Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Konsentrasi Umpan dan Temperatur Awal… (Haris Nu’man Aulia, dkk)

PENGARUH KONSENTRASI UMPAN DAN TEMPERATUR AWAL PADA REAKSI


TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL BERBANTUKAN ULTRASONIK DARI MINYAK
GORENG SECARA KONTINU

Haris Nu’man Aulia1*, Widayat2**, Setia Budi Sasongko1


1
Program Magister Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang – Semarang 50239, Indonesia
2
Centre – Biomass and Renewable Energy
Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro
*
Email : harisnumanaulia@gmail.com, **Email: yayat_99@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mempelajari kelakuan dinamika proses transesterifikasi dari minyak
goreng bekas berbantukan gelombang ultrasonik. Persamaan kinetika reaksi transesterifikasi
diperoleh dari penelitian Aulia, et al (2012). Reaksi dijalankan dalam Reaktor Tangki
Berpengaduk Aliran Kontinyu (CSTR), dimana reaktor ini memainkan peranan penting dalam
industri kimia. Proses simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SIMULINK-
MATLAB. Dinamika yang dipelajari meliputi konsentrasi reaktan, produk dan temperatur.
Dinamika konsentrasi meliputi minyak, metanol, biodiesel ,dan gliserol. Dinamika temperatur
meliputi temperatur reaktor dan pendingin. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin
tinggi konsentrasi awal umpan minyak semakin cepat waktu mencapai steady state pada
produk biodiesel. Semakin tinggi temperatur awal reaktor semakin cepat waktu untuk
mencapai steady state. Waktu untuk mencapai steady state pada jaket pendingin tidak
dipengaruhi kondisi suhu awal reaktor.

Kata kunci: dinamika, transesterifikasi, ultrasonic, konsentrasi umpan, temperature umpan,


simulink

PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif laju reaksi yang rendah dan dapat membentuk
pengganti minyak solar dan terdiri dari produk samping. Proses enzymatic biayanya
campuran fatty acid methyl esters (FAMEs) mahal. Proses via metanol superkritis non-
yang diperoleh dari sumber dapat diperbarukan katalis kondisi operasinya pada tekanan dan
seperti minyak nabati dan lemak hewan (Ma temperature yang tinggi, biaya mahal, dan
and Hanna, 1999). Secara kimia biodiesel rumit. Proses berbantukan microwave
diproduksi melalui transesterifikasi, yakni perolehan yield dan lama reaksi masih rendah
reaksi reversibel tiga tahap yang mengonversi dibandingkan berbantukan ultrasonik dan masih
trigliserida menjadi campuran FAMEs dan dikaji pada penerapan skala industri. Pada
gliserol dengan bantuan katalis (Han et al., proses berbantukan ultrasonik dibutuhkan
2009). waktu operasi 25 menit, dibandingkan 8 jam
Proses produksi biodiesel telah dilakukan pada metode konvensional. Transesterifikasi
para peneliti, diantaranya proses berbantukan ultrasonik merupakan metode yang
transesterifikasi dan esterifikasi berkatalis asam efisien, hemat waktu, dan ekonomis, antara lain
(Cao et al., 2008, Widayat and Suherman, menghasilkan konversi yang besar (92%)
2012), transesterifikasi berkatalis basa dengan waktu 70 detik dibandingan pada proses
heterogen (Kawashima et al., 2008), konvensional yang mencapai konversi (91%)
transesterifikasi dengan proses enzymatic dengan waktu 1 jam pada pembuatan biodiesel
(Ranganathan et al., 2008), transesterifikasi via- berbahan baku beef tallow (Teixiera et al.,
metanol superkritis non katalis (Hawash et al., 2009).
2009), transesterifikasi berbantukan microwave Untuk perancangan reaktor kimia
(Azcan and Danisman, 2008), dan dibutuhkan data model kinetika kimia dari
transesterifikasi berbantukan gelombang suatu reaksi yang terjadi. Demikian juga dengan
ultrasonik (Stavarache et al., 2007, Widayat, proses perancangan reaktor untuk produksi
and Kiono, B.F.T., 2012). Proses berkatalis biodiesel.
basa mengurangi efisiensi katalis dan kurang Aulia et al (2012) telah mendapatkan model
hemat energi. Proses berkatalis asam memiliki kinetika transesterifikasi minyak goreng bekas

56 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal. 56-61 ISSN 0216-7395

berbantukan gelombang ultrasonik. Model yang yang digunakan diambil dari hasil penelitian
didapatkan merupakan model kinetika orde 4 tersebut. Adapun model kinetika tersebut
reversibel. Adapun model kinetika yang sebagai berikut :
didapatkan meliputi parameter suhu, daya
ultrasonik, perbandingan molar, dan konsentrasi
katalis.
Proses transesterifikasi berbantukan
(1)
gelombang ultrasonik masih dilakukan dalam
skala laboratorium dan belum diaplikasikan
dalam dunia industri. Sebelum dilakukan scale
Pemodelan Matematika
up pada tataran industri, maka diperlukan studi
Reaktor yang digunakan dalam studi ini
dinamika terhadap karakteristik unit reaktor
berbentuk CSTR (reaktor tangki berpengaduk
transesterifikasi berbantukan gelombang
aliran kontinu) dimana operasi berlangsung
ultrasonik.
secara kontinu. Gambar proses seperti
Studi dinamika diperlukan untuk
ditunjukan dalam gambar 1. Reaksi
menganalisa fenomena yang terjadi dari unit
transesterifikasi eksotermis terjadi dalam
reaktor, menganalisa hubungan antar variabel,
reaktor dengan jaket pendingin keluar-masuk
mempelajari gangguan-gangguan proses yang
mengelilingi reaktor. Penggunaan ultrasonik
bisa muncul dan untuk persiapan hal-hal yang
tidak langsung bereaksi dengan cairan dalam
perlu dikendalikan dalam unit proses. Sehingga
reaksi kimia tetapi menyebabkan beberapa efek
dapat merancang sistem proses yang efektif dan
fisik dalam cairan yang membantu dalam
efisien.
meningkatkan laju reaksi, yaitu peristiwa
Proses simulasi dilakukan dalam reaktor
kavitasi dan acoustic streaming. Dua peristiwa
tangki berpengaduk aliran kontinyu. CSTR
ultrasonik tersebut dapat menimbulkan panas.
merupakan reaktor yang sebagian besar
Jaket diasumsikan bergabung secara sempurna
digunakan dalam industri kimia (Jegan and
dan suhunya lebih rendah dari pada reaktor.
Prabhu, 2012)
Energi panas melewati dinding reaktor sampai
Sebagian besar dinamika proses kimia
jaket. Jaket menghilangkan panas reaktor yang
dimodelkan oleh serangkaian model persamaan
berasal dari reaksi eksotermis dan panas dari
nonlinier. Persamaan diferensial orde satu
peristiwa ultrasonik sehingga suhu reaktor
secara umum muncul dari neraca bahan dan
menjadi konstan.
energi sekitar sistem proses. Teknik analisa
Adapun reaksi yang terjadi dalam reaktor
yang umum digunakan adalah berdasarkan teori
adalah sebagai berikut :
sistem linear yang membutuhkan model state-
space. Sebagian besar teknik desain sistem
TG + 3MeOH  3FAME + GL (2)
pengendalian proses didasarkan pada model-
model linear ( Bequette, 1998).
Penelitian ini bertujuan mempelajari ke ultrasonik
dinamika proses transesterifikasi minyka generator
berbantukan gelombang ultrasonic, dimana
dipelajari pengaruh konsentrasi umpan dan CAf,CBf Transducers

temperatur awal. Fi ,Tf,


P-66 Fjf,Tjf
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan meliputi
perangkat lunak berbasis matriks (SIMULINK- Tj P-69
CA, T
MATLAB). Prosedur penelitian meliputi studi CSTR
literatur, pemodelan matematika dan simulasi
dinamika.
Model kinetika yang digunakan diperoleh
dari penelitian Aulia et al (2012). Pada model
kinetika tersebut meliputi parameter daya Gambar 1. Reaktor CSTR dengan jaket
ultrasonik, suhu reaksi, perbandingan molar pendingin dan Ultrasonik
reaktan, dan konsentrasi katalis. Data optimum

ft-UNWAHAS SEMARANG 57
Pengaruh Konsentrasi Umpan dan Temperatur Awal… (Haris Nu’man Aulia, dkk)

Pemodelan sistem pada Gambar 1, disusun Linearisasi Persamaan Dinamika


berdasarkan neraca massa yaitu pada persamaan Enam persamaan di atas dibuat menjadi dua
(3) dan neraca energi pada persamaan (4). persamaan linear state-space. Pertama,
menyatukan persamaan non linier (5), (6), (7),
(3) dan (8). Kedua, menyatukan persamaan non
linier (3), (9), dan (10). Stabilitas persamaan
(4) non-linier dapat ditentukan dengan
mendapatkan bentuk persamaan linear state
space seperti persamaan (11) dan (12) berikut :
Penyelesaian Steady State
Penyelesaian steady state didapatkan ketika X’ = AX + BU (11)
tidak ada perubahan konsentrasi tiap waktu Y = CX + DU (12)
( ) dan tidak ada
Pisahkan peubah dan input persamaan yang
perubahan temperatur tiap waktu
ditentukan dalam bentuk variabel deviasi,
( ). seperti berikut :
Adapun persamaan dinamika non linear
konsentrasi trigliserida, biodiesel, metanol, 1. Linearisasi persamaan (5),(6),(7),dan (8)
gliserol, temperatur reaktor dan jaket pendingin
secara berurutan sebagai berikut :
X= U=
(5)

(6)

A=
(7)

(8)
B= ,C= , D=
(9)

(10) 2. Linearisasi persamaan (5), (9), dan (10)

Untuk memecahkan semua persamaan di


atas semua parameter dan variabel ditetapkan X= U=
dalam tabel 1.

Tabel 1. Nilai parameter reaktor


Parameter Nilai
A=
3
F, (ft /jam) 701,3; 1232,5; 1764; 2295,2
V, (ft3) 246
U, BTU/hr.ft2.oF 75
,BTU/lbmol -7.169,296
200
P, (Watt) 88
A , ft2 53,25 B= C=
ρ Cp 89
Xae, (%) (95,113,131)
T (oF) 65
Tjf (oF) 441
Fj, (ft3/jam) 61,5
Vj, (ft3) D=
55,6
ρj Cpj (0,0264; 0,0464; 0,0664; 0,0864)
CAf ,(lbmol/ft3)

58 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal. 56-61 ISSN 0216-7395

Setelah mendapatkan nilai - nilai matriks


dua persamaan tersebut di atas, nilai-nilai
tersebut dimasukan dalam function block
parameters di blok model state-space dan juga
memasukan nilai parameter tersebut di source
block parameters di blok step input. Adapun
desain Simulink-Matlab dapat dilihat
sebagaimana gambar 2 dan 3.

Gambar 2. Desain Blok Simulink Model


Linear Variasi Konsentrasi Umpan

Gambar 4. Dinamika proses pada


konsentrasi awal minyak (lbmol/ft3)
(1)0,0264 (2)0,0464 (3) 0,0664 (4) 0,086
Gambar 3. Desain Blok Simulink Model Variasi Parameter Konsentrasi Minyak
Linier Variasi Temperatur Awal Reaksi. Gambar 4 menunjukan 4 grafik yang
memiliki perbedaan konsentrasi minyak umpan
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu 0,0264; 0,0464; 0,0664; dan 0,0864
(lbmol/ ft3). Sedangkan perbandingan molar
umpan metanol dengan minyak masing-masing
sama yaitu 6 : 1. Nilai konversi minyak juga
masing – masing sama yaitu 89 %. Dengan
berjalannya waktu reaksi transesterifikasi maka
konsentrasi minyak dan metanol berkurang dan
membentuk produk biodiesel serta gliserol.
Kondisi steady state FAME (biodiesel) pada
berbagai umpan minyak (0,0264; 0,0464;
0,0664; 0,0864) dapat tercapai masing – masing
pada menit ke – 95,2; 68,8; 44,1; dan 28,2.
Perbedaan waktu steady state ini menunjukan

ft-UNWAHAS SEMARANG 59
Pengaruh Konsentrasi Umpan dan Temperatur Awal… (Haris Nu’man Aulia, dkk)

bahwa semakin bertambahnya konsentrasi Hal ini dikarenakan ketika suhu awal (Tf)
reaktan, semakin mempercepat laju reaksi reaktor diturunkan akan mempengaruhi laju
menuju kesetimbangan. Persamaan kecepatan dinamika suhu reaktor selanjutnya sebagaimana
reaksi (rA) berbanding lurus dengan konsentrasi terlihat pada persamaan 9 , (Stephanopoulos,
umpan [CA]. Semakin besar konsentrasi umpan 1984). Hal ini juga juga sesuai dengan teori
menyebabkan nilai konstanta kecepatan reaksi Arhenius yang menyatakan bahwa semakin
(k1) dalam membentuk biodiesel juga semakin tinggi suhu semakin cepat laju reaksi menuju
besar dan waktu untuk mencapai kondisi steady kesetimbangan.
state semakin cepat. Penyebab lainnya adalah Gambar 5 juga menunjukan bahwa kondisi
ketika laju alir umpan diturunkan, level reaktor awal suhu reaktor (Tf) tidak mempengaruhi
dan konsentrasi cairan dalam tangki akan mulai waktu steady state jaket pendingin karena
berubah dikarenakan Fi berpengaruh pada laju waktu yang dicapai semua jaket pendingin sama
dinamika konsentrasi terutama biodiesel yaitu pada menit ke-35,54. Hal ini dikarenakan
sebagaimana terlihat pada persamaan 5, 6, 7, nilai Tf tidak mempengaruhi laju dinamika
dan 8 (Stephanopoulos, 1984). Perubahan jaket pendingin sebagaimana terlihat pada
konsentrasi biodiesel tiap waktu akan persamaan 10.
ditentukan oleh persamaan (6) disesuaikan
dengan nilai kondisi awal trigliserida. KESIMPULAN
1. Semakin tinggi konsentrasi umpan minyak
Variasi Parameter Suhu Reaktor dalam reaktor, semakin cepat waktu untuk
mencapai steady state pada biodiesel.
Dinamika Proses Transesterifikasi Suhu Reaksi 35,45,55 C 2. Semakin tinggi temperatur awal reaktor
130 semakin cepat waktu untuk mencapai steady
state.
120 3. Waktu untuk mencapai steady state pada
jaket pendingin tidak dipengaruhi kondisi
110
suhu awal reaktor.
T,Suhu(F)

100

DAFTAR NOTASI
90
CA konsentrasi minyak (lbmol/ft3)
80
CB konsentrasi metanol (lbmol/ft3)
CC konsentrasi FAME (lbmol/ft3)
70 CD konsentrasi gliserol (lbmol/ft3)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 CAf konsentrasi aliran umpan (lbmol/ft3)
t,Waktu (jam) Ccat konsentrasi katalis (wt%)
Tf suhu masuk aliran umpan (oF)
Gambar 5. Dinamika proses pada suhu Tj suhu jaket pendingin (oF)
awal reaktor 35, 45, 55 oC (95,113,131oF) T suhu reaktor (oF)
F laju alir (ft3/hour)
Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin Fj laju alir jaket pendingin(ft3/hour)
tinggi suhu awal reaktor (95, 113, 131 oF), V volum reaktor (ft3)
maka suhu reaksi cairan dalam reaktor akan U koefisien transfer panas (BTU/hr.ft2.oF)
meningkat. Hal ini terjadi karena reaksi P Daya (Watt)
transesterifikasi bersifat eksotermis sehingga panas reaksi (BTU/lbmol)
memerlukan pendingin yang dimasukan pada A luas area transfer panas (ft2)
suhu awal 70 oF. Dinamika suhu jaket Cp kapasitas panas (BTU/ lb oF)
pendingin juga meningkat dikarenakan jaket ρ densitas (lb/ ft3)
pendingin menyerap kalor yang dilepaskan dari k1 konstanta kecepatan reaksi ke arah produk
reaksi di reaktor. Semakin tinggi suhu reaktor (ltr/ mol.mnt)
semakin tinggi suhu yang diserap jaket k2 konstanta kecepatan reaksi ke arah reaktan
pendingin. (ltr/ mol mnt)
Gambar 5 juga menunjukan bahwa semakin M perbandingan molar (CBo/CAo)
tinggi suhu awal reaktor (95, 113, 131 oF) XA konversi trigliserida (%)
semakin cepat waktu untuk mencapai steady XAe konversi trigliserida dalam kesetimbangan
state yakni menit ke – 34,26; 32,82; dan 30,54. Ke konstanta kesetimbangan

60 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal. 56-61 ISSN 0216-7395

rA persamaan kecepatan reaksi Control. International Journal on


P daya ultrasonik (Watt) Computing and Control Engineering
R konstanta gas ideal (1,98 cal/gmol.oK) (ICCCE).
TG trigliserida Kawashima, A.K. Matsubara, K. Honda, 2008,
MeOH metanol Development of heterogeneous base
FAME Biodiesel catalysts for biodiesel production,
GL gliserol Bioresour. Technol. 99 3439–3443.
Ma, F., Hanna,M.A., 1999, Biodiesel
DAFTAR PUSTAKA production: a review. Bioresour. Technol.
Aulia, H.N., Widayat, and Sasongko, S.B., 70, 1–15.
2012, Kinetic study of ultrasound assisted Ranganathan,S.V., S.L. Narasimhan, K.
transesterification from waste cooking oil. Muthukumar., 2008, An overview of
(Submitted in Makara UI). enzymatic production of biodiesel,
Azcan,N., A. Danisman, 2008, Microwave Bioresour. Technol. 99 3975–3981.
assisted transesterification of rapeseed oil, Stavarache,C., Vinatoru,M.,Maeda,Y.,Bandow,
Fuel 87 1781–1788. H., 2007, Ultrasonically driven continuous
Bequette, W.B., 1998, Process Control : process for vegetable oil transesterification,
Modeling, Analysis, and Simulation. Ultrasonics Sonochem.14,413 – 417
Prentice Hall, New Jersey. Stephanopolous, G., 1984, Chemical Process
Bequette, W.B. 1998. Process Dynamics: Control : An Introduction to Theory and
Modeling, Analysis, and Simulation. Practice. Prentice Hall Intl. Series
Prentice Hall, New Jersey. Teixeira, L.S.G., Assis, JCR., Mendonça,
Cao,F. Y. Chen, F. Zhai, J. Li, J.Wang, D.R.,Santos, I.T.V., Guimarães, P.R.B.,
X.Wang, S.Wang,W. Zhu., 2008, Biodiesel Pontes,L.A.M., Teixeira, J.S.R., 2009,
production from high acid value waste Comparison between conventional and
frying oil catalyzed by superacid ultrasonic preparation of beef tallow
heteropolyacid, Biotechnol. Bioeng. 101 biodiesel, Fuel Processing Technology 90.
93–100. 1164 - 1166
Han, M., Yi, W., Wu, Q., Liu, Y., Hong, Y., Widayat, and Kiono, B.F.T., 2012, Ultrasound
Wang, D., 2009, Preparation of biodiesel Assisted Esterification of Rubber Seed Oil
from waste oils catalyzed by a Brønsted for Biodiesel Production, International
acidic ionic liquid. Bioresour. Technol. 100, Journal of Renewable Energy Development
2308–2310. 1 (2012):1-5
Hawash,S., N. Kamal, F. Zaher, O. Kenawi, Widayat, and Suherman., 2012., Biodiesel
G.E. Diwani., 2009, Biodiesel fuel Production from Rubber Seed Oil via
fromJatropha oil via non-catalytic Esterification Process, International Journal
supercritical methanol transesterification, of Renewable Energy Development 1 (2)
Fuel. 88 579–582. 2012: 57-60
Jegan, S. and Prabhu, K., 2012, Temperature
Control Od CSTR Process Using Adaptive

ft-UNWAHAS SEMARANG 61
Pengaruh Konsentrasi Umpan dan Temperatur Awal… (Haris Nu’man Aulia, dkk)

62 ft-UNWAHAS SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai