PENGERTIAN Skrining (screening) merupakan pemeriksaan sekelompok orang
untuk memisahkan antara orang yang sehat dan orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi, sehingga dapat menentukan pemeriksaan akan dilakukan di Instalasi Gawat Darurat atau Instalasi Rawat Jalan.
TUJUAN - Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
melaksanakan skrining - Untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan - Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ucapkan Salam
2. Petugas melakukan identifikasi pasien. 3. Petugas menjaga privasi pasien. 4. Skrining kontak pertama. a. Setiap petugas di rumah sakit dapat melakukan skrining awal secara visual dan verbal untuk membantu mengarahkan pasien sesuai dengan kebutuhannya. b. Skrining secara visual, dilakukan dengan cara mengamati keadaan umum, ekspresi rasa kesakitan, pucat, ikterus, sianosis, sesak nafas. 5. Skrining di unit layanan SKRINING No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
2 / 2
a. Setiap pasien yang masuk ke RS harus menjalani skrining
b. Skrining dapat dilakukan di : - IGD (Instalasi Gawat Darurat) - Rawat Jalan – Pengkajian awal Pasien Rawat Jalan (oleh petugas pendaftaran) 3. Metode Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik seperti raba nadi, tekanan darah, suhu atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium klinik, diagnostik imaging sebelumnya. 4. Petugas kesehatan rumah sakit yang kontak pertama melakukan skrining diagnostik tes pada pasien’ 5. Petugas mengarahkan pasien ke unit layanan yang sesuai dengan kebutuhannya.