Anda di halaman 1dari 5

Nama : Darsiah

Nim : 2017.01.035

Semester : V Pai (A)

Mata kuliah : Materi PAI

Dosen pengampuh : AKIP, M.S.I

UJIAN TENGAH SEMESTER

SOAL !

1. Salah satu tugas pokok manusia dalam hidup ini adalah beribadah kepada Allah dan
mengabaikan perintah ibadah adalah kufur.
a. Jelaskan pengertian ibadah baik secara Bahasa (etimologi) maupun istilah syara’ (
terminology).
b. Sebutkan klasifikasi ibadah beserta contoh nya masing masing.
2. Allah memberikan keringanan kepada setiap muslim yang dalam keadaan musafir untuk –
qashar sholat.
a. Jelaskan pengertian sholat jama’ dan qashar serta pembagian sholat jama’.
b. Sebutkan hikmah sholat jama’ qashar bagi umat islam.
3. Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah memenuhi
syarat-syarat nya. Kewajibannya berpuasa di jelaskan dalam alquran.
a. Tujuan utama puasa adalah mendorong manusia agar menjadi orang bertakwa.
Sebutkan ciri-ciri orang bertakwa menurut alquran, sepanjang yang anda ketahui.
b. Sebutkan golongan orang yang harus meng-qadha puasa, membayar fidyah, dan
menunaikan kafarat.
5. Puasa sunat sangat besar hikmah dan manfaat nya bagi yang mau melakukannya. Ada
beberapa macam puasa sunat yang bias di lakukan oleh rasulullah.
a. Apa alasan rosullah melaukan puasa sunat setiap hari senin dan kamis.
b. Mengapa rosulullah lebih banyak melakukan puasa sunat di bulan sya’ban di bandingan
bulan-bulan yang lain.

Jawaban !

1
1.
a. Ibadah secara Bahasa adalah (etimologi) ialah berarti merendahkan diri atau tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminology) ialah ibadah ini memiliki banyak definisi tetapi
makna dan tujuan nya sama. Di antara difinisinya yang pertama ibadah taat kepada Allah
dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para rosul-Nya. Yang kedua ibadah
merendahkan diri kepada Allah azza wa jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi
dengan rasa mahabbah yang paling tinggi. Dan yang ketiga ibadah terbagi menjadi ibadah
hati, lisan, dan anggota badan, rasa khauf (takut), raja’( mengharap), mahabbah (cinta),
tawakkal (ketergantungan), raghbah ( senang), ibadah qalbiyah ( yang berkaitan dengan
hati ).
b. Klasifikasi ibadah
Ibadah mahdhah atau ibdah bersifat khusus, ialah segala perkara yang telah di wajibkan-
Nya seperti menjalankan apa yang telah diwajibkan nya jika di tinggalkan berdosa dan
menjahui apa yang telah di larangnya dan jika di langgar berdosa.
Ibadah ghairu mahdhah atau ibadah bersifat umum ialah segala perkara yang
diizinkannya atau di bolehkannya seperti segala amal kebaikan yakni segala perkara yang
di kerjakannya mendapat kebaikan (pahala) dan jika di tinggalkan tidak berdosa..
2.
a. Sholat jama’ adalah meringkas dua waktu sholat dalam satu waktu. Misalnya sholat
dzuhur di kerjakan bersamaan dengan sholat ashar atau sebaliknya, begitu juga dengan
magrib dan isya’. Sedangkan waktu subuh tidak ada jama’ yang harus di sempurnakan.
Ada 2 jenis sholat jama’ dan qashor
 Jama’ taqdim ialah jama’ yang meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus
di waktu sholat yang pertama yaitu sholat dzuhur dan ashar di kerjakan saat waktu
dzuhur. Sholat magrib dan isya’ di kerjakan saat waktu magrib.
 Jama’ takhir yaitu jama’ yang meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus
di waktu sholat yang terakhir yaitu sholat dzuhur dan ashar d kerjakan saat waktu
ashar. Sedangkan sholat maghrib dan isya’ di kerjakan saat waktu isya’.
b. Hikmah sholat jama’ dan qashor
Segala sesuatu yang di perintahkan oleh Allah swt. Selalu terdapat hikmah di dalamnya,
demikian pula dengan sholat jama’ dan qashor diantara hikmahnya.
 Menunjukan kemurahan Allah swt kepada hambahnya.

2
 Memberikan keringanan dan kemudahan kepada manusia agar dapat menjalankan
ibadah dalam kondisi apapun.
 Mempertegas bahwa sholat adalah ibadah yang tidak boleh di tinggalkan.
 Menunjukkan kebenaran bahwa ajaran islam mampu menjadi solusi dalam persoalan
hidup.
3. .
a. Ciri-ciri orang bertakwa
1. Mengerti ilmu agama
2. Menegakkan sholat
3. Menjahui maksiat
4. Mempersiapkan bekal hari akhir
5. Puasa
6. Menepati janji
7. Rajin sedekah
b. Golongan orang yang harus meng-qadha puasa, membayar fidyah, dan menunaikan kafarat.
 Yang wajib meng-qadha puasa yaitu:
a. Seseorang yang lupa niat di malam hari, maka siang harinya tidak boleh makan dan minum
seperti orang yang berpuasa. Namun dia wajib mengganti di hari lain di luar bulan
Ramadhan.
b. Wanita yang mengalami haid dan nifas pada waktu Ramadhan sehingga di haramkan bagi
mereka untuk berpuasa. Mereka wajib menggantinya di hari lain di luar bulan Ramadhan.
c. Orang sakit yang masih ada harapan untuk di sembuhkan. Dia wajib mengganti puasa yang
di tinggalkannya pada bulan Ramadhan setelah sembuh dari sakit.
d. Wanita hamil dan menyusui karena khawatir akan kesehatannya sendiri, sehingga tidak
berpuasa di bulan Ramadhan. Maka wajib baginya mengganti dengan hari lain diluar bulan
Ramadhan.
e. Orang yang berpergian (musafir) , ketika di bulan Ramadhan tidak berpuasa, maka wajib
mengganti di hari lain di luar bulan Ramadhan sesuai dengan jumlah hari yang di
tinggalkannya.
f. Senuahal yang membatalkan puasa akibat di sengaja seperti muntah, makan dan minum,
keluar air mani, wajib di ganti (meng-qadhah) di hari lain atau diluar Ramadhan kecuali
jimak dan ibu hamil/ menyusui karena khawatir kesehatannya bayinya.
 Yang di wajibkan membayar fidyah :

3
a. Orang sakit yang menurut dokter ahli sulit untuk di sembuhkan
b. Orang tua yang lemah dan tidak mampu lagi berpuasa
c. Wanita hamil atau menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir kesehatan bayinya
apabila dia berpuasa. Dia wajib mengganti puasanya di hari lain dan di wajibkan membayar
fidyah pada saat berpuasa di bulan Ramadhan.
d. Orang yang meninggalkan kewajiban meng-qadhah puasa Ramadhan tanpa udzur syar’
hingga Ramadhan tahun berikutnya, maka dia wajib meng-qadhah puasanya sekaligus
membayar fidyah.

 Yang mewajibkan seseorang membayar kaffarah:


a. Berhubungan seksual di siang hari bulan Ramadhan
Sebagaimana pandangan ibnu mulaqin, menurut nya jima’(berhubungan suami istri) pada siang
hari di bulan ramadhan karena lupa, ini adalah pendapat para sahabat kami (madzhab
syafi’iyah, pen ). Hal ini di tunjukan oleh hadist di atas:
Barang siapa yang berbuka di bulan Ramadhan karena lupa, maka tidak ada kewajibann
mengqadhah dan tidak ada kewajiabn kafarat. Karena jika kita berpendapat bahwa puasanya
sah, maka tidak ada kafarat.

5.
a. Alasan rosullah melakukan puasa sunat setiap hari senin dan kamis.
Sebagaimana dua hadist dari aisyah radhiyallahu’anhu dan usamah bin zaid
radhiyaallahu’anhu. Rasulullah senantiasa mengerjakan puasa ini beliau senantiasa
menjaganya. Hari senin adalah hari istimewa salah satu keutamaan puasa pada hari senin
adalah karena hari senin itu istimewa. Pada hari senin rasulullah di lahirkan dan pada hari senin
pula rasulullah mendapatkan wahyu.
Nabi ditanya tentang puasa pada hari senin, maka beliau bersabda,” itu adalah hari kelahiranku
dan pada hari itu wahyu di turunkan kepadaku.”
Amal di perlihatkan pada senin dan kamis
Pada hari senin dan kamis, amal-amal di perlihatkan / dilaporkan kepada Allah subhanahu wa
Ta’ala, maka betapa beruntungnya ketika saat itu seorang hamba sedang berpuasa.

b. rosulullah lebih banyak melakukan puasa sunat di bulan sya’ban di bandingan bulan-bulan
yang lain.

4
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak 3 hari. Terkadang
beliau menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan sya’ban. Jadi
beliau shallallahu’alaihi wassalam apabila memasuki bulan sya’ban sedangkan di bulan-bulan
sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa Sunnah, maka beliau meng-qadhahnya
ketika itu. Sehingga puasa Sunnah beliau menjadi sempurna sebelum memasuki bulan
Ramadhan berikutnya.
Puasa di bulan sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan
Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan , tentu dia akan
lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai