Anda di halaman 1dari 2

Diazepam mempunyai rumus bangun seperti pada Gambar 6 berikut ini:

Diazepam (N-demethylated) merupakan golongan benzodiazepin yang larut dalam lemak.


Diazepam cepat diabsorbsi dari saluran gastrointestinal pada saat pemberian secara oral
(penyerapan diazepam lebih dari 90% ), dengan konsentrasi puncak sekitar 60-90 menit pada
dewasa tetapi lebih cepat 15 sampai 30 menit pada anak-anak. Masa kerja diazepam tidak
berhubungan dengan reseptor tetapi ditentukan laju metabolisme dan eliminasi obat.

Diazepam pada prinsipnya dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dengan menggunakan
jalur N-demethylasi. Dua metabolit utama diazepam adalah desmethyldiazepam dan oxazepam.
Desmethyldiazepam dimetabolisme lebih lambat dibandingkan oxazepam. Pengaruh metabolit ini
seperti mengantuk sekitar 6-8 jam setelah pemberian diazepam. Resirkulasi enterohepatik dapat
mengakibatkan terjadinya efek sedasi yang berulang. Konsentrasi plasma diazepam secara klinis
signifikans dan dapat diperkirakan cepat perubahannya sebagai konjugat asam glukoronat.

Masa paruh eliminasi diazepam lambat sekitar 21 sampai 37 jam. Sirosis hati berhubungan
dengan peningkatan masa paruh eliminasi diazepam. Masa paruh eliminasi diazepam juga
meningkat cepat dengan penambahan usia karena peningkatan sensitivitas pasien terhadap efek
sedasi obat. Perpanjangan masa paruh eliminasi diazepam dengan sirosis hati berhubungan dengan
penurunan ikatan protein obat dan peningkatan volume distribution serta penurunan clearance hati
akibat aliran darah hati yang menurun.

Perpanjangan masa paruh eliminasi pada pasien usia tua merupakan akibat dari peningkatan
volume distribution, dimana peningkatan lemak tubuh berhubungan dengan usia yang
mengakibatkan peningkatan volume distribution obat yang larut dalam lemak. Clearance hati tidak
berubah dengan penuaan. Dibandingkan dengan lorazepam, diazepam mempunyai masa paruh yang
lebih lama tetapi masa kerja yang lebih singkat daripada lorazepam dan berdisosiasi lebih terhadap
reseptor GABAA

Secara farmakologi, metabolit yang aktif dapat menumpuk di plasma dan jaringan pada saat
penggunaan diazepam yang kronis. Efek mengantuk yang berkepanjangan berhubungan dengan
dosis diazepam yang besar dan pemecahan ulang metabolit aktif sehingga kembali sirkulasi darah.

Diazepam diindikasikan pada pasien dengan gangguan cemas. Diazepam juga digunakan
pada pasien untuk pencegahan agitasi, tremor, delirium akut, halusinasi, ataupun spasme otot
dengan dosis yang sesuai.
Farmakodinamik terhadap diazepam akan dibahas dalam hal:

a. Sistem pembuluh darah


Diazepam dengan dosis 0,5-1 mg/kg IV untuk induksi anestesi memberikan efek
minimal terhadap penurunan tekanan darah sistemik, curah jantung, dan tahanan
pembuluh darah sistemik yang dipantau pada saat pasien tertidur. Meskipun efek
hipotensi jarang terjadi, pemberian diazepam harus hati-hati pada pasien dengan
tekanan darah rendah dan pasien usia tua.
b. Sistem saraf pusat
Diazepam berikatan dengan gamma-amino butyric acid (GABA) reseptor sehingga
menurunkan aktifitas neuron di sistem limbik, thalamus dan hipotalamus yang
mengakibatkan efek sedasi dan anti cemas.
c. Sistem Pernafasan
Diazepam, sama seperti golongan benzodiazepin yang lain, memberikan efek
minimal terhadap ventilasi dan sirkulasi sistemik. Diazepam mengakibatkan efek
depresan yang minimal pada ventilasi dengan peningkatan PaCO 2. Efek depresan ini
tidak terjadi pada pemakaian obat sampai dosis 0,2 mg/kg IV. Kombinasi diazepam
dengan obat depresan CNS lain (opioid, alkohol) atau pada pasien dengan penyakit
obstruksi saluran nafas kronis dapat mengakibatkan perpanjangan depresi ventilasi

Efek samping yang dapat timbul berupa konstipasi, hipotensi, mual, skin rash, retensi urin,
vertigo, dan mata kabur. Intoksikasi susunan saraf pusat dapat terjadi pada konsentrasi plasma lebih
dari 1.000 ng/mL Overdosis yang massif dapat mengakibatkan koma atau sekuele yang serius dan
pada neonatus dapat mengakibatkan hiperbilirubinemia akibat defisiensi G6PD karena pemberian
diazepam

Anda mungkin juga menyukai