Teknologi
Sistem
Bangunan
POKOK BAHASAN
Tekno Ekonomi 3
15
Fakultas Teknik Program W121700024 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT.
Studi Arsitektur
Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini membahas tentang Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkanan
bagaimana analisis teknoekonomi perlu dapat mengetahui bahwa suatu bangunan harus
dilakukan pada saat dilaksanakannya proses memenuhi persyaratan teknis (technically
perancangan yang berorientasi pada rentang possible) dan kelaikan secara ekonomis
waktu pemanfaatan bangunan di masa (economically feasible).
mendatang.
Ada beberapa hal yang merupakan bahan pertimbangan bagi evaluasi suatu proyek
bangunan tinggi, diantaranya adalah perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran
(‘RCR – revenue-cost ratio’), yaitu perbandingan antara jumlah nilai sekarang dan
pengeluaran selama usia ekonomis bangunan.
‘ROI before tax’ adalah jumlah nilai sekarang dari keuntungan sebelum dipotong pajak
dibagi dengan nilai sekarang dari investasi.
TR TC
ROI before Persamaan 11.13.
PVinvestasi
Sedang ‘ROI after tax’ adalah jumlah nilai sekarang dari keuntungan sesudah dipotong
pajak dibagi dengan nilai sekarang dari investasi.
TR TC Pajak
ROI after Persamaan 11.14.
PVinvestasi
Tingkat pengembalian investasi umumnya dipengaruhi oleh apa yang dinamakan tinggi
bangunan ekonomis (‘economic building height’). Optimasi ketinggian bangunan ini dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan, dimana dua pendekatan pertama dicontohkan dengan
menggunakan program ‘spread sheet’ (Optimasi Jumlah Lantai-01.xls), yang contohnya
dapat dilihat pada Gambar 11.8 dan Gambar 11.9.
MG
1,5 (lihat Gambar 11.8.)
ME
Mengingat luas inti bangunan sekitar 5 – 10 kali dari kebutuhan luas ruang luncur dan
luas inti bangunan hanya sekitar 15 – 20% luas lantai tipikal, maka, jumlah lantai dapat
pula ditentukan dari alokasi maksimal bagi kebutuhan layanan transportasi vertikal (lihat
Bab IV. Transportasi Vertikal).
Agar penggunaan lahan tidak berlebihan, maka jumlah lantai bangunan dan luas lantai
dasar perlu memenuhi ketentuan KDB dan KLB. Jika pada lahan didirikan beberapa
bangunan, maka ketentuan jarak bebas juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan
(lihat Bab II Perancangan Bangunan Tinggi).
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat pengembalian modal (‘ROE – rate of
return on equity’), yang menggambarkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan
(atau penyertaan modal). ROE adalah jumlah nilai sekarang selama umur ekonomis
bangunan dari pembayaran pinjaman berikut keuntungan, ditambah dengan akumulasi
modal setelah pinjaman lunas dibagi dengan jumlah nilai sekarang dari investasi.
Dari pembahasan sebelumnya, dapat diperoleh jumlah pengeluaran berupa biaya investasi
yang diperlukan untuk suatu bangunan tertentu (TC), sedang penerimaannya (TR) diperoleh
Secara rinci proses perhitungan tekno ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pembiayaan
Untuk menghitung besarnya biaya yang diperlukan untuk bangunan, diperlukan data-data:
b. Penerimaan
Penerimaan diperoleh dari sewa ruangan (untuk kantor dan pertokoan), nilai jual bangunan
(untuk apartemen) dan tarif kamar (untuk hotel dan rumah sakit).
c. Analisa Perhitungan
Setelah dilakukan analisa sistem bangunan, berupa analisa struktur, perhitungan kebutuhan
jumlah lift, beban tata udara, sanitasi, daya listrik dan utilitas lainnya, maka dapat
diperkirakan luas lantai efektif (Lnetto).
2) Pembiayaan proyek
FV I .1 i
t
Persamaan 11.17.
Biaya proyek pada umumnya diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman pihak lain,
sehingga biaya investasi terbagi atas:
1
Ie xFV Persamaan 11.18.a.
q 1
q
Il xFV Persamaan 11.18.b.
q 1
di mana : q adalah nisbah antara modal sendiri dan pinjaman (‘loan equity ratio),
biasanya q = 3.
i 1 i
p
FV
B .FV Persamaan 11.19.
1 i p
1 p
4) Depresiasi (D)
Tabel 11.14.
Tingkat Penurunan Nilai Bangunan per Tahun
--------------------------------------------------------------------------
Fungsi Usia Ekonomis Depresiasi (d)
--------------------------------------------------------------------------
Apartemen 40 tahun 2,5%
Hotel 40 tahun 2,5%
Kantor 45 tahun 2,2%
Pertokoan 50 tahun 2,0%
Gedung Parkir 45 tahun 2,2%
---------------------------------------------------------------------------
Besar biaya operasional secara sederhana dapat diperhitungkan sekitar 25% dari
jumlah penerimaan:
Dari jumlah ini, alokasi untuk biaya pengelolaan bangunan (BO) sebesar 6% dari O,
sedang sisanya sebesar 94% dari O digunakan untuk biaya pemeliharaan/perawatan
bangunan (BM), dengan rincian:
6) Asuransi (A)
Nilai asuransi juga diperhitungkan dari penerimaan yang diperoleh, yaitu sekitar 2,5%.
7) Pajak (T)
Il
CP Persamaan 11.24.
p t
9) Penerimaan (R)
Penerimaan didasarkan pada pendapatan dari luas lantai produktif (Lnetto) dengan
mempertimbangkan faktor kekosongan gedung:
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjumlahkan semua pembiayan yang
dikeluarkan:
TC I B D O A T Persamaan 11.26.
TC R
I B D O A T 12.Lnetto .n.r.(1 v )
Jadi:
Sebelum pinjaman lunas, yaitu pada tahun pertama sampai dengan tahun ke-p:
Lb R B O A Persamaan 11.28.
PVb
1 d z 1 . L
Persamaan 11.29.
d 1 d
p b
Setelah pinjaman lunas, yaitu dari tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z:
La R O A Persamaan 11.30.
1 d z 1 1 d p 1
PVa p
. La Persamaan 11.31.
d 1 d d 1 d
z
L
RI b Persamaan 11.33.
FV
Jika nilai RIb < 1, maka nilai sewa (r) harus diperbesar.
z
BEP Persamaan 11.34.
RI b
Sebelum pinjaman lunas, yaitu pada tahun pertama sampai dengan tahun ke-p:
PVb'
1 d z 1 . L'
Persamaan 11.36
d 1 d
p b
1 d z 1 1 d p 1 '
PVa' p
. La Persamaan 11.38.
d 1 d d 1 d
z
Jadi nilai sekarang untuk laba setelah pajak ditambah dengan depresiasi adalah:
L'
RI a Persamaan 11.40.
FV '
Jika nilai RIa < 1, maka nilai sewa (r) harus diperbesar.
z
BEP Persamaan 11.41.
RI a
PVb"
1 d z
1
. L"
d 1 d p b
Persamaan 11.43.
Setelah pinjaman lunas, yaitu dari tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z:
PV a"
1 d z
1
1
d 1 d z
d
Persamaan 11.45.
Jadi nilai sekarang untuk laba setelah pajak ditambah dengan depresiasi adalah:
Ie
RE Persamaan 11.47.
L"
Daftar Pustaka
2015 Teknologi Sistem Bangunan
14 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Arnold C and Reitherman R., Building Configuration & Seismic Design, John Wiley &
Sons, New York, 1982.
Dadras, A.S., Mechanical System for Architect , Mc. Graw Hill, Inc New York, 1995.
Daniel L. Schodek, Structure, Prentice Hall, New Jersey
Haas, A. M., Precast Concrete Design and Apllication, Applied Science Publishers
London.
Hartono Purbo : “ Utilitas Bangunan “,Djambatan, Jakarta 1992.
Hart F and all, Multi Storey Buildings in Steel, Collins, London, 1985
Juwana, J. S., Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
Kowalczyk R.M. and all, Structural Systems for Tall Buildings, McGraw-Hill Inc, New
York, 1992
Peurifoy R.L and Oberlender G.D., Formwork For Concrete Structures, McGraw-Hill Inc,
New York, 1996
Smith B. S. and Coull A, Tall Building Analysis and Design, John Wiley & Son Inc, New
York, 1991
Taranath B. S., Structural Analysis & Design of Tall Buildings, Mc Graw-Hill Book
Company, New York, 1988.
Thornton C and all, Exposed Structure in Building Design, McGraw-Hill Inc, New York,
1993
Wolfgang Schuller, High Rise Building Structures, John Wiley & sons, New York.
Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_tinggi