Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PELATIHAN DETEKSI DINI STROKE “METODE FAST” PADA LANSIA

Literatur Review

DI SUSUN OLEH

NAMA : TRISNA WIDYA SARI

NIM : P1813044

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2020
PELATIHAN DETEKSI DINI STROKE “METODE FAST” PADA LANSIA

Pendahuluan
Stroke adalah penyakit degeneratif yang banyak terjadi pada lansia. Akibat dari stroke kualitas
hidup lansia menjadi rendah, dimana lansia yang mengalami stroke akan menghadapi
ketergantungan dalam berbagai aktivitas hidup. Efek fatal dan permanen yang bisa terjadi
akibat serangan stroke dapat dihindari jika seseorang yang terkena stroke mendapat pelayanan
medis cepat dan tepat dalam 3-5 jam. Biasanya Golden period ini membuat penyakit stroke
cepat diatasi dan prognosis menjadi lebih baik.

FAST adalah salah satu metode deteksi dini stroke yang mudah diajarkan dan dipahami bagi
lansia. Singkatan Akronim FAST adalah Face, Arm, Speech, Timing. Pada pelatihan ini akan
diajarkan bagaimana peserta mengenal gejala awal stroke dan apa yang harus segera
dilakukan jika hal tersebut terjadi menggunakan metode ini. Hasil dari peserta pelatihan adalah
tercapainya kemampuan peserta dala, melakukan upaya pencegahan dini stroke dengan
metode FAST dengan baik dan benar melalui melalui uji demonstrasi. Dari hasil pelatihan dan
edukasi pada peserta lansia ini, mendapat apresiasi dari berbagai pihak terutama para lansia
yang berada di nagari jawi-jawi kabupaten Solok, para kader posyandu lansia dan keluarga
yang memiliki lansia sebagai anggota keluarga. Peserta pelatihan yang terbanyak adalah lansia
wanita berusia 61-75 tahun. Upaya tindak lanjutnya adalah evaluasi program yang akan
dilaksanakan oleh tim PKM berkordinasi dengan pemda setempat untuk dilanjutkan oleh para
kader posyandu lansia terhadap seluruh lansia di kenagarian Jawi-jawi kabupaten Solok dan
diharapkan juga para peserta dapat mensosialisasikan ke lingkungan keluarga dan sekitarnya
tentang metode FAST ini

Metode
Metode studi literatur ini melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah pada rentang tahun 2019-
2020 dengan menggunakan google scolar.. Pencarian pada data pada google scolar
menggunakan kata hubungan pengetahuan dan PELATIHAN DETEKSI DINI STROKE “METODE
FAST” PADA LANSIA Pada pencarian google scolar ditemukan sebanyak 130 artikel yang setelah
difilterasasi 5 tahun dan full text, ditemukan sebanyak 70 artikel. Dari hasil ini ditemukan sebanyak 10
artikel, namun sebagai proses akhir, semua artikel disesuaikan kembali dengan kriteria inklusi
berdasarkan judul literature, adapun hasil yang didapatkan yakni sebanyak 3 artikel. Dibawah ini
merupakan kriteria inklusi yaitu :

1. Artikel penelitian tentang PELATIHAN DETEKSI DINI STROKE “METODE FAST” PADA LANSIA
2. Publikasi antara tahun 2019 – 2020
3. Full text, jurnal artikel, open access

HASIL

Berdasarkan hasil pencarian ditemukan 3 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi,
penelitian – penelitian tersebut berhubungan dengan adanya PELATIHAN DETEKSI DINI
STROKE “METODE FAST” PADA LANSIA Hubungannya yaitu :
N Peneliti Tujuan Metode Instrumen & Sampel & Hasil
o /judul/ penelitian penelitian teknik jumlah penelitian
tahun pengumpulan sampel
data
1 Nurul Tujuan Metode yang Teori Hasil Hasil yang
aktifah/ pengabdian dilakukan dilakukan evaluasi diperoleh
meningkatk masyarakat dimulai dengan untuk pelaksanaa yaitu
an ini adalah pembentukan meningkatkan n terbentukn
kemandiria menghasilka kader pengetahuan pembentuk ya 20
n pasien n kader pendukung dengan an kader kader yang
pasca yang terlatih lansia pasca mengajarkan pendukung memiliki
stroke melakukan stroke pada cara lansia pengetahu
melalui in- pendidikan bulan September melakukan pasca an tentang
house kesehatan 2018, diikuti pendidikan stroke dan konsep
training dan praktik dengan kesehatan, perawatan stroke dan
kader lapangan pelatihan kader pendidikan pasien cara
pendukung serta dan berakhir kesehatan pasca melatih
lansia memberikan dengan meliputi stroke di Activity
pasca pencegahan monitoring dan konsep stroke rumah yang Daily Living
stroke/ pada lansia evaluasi yaitu dilakukan (ADL)
2019 yang keterampilan pengertian, selama 3 sebelum
beresiko kader secara penyebab, hari. Ada dan setelah
terhadap mandiri di bulan tanda gejala 10 aspek pelatihan
stroke di Februari 2019. dan yang (xˉ= 86) ,
wilayah komplikasi dievaluasi, praktik
Puskesmas stroke, serta yaitu: keterampila
Buaran cara melatih materi n (xˉ =
pasien stroke pelatihan, 79.30), dan
dalam manajemen praktik
melakukan waktu, lapangan
ADL. manfaat (xˉ= 86,75).
Dilanjutkan materi, Kesimpula
dengan media n dari
praktik pembelajar pengabdia
melakukan an, n
pendidikan penguasaa masyarakat
kesehatan n materi, ini adalah
yaitu dengan cara melalui
membantu penyajian, pelatihan
pasien stroke interaksi terstruktur
dalam dengan dengan
melakukan peserta, penyediaan
ADL seperti, pengguana keterampila
makan dan an media n promosi
minum, pembelajar kesehatan
mandi, an, menejeme
toileting, konsumsi, n lansia
dressing: dan fasilitas pasca
memakai (AC, Sound stroke akan
baju, melepas system, mampu
baju, kebersihan) membentu
memakai k kader
celana dan pendukung
melepas lansia
celana, dan pasca
transfering. stroke yang
Pelatihan terlatih.
kader
didampingi
oleh dosen
Prodi Sarjana
Fisioterapi
dan perawat
pendamping
dari
Puskesmas
Buaran.
2 Ira Tujuan dari Dalam penelitian Instrument Pengetahu Program
rahmawati / kegiatan ini ini, peneliti dan teknik an tentang BKL (Bina
Deteksi dini adalah menggunakan pengumpulan identifikasi Keluarga
gejala meningkatk kemampuan data melalui dini gejala Lansia)
stroke an mendemonstrasi Deteksi dini stroke merupakan
sebagai pemahaman kan kembali gejala stroke beserta suatu
bagian dari masyarakat pemeriksaan harus diiringi kemampua program
program mengenai fisik sederhana dengan n untuk melibatkan
bina gejala dini untuk penatalaksan melakukan keluarga
keluarga stroke mendeteksi aan yang pemeriksaa yang
lansia / dengan adanya tepat. Pasien n fisik memiliki
2020 sosialisasi kelemahan dengan gejala sederhana lansia
slogan yang anggota gerak stroke harus telah untuk
mudah yang dapat dibawa ke diberikan mengetahu
diingat yaitu diakibatkan oleh Rumah Sakit dan i,
“Se Ge Ra stroke serta yang paling diterima memahami
Ke RS”. tanya jawab dan tidak dengan , dan
Kegiatan diskusi yang mempunyai baik oleh mampu
lain yang dilakukan fasilitas CT- kader BKL membina
dilakukan selama Scan di kampung kondisi dan
yaitu pemberian KB. masalah
demonstrasi materi. Selanjutnya yang
dan kegiatan dihadapi
pelatihan yang lansia.
pemeriksaa bersifat Pada
n fisik rutin akan program
sederhana dilakukan BKL
untuk setiap dituntut
mengenali bulan peran
salah satu dengan keluarga
gejala peserta dalam
stroke yang yang lebih memenuhi
sering luas yaitu kebutuhan
timbul, yaitu masyarakat lansia
hemiparesis di kampung diantarany
. KB a berupa
terutama pemenuha
yang n
memiliki kebutuhan
anggota ekonomi,
keluarga psikososial
lansia. dan
kesehatan
fisik, nutrisi
makanan,
serta
berupaya
mendorong
lansia agar
tetap
menanamk
an perilaku
hidup sehat
sehingga
lansia tetap
sehat
bugar dan
tidak
menjadi
beban
3 Reni Tujuan Jenis penelitian Alat Sampel Berdasarka
octaviani/ penelitian ini yang dilakukan pengumpulan berjumlah n hasil
Hubungan untuk adalah penelitian data yang 46 penelitian
dukungan mengetahui kuantitatif. digunakan reponden dan
keluarga
hubungan Desain yaitu panduan dengan pembahas
dengan
kualitas dukungan penelitian adalah wawancara menggunak an, dapat
hidup lanjut keluarga deskriptif dukungan an teknik disimpulka
usia pasca dengan korelatif dengan keluarga dan purposive n bahwa
stroke di kualitas pendekatan kualitas hidup sampling. dukungan
wilayah kerja hidup lansia cross sectional. pasca stroke. keluarga
puskesmas pasca Penelitian ini Pengolahan yang
gajahan stroke di dilakukan di data diberikan
Surakarta/ wilayah wilayah kerja menggunakan kepada
2017 kerja Puskesmas Rank lanjut usia
Puskesmas Gajahan Spearman. pasca
Gajahan Surakarta. stroke di
Surakarta. Waktu penelitian wilayah
Desain yang diperlukan kerja
penelitian adalah bulan Puskesmas
adalah November - Gajahan
deskriptif Desember 2016. Surakarta
korelatif Populasi dalam sebagian
dengan penelitian ini besar
pendekatan adalah lansia berada
crosssection pasca stroke dalam
al. yang tinggal di kategori
wilayah kerja baik
Puskesmas dengan
Gajahan jumlah 25
Surakarta responden
(54,3%).
Kualitas
hidup lanjut
usia pasca
stroke yang
tinggal di
wilayah
kerja
Puskesmas
Gajahan
Surakarta
memiliki
perbanding
an yang
sama yaitu
sebagian
berada
dalam
kategori
tinggi
dengan
jumlah 23
orang
(50,0%).

PEMBAHASAN

Stroke adalah kedarutan medik yang terjadi akibat gangguan suplai darah menuju sel otak
sehingga terjadi kerusakan dan kematian sel-sel dan jaringan otak yang dapat menimbulkan
resiko disabilitas jangka panjang bahkan kematian (Darwati, Purwati and Setianingsih, 2019) .
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini disebabkan oleh penyumbatan, penyempitan atau
pecahnya pembuluh darah. Tersumbaynya pembuluh arah menyebabkan terpotongnya suplai
oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan otak (Suwaryo, 2019).
Stroke dapat terjadi dimulai pada usia produktif (Depkes, 2008).

Keadaan ini diperberat dengan prilaku masyarakat yang salah dalam menyikapi kejadian
tersebut dengan tidak segera datang ke dokter atau rumah sakit. Sebagian besar pasien dan
keluarganya tidak mengenali gejala stroke sehingga keterlambatan dalam penanganan sejak
onset serangan. Peningkatan pengenalan gejala stroke dapat berdampak pada kualitas hidup
lansia yang terkena dan mempengaruhi pada tingkat kemandirian penderita sehingga dapat
menjadi beban pada keluarga dan lingkungan (Wall et al., 2014). Efek fatal dan permanen yang
bisa terjadi akibat serangan stroke dapat dihindari jika seseorang yang terkena stroke
mendapat pelayanan medis dalam 3-5 jam. Biasanya Golden period ini membuat cepat sembuh
dan prognosis penyakit menjadi lebih baik (Hesnia et al., 2012).

Tanda dan gejala klinis stroke dapat berupa Rasa baal dan kelemahan pada salah satu sisi
wajah, lengan dan kaki, perasaan bingung dan sulit bicara, gangguan penglihatan pada satu
sisi mata atau keduanya, sulit berjalan, gangguan keseimbangan dan koordinasi dan berbagai
gejala lain pada daerah kepala.

Tata cara deteksi dini stroke menggunakan metoda FAST (Sannio, 2007)

1. FACE
Cara : Mintalah orang yang dicurigai stroke untuk tersenyum. Perhatikan apakah
wajahnya tampak asimetris?
2. Arms
Cara: Mintalah orang yang dicurigai stroke untuk mengangkat kedua lengan lurus
kedepan dan menahannya untuk beberapa detik. Apakah ia hanya dapat mengangkat
satu tangan saja? Bila dapat mengangkat kedua lengannya, apakah salah satu lengan
terlihat turun.
3. Speech
Cara: Mintalah orang yang dicurigai stroke untuk mengulang beberapa kalimat. Apakah
ia mampu berbicara jelas atau terdengar pelo? Akan lebih jelas bilak kalimat yang
diucapkan mengandung banyak konsonan R seperti ulaar melingkar diatas pagar
4. Time
Time is brain, setiap detik sangat berharga. Bila di temukan salah satu gejala diatas,
segera hubungi atau bawa pasien ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat
yang memiliki fasilitas penanganan stroke terpadu. Metode ini secara luas dan bertahap
dapat diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat
secara umum dan mencegah kecacatan serta kematian penderita serangan stroke
secara cepat (Arianto, 2016).

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Pelatihan Deteksi dini stroke pada lansia ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak dan
peserta pelatihan yang terbanyak adalah lansia wanita berusia 61-75 tahun. Hasil evaluasi
program ini akan dilanjutkan oleh para kader posyandu lansia terhadap seluruh lansia di
kenagarian Jawi-jawi kabupaten Solok

 Saran

Diharapkan program ini akan dilanjutkan kepada seluruh lansia yang ada di tiap jorong
kenagarian jawi-jawi kabupaten Solok. Pelatihan juga akan diberikan pada kader-kader
posyandu lansia di seluruh jorong nagari jawi-jawi dan seluruh tenaga kesehatan di perifer
dapat memasyarakatkan pengetahuan tersebut pada semua lapisan masyarakat.
Daftar pustaka

[1] Arianto, D. (2016) ‘Uji Metode Act Fact (Face, Arm, Speech, Time) terhadap Tingkat
Pengetahuan Keluarga’, Keperawatan Muhamadiyah, 1(1), p. 8. [2] Darwati, L. E., Purwati and
Setianingsih (2019) ‘Penanganan Awal Stroke Non Hemoragic Oleh Masyarakat the Initial
Treatment of Non-Hemorrhagic Stroke By the General Public’, Jurnal Gawat Darurat, 1(2), pp.
45–50. [3] Departemen Kesehatan RI, 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007, Jakarta [4] Hesnia,
A. et al. (2012) ‘MENINGKATKAN MANAJAMEN PRAHOSPITAL PASIEN STROKE pp. 1–3. [5]
Notoatmojo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.Hal: 133-140
[6] Sannio, V. (2007) ‘Valutazione dell ’ ambiente termico nei veicoli Parte 3 : Valutazione del
benessere termico mediante l ’ utilizzo di soggetti umani’, pp. 1–15. [7] Sari, L. M., Yuliano, A.
and Almudriki, A. (2019) ‘Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Terhadap Kemampuan
Deteksi Dini Serangan Stroke Iskemik Akut Pada Penanganan Pre Hopsital’, JURNAL
KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 6(1), pp. 74–80. doi: 10.33653/jkp.v6i1.241.
[8] Suwaryo, Putra, Widodo, Wahyu Setianingsih, Endah. The Risk Factors That Influence The
Incidence of Stroke. Jurnal Keperawatan, 11(4), pp251-260, 2019. [9] Wall, H. K. et al. (2014)
‘Addressing Stroke Signs and Symptoms Through Public Education : The Stroke Heroes Act
FAST Campaign’, (May 2008). [10] WHO. (2013). Stroke, World Heart Federation {database on
the Internet}. Profil Kesehatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai