PENDAHULUAN
1. Ahli Pedagogik
Validator pedagogik bahan ajar berbasis multimedia yaitu 2 orang dosen FKIP
Prodi Pendidikan Kimia yang berinisial ARI dan RE. Adapun komentar dan saran
serta hasil Perbaikan ahli pedagogik dapat dilihat pada tabel 8
.
Prototype 1 diperbaiki berdasarkan komentar dan saran dari ahli
pedagogik yaitu tentang kaidah penulisan yang benar pada akhir kalimat. Peneliti
melakukan perbaikan sesuai masukan yang diberikan. Selanjutnya ahli pedagogik
memberikan penilaian. Hasil penilaian validator dihitung menggunakan rumus V
aiken dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa skor rata-rata hasil validasi
pedagogik sebesar 0,89. Berdasarkan tabel koefisien Aiken maka kevalidan
terkategori tinggi. Lalu dihiitung nilai kapa menggunakan SPSS Windows 23
guna mengetahui kesepakatan. Berikut hasilnya.
2. Ahli Materi
Validator materi pada bahan ajar multimedia yaitu 2 orang dosen FMIPA
Prodi Kimia dengan inisial ZF dan AM. Adapun komentar, saran serta hasil revisi
untuk ahli materi sebagai berikut
Prototype 1 diperbaiki berdasarkan komentar dan saran dari ahli materi yaitu
tentang video pendahuluan yang harus berkaitan dengan kehidupan, penambahan
peta konsep, video berbahasa inggris di dubbing menjadi berbahasa indonesia,
penggunaan kata rujukan yang belum tepat untuk rumus, perbaikan materi
mekanisme penghantar listrik dan penggunaan animasi yang sesuai dengan teori .
Peneliti melakukan perbaikan sesuai masukan yang diberikan. Selanjutnya ahli
materi memberikan penilaian. Hasil penilaian validator dihitung menggunakan
rumus V aiken dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa skor rata-rata hasil validasi ahli
materi sebesar 0.98 dimana sesuai tabel koefisien Aiken artinya memiliki
kevalidan yang terkategori tinggi. Lalu dihitung nilai kappa menggunakan SPSS
Windows 23 guna mengetahui kesepakatan. Berikut hasilnya.
3. Ahli Desain
Validator desain pada bahan ajar berbasis multimedia yang dikembangkan
yaitu 1 orang dosen FKIP Prodi Pendidikan Kimia dan 1 orang dosen FKIP Prodi
Pendidikan Fisika dengan inisial EA dan S. Adapun komentar, masukan serta
hasil revisi untuk ahli pedagogik dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Prototype 1 diperbaiki berdasarkan komentar dan saran dari ahli desain yaitu
perbaikan pada menu materi hanya ada gambar belum ada keterangannya,
penulisan simbol dan rumus yang belumtepat, tulisan pada video tidak jelas dan
tidak terbaca, kesalahan pada tombol karena ada materi yang muncul 2 kali.
Peneliti melakukan perbaikan sesuai masukan yang diberikan. Selanjutnya ahli
desain memberikan penilaian. Hasil penilaian validator dihitung menggunakan
rumus V aiken dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa skor rata-rata hasil validasi desain
sebesar 0.96 dimana sesuai tabel koefisien Aiken artinya memiliki kevalidan yang
terkategori tinggi. Lalu dihituung nilai kappa menggunakan SPSS Windows 23
guna mengetahui kesepakaatan. Berikut hasilnya.
4.1.3.3 Tahap Beta (Small Group)
Bahan ajar multimedia yang dikatakan valid disebut juga prototype II
diujikan kepada 9 mahasiswa pendidikan kimia 2018 indralaya yang telah
mengambil mata kuliah kimia larutan guna mengetahui kepraktisan produk. Ke
sembilan mahasiswa ini dipilih berdasarkan IPK. Pada tahap ini peneliti
melakukan pengambilan data secara online dengan cara mengirimkan produk
dalam bentuk micrososft word yang berisi capture produk, link google drive untuk
mengakses produk yaitu
https://drive.google.com/file/d/1CZyLq36qDjpBDbsk86IA87YNSyrk4a7o/view?
usp=drivesdk, dan link youtube produk yaitu https://you.tube/RocV5N40xIU.
Peneliti pun ikut mengirimkan angket kepraktisan yang harus diisi mahasiswa.
Adapun komentar, masukan serta hfasil revisis uji beta kepada 9 mahasiswa dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Kegiatan mahasiswa pada saat pengujian beta secara online dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 5. Kegiatan Mahasiswa pada Uji Beta
4.2 Pembahasan
Penelitian menghasilkan bahan ajar dengan basis multimedia materi
konduktivitas untuk mahasiswa pendidikan kimia pembelajaran mata kuliah kimia
larutan yang memenuhi kriteriaa kevalidan dan juga kepraktisan. Penelitian
pengembangan ini merujuk model Alessi dan Trollip terbagi atas planning (tahap
perencanaan) design (tahap perancangan) dan development (tahap
pengembangan).
Tahap perencanaan (planning) terbagi atas analisis kurikulum, analisis
karakteristik peserta didik, analisis materi dan analisis sarana yang dipergunakan.
Berdasarkan analisis kurikulum diketahui bahwa terjadi perubahan kurikulum
pada program studi pendidikan kimia FKIP Unsri yaitu dari kurikulum 2014 revisi
menjadi kurikulum 2017 revisi. Perubahan kurikulum ini menyebabkan terjadinya
perubahan mata kuliah yang diambil mahasiswa. Diketahui muncul beberapa mata
kuliah baru yang tidak ada pada kurikulum terdahulu. Salah satunya mata kuliah
kimia larutan. Selanjutnya peneliti juga melakukan menganalisis RPS mata kuliah
kimia larutan. Analisis karakteristik peserta didik dilakukan dengan wawancara
dosen pengampuh mata kuliah dan penyebaran angket sebelum penelitian kepada
mahasiswa pendidikan kimia yang telah mengambil mata kuliah kimia larutan.
Hasil wawancara dan angket sebelum penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar
yang tersedia belum memadai. Sebanyak 97,5 % mahasiswa menyatakan kimia
larutan merupakan mata kuliah yang sulit dipahami akan tetapi bahan ajar yang
tersedia belum cukup membantu mempermudah mahasiswa memahami materi
kimia larutan. Pembelajaran di kelas menggunakan PPT dan file materi bahasa
inggris yang memuat sedikit materi sehingga mahasiswa masih kesulitan
memahaminya, serta belum ada penggunan bahan ajar berbasis multimedia dalam
pembelajaran. Diketahui bahwa 95% mahasiswa menyatakan akan lebih tertarik
mempelajari sesuatu yang dilengkapi dengan teks, audio, gambar dan video
animasi secara bersamaan.
Selanjutnya analisis materi, mahasiswa menyatakan bahwa salah satu
materi yang sulit dipahami yaitu konduktivitas. Jika pokok bahasan tersebut
dibahas secara teoritis saja tanpa ada visualisasi melalui video/animasi maka akan
bersifat abstrak.Materi ini juga terdapat perhitungan. Maka dari itu, peneliti
memilih materi konduktivitas. Capaian kompetensi materi tersebut yaitu
mahasiswa mampu menjelaskan dan menghitung konduktivitas molar suatu
larutan elektrolit dan menentukan pKa menggunakan pengukuran konduktivitas.
Pada bahan ajar berbasis multimedia yang dikembangkan terdapat enam indikator
pembelajaran yaitu (1) menjelaskan mekanisme penghantar listrik dalam larutan,
(2) menjelaskan hukum ohm tentang hantaran larutan, (3) menentukan cara
pengukuran daya hantar jenis larutan, (4) menghitung konduktivutas molar
larutan, (5) menganalisis kebergantungan konduktivitas terhadap konsentrasi, (6)
menggunakan pengukuran konduktivitas untuk menentukan pKa. Pada tahapan
analisis sarana yang digunakan, ketersediaan laptop dan LCD juga memadai.
Semua mahasiswa mampu mengoperasikan laptop/komputer. Maka dari itu
berdasarkan hasil analisis pada tahap perencanaan ini peneliti memutuskan untuk
mengembangkan bahan ajar yang dapat membantu mahasiswa dalam
pembelajaran kimia larutan. Tahap kedua yaitu perancangan (design), pada tahap
ini peneliti membuat rancangan awal menu-enu pada bahan ajar berbasis
multimedia yang akan dikembangkan. Kemudian peneliti membuat flowchart
yang merupakan alur kerjanya bahan ajar. Berikuttnya dikembangkanlah lagi
menjadi stroyboard berupa bagan sederhana yang menggambarkan tampilan
bahan ajar. Peneliti pun tak lupa untuk menyiapkan draft materi konduktivitas
yang terdiri dari beberapa sub bahasan yaitu mekanisme penghantar listrik, hukum
ohm tentang konduktivitas larutan, hantaran jenis, konduktivitas molar larutan
dalam bentuk microsoft word, menyusun indikator dan tujuan pembelajaran.
Peneliti juga mengumpulkan gambar, video animasi dari youtube, audio serta
menyusun soal evaluasi dan pembahasannya.
Tahap ketiga, pengembangan (development) terdiri atas produksi
multimedia dan evaluasi. Pada tahap produksi multimedia semua rancangan pada
tahap desain direalisasikan menggunakan sofware adobe flash professional CS6
action script 2. Draft materi tersusundalam bentuk microsoft word dimasukkan
satu persatu dalam slide adobe flash professional CS6, audio mp3 yang direkam
menggunakan aplikasi pada smartphone diubah menjadi mp4, mengedit video dan
animasi dari youtube, merecord video berbahasa inggris agar terdapat terjemahan
bahasa indonesia, memasukkan gambar yang berhubungan dengan materi,
memasukkan coding pada setiap tombol navigasi, memasukkan soal-soal kuis, dan
melengkapi menu pendukung pada bahan ajar berbasis multimedia seperti
petunjuk, referensi, dan profil pengembang. Setelah semuanya selesai selanjutnya
peneliti mempublish mentahan bahan ajar berbasis multimedia tersebut dengan
tujuan agar dapat dibuka pada setiap laptop/komputer walaupun tidak memiliki
software adobe flash professional CS6. Produk awal yang dihasilkan disebut
prototype. Kemudian Prototype dievaluasi. Tahap evaluasi terdiri dari self
evaluation, tahap uji alpha dan uji beta.
Tahap self evaluation merupakan tahap evaluasi mandiri peneliti dan
berdiskusi serta meminta masukan dari teman sejawat dan dosen pembimbing.
Pada tahap ini peneliti melihat dan memperhatikan bahan ajar berbasis multimedia
yang dikembangkan berulang kali. Kemudian peneliti memperbaiki kekurangan
atau kesalahan misalnya kesalahan coding pada tombol navigasi yang
menyebabkan error pada tampilannya, font tulisan pada bagian materi yang
kurang sesuai , kesalahan dalam pemilihan warna pada background dan lain-lain.
Peneliti juga meminta saran dari teman sejawat dan dosen pembimbing. Saran dan
masukan yang diberi diantaranya petunjuk kerja pada kuis masih membingungkan
dan belum jelas, musik pengiring yang digunakan diganti agar tidak
membosankan, pilihan jawaban pada kuis ditambahkan sampai E karena
sebelumnya hanya sampai D, pada penjelasan materi tambahkan suara jangan
hanya tulisan saja. Kemudian peneliti melakukan revisi terhadap prototype dan
dihasilkan prototype 1.
Pada tahap uji alpha, prototype 1 yang dihasilkan diuji oleh 6 ahli yaitu 2
ahli pedagogik, 2 ahli materi dan 2 ahli desain. Tahap ini bertujuan untuk
mengetahui kevalidan produk yang dikembangkan. Proses validasi dilakukan
secara online. Peneliti mengemas produk dalam dua bentuk yaitu capture bahan
ajar berbasis multimedia pada micrososft word dan link google drive dengan berat
file 138 MB. Peneliti juga melampirkan angket validasi yang nantinya akan diisi
oleh para ahli. Komentar dan saran yang diberikan ahli selanjutnya dijadikan
acuan peneliti untuk melakukan revisi. Pada bidang pedagogik, validator ARI
tidak memberikan komentar dan saran pada produk akan tetapi memberikan revisi
terhadap lembar validasi yang akan digunakan. Sementara validator RE
memberikan saran pada produk yaitu perbaikan tanda baca pada akhir kalimat
harus sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Hasil skor penilaian yang
dihitung menggunakan rumus v aiken untuk ahli pedagogik 1 diperoleh nilai
sebesar 0,88 dan ahli pedagogik 2 diperoleh nilai sebesar 0,90 dengan skor rata-
rata keduanya yaitu 0,89. Selanjutnya peneliti menghitung harga Kappa
menggunakan SPSS windows 23 guna mengethaui kesepakatan pada aspek pedagogik
diperoleh data sebesar 0.62 yang berarti terkategori baik.
Pada bidang materi, untuk ahli materi ZF juga dilakukan secara online.
Validator ZF tidak memberikan komentar dan saran, setelah melihat produk yang
dikembangkan validator langsung mengisi penilaian pada angket validasi.
Sementara validator materi AM, proses validasi dilakukan secara online dan tatap
muka langsung. Setelah peneliti mengirimkan produk dalam dua bentuk
(microsoft word dan link google drive), validator mereview produk yang
dikembangkan. Kemudian dilakukan pertemuan tatap muka untuk membahas
review pertama terhadap produk. Komentar dan saran yang diberikan validator
materi AM yaitu pada bagian pendahuluan video lebih baik berkaitan dengan
contoh dalam kehidupan sehari-hari (misal penyepuhan emas) sebagai stimulus
awal pembelajaran sehingga akan menimbulkan rasa ingin tau pada mahasiswa,
tambahkan peta konsep, video berbahasa inggris yang memiliki subtitle bahasa
indonesia lebih baik didubbing bahasa indonesia saja, pada rumus penggunaan
“disamping” lebih baik diganti kata rujukan misal “persamaan 1” , gunakan video
animasi yang sesuai dimana visual animasi dan teori selaras, mekanisme dan teori
lebih baik terpadu. Selain itu, validator juga menyarankan agar bahan ajar berbasis
multimedia disusun secara sistematis dan bertahap. Salah satunya sebelum masuk
ke materi menghitung konduktivitas dibahas terlebih dahulu tentang mekanisme
penghantar listrik meliputi larutan elektrolit, macam-macam larutan elektrolit,
bagaimana proses elektrolisis dan aplikasi elektrolisis dalam kehidupan sehari-
hari. Pada setiap pembahasan materi mekanisme pengahantar listrik terdapat video
animasi dan dilengkapi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa.
Peneliti melakukan revisi sesuai saran yang diberikan, maka dihasilkan produk
revisi dengan berat 644 MB. Peneliti mengirimkan kembali produk revisi tersebut
dalam bentuk link google drive ke validator. Selanjutnya validator mereview
kembali. Ternyata masih harus melakukan revisi pada bagian materi elektrolisis.
Peneliti melakukan revisi kembali kemudian mengirimkan hasil revisi dalam
bentuk link google drive secara online kepada validator dan disetujui. Kemudian
validator AM mengisi penilaian pada engket validasi. Hasil skor penilaian yang
dihitung menggunakan rumus v aiken untuk ahli materi 1 diperoleh nilai sebesar
0,95 dan ahli materi 2 diperoleh nilai sebesar 1 dengan skor rata-rata keduanya
yaitu 0,98. Berdasarkan tabel koefisien aiken maka terkategori tinggi. Selanjutnya
peneliti menghitung harga Kappa menggunakan SPSS windows 23 guna mengethaui
kesepakatan pada aspek materi diperoleh data sebesar 0.72 yang berarti terkategori
baik.
Pada bidang desain, validator EA memberikan saran yaitu pada menu
materi hanya terdapat gambar tidak terdapat keterangan sebaiknya ditambahkan
keterangan untuk mempermudah pemilihan materi. Sementara validator S
memberikan saran yaitu perbaiki penulisan rumus dan simbol, tulisan pada video
tidak jelas sehingga tidak terbaca, ada bagian materi yang muncul dua kali ketika
ditekan tombol ke halaman selanjutnya. Peneliti melakukan revisi sesuai saran
yang diberikan. Hasil skor penilaian yang dihitung menggunakan rumus v aiken
untuk ahli desain 1 diperoleh nilai sebesar 0,96 dan ahli desain 2 diperoleh nilai
sebesar 0,97 dengan skor rata-rata keduanya yaitu 0,96. Berdasarkan tabel
koefisien aiken maka terkategori tinggi. Selanjutnya peneliti menghitung harga
Kappa menggunakan SPSS windows 23 guna mengetahui kesepakatan pada aspek
desain diperoleh data sebesar 0.66 yang berarti terkategori baik. Berdasarkan skor
penilaian masing-masing bidang dimana semuanya terkategori tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa tim ahli sepakat prototype 1 bahan ajar berbasis multimedia
valid. prototype 1 yang valid ini disebut prototype II.
Selanjutnya dilakukan uji beta terhadap prototype II. Uji beta dilakukan
kepada 9 mahasiswa pendidikan kimia 2018 yang telah mengambil mata kuliah
kimia larutan. Uji beta bertujuan untuk mengetahui kepraktisan produk yang
dikembangkan. Proses pengambilan data dilaksanakan secara online. Peneliti
mengirimkan produk dan angket kepraktisan kepada mahasiswa. Peneliti
mengemas produk dalam tiga bentuk yaitu (1) capture produk bahan ajar dalam
bentuk microsoft word, (2) link produk google drive untuk akses produk dengan
berat 644 MB (3) link youtube produk yang dikembangkan. Hal ini dilakukan
peneliti untuk mengantisipasi jika terjadi kegagalan dalam mengakses produk
karena produk yang dikembangkan memiliki ukuran file yang berat yaitu sebesar
644 MB, sehingga mahasiswa bisa memilih salah satu dari ketiganya. Selanjutnya
mahasiswa mengisi lembar kepraktisan dan memberikan komentar dan saran.
Saran yang diberikan mahasiswa diantaranya yaitu pergerakan tombol navigasi
belum maksimal, durasi pada pendahuluan terlalu cepat, tambahkan keterangan
benar atau salah pada pada kuis, suara penjelasan materi terlalu kecil
dibandingkan musik pengiring. Mahasiswa juga berkomentar bahwa bahan ajar
yang dikembangkan sudah baik, menarik, mudah dimengerti dan tidak
membosankan. Kemudian peneliti melakukan perbaikan. Penilaian dari
mahasiswa dihitung reliabilitasnya menggunakan Cronbarch’s Alpha pada
aplikasi SPSS Windows 23 diperoleh nilai sebesar 0,76 yang terkategori tinggi
artinya dapat disimpulkan bahwa secara siginifikan bahan ajar multimedia yang
dihasilkan praktis.Sehingga bahan ajar berbasis multimedia materi konduktivias
yang dikembangkan peneliti memenuhi kriteria kevalidan dan kepraktisan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana
(2019) yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Untuk
Pembelajaran Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMA. Penelitian Fitriiana
menggunakan model Alessi & Trollip yang menghasilkan bahan ajar berbasis
multimedia yang valid dan praktis. Penelitian Fitriana memilki koefisien Aiken
kevalidan materi sebesar 0,87 kategori kevalidan tinggi, pedagogik sebesar 0,89
kategori kevalidan tinggi dan desain sebesar 0,85. Sementaras kepraktisan bahan
ajar multimedia dari uji Beta memiliki koefisien reliabilitas 0,82 dan terkategori
reliabilitas baik. Perbedaan penelitian yang dilakukan dan penelitian Fitriana
terletak pada subjek penelitian dan materi yang digunakan yaitu siswa dan materi
kesetimbangan kimia. Sementara penelitian ini dilakukan pada mahasiswa
pendidikan kimia dan materi konduktivitas pada mata kuliah kimia larutan.
Kelebihan produk penelitian yang dikembangkan yaitu (1) membantu
mahasiswa memahami materi konduktivitas yang abstrak menjadi lebih nyata dan
mudah dipahami (2) mampu merangsaang ketertarikan mahasisa dalam
pembelajaran dikarenakan tampilan dari bahan ajar berbasis multimedia yang
sederhana tetapi menarik, (3) Bahan ajar berbasis multimedia dapat digunakan
untuk belajar mandiri. Adapun kelemahan produk yaitu proses produksi memakan
waktu yang lama, videonya wajib dijadikan menjadisatu folder dengan
aplikasinya karena jika terpisah maka saat menggunakan bahan ajar multimedia,
video tidak dapat di tayangkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang pengembangan bahan ajar
dengan basis multimedia materi konduktivitas untuk mahasiswa pendidikan kimia
FKIP, maka peneliti pun mengambil kesimpulan
1. Produk bahan ajar berbasis multimedia materi konduktivitas untuk mahasiswa
pendidikan kimia FKIP yang dikembangkan menggunakan model
pengembangan Alessi dan Trollip dapat dikatakan valid. Pada uji alpha nilai
validasi pedagogik sebesar 0,89 (kategori tinggi), validasi materi sebesar 0,98
(kategori tinggi) dan validasi desain sebesar 0,96 (kategori tinggi). Sedangkan
nilai koefisien Kappa pada SPSS windows 23 dihasilkan nilai untuk ahli
pedagogik sebesar 0,62 (kategori baik), ahli materi sebesar 0,72 (kategori
baik), dan ahli desain sebesar 0,66 (kategori baik).
2. Produk bahan ajar berbasis multimedia materi konduktivitas untuk mahasiswa
pendidikan kimia FKIP yang dikembangkan menggunakan model
pengembangan Alessi dan Trollip dapat dikatakanpraktis dengan nilai
reliabilitas kepraktisan sebesar 0,76 terkategori tinggi.
5.2 Saran
1. Dosen
Dapat dijadikan sebagai bahan ajar alternatif pada pembelajaran pada mata
kuliah kimia larutan khususnya materi konduktivitas.
2. Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar mandiri.
3. Peneliti lain
Dapat dijadikan bahan untuk pengembankanan produk yang serupa berupa
pengembangan bahan ajar berbasis multimedia.