Askep Diare Minus Dapus
Askep Diare Minus Dapus
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan dilaporkan
terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan
kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun sekitar 760.000
anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health Organization (WHO, 2013).
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/ 24 jam. Definisi lain memakai frekuensi yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita
diare atau melalui makan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang berasal dari
tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau
melalui aktivitas seksual kontak oral-genital atau oral-anal.
(Sudoyono Aru,dkk 2009)
2.2 Klasifikasi
Diare dapat didefinisikan berdasarkan : (Sudoyono Aru, dkk 2009)
a. Lama waktu diare :
- Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
- Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik dll
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional
2.3 Etiologi
1. Diare Akut
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus
Parasit. Protozoa ; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas hominis,
Isospora sp, Cacing (A lumbricoides, A duodenale, N. Americanus, T. Trichiura, O.
Vermicularis, S. Strecolaris. T. Saginata, T. Solium)
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E coli, V cholera,
C difficle) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus ( Shingella, Salmonella spp,
Yersinia)
2. Diare Kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis terjadinya
- Diare Osmotic
- Diare Sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamotorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik
2.4 Patofisiologi
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan
bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan
dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal.
Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan
motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
- Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
- Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
- Hipoglikemia
- Gangguan sirkulasi darah
Diare
Mual muntah
MK : Ketidakseimbangan
Gangguan
nutrisi kurang dari
keseimbangan cairan
kebutuhan tubuh
Dehidrasi
BAB III
MK : Kekurangan volume MK :ASUHAN
Resiko syokKEPERAWATAN
cairan
(hipovolemi)
3.2 PENGKAJIAN
I BIODATA
1. Identitas pasien
Nama : Nn. B
Umur : 20 thn
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Perguruan tinggi
Alamat : Bandar lor gang 6 RT 7 RW 27 Mojoroto, Kediri
Diagnosa medis : Diare
Tanggal MRS : 25 maret 2018 11:00
Tanggal Pengkajian : 26 maret 2018 13:00
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. M
Umur : 30thn
Agama : islam
Suku bangsa : jawa indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Bandar lor gang 6 RT 7 RW 27 Mojoroto, Kediri
II RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama
Pasien datang kerumah sakit dengan ibunya, ibu pasien mengatakan jika anaknya
BAB 7x sehari sejak pagi jam 04:00 dengan konsistensi cair.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan jika anaknya demam,badan lemas dan muntah 2x selama
sehari.
3. Riwayat penyakit terdahulu
Ibu pasien mengatakan jika anaknya tidak memiliki penyakit terdahuli
4. Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan jika tidak ada penyakit keluarga.
IV PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 22 x/mnt
Suhu : 38oC
2. Pemeriksaan persistem
a. Pemeriksaam Head To Toe
1 Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit
bersih.
2 Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, mata cowong.
3 Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
4 Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
5 Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada
serumen.
6 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada bendungan vena
juguralis.
b. Pemeriksaan Fisik
1 Dada
a Inspeksi : Dada simetris,bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan.
b Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
c Perkusi : Paru-paru sonor
d Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara
nafas tambahan.
2 Perut
a Inspeksi : Simetris
b Auskultasi : Peristalyik meningkat 40x/menit
c Palpasi : Turgor kulit tidak lansung kembali lebih 3 detik
d Perkusi : Hipertimpan, Perut kembung
3 Punggung
Tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada nyeri gerak.
4 Genetalia : Jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan kulit,
perineal kemerahan.
5 Anus : Tidak ad benjolan mencurigakan, kulit daerah anu kemerahan.
6 Ekstremita : Lengan kiri terpasang infuse, kedua kaki bergerak bebas tidak
ada oedema.
V DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
-Tes Widal
O ( Negatif )
H ( 1/80 )
PA ( Negatif )
PB ( Negatif )
Do : Gangguan
keseimbangan
- K/u: Lemah cairan dan
elektrolit
- Kesadaran : CM
- TD : 90 mmHg
Dehidrasi
- N : 60 x/menit
- RR: 22 x/mnt
- S: 38oC
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak pucat
- CRT >3 detik
2. Ds : Diare Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
- Ibu pasien
kebutuhan tubuh
mengatakan jika
anaknya Distensi
abdomen
demam,badan lemas
dan muntah 2x
selama sehari. Mual muntah
Do :
- Akral pasien panas
Nafsu makan
- Pasien tampak pucat menurun
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak lemah
3. Ds : Diare Kerusakan
integritas kulit
- Pasien datang
perianal
kerumah sakit dengan
Frekuensi
ibunya, ibu pasien BAB
meningkat
mengatakan jika
anaknya BAB 7x
sehari sejak pagi jam Hilang cairan
dan elektrolity
04:00 dengan
berlebihan
konsistensi cair.
Do :
- Perianal tampak
kemerahan
4. Ds : Diare Ansietas
- Ibu pasien
mengatakan ia cemas
Kegelisahan
dengan kondisi
mengenai
anaknya
proses
Do : penyakit
- Ibu pasien terlihat
bingung Ansietas
- Ibu pasien terlihat
cemas
- Ibu pasien bertanya-
tanya
3.6 IMPLEMENTASI
3.7 EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI PARAF
1. Kekurangan volume S:
cairan b/d dehidrasi
- Pasien mengatakan BAB nya
sudah berkurang menjadi 3 kali
sehari
O:
- K/u: Lemah
- Kesadaran : CM
- TD : 110 mmHg
- N : 60 x/menit
- RR: 22 x/mnt
- S: 37,5oC
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak tidak pucat
- CRT <3 detik
O:
- Akral pasien panas
- Pasien tampak tidak pucat
- Pasien tampak lebih segar
O:
Perianal tampak tidak
kemerahan
A : masalah teratasi
P :hentikan intervensi
4 Ansietas S:
Pasien mengatakan cemas
berkurang dan sudah
mengetahui tentang
penyakitnya
O:
- Pasien sudah stidak cemas.
- TD : 110 mmHg
- N : 60 x/menit
- RR: 22 x/mnt
- S: 37,5oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/ 24 jam. Definisi lain memakai frekuensi yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita
diare atau melalui makan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang berasal dari
tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau
melalui aktivitas seksual kontak oral-genital atau oral-anal (Sudoyono Aru,dkk 2009)
4.2 Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diare ini
diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang cara
pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diare.
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. Agung Seto.
Jakarta.
Huda, Amin, dan Kusuma, Hardhi. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC. Jilid 1. Media Action. Jogjakarta.