PENDAHULUAN
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang
dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama
lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses
terbentuknya.
Sebagian besar unsur kerak bumi telah berkombinasi dengan satu atau
lebih unsur lainnya untuk membentuk senyawa-senyawa yang disebut
mineral. Mineral-mineral tersebut pada umumnya terdapat dalam campuran
untuk membentuk bantuan bumi. Sebagai contoh, batu kapur merupakan
batuan sedimen yang penting dan terdiri atas sebagian besar kalsium dan
magnesium karbonat serta jumlah mineral-mineral lain yang jumlahnya
bervariasi sebagai selingan.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari permukaan
magma. Proses pembentukan tersebut merupakan proses perubahan fase
padat. Proses pembentukan magma akan menghasilkan Kristal-kristal mineral
primer atau gelas. Proses pembentukan magma akan sangat berpengaruh
terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedanagkan komposisi batuan
sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik dari mantel maupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan dapat terjadi kaena salah satu dari proses-proses berikut ini:
Tugas Geologi Rekayasa
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah agar kita bisa lebih
memahami tentang geologi rekayasa pengertian Magma, pengertian Lava,
pengertian mineral dan kegunaanya serta pengertian Kristal dan juga
memahami tentang macam-macam konstruksi yang hubungan kaitannya
dengan ruang lingkup teknik sipil.
BAB II
PEMBAHASAN
Asal usul magma terbentuk dalam beberapa cara yang berbeda, hal ini
disebabkan oleh perbedaan tekanan antara lapisan mantel bumi dan kerak
bumi. Ada 3 proses pembentukan magma, yaitu:
1. Decompression Melting
Decompression melting merupakan pergerakan komponen penyusun
mantel bumi yang panas ke atas. Material panas ini naik ke atas yang
tekanannya lebih rendah melalui konveksi panas. Menurut hukum fisika,
tekanan berbanding lurus dengan titik lebur. Daerah dengan tekanan lebih
rendah juga memiliki titik lebur lebih rendah. Dekompressi (penurunan
tekanan) di atasnya membuat lapisan mantel yang solid meleleh menjadi
magma.
Decompression melting umumnya terjadi didaerah divergent, dimana
lempeng tektonik saling terpisah. Pergerakan lempeng itu menyebabkan
magma yang ada di bawahnya bergerak mengisi ruang kosong di atasnya.
Magma kemudian membeku mebentuk batuan beku yang menyusun lapisan
baru dari kerak bumi.
Decompression melting juga terjadi di daerah bulu mantel, yaitu lorong-
lorong yang terdiri dari material panas dari inti bumi menuju kerak bumi
yang lebih rendah tekanannya. Bila berada di bawah permukaan laut, bulu
mantel yang disebut magma ini mendorong magma ke dasar laut. Proses
yang berlangsung selama jutaan tahun ini membentuk pulau vulkanik
tengah laut.
2. Transfer Panas
Magma juga dapat terbentuk ketika energi panas dari batuan cair
mengintrusi lapisan kerak bumi yang dingin. Saat batu cair ini membeku, ia
juga menyebarkan panas ke sekelilingnya. Akibatnya batuan di sekitarnya
meleleh dan membentuk magma.
3. Flux Melting
2.2. Lava
Lava merupakan suatu cairan larutan magma yang mengalir kearah luar
dan dalam perut bumi melalui kawah gunung berapi atau juga celah (patahan)
yang lalu membeku menjadi batuan yang bentuknya beraneka macam. Jika
cairan itu encer maka akan meleleh jatuh dari sumbernya dan membentuk
aliran yang menyerupai sungai melalui lembah serta membeku menjadi batuan
seperti lava
blok (pada umumnya di Indonesia membentuk lava blok). JIka agak kental,
akan
mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava serta di bagian
tepinya membeku membentuk blok-blok lava namun suhunya masih tinggi,
jika posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas gugutan dari
lava.
Saat lava terbentuk dalam gunung berapi, lava masih disebut dengan
magma. Jadi proses terbentuknya lava sama dengan proses terbentuknya magma.
Magma adalah batuan yang meleleh, namun saat posisinya masih ada di bawah
permukaan tanah. Saat terjadi erupsi gunung berapi, magma berjalan keluar,
muncul ke permukaan dan mulai mengalir. Setelah proses itu barulah berganti
nama menjadi lava.
2.3. Kristal
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam
yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.
Pada sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a
= b = c) serta memiliki sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Sistem kristal
kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple
cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus
berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:
Kubus sederhana,
Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom
pada semua sudut (pojok) kubus.
Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua
pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang
ditunjukkan dengan atom warna biru).
8
2. Sistem Kristal Ortorombik
Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama
(a = b ≠ c). sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.
2.4. Mineral
Mineral dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan
kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan
fisik terentu.
Mineral merupakan zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta
bersifat homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan
anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud
dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk
dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan mineral.
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari pendinginan magma. Saat magma lebih dekat
ke permukaan, magma akan mendingin lebih cepat. Kecepatan pendinginan
magma akan mengontrol tekstur dan pembentukan mineral pada batuan. Secara
genesa batuan, kondisi temperatur, tekanan dan waktu serta kandungan
komposisi magma akan membentuk mineral tertentu pada batuan.
Menurut tempat pembekuan di dalam bumi, maka batuan beku dapat dibagi
atas:
c) Batuan Sedimen
Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang
mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air,
udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam
cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen
itu kemudian terkompaksi, mengeras, dan mengalami litifikasi. Batuan
sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi yang terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang
ringan.
Jika batuan asal diberikan suatu perubahan tekanan dan temperature yang
tinggi, maka pada kondisi tersebut batuan akan melakukan penyesuaian
setelah batas kestabilannya terlampaui. Penyesuaian yang terjadi mengarah
kepada sifat mekanis dan kimiawi yang akan membentuk mineral baru
yang dalam pembentukannya sangat tergantung pada batuan asal dan
kondisi suhu-tekanan-kimia pada saat proses terjadi. Selain itu, proses
Kegunaan Mineral
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam
yang mengandung oksida-oksida kalsium, silika, alumina dan besi sebagai
pembentuk senyawa potensial semen portland.
A. Calcareous
Calcareous pada dasarnya adalah semua batuan alam yang
mengandung semyawa CaCO3 dan digunakan sebagai sumber oksida
kalsium. Batuan alam yang termasuk calcareous dan paling banyak
dipakai adalah “limestone” (batu kapur), “chalk” dan “marl”, ketiga
batuan alam tersebut dibedakan berdasarkan kandungan senyawa
CaCO3 dan kekerasannya.
Limestone mempunyai kadar CaCO3 diatas 90 % dengan nilai
kekerasan antara 1.8 – 3.0 skala Mohs. Mineral utama dalam batuan ini
adalah calcite, berbentuk kristal hexagonal dengan spesific grafity 2.7,
dan aragonit, berbentuk kristal rhombic dengan spesific gravity 2.95,
karena di alam didapatkan bercampur dengan tanah liat dan oksida-
oksida lain, warna batu kapur menjadi abu-abu sampai kuning.
B. Argillaceous
Argillaceous pada umumnya terdapat sebagai batuan alam yang
mengandung okisda silika dan alumina, secara umum jenis-jenisnya
dibedakan berdasarkan kandungan silika (pasir / sand), alumina (clay)
dan ukurannya, gambar 3. Disamping oksida tersebut terdapat pula
senyawa-senyawa lain seperti oksida-oksida besi, kalsium, magnesium,
sulfur, kalium, natrium, titanium, chromium, mangan dan
phosphor. Batuan alam yang termasuk argillaceous dan paling banyak
digunakan adalah tanah liat (clay), secara umum tanah liat dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Golongan Kaolinit
Banyak dijumpai di alam
Rumus umum mineral Al2O3.2SiO2.2H2O
Strukturnya terdiri dari lapisan tunggal silika tetrahedral dan
lapisan tunggal alumina octahedral
b. Golongan Montmorillonite
Banyak dijumpai di alam
Rumus umum mineral Al2O3.4SiO2.2H2O
Strukturnya terdiri dari dua lapisan silika tetrahedral dengan sebuah
pusat lapisan oktahedral.
material besi merupakan hasil pengolahan dari bijih besi yang dapat
ditemukan pada unsur mineral hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4) yang
sering ditemukan di bebatuan. Selain batu alam, bijih besi juga dapat
ditemukan pada pasir tambang yang sering disebut dengan pasir besi.
Pengolahan besi mentah pada dapur tinggi dilakukan dengan cara mereduksi
bijih besi menggunakan kokas, bahan tambahan, dan udara panas.
pasir besi dan bebatuan agar dapat diambil bijih besinya hingga manfaat
besi bisa dirasakan perlu menjalani proses panjang. Pertama kali yang
dilakukan untuk mengambil bijih besi adalah dengan proses pemanasan
bebatuan dan pasir menggunakan tungku dengan panas mencapai 1800 derajat
celcius. Proses pemanasan dibutuhkan tidak hanya untuk mengambil unsur
bijih besi, namun juga unsur – unsur lain yang terkandung di dalam bebatuan.
2.4.5 Mineral atau batuan yang baik dan indah, unique untuk konstruksi dan
bangunan
1. Mineral Logam
2. Mineral Non-Logam
3. Mineral Industry
1. Batu (Dimensi) Belah
2. Batu Monumental
3. Batu Persegi
4. Ashlar
5. Terrazo
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1. Siklus batuan adalah suatu proses pembentukan batuan yang
menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh
cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sadimen dan
batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali.
2. Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf.
3. Magma merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan material
cair dalam bumi, istilah sederhana dapat diartikan sebagai batuan cair
4. Ada 3 proses pembentukan magma, yaitu : Decompression Melting,
Transfer Panas, dan Flux Melting
5. Lava adalah batuan cair magma yang telah berpindah kepermukaan.
6. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan.
7. Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh
sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal,
trigonal, monoklin, dan triklin.
8. Mineral Logam adalah: Emas, Perak, Kromit, Tembaga, Bauksit dan lain-
lain.
PembagianNon Logam: Asbes, Belerang, Dolomit, Magnesium, Piropilit
3.2 Saran
1. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/proses-terjadinya-magma
2. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/pengertian-magma
3. https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/10610/Pengertian-Lava-Proses-
Terbentuknya-dan-Klasifikasi-Jenis-Lava-Gunung-Berapi-Terlengkap
4. http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/05/pengertian-kristal.html
5. http://ancamaulanasangadji.blogspot.com/2013/12/proses-pembentukan-
kristal.html
6. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mineral/
7. https://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/32/2018/02/09-MODUL-ACARA-IX-MINERALOGI-
OPTIK.pdf
8. https://www.sci.ui.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Modul-Geodas-Pemicu-I-
bagian-3.pdf
9. https://labgeologi-ung.blogspot.com/2016/04/brs-bowens-reaction-series-dasar-
ilmu.html
10. http://serambigeologi.blogspot.co.id/2016/02/skala-kekerasan-mohs-dan-
cara.html
11. https://tukang.co/artikel/kegunaan-besi/
12. http://heriyanto-mining.blogspot.com/2012/03/macam-macam-mineral-dan-
kegunaannya.html
ii
Tugas Geologi Rekayasa