Bab I - V
Bab I - V
SKRIPSI
OLEH
SAFRI RAHMAWATI
08C10104056
PENDAHULUAN
termasuk pola makan dan kurangnya aktivitas. Dampak lain dari perubahan pola
hidup itu terletak pada pergeseran penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit
degenerative, salah satunya adalah stroke. Sebenarnya dari dalam tubuh manusia
telah memberikan sebuah peringatan kecil yang penting akan timbulnya gejala-
gejala awal dari penyakit stroke tetapi terkadang diabaikan dan terlupakan. Seperti
berlebihan sebenarnya dapat memicu terjadinya sebuah serangan stroke baik skala
Banyak orang takut mendengar kata stroke karena penyakit ini cukup
serangan bisa berakibat fatal. Pasien bisa lumpuh atau bahkan langsung meninggal
dunia. Stroke mengenai semua usia, termasuk anak-anak. Namun, sebagian besar
kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun (Sutrisno, 2007).
1
2
darah yang bila di berikan pada penderita stroke pendarahan akan memperburuk
keadaannya.
dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah
17,5 juta kasus stroke di dunia. Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi
dipegang penyakit jantung dan kanker. Di negeri Paman Sam ini, setiap tahun
(Sutrisno, 2007).
menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15 persen saja yang dapat
sembuh total dari serangan stroke atau kecacatan hal ini di sebabkan kurangnya
rasa sadar dari pihak keluarga akan penanganan dan perawatan yang di berikan
penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan jumlah
populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1.7 juta penderita stroke.
pertambahan usia angka kejadian stroke terus bertambah. Setiap kali penambahan
usia 10 tahun di hitung dari masa usia 35 tahun. resiko stroke meningkat dua kali
16,6% sedangkan jumlah penderita stroke di Kabupaten Aceh Barat tahun 2012
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien merupakan salah satu Rumah sakit
yang berada di Kabupaten Aceh Barat. Rumah Sakit Cut Nyak Dhien memberikan
selama periode tahun 2012 mulai januari sampai dengan desember 2012, jumlah
penderita pasca stroke yang melakukan fisioterapi ke Rumah Sakit Cut Nyak
Dhien Meulaboh yang melakukan Rawat Jalan sebanyak 196 penderita sedangkan
termasuk Upaya Rehabilitasi dalam jangka waktu yang lama bahkan sepanjang
sisa hidup pasien. Dampak Stroke juga akan berimbas pada keluarga penyandang
stroke. Beban ekonomi yang di timbulkan oleh stroke juga sedemikian besarnya.
stroke adalah kedaruratan dan pada umumnya Penderita stroke akan di rawat di
Rumah Sakit. Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit, ada tiga kemungkinan
yang di alami oleh pasien stroke, yaitu: meninggal dunia, sembuh tanpa cacat,
kecacatan lebih lanjut dapat di hindari sehingga penderita dapat mandiri tanpa
tergantung pada orang lain. Untuk mencapai hal ini, peranan keluarga sangat
penyakit yang dideritanya dan keluarga ikut berperan terhadap keberhasilan dan
antara lain adalah kurangnya informasi yang di peroleh keluarga tentang stroke,
khasiatnya dan tidak adanya dana untuk biaya pengobatan penderita. Banyak
cepat marah dan rendah diri.oleh karna itu,sangat di harapkan dukungan dan
kesabaran dari anggota keluarga untuk merawat penderita pasca stroke. Keluarga
tercapai.
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh merupakan Rumah Sakit
tipe C namun menjadi Rumah Sakit Rujukan bagi tipe D Aceh Barat Selatan dan
Puskesmas. selain sebagai tempat rujukan pelayanan medis juga berfungsi sebagai
tempat lahan praktek untuk (pendidikan) bagi mahasiswa perawat dan bidan
dan rawat inap termasuk dalam pelayanan rehabilitasi penderita stroke (Profil
sembuh dan keluarga mengerti dengan metode rehabilitasi di Rumah Sakit dan 2
Sakit dan lebih mengerti dengan rehabilitasi metode tradisional sedangkan 1 dari
5 keluarga lain nya mengatakan masih bingung, apa yang harus di lakukan
tentang gambaran perilaku keluarga terhadap pasien pasca stroke dalam upaya
rehabilitasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten
Aceh Barat.
Terhadap Pasien Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi di Rumah Sakit Umum
1.3.Tujuan Penelitian
stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan dapat menjadi paduan atau bahan
a. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat dalam
setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku
manusia mencangkup dua komponen yaitu sikap atau mental dan perilaku
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2007).
8
9
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
merespons, maka teori Skiner ini disebut teori "S-O-R" atau Stimulus-Organisme-
Respons.
dalam bentuk terserubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap
sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain. oleh sebab itu disebut covert behavior atau
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praklek (practice) yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh oranglain. oleh sebab itu disebut overt behavior,
merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor
kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (l908)
seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga)
domain, ranah atau kawasan yakni: (1) kognitif (cognitive), (2) afektif (affective),
yaitu :
a. Pengetahuan (Knowledge)
oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya
(Suparyanto, 2009)
diperoleh melalui mata dan telinga. menjelaskan bahwa pengetahuan atau kognitif
6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Application)
dipelajari.
4) Analisis (Analysis)
kedalam komponen-komponen.
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
sakit para penderita stroke setelah diperbolehkan pulang ke rumah maka tentunya
akan membutuhkan perawatan stroke di rumah. Karena penyakit stroke ini adalah
tubuh dan tentunya ini akan membutuhkan pengetahuan bagaimana cara merawat
pasien stroke di rumah bagi anggota keluarga lainnya. Ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian ketika kita merawat dan melakukan perawatan penderita
seperti halnya dalam hal mengantar pasien untuk kontrol dan juga
mengingatkan pada saat waktu minum obat. Selain itu pasien-pasien dengan
dukungan penuh dari keluarga serta semangat dari keluarga akan sangat
menolong pemulihan.
darah tinggi (hipertensi). Kontrol tekanan darah dan kolesterol adalah kunci
untuk pencegahan dari kejadian stroke atau stroke berulang dimasa depan.
b. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau
objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek
an merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu. Sikap
mengandung suatu penilaian emosional atau afektif (senang, benci, dan sedih),
bertindak). Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan.
Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk
berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan
terhadap objek.
2) Merespon (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
3) Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
pertolongan keluarga sangat penting untuk pemulihan stroke, jika semakin besar
keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien pasca stroke maka semakin besar
pula peluang pasien pasca stroke untuk sembuh. penderita stroke dapat melakukan
aktivitasnya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, jika hal tersebut di
dukung motivasi dari keluarga penderita. Keluarga yang dapat melatih dan
c. Tindakan (Practice)
1) Persepsi (perception)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
3) Mekanisme (mekanisme)
4) Adopsi (adoption)
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
Sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam
setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah
1) Kunjungi penderita saat dirumah sakit atau pada pusat rehabilitasi stroke.
aktivitas yang dilakukan dapat dikerjakan sendiri, apa saja yang dapat dia
kerjakan dengan bantuan orang lain dan apa saja yang tidak dapat dilakukan
5) Hindarilah melakukan hal-hal yang bisa dilakukan sendiri oleh penderita. Rasa
sehat, cukup istirahat dan berikan cukup waktu hal-hal yang membuatnya
senang.
Selain itu ada beberapa hal tindakan yang berkaitan dengan Lingkungan
yang baik bagi para penderita stroke ketika mendapatkan pengobatan dan
1) Kamar tidur dekat dengan kamar mandi atau WC agar mudah untuk
dijangkau.
4) Menyediakan alat bantu berjalan atau berpindah tempat bagi pasien stroke
6) Menyediakan alas kaki yang nyaman yang memudahkan untuk leluasa dalam
berjalan.
7) Posisi tempat tidur dan terapi fisik untuk stroke. Tempat tidur ideal untuk
pasien stroke adalah tempat tidur yang padat dengan bagian kepala cukup
satu sisi ke sisi lainnya dan mengubah posisi lengan dan tungkai setiap 2 jam.
Pijatlah tungkai yang lumpuh 1-2 kali sehari. Menopang tungkai yang lemah
dengan bantal.
8) Membalik pasien. Untuk membalik pasien di tempat tidur, orang yang
dan menarik pasien ke arah mereka. Jika pasien sudah berputar, bukalah dan
tidur dalam jangka waktu lama akan bisa menimbulkan tanda-tanda dekubitus
9) Perawatan kulit pada pasien stroke. Sama halnya dengan di atas, bahwa tujuan
Membersihkan kulit dengan air hangat, spons dan sedikit antiseptik atau sabun
paling tidak sehari sekali. Kulit penderita harus dijaga tetap kering dan bila
perubahan kepribadian menjadi perilaku negatif yang dapat membuat hidup orang
merasa depresi, cemas, tidak sabar dan mudah marah. Penderita stroke mungkin
tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya dengan cara yang positif. Dia
mungkin dapat menyerang orang disekitarnya secara verbal atau bahkan fisik
(Ratnadita, 2011).
Perilaku sulit pada penderita stroke juga dapat timbul dari perubahan
seperti melakukan penyerangan secara verbal atau bahkan fisik pada beberapa
2.2. Keluarga
2.2.1. Pengertian
Keluarga adalah ”dua individu” atau lebih yang bergabung bersama karena
ada ikatan untuk saling berbagi dan kedekatan ikatan emosi dan yang
dari dua orang atau lebih yang tinggal bersama yang mempunyai komitmen satu
sama lain. Orang-orang ini mungkin dihubungkan oleh genetic atau perkawinan
bisa juga tidak, tetapi mereka saying satu sama lain. (Bobak, 2004).
pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
dengan yang lain. Adapun alasan keluarga sebagai fokus layanan kesehatan adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu
masyarakat.
anak yang dapat mewarisi sifat genetik atau mempunyai predisposisi terhadap
jantung.
keluarga besar, seperti kakek-nenek, orang tua tiri, bibi, paman, dan sepupu
keluarga
bahasa, agama, dan sikap moral masyarakat. Keluarga termasuk banyak peran
komunitas. Nilai, tradisi, dan praktik etnik dan kultural sering diwariskan dan
memandu pola perilaku anggota keluarga yang lebih muda. Peran dan
agama
fungsi keluarga.
2.3. Stroke
2.3.1. Pengertian
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Seiring ini adalah
kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini
merupakan kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan
cermat. Strok adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Bila gangguan peredaran
darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai
arteri otak. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan
penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan
tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada
pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga
2.3.2. Etiologi
darah didalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan
darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), iskemia
(penurunan aliran darah ke area otak), dan hemoragi serebral (pecahnya pembuluh
Menurut Mansjoer (2000), etiologi stroke dibagi atas 4 yaitu infark otak
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi otak
pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun,
kecuali bila embolus cukup besar. Biasanya terjadi pada usia >50 tahun
(Mansjoer, 2000).
th
and Related Healthproblem 10 Revision, stroke hemaragik dibagi atas:
Stroke akibat PIS mempunyai gejala prodromal yang tidak jelas, kecuali
nyeri kepala karena hipertensi. Serangan seringkali siang hari, saat aktivitas, atua
emosi/marah. Sifat nyeri kepalanya hebat sekali. Mual dan muntah sering terdapat
serangan. Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65% terjadi
kurang dari setengah jam, 23% antara ½ sampai dengan 2 jam, dan 12% terjadi
Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodromal berupa nyeri kepala
hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Ada
gejala/tanda rangsangan maningeal. Edema papil dapat terjadi bila ada perdarahan
karotis interna. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya
gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat
berupa :
mendadak.
hemisensorik).
koma).
ucapan).
atau memberatnya trombrosit atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem
(Smeltzer, 2002).
2.4.1. Pengertian
Tujuan rehabilitasi ini adalah untuk menolong penderita stroke untuk memperoleh
a. terapi fisik/fisioterapi
b. Latihan bicara
c. Latihan mental
d. Terapi okupasi
e. Psikoterapi
sama, misalnya dokter keluarga, ahli rehabilitasi medik, ahli saraf, perawat dan
b. Tidak ada seorang penderita pun yang boleh berbaring satu hari lebih lama
neuromuskuler yang masih ada atau dengan sisa kemampuan yang masih
berulang.
a. Bergerak merupakan obat yang paling mujarab. Bila anggota gerak sisi yang
terkena terlalu lemah untuk mampu bergerak sendiri, anjurkan pasien untuk
sirkuit hanya akan terbentuk bila ada “kebutuhan” akan gerak tersebut. Bila
b. Terapi latihan gerak yang diberikan sebaiknya adalah gerak fungsional dari
pada gerak tanpa ada tujuan tertentu. Gerak fungsional misalnya gerakan
sertakan dan mengaktifkan bagian-bagian dari otak, baik area lesi maupun
area otak normal lainnya, menstimulasi sirkuit baru yang dibutuhkan. Melatih
lemah menstimulasi area lesi saja. Apabila akhirnya lengan tersebut bergerak,
tidak begitu saja bisa digunakan untuk gerak fungsional, namun tetap
c. Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk melakukan gerak fungsional
artinya sama dengan gerak pada sisi sehat. Bila sisi yang terkena masih terlalu
pasien tidak menggunakan otot yang akan dilatih (otot bergerak pasif).
ikutan ataupun pola sinergis yang memang sudah ada dan seharusnya
dihindari. Besarnya bantuan “tenaga” yang diberikan harus disesuaikan
d. Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas batang tubuh sudah tercapai,
yaitu dalam posisi duduk dan berdiri. Stabilitas duduk dibedakan dalam
stabilitas duduk statik dan dinamik. Stabilitas duduk statik tercapai apabila
berpegangan dalam kurun waktu tertentu tanpa jatuh/miring ke salah satu sisi.
duduk sementara batang tubuh dorong ke arah depan, belakang, ke sisi kiri
atau kanan dan atau dapat bertahan tanpa jatuh/miring ke salah satu sisi
sementara lengan meraih ke atas, bawah, atau samping untuk suatu aktivitas.
Latihan stabilitas batang tubuh selanjutnya yaitu stabilitas berdiri statik dan
e. Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan terapi latihan. Gerak
fungsional yang dilatih akan memberikan hasil maksimal apabila pasien siap
secara fisik dan mental. Secara fisik harus diperhatikan kelenturan otot-otot,
lingkup gerak semua persendian tidak ada yang terbatas, dan tidak ada nyeri
akan tujuan dan hasil yang akan dicapai dengan terapi latihan tersebut.
Kondisi medis juga menjadi salah satu pertimbangan. Tekanan darah dan
denyut nadi sebelum dan sesudah latihan perlu dimonitor. Lama latihan
tergantung pada stamina pasien. Terapi latihan yang sebaiknya adalah latihan
yang tidak sangat melelahkan, durasi tidak terlalu lama (umumnya sekitar 45-
f. Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh
kemampuan fungsi kognitif, persepsi dan semua modalitas sensoris yang utuh.
kognitif, karena rehabilitasi pada prinsipnya adalah suatu proses belajar, yaitu
pasien stroke. Keluarga juga harus diberikan pengertian oleh dokter atau psikiatri
mengenai apa yang sedang dihadapi oleh anggota keluarganya sehingga mereka
setelah stroke merupakan fokus utama rehabilitasi stroke fase subakut. Terapi
latihan dan remediasi yang diberikan merupakan paduan latihan sederhana dan
dan intensitas terapi yang tepat harus disesuaikan dengan kondisi medis pasien.
Selain itu terapi latihan fungsional baru efektif apabila terpenuhi beberapa kondisi
yaitu:
a. Tidak ada nyeri, keterbatasan gerak sendi atau pemendekan otot. Apabila ada,
b. Pasien memahami tujuan dan hasil yang akan dicapai melalui latihan yang
2009).
sesudah prosesnya stabil, 24-72 jam sesudah serangan kecuali pada perdarahan.
serangan. Lamanya pasien harus diam di tempat tidur tergantung keadaan tipe
CVA dan prakiraan dokter tentang mobilisasi dini. Klien dengan stroke harus
neurologis dan hemodinamik stabil. Untuk fisioterapi pasif pada klien yang belum
boleh, perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap dua jam untuk mencegah
dekubitus. Latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk
Pengetahuan
Tindakan
METODELOGI PENELITIAN
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dan dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai pasien pasca
stroke yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
34
35
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
sampel dalam penelitian ini adalah secara accidental sampling yaitu dilakukan
dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia saat penelitian
berlangsung yaitu keluarga yang mempunyai pasien pasca stroke yang berkunjung
ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
dari responden tentang perilaku keluarga terhadap pasien pasca stroke dalam
sekunder diperoleh dari catatan, literatur, artikel dan tulisan ilmiah yang relevan
No Variabel Keterangan
1 Perilaku Definisi Suatu Kegiatan atau aktivitas keluarga
dalam upaya rehabilitasi pasien pasca
stroke
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur 1. Kurang
2. Baik
Skala Ukur Ordinal
a Pengetahuan Definisi Hasil tahu keluarga dalam upaya
rehabilitasi pasien pasca stroke
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur 3. Kurang
4. Baik
Skala Ukur Ordinal
b Sikap Definisi Reaksi atau respon keluarga dalam
upaya rehabilitasi pasien pasca stroke
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur 1. Negatif
2. Positif
Skala Ukur Ordinal
c Tindakan Definisi Pelaksanaan yang dilakukan keluarga
dalam upaya rehabilitasi pasien pasca
stroke
Cara Ukur Angket
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur 1. Tidak baik
2. Baik
Skala Ukur Ordinal
3.6.1. Pengetahuan
pertanyaan tertutup. Jawaban yang benar diberi skor 1 (satu) dan salah diberi skor
(Notoatodjo, 2007):
Keterangan :
I =
I : Interval
10 0 H : High (nilai tertinggi)
I =
2
L : Low (nilai terendah)
10
I =
2 K : Kelas interval
I = 5
3.6.2. Sikap
anded question) yang berjumlah 10 pernyataan. Hasil ukur mengunakan cara skala
Likert dengan graduasi tingkat penilaian positif yaitu : Sangat setuju diberi bobot
5, Setuju diberi bobot 4, Netral diberi bobot 3, Tidak Setuju diberi bobot 2, dan
Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1. Sedangkan tingkat penilaian negatif yaitu
Sangat setuju diberi bobot 1, Setuju diberi bobot 2, Netral diberi bobot 3, Tidak
Setuju diberi bobot 4, dan Sangat Tidak Setuju diberi bobot 5 (Sarwono, 2006).
bagian, yaitu:
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsistensi dengan memberikan jawaban
yang tegas seperti jawaban “Ya” dan “Tidak”. Skala guttman ini dibuat dibuat
penilaian dalam penelitian ini, apabila skor dilakukan nilainya 1 (satu) dan apabila
Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan diolah melalui
diberikan.
telah dibuat untuk tiap-tiap variabel dan selanjutnya dimasukan ke dalam tabel
distribusi frekuensi.
3.8. Analisa Data Penelitian
yang diteliti, mendiagnosis asumsi statistik lanjut dan mendeteksi nilai ekstrim
yang akan diteliti yang digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik (Sarwono,
2006).
(Hidayat, 2007):
f
P= x 100%
n
.
Keterangan :
P = Persentase
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh mempunyai luas
areal 2,8 hektar yang terletak di jalan Gajah Mada Gampong Drien Rampak
rujukan bagi rumah sakit tipe C namun menjadi Rumah Sakit Rujukan bagi tipe D
Aceh Barat Selatan dan Puskesmas. selain sebagai tempat rujukan pelayanan
medis juga berfungsi sebagai tempat lahan praktek untuk (pendidikan) bagi
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui :
1. Fasilitas Rawat Jalan yang terdiri dari : Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik
2. Fasilitas Rawat Inap yang terdiri dari : Rawat Penyakit Dalam, Rawat Anak,
Rawat Bedah, Rawat Kebidanan dan Kandungan, Rawat Kelas Utama, Rawat
40
41
Jenazah, Kereta Sorong, Air Bersih, Gizi/Dapur, Kantin, Area Parkir dan
Perumahan dokter.
Sikap keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu negatif dan positif, secara
Tindakan keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu tidak baik dan baik,
Perilaku keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu tidak baik dan baik,
Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas perilaku responden
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
alasan kenapa penderita menjalani beberapa upaya rehabilitasi dan tidak mampu
antara lain adalah kurangnya informasi yang diperoleh keluarga tentang stroke,
khasiatnya dan tidak adanya dana untuk biaya pengobatan penderita. Hal ini
sesuai yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007), Pengetahuan adalah hasil dari
tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
diperoleh melalui mata dan telinga. menjelaskan bahwa pengetahuan atau kognitif
merupakan bagian penting dalam proses pemulihan stroke. Tujuan rehabilitasi ini
adalah untuk menolong penderita stroke untuk memperoleh kembali apa yang
mungkin dapat dipertahankan untuk memaksimalkan fungsi tubuh pada penderita
stroke.
sebagian besar penderita pasca stroke tidak bisa kembali normal seperti sebelum
sikap positif terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah Sakit
menjalankan upaya rehabilitasi. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Wirawan
(2009), Keluarga menjadi bagian yang sangat penting untuk proses pemulihan
pasien stroke. Keluarga juga harus diberikan pengertian oleh dokter atau psikiatri
mengenai apa yang sedang dihadapi oleh anggota keluarganya sehingga mereka
kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek
tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif (senang, benci,
dan sedih), kognitif (pengetahuan tentang suatu objek), dan konatif (kecenderung-
an bertindak). Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan.
Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk
berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan
yang baik terhadap penderita pasca stroke dalam upaya rehabilitasi. Dalam hal ini
peneliti berasumsi bahwa sikap responden yang baik ini akan berpengaruh
rehabilitasi.
tindakan tidak baik terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
memberikan bantuan-bantuan dan bentuk dukungan berupa materi dan non materi
untuk meningkatkan kesehatan penderita. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh
Notoatmodjo (2007), tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari tubuh setelah
mendapatkan rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun dari luar
tubuh atau lingkungan. Secara logis, sikap akan dicerminkan dalam bentuk
tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki
hubungan yang sistematis. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor
memiliki pengetahuan yang kurang dan sikap yang positif terhadap penderita
pasca stroke dalam upaya rehabilitasi pasca stroke namun dalam beberapa hal
perilaku baik terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
manusia (human behavior) merupakan suatu yang penting dan perlu dipahami
secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat dalam setiap aspek
kehidupan manusia. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia
mencangkup dua komponen yaitu sikap atau mental dan perilaku (attitude).
Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2007).
fungsinya, komplikasi dapat di cegah serta kecacatan lebih lanjut dapat di hindari
sehingga penderita dapat mandiri tanpa tergantung pada orang lain. Untuk
mencapai hal ini, peranan keluarga sangat penting, karena anggota keluarga
penderita.
memiliki sikap yang positif terhadap penderita pasca stroke dalam upaya
rehabilitasi pasca stroke namun dalam beberapa hal responden belum mampu
dan keterbatasan waktu dan tenaga, sehingga mengandalakan orang lain untuk
5.1. Kesimpulan
(90.0%) terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah Sakit
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
(70.0%) terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah Sakit
(70.0%) terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di Rumah Sakit
5.2. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih meneliti lagi dalam tentang keluarga
juga untuk pasien pasca stroke juga sebagai acuan untuk referensi peneliti
selanjutnya.
48
49
3. Diharapkan kepada instalasi terkait yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Cut
penderita
Farizal. 2011. Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Stroke. Universitas
Padang dikutip dari http://pasca.unand.ac.id/id pada tanggal 07 Juli 2012.
Harsono. 2000. Upaya Rehabilitasi Medik Pada Penderita Stroke dikutip dari
http://repository.usu.ac.id pada tanggal 07 Juli 2012.
Lusiakusanna. 2011. Stroke Bayangi Belasan Juta Jiwa Kaum Muda dikutip dari
http://health.kompas.com/read pada tanggal 07 Juli 2012.
Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed III. Cet 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah
Brunner and Suddarth. Ed 8. Jakarta: EGC.
Sutrisno, Alfred Dr. 2007. Stroke You Must Know Before You Get It. Sebaiknya
Anda Tahu Sebelum Anda Terserang Stroke. Jakarta : EGC.
Turana, Yuda Dr. 2002. Tangani Stroke Dengan Cepat. http://tentang penyakit
stroke dan pengobatannya.com pada tanggal 18 Maret 2013.