DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Ucapan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya
kepada-Nya lah kami memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.
Dengan pertolongan-Nya, puji syukur, akhirnya kami mampu menyelesaikan
makalah kami dengan judul “SKENARIO TANGGUNG GUGAT PERAWAT”
dengan lancar. Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa terdapat ketidak
sempurnaan atau kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya.
Kami juga berharap hal tersebut bisa dijadikan pelajaran untuk kami supaya kami
lebih mengutamakan kualitas makalah kami yang selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanggung Gugat Perawat
2.2 Jenis-jenis Tanggung Gugat Perawat
2.3 Fungsi Tanggung Gugat Perawat
2.4 Kelainan Dan Dampak Tanggung Gugak Perawat
BAB VI PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3) Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah perawat
mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu.Mencuci kuku, telapak
tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dan
sebagainya.
b. Liability in Tort
Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak
didasarkan atas adanya contractual obligation, tetapi atas perbuatan melawan
hukum . Pengertian melawan hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan
yang berlawanan dengan hukum, kewajiban hukum diri sendiri atau
kewajiban hukum orang lain saja tetapi juga yang berlawanan dengan
kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan
dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain (Hogeraad,
31 Januari 1919).
c. Strict Liability
Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan
(liability whitout fault) mengingat seseorang harus bertanggung jawab
meskipun tidak melakukan kesalahan apa-apa; baik yang bersifat intensional,
recklessness ataupun negligence. Tanggung gugat seperti ini biasanya berlaku
bagi product sold atau article of commerce, dimana produsen harus
membayar ganti rugi atas terjadinya malapetaka akibat produk yang
dihasilkannya, kecuali produsen telah memberikan peringatan akan
kemungkinan terjadinya risiko tersebut
d. Vicarious Liability
Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh
bawahannya (subordinate).Dalam kaitannya dengan pelayanan medik maka
RS (sebagai employer) dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat
oleh tenaga kesehatan yang bekerja dalam kedudukan sebagai sub-ordinate
(employee).
2.3 Fungsi tanggung gugat perawat
Dalam melakukan tanggung gugat dalam praktek keperawatan adapun
fungsi-fungsi yang harus di ketahui seorang perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap klien , yaitu sebagai penerapan hukum
(eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari
perawat agar tetap kompeten dalam pengetahuan, untuk mengevaluasi praktisi
professional baru dan mengkaji ulang yang telah ada, untuk mempertahanan
standard keperawatann kesehatan, untuk memudahkan refleksi ribadi
pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi pada hak professional keperawatan
kesehatan, untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.
1. Kesalahan pemberian obat: Bentuk kelalaian yang sering terjadi. Hal ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang beredar metode
pemberian yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi, diantaranya
kegagalan membaca label obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat
diberikan kepada pasien yang tiak teoat, kesalahan mempersiapkan
konsentrasi, atau kesalahan rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut
akan menimbulkan akibat yang fatal, bahkan menimbulkan kematian.
4. Kelalaian di ruang operasi: Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga
kelalaian perawat, dimana peran perawat di kamar operasi harusnya
mampu mengoservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan
terkontrol dapat menghindarkan kelalaian ini.
B. Dampak kelalaian
2. Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas,
tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit,
Individu perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana,
juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
3. Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan
penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi
dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini
terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339,
360 dan 361 KUHP).
BAB III
KASUS
Bila dilihat dari beberapa teori diatas, maka kasus Tn.T, merupakan
kelalaian dengan alasan, sebagai berikut:
1. Kasus kelalaian Tn.T terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan yang merupakan kewajiban perawat terhadap pasien, dalam hal ini
perawat tidak mela
kukan tindakan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan, dan bentuk
kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk Nonfeasance.
Terdapat beberapa hal yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan dengan benar, diantaranya sebagai berikut:
a. Perawat tidak kompeten (tidak sesuai dengan kompetensinya)
b. Perawat tidak mengetahui SAK dan SOP
c. Perawat tidak memahami standar praktek keperawatan
d. Rencana keperawatan yang dibuat tidak lengkap
e. Supervise dari ketua tim, kepala ruangan atau perawat primer tidak
dijalankan dengan baik
f. Tidak mempunyai tool evaluasi yang benar dalam supervise
keperawatan
g. Kurangnya komunikasi perawat kepada pasien dan kelaurga tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien. Karena kerjasama
pasien dan keluarga merupakan hal yang penting.
h. Kurang atau tidak melibatkan keluarga dalam merencanakan asuhan
keperawatan
4.1 Kesimpulan
Tanggung gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.Tanggung gugat memicu
evaluasi efektifitas perawat dalam praktik.Tanggung gugat membutuhkan evaluasi
kinerja perawatan dalam memberikan perawatan kesehatan.
Sering kali perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Sebagai perawat yang professional kita di tuntut untuk
dapat bertanggung gugat dalam melayani klien.
Dengan mengenal dan mempelajari apa saja tanggung gugat seorang
perawat maka tujuan dari proses keperawatan dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan hukum dan norma yang berlaku. Seorang perawat juga akan mampu
mengambil keputusan yang terbaik dalam melaksanakan tindakan keperawatan
yang ada.
Penyelesaian kasus tanggung gugat yang sudah dipaparkan harus dilihat
sebagai suatu kasus profesional bukan sebagai kasus kriminal, berbeda dengan
perbuatan/kegiatan yang sengaja melakukan kelalaian sehingga menyebabkan
orang lain menjadi cedera dll. Disini perawat dituntut untuk lebih ber hati-hati,
cermat dan tidak cerobah dalam melakukan praktek keperawatannya. Sehingga
pasien terhindar dari kelalaian.
4.2 Saran
1. Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung
gugat dalam keperawatn.
2. Dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan untuk
mengambil tindakan, seorang perawat harus mampu memberikan
tindakan sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA