegius)
Kh Endah Widhi Astuti, Efektifitas Anti Inflamasi Formulasi Kunyit 113

yang diinduksisukrosa.Jurnal Staphylococcusaureus ATCC


Ilmiah Farmasi-Unsrat 2(1) : 28— 25923 Dan Escherichia coli ATCC
34. 11229 Serta Skrining
Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera Fitokimianya. Skripsi Tidak
cordifolia)(Ten) Steenis Sebagai Diterbitkan. Surakarta : Fakultas
Obat. Jurnal Warta Penelitian Farmasi UMS Surakarta.
Dan Pengembangan Tanaman Sukandar, E.Y., Elfahmi, Nurdewi.
Industri. Volume 15 Nomor 1:3. (2009). Pengaruh Pemberian
Miles, Matthew B & a. Michael Ekstrak Air Daun JatiBelanda
Huberman. 2009. Analisis Data (Guazuma Ulmifolia Laml.)
Kualitatif.Jakarta: UI-Press. terhadap Kadar LipidDarah pada
Paju, N. 2013. Uji Efektifitas Salep TikusJantan. Jurnal Kesehatan
Ekstrak Daun Binahong (Anredera Masyarakat, 8 (2):102-112.
cordifolia) Tarwiyah, K. 2001. Tapioka. Dewan Ilmu
pada Kelinci (Oryctolagus Pengetahuan, Teknologi dan
cuniculus) yang terinfeksi Industri,
Staphylococcus Sumatera Barat.
aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi, Tshikalange T.E, JJM. Meyer and
Hal 23-24. AA.Husein. (2005). Antimicrobial
Rahmawati. (2009). Pengaruh stimulasi activity,
elektrikterhadap pengurangan luas toxicity and the isolation of a
luka padapenyembuhan luka bioactive compound from plants
(debth wound).Jurnal Pendidikan used to treatsexually transmitted
Mutiara Ilmu. 2009; 4(2): 102-107. diseases, Di dalam: Astuti, S.M.,
Retno Iswari Tranggono. 2007. Buku Mimi S.A.M., danRetno A. B.M.,
Pegangan Ilmu Pengetahuan Determination Of Saponin
Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia Compound From Anredera
Pustaka Utama. Anggota IKAPI. Cordifolia (Ten) Steenis Plant
Rochani, N. 2009. Uji Aktivitas Anti (Binahong) To Potential
jamur Ekstrak Daun Binahong Treatment For
(Anrederacordifolia (Tenore) Several Diseases, Journal of
Steen) terhadap Candida Albicans Agricultural Science, Vol.3 No.4.
serta Skrining Fitokimianya.
Skripsi Tidak Diterbitkan.
Surakarta: FakultasFarmasi UMS
Surakarta.
Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat
Temulawak. Jakarta: Sinar Wadja
Lestari.
Setiaji, A. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Petroleum Eter, Etil
Asetat Dan Etanol 70% Rhizoma
Binahong (Anredera cordifolia
(Tenore) Steenis) Terhadap

Anda mungkin juga menyukai