Teori Diazepam, Prak Farmako
Teori Diazepam, Prak Farmako
Diazepam pada prinsipnya dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dengan menggunakan
jalur N-demethylasi. Dua metabolit utama diazepam adalah desmethyldiazepam dan oxazepam.
Desmethyldiazepam dimetabolisme lebih lambat dibandingkan oxazepam. Pengaruh metabolit ini
seperti mengantuk sekitar 6-8 jam setelah pemberian diazepam. Resirkulasi enterohepatik dapat
mengakibatkan terjadinya efek sedasi yang berulang. Konsentrasi plasma diazepam secara klinis
signifikans dan dapat diperkirakan cepat perubahannya sebagai konjugat asam glukoronat.
Masa paruh eliminasi diazepam lambat sekitar 21 sampai 37 jam. Sirosis hati berhubungan
dengan peningkatan masa paruh eliminasi diazepam. Masa paruh eliminasi diazepam juga
meningkat cepat dengan penambahan usia karena peningkatan sensitivitas pasien terhadap efek
sedasi obat. Perpanjangan masa paruh eliminasi diazepam dengan sirosis hati berhubungan dengan
penurunan ikatan protein obat dan peningkatan volume distribution serta penurunan clearance hati
akibat aliran darah hati yang menurun.
Perpanjangan masa paruh eliminasi pada pasien usia tua merupakan akibat dari peningkatan
volume distribution, dimana peningkatan lemak tubuh berhubungan dengan usia yang
mengakibatkan peningkatan volume distribution obat yang larut dalam lemak. Clearance hati tidak
berubah dengan penuaan. Dibandingkan dengan lorazepam, diazepam mempunyai masa paruh yang
lebih lama tetapi masa kerja yang lebih singkat daripada lorazepam dan berdisosiasi lebih terhadap
reseptor GABAA
Secara farmakologi, metabolit yang aktif dapat menumpuk di plasma dan jaringan pada saat
penggunaan diazepam yang kronis. Efek mengantuk yang berkepanjangan berhubungan dengan
dosis diazepam yang besar dan pemecahan ulang metabolit aktif sehingga kembali sirkulasi darah.
Diazepam diindikasikan pada pasien dengan gangguan cemas. Diazepam juga digunakan
pada pasien untuk pencegahan agitasi, tremor, delirium akut, halusinasi, ataupun spasme otot
dengan dosis yang sesuai.
Farmakodinamik terhadap diazepam akan dibahas dalam hal:
Efek samping yang dapat timbul berupa konstipasi, hipotensi, mual, skin rash, retensi urin,
vertigo, dan mata kabur. Intoksikasi susunan saraf pusat dapat terjadi pada konsentrasi plasma lebih
dari 1.000 ng/mL Overdosis yang massif dapat mengakibatkan koma atau sekuele yang serius dan
pada neonatus dapat mengakibatkan hiperbilirubinemia akibat defisiensi G6PD karena pemberian
diazepam