MINYAK TRANSFORMATOR
DAN
METODE MARKOV
21
Jika minyak isolasi transformer didatangkan dengan tangki
tersendiri, besar moisture yang terdapat dalam minyak tidak boleh
lebih besar dari 10 ppm dan dalam masa pengangkutan minyak tidak
boleh terkontaminasi oleh udara. Maka sebelum minyak dipompakan
ke dalam tangki transformer perlu dilakukan penyaringan dan
pemurnian (treatment).
Tabel 3.1 Batasan Pengusahaan Minyak Transformator Sesuai
Metode American Standard Test Methods ( ASTM )
22
minyak pelincir, minyak transformator kekentalannya akan naik jika
makin lama digunakan sedangkan minyak pelincir sebaliknya.
23
oksidasi minyak dan kertas. Oksidasi akan menghasilkan air
dalam minyak, meningkatkan nilai keasaman minyak dan pada
kondisi tertentu akan menyebabkan pengendapan(sludge).
Standar hasil pengujian IFT menggunakan metode ASTM D-
971 adalah sebagai berikut
24
trafo. Temperatur ini sangat diperlukan pada waktu melakukan
analisa. Prosentase saturasi air dalam minyak dapat dilihat pada
gambar berikut :
25
kertas dan minyak akan menghasilkan asam. Kandungan asam
dalam minyak mempercepat penurunan kondisi minyak dan
kertas, yaitu :
- asam akan membentuk lebih banyak asam dari minyak dan
kertas
- bereaksi dengan kertas menghasilkan air
- asam bersifat korosif terhadap logam dan akan membentuk
lebih banyak partikel-partikel logam pada belitan dan
bagian bawah tangki minyak.
Standar hasil pengujian angka kenetralan minyak dengan
metode pengujian ASTM D-974 adalah sebagai berikut :
e. Flash point
Temperatur minimum dimana minyak menghasilkan uap yang
cukup untuk dibakar bersama udara. Flash point merupakan
indikator ketidakstabilan minyak. Minyak yang bagus
mempunyai nilai flash point tinggi, nilai standar berdasarkan
metode pengujian ASTM D-92 adalah 150oC dan akan terus
berkurang apabila kandungan air, oksigen, gas-gas terlarut
meningkat dan ikatan rantai karbon minyak berkurang.
f. Warna
Untuk mendeteksi kecepatan penurunan atau kontaminasi yang
serius. Nilai standar berdasarkan metode pengujian ASTM D-
1500 adalah <3,5. Hasil pengujian yang tinggi menggambarkan
adanya karbon, partikel isolasi dan material terlarut lainnya.
Karbon terbentuk pada waktu timbul partial discharge maupun
arcing. partikel-partikel dapat berupa furan maupun hasil
oksidasi.
g. Sludge.
Sludge dihasilkan oleh adanya oksigen dan kandungan air dalam
minyak trafo. Sludge terutama terjadi pada belitan trafo bagian
bawah dan terus meningkat. Slugde akan mengakibatkan suhu
trafo naik pada beban yang dan hasil pengujian IFT akan
mengalami penurunan.
26
3.3 Proses Pemurnian Minyak Transformator[6]
3.3.1 Pemanasan
3.3.2 Penyaringan
27
demikian makin memudahkan penyaringan. Normalnya, minyak
yang akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring dengan
tekanan 3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring diganti setelah
digunakan selama 4 jam, tetapi bila minyaknya sangat kotor,
penggantiannya dilakukan setiap 0,5 hingga 1 jam.
3.3.3 Recondition
3.3.4 Regenerasi
28
Filtrasi penyerap untuk regenerasi minyak transformator
terdiri dari sebuah silinder yang dilas dengan sebuah kawat kasa di
dasarnya, di sini penyerap dimasukkan ke dalam minyak yang
kemudian dialirkan melalui kawat kasa tersebut. Lama-kelamaan
kawat kasa akan tersumbat partikel-partikel halus dari absorben.
Untuk membersihkan absorben yang tersaring dan sisa-sisa minyak,
silinder dapat dibalikkan atau diputar 180°.
Instalasi ini akan lebih efisien jika 10 % sampai 20 %
absorben dibuang dari dasar absorben dan ditambah absorben baru.
Dapat digunakan 2 absorber yang dikopel secara seri sehingga
minyak mengalir pada awal melalui absorber yang masih baru,
kemudian minyak dialirkan keabsorber yang berikutnya. Absorben
yang digunakan untuk regenerasi kebanyakan produk buatan
misalnya silikagel, alumina, atau tanah liat khusus. Tanah liat dalam
hal ini dapat digunakan secara natural atau diaktifkan terlebih dahulu
dengan asam sulfat, dengan pencucian yang seksama. Sebelum
digunakan, tanah liat yang sudah disenyawakan dengan asam sulfat
tersebut dikeringkan terlebih dahulu. Absorben yang lebih mahal
misalnya silikagel dan alumina memungkinkan digunakan untuk
beberapa kali regenerasi.
Penggunaaan kembali absorben tanah liat yang diaktifkan
tersebut adalah dengan dipanaskan untuk menghilangkan minyak
yang diserap dan produk-produk lain yang terjadi selama pemakaian.
Tetapi hal ini banyak dilakukan karena harga tanah liat baru jauh
lebih rendah dibandingkan kalau mengaktifkan kembali
(reactivation). Regenerasi minyak transformator dapat dilakukan
secara terus menerus pada waktu transformator bekerja yaitu
menggunakan thermal siphon filter yang dihubungkan dengan tangki
transformator.
Penyaringnya diisi dengan absorben yang jumlahnya ± 1 %
dari berat minyak di dalam tangki. Dengan demikian maka kapasitas
filter tersebut bergantung pada ukuran tangki. Karena perbedaan
suhu pada bagian atas dan bagian bawah transformator, maka
terjadilah sirkulasi minyak transformator secara alami. Dengan
demikian maka proses regenerasi minyak transformator berlangsung
terus-menerus sehingga kualitas minyak dapat selalu dipertahankan.
29
isolasi sangat efektif untuk memperkirakan tingkat kebasahan,
kekeringan ataupun pemburukan pada isolasi trafo. Pemburukan
pada isolasi ini dapat disebabkan karena panas, kelembaban,
kerusakan mekanis, korosi kimiawi, korona ataupun tegangan lebih.
Pengujian faktor daya tergantung pada suhu. Untuk
mendapatkan perbandingan faktor daya dari sistem isolasi kertas dan
minyak mineral yang dihasilkan dari perbedaan suhu, perlu disusun
faktor koreksi suhu dengan cakupan range dari temperature pada tiap
sistem isolasi yang umumnya diuji. Dimana suhu 20°C digunakan
sebagai suhu dasar untuk mengkoreksi faktor daya.
Isolasi pada dasarnya adalah dua plat yang dipisahkan oleh
satu atau lebih bahan dielektrik. Plat yang satu berpotensial tinggi
sedang plat lainnya berpotensial rendah.
Panas/watts
Gambar 3.1 2 Plat yang Dipisahkan Satu Atau Lebih Bahan Dielektrik
30
Persamaan dasar:
Daya = Tegangan x Arus x Cosine (Φ)
P = V I Cos (Φ)
Dimana :
P = Daya (watt)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
Φ = Sudut antara tegangan dan arus
0%PF
IC I
δ
Φ V
IR 100%
Gambar 3.3 Faktor Daya pada Rangkaian R-C
31
Watts = E x IR (3.1)
Watts = E x IT x Cosine θ (3.2)
PF = Cosine θ = Watts
E x IT
PF = E x IR = IR (3.3)
E x IT IT
%PF = W x 100
mAx10-3*10x103
32
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui faktor daya
dielektrik sama dengan alat uji tangen delta. Untuk pembacaan
hasilnya, pada beberapa alat uji dapat langsung diperoleh nilai faktor
daya(PF), namun pada alat lain harus dilakukan konversi nilai untuk
memperoleh nilai PF.
Pengujian Rutin
- Pengukuran tahanan isolasi
• sisi HV - LV
• sisi HV - Ground
• sisi LV- Groud
• X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
• X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan
circuit breaker.
33
tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk
kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada
bagian-bagian yang terhubung singkat.
34
• Tujuannya untuk mengetahui ketahanan belitan terhadap
tegangan kerjanya. Alat ukur yang digunakan adalah
megger 1000-5000 V DC dengan arus minimal 1 mA. Cara
pengukurannya adalah pengukuran antara bushing HV
dengan LV, bushing HV ground/body dan bushing LV
dengan ground/body, lama pengukurannya masing-masing
1 menit.
Nilai tahanan isolasi belitan paling rendah adalah :
C = Faktor belitan terendam dalam minyak besarnya = 0,8
E = Tegangan tertinggi …………….. (Volt)
kVA = Daya trafo …………………………. (kVA)
k = Faktor koreksi suhu belitan
Contoh :
Trafo 1.000 WA dengan tegangan 20 kV / 400 V
Pelaksanaan pengukuran sebaiknya diawali dari penqukuran antara
sisi LV dengan Body dengan tegangan 1000 V, sebab kesalahan
pemilihan tegangan pengukuran pada Megger dapat menyebabkan
kerusakan isolasi pada belitan trafo.Untuk menemukan kerusakan
tersebut di atas dapat dicari melalui pengukuran tahanan isolasi,
tahanan kawat penghantar kumparan dan arus beban nol.
Dalam pengukuran tahanan isolasi dan tahanan penghantar,
lakukanlah pengukuran melalui bushing sisi primer dan sisi skunder.
Pengukuran arus beban nol dilakukan saat transformator bekerja
pada tegangan nominal tanpa beban. Apabila gangguan atau
kerusakan telah dideteksi melalui pengukuran tersebut di atas,
selanjutnya lepaskanlah kumparan dari tangki, melalui
pembongkaran bagian-bagian transformator. Sehingga terlihat
kumparan-kumparan transformator yang dibagi menjadi 6 grup
kumparan fase.
35
7. Diameter tidak merata, benjol pada permukaan dikarenakan
lapisan pembungkus
36
dari koker sambil menghitung jumlah lilitannya. Untuk menghindari
salah hitung, pelepasan kumparan dari koker sebaiknya dengan
mesin penggulung (rewinding machine). Periksa koker apakah masih
layak pakai, apabila koker masih keadannya baik, laksanakan
penggulungan kumparan baru yang ukuran dimensi dan kelas isolasi
sama seperti kawat kumparan baru yang ukuran dimensi dan kelas
isolasi sama seperti kawat kumparan yang diganti dengan mesin
penggulung. Setelah penggulungan selesai, lakukan pengisolasian,
pengujian dan pemasangan kembali kumparan sesuai dengan buku
petunjuk.
37
menyebabkan tidak ada peralatan yang sempurna sehingga peluang
beroperasi akan berkisar di antara 0 dan 1. Dan seiring dengan
waktu, berbagai kejadian yang dialami peralatan transformator akan
menyebabkan perubahan nilai peluang beroperasi yang umumnya
cenderung semakin menurun, menuju 0 (akan mengalami keadaan
off-line).
3.7.1 Definisi
38
sekali beroperasi. Kualitas produk yang buruk disebabkan karena
keandalan yang buruk pula. Keandalan dapat bergantung pada faktor
eksternal dan tidak hanya pada kualitas produk tersebut saja.
Suatu produk bernilai (value) sebagai hasil dari penggunaan
atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan salah satunya
dipengaruhi oleh faktor keandalan, dan kemampurawatan. Alasan
utama dari teknik kemampurawatan ini adalah meningkatkan
keandalan dan ketersediaan produk atau sistem yang dikembangkan
sehingga dapat meningkatkan nilainya. Teknik keandalan dan
kemampurawatan harus dapat berguna bagi siklus pemakaian
produk.
39
deterministik. Ketidaktentuan, atau tidak lengkapnya informasi
tentang suatu proses kegagalan adalah hasil dari :
• kerumitan proses
• pengukuran yang tidak akurat terhadap besaran fisik dan
variabelnya
• ketidaktentuan kejadian alam di masa mendatang
Proses acak ini dapat membentuk pola yang dapat dimodelkan dalam
beberapa distribusi peluang. Beberapa fenomena sering diteliti
dalam prakteknya, terutama bila melibatkan banyak komponen. Kita
dapat meramalkan sifat kegagalan (atau ketidakgagalan/kesuksesan)
dari sistem secara statistik. Pandangan alternatif saat ini dari
keandalan ialah menganalisis fisis dari proses kegagalan, dan melalui
pemodelan matematis, diturunkan waktu menuju kegagalan (time to
failure). Pendekatan membutuhkan pengetahuan tentang mekanisme
kegagalan dan penyebab dasar kegagalan. Tingkat waktu kegagalan
diturunkan berdasarakan atas :
40
Peluang terjadinya kegagalan dalam interval waktu tertentu
[a, b] didapat dari salah satu fungsi peluang tersebut :
b
Pr{a ≤ T ≤ b} = F(b) – F(a) = R(a) – R(b) = ∫ f (t ) dt (3.5)
a
3.8.2 Rata-rata Waktu Menuju Kegagalan
41
− dR(t ) 1
λ (t ) = ⋅
dt R(t )
−dR(t )
λ (t ) dt =
dt
t R (t ) − dR (t ' )
∫ λ (t ' ) dt ' = ∫
0 t R (t ' )
t
− ∫ λ (t ' ) dt ' = ln R(t )
0
t
sehingga R(t ) = exp − ∫ λ (t ' ) dt ' (3.10)
0
Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan fungsi keandalan
dari fungsi laju kegagalan yang telah diketahui.
42
P[X (t + ∆t ) = j | X (t ) = k ] = p k , j (t ) ≈ λ k , j ∆t
P[X (t + ∆t ) = k | X (t ) = k ] = p k ,k (t ) ≈ 1 − λ k ∆t (3.13)
Subtitusi (3.9) ke (3.8), didapat:
(
p j (t + ∆t ) = ∑ p k (t ) ⋅ λ k , j (∆t ) + p j (t ) ⋅ 1 − λ j ∆t )
k≠ j
atau
p j (t + ∆t ) − p j (t )
= ∑ p k (t ) ⋅ λ k , j − p j (t ) ⋅ λ j
∆t k≠ j
Dengan limit ∆t → 0, maka:
dPj (t )
= ∑ p k (t ) ⋅ λ k , j − p j (t ) ⋅ λ j j = 1, 2, ... (3.14)
dt k≠ j
Dalam notasi matriks:
dp1 (t ) dp 2 (t ) dp 3 (t )
dt L
dt dt
− λ1 λ1,2 λ1,3 L
= [ p1 (t ) p 2 (t ) p 3 (t ) L]⋅ λ 2,1 − λ2 λ 2,3 L
M M M O
atau:
dp(t )
= p(t ) ⋅ A (3.15)
dt
dimana:
− λ1 λ1, 2 λ1,3 L
λ
A = 2,1 − λ 2 λ 2,3 L (3.16)
M M M O
A adalah matriks intensitas transisi, sedang p(t) = [ Pj(t) ] adalah
vektor baris. Persamaan (2.11) adalah persamaan diferensial matriks,
yang solusinya analog dengan persamaan diferensial biasa dalam
bentuk yang sama. Solusinya adalah:
p(t ) = p (0) exp( At ) (3.17)
dimana exp(At) didefinisikan:
43
t2 tn
exp( At ) = I + At + A 2 + K + An (3.18)
2 n!
44