Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang
dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama
lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses
terbentuknya.
Sebagian besar unsur kerak bumi telah berkombinasi dengan satu atau
lebih unsur lainnya untuk membentuk senyawa-senyawa yang disebut
mineral. Mineral-mineral tersebut pada umumnya terdapat dalam campuran
untuk membentuk bantuan bumi. Sebagai contoh, batu kapur merupakan
batuan sedimen yang penting dan terdiri atas sebagian besar kalsium dan
magnesium karbonat serta jumlah mineral-mineral lain yang jumlahnya
bervariasi sebagai selingan.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari permukaan
magma. Proses pembentukan tersebut merupakan proses perubahan fase
padat. Proses pembentukan magma akan menghasilkan Kristal-kristal mineral
primer atau gelas. Proses pembentukan magma akan sangat berpengaruh
terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedanagkan komposisi batuan
sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik dari mantel maupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan dapat terjadi kaena salah satu dari proses-proses berikut ini:
Tugas Geologi Rekayasa

penurunan tekanan, kenaikan temperature, atau perubahan komposisi.


Sebagian besar batuan terbentuk dibawh permukaan kerak bumi.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah agar kita bisa lebih
memahami tentang geologi rekayasa pengertian Magma, pengertian Lava,
pengertian mineral dan kegunaanya serta pengertian Kristal dan juga
memahami tentang macam-macam konstruksi yang hubungan kaitannya
dengan ruang lingkup teknik sipil.

I.3 Ruang Lingkup

1. Magma merupakan asal mula dari terbentuknya semua batuan dan


mineral.
2. Lava merupakan suatu cairan larutan magma yang mengalir kearah luar
dan dalam perut bumi melalui kawah gunung berapi atau juga celah
(patahan) yang lalu membeku menjadi batuan yang bentuknya beraneka
macam.
3. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi.
4. Mineral dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan
kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia
dan fisik tertentu.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 1


Tugas Geologi Rekayasa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Magma


Istilah magma berasal dari bahasa Yunani yang merupakan cairan batu
yang dapat ditemukan di bawah permukaan Bumi. Magma merupakan asal
mula dari terbentuknya semua batuan dan mineral. Suhu magma dibagian
teratas antara 700° C sampai 1200° C. Hal ini bisa diketahui bila terjadi letusan
gunung berapi yang mengeluarkan lava yang berasal dari dalam litosfera.
Magma tidaklah hanya berupa benda yang cair pijar yang ada didalam tubuh
bumi, tetapi secara tidak langsung di dalam magma itu sendiri terjadi proses
pencairan.
Magma juga merupakan campuran batuan cair atau semi cair yang
terletak di kamar magma di bawah lapisan kulit bumi. Campuran ini biasanya
tersusun dari empat material, yaitu :
 Tubuh magma yang berbentuk cairan super panas, disebut juga melt
(lelehan/leburan).
 Mineral-mineral yang terkristalisasi oleh lelehan magma
 Batuan padat yang ikut masuk ke dalam cairan magma yang berasal dari
dinding kamar magma, serta
 Zat-zat berwujud gas yang terlarut ke dalam magma

Magma ini merupakan sesuatu yang terbentuk sebagai akibat dari


peristiwa pembenturan antara dua lempeng litosfer. Salah satu lempeng yang
berbenturan tersebut menunjam dan menyungsup ke dalam astenosfer. Kedua
lempeng litosfer yang saling berinteraksi tersebut kemudian mengalami
pergesekan. Karena adanya pergesekan ini maka akan meningkatkan suhu dan
juga tekanan di antara dua lempeng litosfer yang saling berinteraksi tersebut.
Peningkatan suhu dan tekanan tersebut akan ditambah dengan adanya air yang
berasal dari sedimen- sedimen samudera, dan hal ini akan diikuti oleh proses
peleburan sebagian dari lapisan litosfer tersebut, dan terbentuklan magma.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 2


Tugas Geologi Rekayasa

Asal usul magma terbentuk dalam beberapa cara yang berbeda, hal ini
disebabkan oleh perbedaan tekanan antara lapisan mantel bumi dan kerak
bumi. Ada 3 proses pembentukan magma, yaitu:

1. Decompression Melting
Decompression melting merupakan pergerakan komponen penyusun
mantel bumi yang panas ke atas. Material panas ini naik ke atas yang
tekanannya lebih rendah melalui konveksi panas. Menurut hukum fisika,
tekanan berbanding lurus dengan titik lebur. Daerah dengan tekanan lebih
rendah juga memiliki titik lebur lebih rendah. Dekompressi (penurunan
tekanan) di atasnya membuat lapisan mantel yang solid meleleh menjadi
magma.
Decompression melting umumnya terjadi didaerah divergent, dimana
lempeng tektonik saling terpisah. Pergerakan lempeng itu menyebabkan
magma yang ada di bawahnya bergerak mengisi ruang kosong di atasnya.
Magma kemudian membeku mebentuk batuan beku yang menyusun lapisan
baru dari kerak bumi.
Decompression melting juga terjadi di daerah bulu mantel, yaitu lorong-
lorong yang terdiri dari material panas dari inti bumi menuju kerak bumi
yang lebih rendah tekanannya. Bila berada di bawah permukaan laut, bulu
mantel yang disebut magma ini mendorong magma ke dasar laut. Proses
yang berlangsung selama jutaan tahun ini membentuk pulau vulkanik
tengah laut.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 3


Tugas Geologi Rekayasa

2. Transfer Panas

Magma juga dapat terbentuk ketika energi panas dari batuan cair
mengintrusi lapisan kerak bumi yang dingin. Saat batu cair ini membeku, ia
juga menyebarkan panas ke sekelilingnya. Akibatnya batuan di sekitarnya
meleleh dan membentuk magma.

Transfer panas terjadi daerah konvergen, dimana lempeng-lempeng


tektonik bergerak dan bertubrukan. Batu-batu cair yang ada di bawah
lempeng tektonik mempengaruhi lapisan dingin di atasnya. Proses ini
menyebakan panas dan menciptakan magma. Selama jutaan tahun, magma
di bawah zona subduksi ini berubah membentuk busur vulkanik, yaitu
rangkaian gunung berapi aktif yang ada di daerah konvergen.

3. Flux Melting

Flux melting terjadi saat air dan karbondioksida ditambahkan pada


batuan. Kedua senyawa ini menyebabkan batu meleleh pada suhu yang
lebih rendah dari biasanya. Flux melting menciptakan magma pada daerah-
daerah, yang kalau dilihat dari suhu dan tekanannya seharusnya masih
berbentuk batuan (belum meleleh).

Seperti Transfer Panas, Flux melting juga terjadi di daerah konvergen


(zona subdiksi). Dalam hal ini, air yang menutupi dasar laut di daerah
subduksi akan menurunkan titik lebur mantel bumi. Hal ini membuat
magma naik ke permukaan.

2.2. Lava
Lava merupakan suatu cairan larutan magma yang mengalir kearah luar
dan dalam perut bumi melalui kawah gunung berapi atau juga celah (patahan)
yang lalu membeku menjadi batuan yang bentuknya beraneka macam. Jika
cairan itu encer maka akan meleleh jatuh dari sumbernya dan membentuk

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 4


Tugas Geologi Rekayasa

aliran yang menyerupai sungai melalui lembah serta membeku menjadi batuan
seperti lava
blok (pada umumnya di Indonesia membentuk lava blok). JIka agak kental,
akan
mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava serta di bagian
tepinya membeku membentuk blok-blok lava namun suhunya masih tinggi,
jika posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas gugutan dari
lava.

Saat lava terbentuk dalam gunung berapi, lava masih disebut dengan
magma. Jadi proses terbentuknya lava sama dengan proses terbentuknya magma.
Magma adalah batuan yang meleleh, namun saat posisinya masih ada di bawah
permukaan tanah. Saat terjadi erupsi gunung berapi, magma berjalan keluar,
muncul ke permukaan dan mulai mengalir. Setelah proses itu barulah berganti
nama menjadi lava.

2.3. Kristal
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.

Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses


pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang
semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 5


Tugas Geologi Rekayasa

yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam
yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.

Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang


memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah
kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua
faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju
pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam
satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang
akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju
pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan ukuran yang
tinggi.

 Tujuh Sistem Kristal

1. Sistem Kristal Kubus

Pada sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a
= b = c) serta memiliki sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Sistem kristal
kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple
cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus
berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:
 Kubus sederhana,
Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom
pada semua sudut (pojok) kubus.
 Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua
pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang
ditunjukkan dengan atom warna biru).

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 6


Tugas Geologi Rekayasa

 Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada


semua pojok kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari masing-
masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna merah).

1. Sistem Kristal Tetragonal

Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki


panjang sama (a = b ≠ c) dan semua sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Pada
sistem kristal tetragonal ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana
dan berpusat badan.
Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana,
dimana masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok)
tetragonalnya.
Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan
kubus berpusat badan, yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal
(ditunjukkan pada atom warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok
(sudut) tetragonal tersebut.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 7


Tugas Geologi Rekayasa

8
2. Sistem Kristal Ortorombik

Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu: ortorombik


sederhana, body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan
warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna
biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan
atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik
ini berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ)
yaitu sebesar 90°.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 8


Tugas Geologi Rekayasa

3. Sistem Kristal Monoklin

Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin


sederhana dan berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan
atom dengan warna hijau).
Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda
(a ≠ b≠ c), serta sudut α = γ = 90° dan β ≠ 90°.

2. Sistem Kristal Triklin

Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem


kristal ini memiliki panjang rusuk yang berbeda (a ≠ b ≠ c), serta
memiliki besar sudut yang berbeda-beda pula yaitu α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 9


Tugas Geologi Rekayasa

3. Sistem Kristal Rombohedral Atau Trigonal

Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama
(a = b ≠ c). sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 10


Tugas Geologi Rekayasa

4. Sistem Kristal Heksagonal

Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal


(heksa = enam), maka system ini memiliki 6 sisi yang sama. System
kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu 90° dan 120° (α = β =
90°dan γ =120°) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b ≠ c.
semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat
masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang
ditunjukkan atom dengan warna hijau).

2.4. Mineral

Mineral dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan
kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan
fisik terentu.

Mineral merupakan zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta
bersifat homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan
anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud
dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk
dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan mineral.

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang


dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering
mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 11


Tugas Geologi Rekayasa

Mineral terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan. Pengkristalan


mineral dari cairan magma adalah dengan urutan tertentu tergantung dari titik
pengkristalan masingmasing mineral, demikian juga dengan mineral bijih.
Sebagai contoh mineral Sn (timah) titik pengkristalannya lebih tinggi dari Pb
(timbal), atau dengan kata lain, Sn mengkristal lebih dahulu dari pada Pb.
Selain itu kristalisasi mineral di dalam magma juga ada yang berdasarkan
Hukum Eutektik ialah bila ada dua atau lebih mineral yang berbeda titik
pengkristalannya kemudian bercampur, maka titik pengkristalannya akan lebih
rendah.

2.4.1 Mineral Dalam Pembentukan Setiap Batuan

1. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari pendinginan magma. Saat magma lebih dekat
ke permukaan, magma akan mendingin lebih cepat. Kecepatan pendinginan
magma akan mengontrol tekstur dan pembentukan mineral pada batuan. Secara
genesa batuan, kondisi temperatur, tekanan dan waktu serta kandungan
komposisi magma akan membentuk mineral tertentu pada batuan.

Menurut tempat membekunya magma dapat dibagi ke dalam batuan beku


dalam (instrusive) dan batuan beku luar (extrusive).

a) Batuan beku dalam

Menurut tempat pembekuan di dalam bumi, maka batuan beku dapat dibagi
atas:

 batuan beku plutonik yakni batuan yang dihasilkan oleh magma


yang membeku ditempat yang dalam sekali di kulit bumi,

 batuan beku hipobisal jika magma membeku pada kedalaman


dibawah permukaan kulit bumi dan dangkal, srta

 batuan beku effusive jika magma yang membeku berada


dipermukaan bumi (lava).

b) Batuan beku luar (Extrusive)

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 12


Tugas Geologi Rekayasa

Magma yang menerobos kepermukaan bumi dan membeku disana akan


membentuk batuan beku luar. Berdasarkan struktur, lava yang terbentuk
dapat dibagi kedalam:

 Lava blok (bongkah) yaitu lava yang mempunyai permukaan kasar


terdiri dari berbagai ukuran.

 Lava tali adalah lava yang permukaannya licin berkerut-kerut,


kadang-kadang mirip bentuk tali.

 Lava berstruktur bantal berbentukgumpalan-gumpalan lonjong


dengan retakan radier dengan permukaan licin juga berlubang-
lubang (vesikuler)

c) Batuan Sedimen

Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang
mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air,
udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam
cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen
itu kemudian terkompaksi, mengeras, dan mengalami litifikasi. Batuan
sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi yang terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang
ringan.

Hampir semua batuan sedimen tersusun dari mineral kuarsa


(khususnya batuan silisiklastik) atau kalsit (khususnya batuan karbonat).
Berbeda dengan batuan beku dan batuan metamorf, batuan sedimen
umumnya berisi beberapa mineral-mineral utama yang berbeda. Meskipun
demikian, asal dari mineral-mineral yang terdapat dalam batuan sedimen
seringkali lebih komplek dibandingkan dengan mineral-mineral yang ada
didalam batuan beku. Mineral-mineral didalam batuan sedimen dapat
berasal dari pengendapan selama sedimentasi atau diagenesa.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 13


Tugas Geologi Rekayasa

Batuan karbonat umumnya didominasi dari mineral-mineral


karbonat seperti kalsit, aragonite atau dolomit. Semen dan fragmen klastik
termasuk fosil pada batuan karbonat dapat tersusun dari mineral karbonat.
Mineralogi dari batuan klastik ditentukan oleh pasokan material dari
sumbernya, pengangkutan ke tempat dimana material itu diendapkan serta
kestabilan dari mineral-mineralnya. Kestabilan dari mineral-mineral
pembentuk batuan dapat dilihat pada seri reaksi Bowen. Pada seri reaksi
Bowen, mineral Kuarsa merupakan mineral yang paling stabil terhadap
pelapukan sedangkan kearah mineral Olivine atau Ca-plagioklas
merupakan mineral-mineral yang paling tidak stabil terhadap pelapukan.
Banyaknya pelapukan tergantung terutama pada jarak dari batuan
sumbernya, ilklim dan waktu yang diperlukan dalam pengangkutan
sedimen.

d) Batuan Metamorf (Malihan)

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses


metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan
tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat)
meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral
baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan
lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai
batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur
yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan
dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil.

Jika batuan asal diberikan suatu perubahan tekanan dan temperature yang
tinggi, maka pada kondisi tersebut batuan akan melakukan penyesuaian
setelah batas kestabilannya terlampaui. Penyesuaian yang terjadi mengarah
kepada sifat mekanis dan kimiawi yang akan membentuk mineral baru
yang dalam pembentukannya sangat tergantung pada batuan asal dan
kondisi suhu-tekanan-kimia pada saat proses terjadi. Selain itu, proses

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 14


Tugas Geologi Rekayasa

metamorfisme (pembentukan batuan metamorf) itu memiliki tingkatan-


tingkatan berdasarkan derajat suhu dan tekanannya. Dan tiap tingkatannya
memiliki mineral-mineral penciri masing-masing.
Mineral pembentuk batuan metamorf:
A. . Mineral dari batuan asal, yaitu:

Kuarsa Hornblenda Biotit


Ortoklas Muskovit Dolomit
Plagioklas Kalsit

B. Mineral khas batuan metamorf:


1) Metamorfosis regional: Silimanit, Andalusit, Staurolit, Kyanit, Talk.
2) Metamorfosis termal: Garnet, Korundum, Wolastonit.
3) Larutan kimia: Epidot, Klorit.

Urutan Pembentukan Mineral (Bowen Series)


Urutan mineral memiliki karakteristik fisik dan kimia yang dapat diukur.
Lebih lanjutnya, Bowen Series menemukan bahwa ada dua jenis urutan
mineral, Discontinous Reaction Series (urutan reaksi diskontinyu)
dan Continous Reaction Series (urutan reaksi kontinyu).
a. Discontinous Reaction Series
Urutan ini berada di sisi kiri dari Bowen’s Reaction Series - terdiri dari
kelompok mineral-mineral mafik (ferromagnesian) - olivin, piroksen,
amphibole, dan biotit. Jika magma mengandung unsur silika yang cukup,
maka mineral-mineral ini bereaksi secara diskontinyu untuk membentuk
mineral baru berdasarkan urutannya, dan kandungan unsur silika akan
meningkat pada tiap-tiap mineral seiring dengan menurunnya temperatur
magma.
Pada magma basaltik, olivin merupakan mineral mafik pertama yang
terbentuk. Ketika suhu menurun, semua olivin akan bereaksi dengan sisa
magma untuk membentuk piroksen. Pada suhu kristalisasi amphibole,
semua piroksen akan bereaksi dengan sisa magma untuk membentuk
amphibole. Begitu juga dengan biotit, ketika suhu berada pada suhu

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 15


Tugas Geologi Rekayasa

kristalisasi biotit, semua amphibole akan bereaksi dengan sisa magma


untuk membentuk biotit. Dengan demikian, semua batuan beku hanya akan
mengandung biotit (?) Tidak seperti itu.
Jika olivine telah terbentuk, dan sisa magma tidak mengandung unsur
silika yang cukup untuk membentuk piroksen, maka reaksi tidak akan
terjadi dan olivin akan tetap menjadi olivin. Jika olivin telah terbentuk dan
suhu magma menurun terlalu cepat, maka reaksi tidak akan terjadi, magma
akan cepat membeku dan olivine akan tetap menjadi olivin.

b. Continous Reaction Series

Urutan ini berada di sisi kanan dari Bowen’s Reaction Series - terdiri


dari mineral-mineral plagioklas (Ca, Na) (Al, Si)3O8. Pada suhu tertinggi
16
plagioklas hanya terdiri dari kalsium (Ca), pada suhu terendah plagioklas
hanya terdiri dari natrium (Na), dan pada suhu antara, ion-ion ini akan
bercampur dalam urutan kontinyu. 100% Ca + 0% Na pada suhu tertinggi,
50% Ca + 50% Na pada suhu menengah, dan 0% Ca + 100% Na pada suhu
terendah.
Misalnya pada magma basaltik, plagioklas yang pertama terbentuk
adalah 100% Ca dan 0% Na plagioklas. Ketika suhu magma menurun,
plagioklas pertama akan bereaksi dengan sisa magma untuk membentuk
99% Ca dan 1% Na plagioklas. Kemudian, plagioklas pertama dan kedua
akan bereaksi untuk membentuk 98% Ca dan 2% Na. Begitu seterusnya.
Semua proses ini terjadi secara kontinyu asalkan: 1.) ada waktu yang cukup
untuk memunginkan terjadi reaksi, dan 2.) magma harus mengandung
unsur Na, Al dan Si yang cukup untuk membentuk mineral-mineral baru.
Hasil akhirnya akan menjadi sebuah batu yang terdiri dari mineral-mineral
plagioklas dengan rasio Ca Na yang sama dengan yang terkandung pada
magma awal.
Di kedua sisi BRS, unsur silika mengalami peningkatan di
tiap-tiap mineral (dari atas ke bawah). Dengan demikian, biotit

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 16


Tugas Geologi Rekayasa

mengandung unsur silika lebih banyak dari olivin. Na plagioklas


mengandung unsur silika lebih banyak dari pada Ca plagioklas.

Kegunaan Mineral

I. Dapat Digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,


pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu,
industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri
logam dan besi baja, karena mineral yang dihasilkan dari proses vulkanik
yang biasa disebut belerang
II. Bisa digunakan untuk perhiasan, cindera mata, logam campuran.
Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya seperti emas dan
tembaga, karena Mineral terdapat dalam kandung perak dan emas
III. Dapat digunakan sebagai bahan Logam Tembaga
IV. Dapat digunakan untuk membuat, bahan bangunan, seperti gypsum, asbes
dan lain-lain.

2.4.2 Skala Kekerasan Mineral atau Skala Mohs


Skala Kekerasan Mohs adalah skala ordinal murni yang dipakai untuk
mengukur tingkat kekerasan mineral dengan cara membandingkannya dengan
mineral lain yang sebelumnya telah diketahui nilai kekerasannya secara pasti.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 17


Tugas Geologi Rekayasa

Skala Mohs didasarkan pada kemampuan suatu materi alami untuk


menggores materi yang lain ataupun kebalikannya. Referensi materi yang
digunakan oleh Mohs ada 10 jenis mineral, dimana mineral intan
menduduki peringkat paling atas dalam hal tingkat kekerasannya.
Dibawah ini adalah tabel skala mohs yang terdiri atas 10 jenis mineral
yang tingkat kekerasannya sudah teruji:

Pengertian utama dari kekerasan adalah resistansi suatu spesimen


(materi) untuk tidak tergores. Uji kekerasan dilakukan dengan cara
menempatkan bagian yang tajam dari satu spesimen pada permukaan
spesimen lain serta berusaha untuk menghasilkan goresan. Berikut adalah
empat situasi yang bisa diamati ketika membandingkan kekerasan dari dua
spesimen:
1. Jika Spesimen A bisa menggores Spesimen B, maka Spesimen A lebih
keras daripada Spesimen B.
2. Jika Spesimen A tidak menggores Spesimen B, maka Spesimen B lebih
keras daripada Spesimen A.
3. Jika dua spesimen relatif sama kekerasannya maka kedua spesimen
tersebut akan relatif tidak menghasilkan goresan (mungkin terjadi goresan
kecil, atau mungkin kita akan sulit menentukan ada atau tidaknya goresan
yang terjadi).
4. Jika Spesimen A dapat tergores oleh Spesimen B tapi tidak bisa tergores
oleh Spesimen C, maka nilai kekerasan Spesimen A berada diantara
kekerasan Spesimen B dan Spesimen C.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 18


Tugas Geologi Rekayasa

2.4.3 Mineral Dan Batuan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Semen

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam
yang mengandung oksida-oksida kalsium, silika, alumina dan besi sebagai
pembentuk senyawa potensial semen portland. 

Bahan baku utama pembuatan semen yang mengandung komposisi kimia


oksida-oksida kalsium, silika dan alumina. Batuan alam yang tergolong bahan
baku utama adalah “Calcareous” dan “Argillaceous”.

A. Calcareous
Calcareous pada dasarnya adalah semua batuan alam yang
mengandung semyawa CaCO3 dan digunakan sebagai  sumber oksida
kalsium.  Batuan alam yang termasuk calcareous dan paling banyak
dipakai adalah “limestone” (batu kapur), “chalk” dan “marl”, ketiga
batuan alam tersebut dibedakan berdasarkan kandungan senyawa
CaCO3 dan kekerasannya.
Limestone mempunyai kadar CaCO3 diatas 90 % dengan nilai
kekerasan antara 1.8 – 3.0 skala Mohs. Mineral utama dalam batuan ini
adalah calcite, berbentuk kristal hexagonal dengan spesific grafity 2.7,
dan aragonit, berbentuk kristal rhombic dengan spesific gravity 2.95,
karena di alam didapatkan bercampur dengan tanah liat dan oksida-
oksida lain, warna batu kapur menjadi abu-abu sampai kuning.

B. Argillaceous
Argillaceous pada umumnya terdapat sebagai batuan alam yang
mengandung okisda silika dan alumina, secara umum jenis-jenisnya
dibedakan berdasarkan kandungan silika (pasir / sand), alumina (clay)
dan ukurannya, gambar 3. Disamping oksida tersebut terdapat pula
senyawa-senyawa lain seperti oksida-oksida besi, kalsium, magnesium,
sulfur, kalium, natrium, titanium, chromium, mangan dan
phosphor. Batuan alam yang termasuk argillaceous dan paling banyak

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 19


Tugas Geologi Rekayasa

digunakan adalah tanah liat (clay), secara umum tanah liat dapat
digolongkan sebagai berikut:

a. Golongan Kaolinit
 Banyak dijumpai di alam
 Rumus umum mineral Al2O3.2SiO2.2H2O
 Strukturnya terdiri dari lapisan tunggal silika tetrahedral dan
lapisan tunggal alumina octahedral

b. Golongan Montmorillonite
 Banyak dijumpai di alam
 Rumus umum mineral Al2O3.4SiO2.2H2O
 Strukturnya terdiri dari dua lapisan silika tetrahedral dengan sebuah
pusat lapisan oktahedral.

C. Bahan baku korektif


Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku
utama apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksida-
oksidanya belum memenuhi persyaratan secara kualitatif dan
kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan
mengandung oksida silika, oksida alumina dan oksida besi yang
diperoleh dari pasir silika (sand), tanah liat (clay) dan pasir besi atau
pyrite cinder atau iron ore.

2.4.4 Mineral Yang Digunakan Untuk Bahan Baku Pembuatan Besi

material besi merupakan hasil pengolahan dari bijih besi yang dapat
ditemukan pada unsur mineral hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4) yang
sering ditemukan di bebatuan. Selain batu alam, bijih besi juga dapat
ditemukan pada pasir tambang yang sering disebut dengan pasir besi.
Pengolahan besi mentah pada dapur tinggi dilakukan dengan cara mereduksi
bijih besi menggunakan kokas, bahan tambahan, dan udara panas.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 20


Tugas Geologi Rekayasa

pasir besi dan bebatuan agar dapat diambil bijih besinya hingga manfaat
besi bisa dirasakan perlu menjalani proses panjang. Pertama kali yang
dilakukan untuk mengambil bijih besi adalah dengan proses pemanasan
bebatuan dan pasir menggunakan tungku dengan panas mencapai 1800 derajat
celcius. Proses pemanasan dibutuhkan tidak hanya untuk mengambil unsur
bijih besi, namun juga unsur – unsur lain yang terkandung di dalam bebatuan.

Kenapa harus dilakukan proses pemanasan, sebaba asal muasal batu


merupakan magma panas yang membeku. Untuk bisa memisahkan
unsur besi (Fe) dibutuhkan senyawa karbon monoksida (CO). Karbon
monoksida didapatkan dari karbon dioksida (CO2) Karbon. Karbon monoksida
inilah yang dihembuskan pada lelehan bebatuan yang mengandung hematit
(Fe203), sehingga terjadi proses oksidasi bijih besi.

2.4.5 Mineral atau batuan yang baik dan indah, unique untuk konstruksi dan
bangunan

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 21


Tugas Geologi Rekayasa

Batu Marmer Batu Templek

Batu Koral Batu Granit

2.4.6 Pembagian Mineral Logam, Non Logam, Industri

1. Mineral Logam

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 22


Tugas Geologi Rekayasa

1) Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral


dengan susunan terutama Dari oksida aluminium, yaitu berupa
mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O).
Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 –
12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%.
2) Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasaannya berkisar antara 2,5-3 (Skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu
dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan
mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya
kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non
logam. Mineral pembawa emas terdiri dari emas native, electrum,
emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-
unsur belerang, antimony, dan
3) selenium. Electrum sebenernya jenis lain dari emas nativ hanya
kandungan perak di dalamnya >20%
4) Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam
kromium. Mineral ini mempunyai komposisi kimi FeCr203.
5) Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama
dengan logam emas, yang mempunyai warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah
Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16
Sb2 S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3)
6) Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna
kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan
berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Mineral tembaga utama
dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit
(Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). 

2. Mineral Non-Logam

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 23


Tugas Geologi Rekayasa

1) Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang


dapat dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel.
Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi
dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang
merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi
Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral
krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah
jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam
menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula
dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12.
Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya
silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Yang banyak
digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
2) Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses
vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah: Kristal belerang
berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena
pengaruh unsur pengotornya.
3) Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni
secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan
54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat
ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3,
dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang
murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama
dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam
mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.
4) Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya
1,74, cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di
udara tetapi tidak tahan terhadap air laut, serta mudah terbakar.
Jumlah mineral yang mengandung magnesium tercatat sebanyak 244
buah. Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan
biasanya

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 24


Tugas Geologi Rekayasa

berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal


dari
endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan
serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama
magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya
jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat
pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang
dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering digunakan untuk
bahan refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian,
peternakan, industri karet, Dan lain-lain.
5) Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai
rumus kimia Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit
adalah kianit, andalusit, dan diaspor

3. Mineral Industry
1. Batu (Dimensi) Belah
2. Batu Monumental
3. Batu Persegi
4. Ashlar
5. Terrazo

a. Tabel Komoditi Mineral Logam Indonesia

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 25


Tugas Geologi Rekayasa

BAB III

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 26


Tugas Geologi Rekayasa

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
1. Siklus batuan adalah suatu proses pembentukan batuan yang
menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh
cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sadimen dan
batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali.
2. Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf.
3. Magma merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan material
cair dalam bumi, istilah sederhana dapat diartikan sebagai batuan cair
4. Ada 3 proses pembentukan magma, yaitu : Decompression Melting,
Transfer Panas, dan Flux Melting
5. Lava adalah batuan cair magma yang telah berpindah kepermukaan.
6. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan.
7. Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh
sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal,
trigonal, monoklin, dan triklin.
8. Mineral Logam adalah: Emas, Perak, Kromit, Tembaga, Bauksit dan lain-
lain.
PembagianNon Logam: Asbes, Belerang, Dolomit, Magnesium, Piropilit

3.2 Saran

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 27


Tugas Geologi Rekayasa

Adapun saran yang dapat di sampaikan oleh penulis yaitu :


a. Kepada pembaca, yaitu agar dapat lebih mengait kan antara teori yang ada
dengan fenomena-fenomena yang terjadi sehingga dapat memperdalam
pengetahuan.
b. Agar lebih mempelajari batuan dan mineral dalam mata kuliah ilmu
kebumian.

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 28


DAFTAR PUSTAKA

1. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/proses-terjadinya-magma

2. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/pengertian-magma

3. https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/10610/Pengertian-Lava-Proses-
Terbentuknya-dan-Klasifikasi-Jenis-Lava-Gunung-Berapi-Terlengkap

4. http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/05/pengertian-kristal.html

5. http://ancamaulanasangadji.blogspot.com/2013/12/proses-pembentukan-
kristal.html

6. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mineral/

7. https://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/32/2018/02/09-MODUL-ACARA-IX-MINERALOGI-
OPTIK.pdf

8. https://www.sci.ui.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Modul-Geodas-Pemicu-I-
bagian-3.pdf

9. https://labgeologi-ung.blogspot.com/2016/04/brs-bowens-reaction-series-dasar-
ilmu.html

10. http://serambigeologi.blogspot.co.id/2016/02/skala-kekerasan-mohs-dan-
cara.html

11. https://tukang.co/artikel/kegunaan-besi/

12. http://heriyanto-mining.blogspot.com/2012/03/macam-macam-mineral-dan-
kegunaannya.html

ii
Tugas Geologi Rekayasa

Karya Tulis Tentang Pengertian Lipatan (Fold) 1

Anda mungkin juga menyukai