Bab I-III Rumaya Nababan
Bab I-III Rumaya Nababan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia agar dapat mengikuti perkembangan zaman serta sebagai modal awal
untuk dapat bertahan serta bersaing dengan keadaan dunia yang sudah semakin
kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun
global. Dengan hal itu, dapat kita ketahui bahwa tujuan pendidikan merupakan
suatu rumusan mengenai terbentuknya kualitas manusia yang unggul dan yang
dengan pembelajaran yang melibatkan banyak faktor yaitu guru sebagai tenaga
1
menurut Simanjuntak (2018) maka sangat perlu mengembangkan kualitas
guru saja menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, lalu menggeser
sanggup menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan sikap mandiri pada
diri siswa.
pembelajaran yang didalamnya terpaut tentang tujuan, isi, bahan pelajaran, serta
2013 adalah kurikulum yang dipakai di Indonesia untuk sekarang ini. Kurikulum
2013 memiliki tujuan yaitu untuk mendorong siswa lebih aktif dalam setiap
mengaktifkan siswa dalam belajar. Senada dengan itu, Nur dan Asto (2016)
menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan pendidikan itu maka seorang guru
motivasi belajar siswa karena dengan adanya motivasi belajar yang tinggi maka
akan mendorong kesuksesan belajar siswa yaitu ditandai dengan hasil belajar yang
depan kelas atau siswa hanya sebagai pendengar yang sifatnya berpusat pada guru
saja, tetapi pembelajaran dimana belajar itu menyenangkan, siswa terlibat aktif,
alam dan mekanismenya. Ilmu fisika didasarkan pada kenyataan dan memerlukan
merupakan salah satu mata pelajaran yang menimbulkan kesulitan kepada siswa
meskipun sudah didapatkan sejak jenjang sekolah dasar dan terus berlanjut hingga
ke jenjang SMA. Siswa cenderung belajar fisika dengan cara menghafal rumus
dalam dirinya bahwa pelajaran fisika itu sulit dan sangat membosankan.
pembelajaran fisika dapat berasal dari model mental yang dimiliki siswa. Model
fenomena maka dapat dinyatakan bahwa model mental yang dimilikinya tidak
sesuai secara ilmiah. Model mental juga menjelaskan bagaimana seseorang dapat
berpikir tentang suatu permasalahan dan dapat ia selesaikan. Dalam hal ini,
yang lebih bervariasi serta proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centre) yang menjadikan siswa sebagai siswa yang aktif. Salah satu model
pembelajaran yang didesain agar siswa secara aktif berpartisipasi secara langsung
perubahan yaitu mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan persoalan-
persoalan fisika yang akan dihadapi sehingga mendapatkan hasil belajar yang
(2019) yaitu untuk melatihkan pemahaman konsep fisika pada Materi Kinetik Gas
tergolong sangat praktis. Penelitian Rahayu, Eliyarti, dan Festiyed (2019) tentang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga aktivitas siswa yang tergolong
aktif selama proses pembelajaran, dan hal ini tidak lain adalah dari tingginya
motivasi yang dimiliki siswa. Penelitian Widyastika, Nurza, dan Marwan (2018)
yang kurang membuat siswa tidak aktif dan antusias dalam proses pembelajaran,
sehingga rasa ingin tahu yang kurang mengakibatkan saat proses tanya jawab
yang ada masih sedikit, 4) Rendahnya hasil belajar fisika siswa, hal ini terlihat
dari ulangan harian kelas X bahwa siswa yang tuntas masih di bawah 50%.
Bengkulu bahwa juga ditemui bahwa RPP, Materi Ajar, LKS, dan Tes Hasil
terhadap fakta atau fenomena yang terjadi dalam lingkungan hidup sehari- hari.
Hal ini dapat dilihat dari RRP yang digunakan oleh guru masih konvensional,
yaitu pembelajaran dimana siswa diberikan konsep, rumus dan contoh soal,
kemudian di akhir pembelajaran siswa diberikan latihan. Permasalahan lain yang
dtemukan juga terlihat pada bahan ajar yang digunakan kurang lengkap. Guru
sangat sedikit melakukan diskusi atau percobaan, padahal kita ketahui bahwa
dengan adanya diskusi antar siswa yang satu dengan lain maka mereka akan turut
aktif, penerapan konsep fisika juga lebih mudah dipahami, serta akan tersimpan
lebih lama dalam ingatan siswa jika melakukan percobaan. Hal ini diprediksi
bahwa guru kurang menyediakan atau bahkan tidak memiliki bahan diskusi
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
adalah:
D. Manfaat
1. Bagi siswa
Diharapkan dapat menjadi alternatif bahan ajar yang dapat digunakan siswa
2. Bagi guru
E. Batasan Penelitian
2. Materi yang digunakan adalah materi Getaran Harmonis kelas X pada tahun
adalah berupa RPP, Materi ajar, LKS, Tes hasil belajar (soal pada perangkat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
dapat juga diartikan suatu peristiwa atau kegiatan yang di dalamnya terjadi saling
rupa dalam suatu lingkungan tertenty sehingga tercapailah tujuan pembelajaran itu
dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
belajar itu adalah sebuah proses. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai dan diharapkan. Belajar juga merupakan bentuk
pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara siswa dengan
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dengan
9
10
berakhirnya proses belajar, maka siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar itu akan diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Salah satu upaya
mengukur hasil dari proses belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu
sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan dan proses belajar adalah
manusia, sebab tanpa belajar kehidupan manusia tidak akan berarti dalam
hidupnya. Belajar memiliki dimensi kehidupan yang berkaitan, karena itu untuk
kesuksesan dalam belajar dibutuhkan seorang guru, sistem nilai, moral, kekuatan,
daya saing, perjuangan dan motivasi berprestasi. Belajar memberikan arti yang
wahana yang memberikan jalan terhadap setiap kebuntuan yang terjadi di dalam
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
memgandung tiga unsur utama yaitu; 1) belajar berkaitan erat dengan perubahan
tingkah laku, 2) perilaku mengacu pada suatu tindakan atau berbagai tindakan, 3)
Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalamam fisik, psikis, dan
seseorang yang dengan sengaja dilakukan dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu pemahaman, konsep, maupun pengetahuan baru akan suatu hal sehingga
tetap baik dalam berrpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Berdasarkan defenisi
yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar yaitu proses perubahan
sekitarnya maupun orang lain. Senada dengan itu, menurut Rusman (2016)
belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis (proses
sebagainya).
sintaks yang digunakan dalam model ini adalah dimulai dari persiapan,
sebelumnya sudah ada dalam diri siswa. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan
cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika
pengetahuan baru siswa tersebut akan disimpan dalam memori jangka panjang
atau lama.
awal, sehingga pembelajaran akan sangat lebih bermakna. Dalam hal ini, peran
guru yang sebelumnya menjadi satu- satunya sumber pengetahuan harus diubah
pembelajaran tanpa dibebani rasa takut, serta mampu berargumen menuju pada
bukanlah blank state yang dengan pasif belajar dan mencatat informasi yang
datang. Otak siswa begitu berperan dalam menyerap dan memaknai informasi,
maka siswa sendiri adalah penganggung jawab utama dalam belajar. Proses
13
pengolahan input indera dalam otak yaitu: (1) Ide yang ada di pikiran siswa
menentukan masukan dari indera mana yang akan diperhatikan dan mana yang
tidak, (3) masukan indera yang diperhatikan siswa belum mempunyai arti, (4)
hubungan tersebut dan pemasukan indera untuk membangun arti pada pemasukan
itu, (6) Kadang- kadang siswa menguji arti yang dibangun dengan keterangan
lain yang disimpan dalam otak, dan (7) mungkin siswa menyimpan arti yang
Intisari dari model pembelajaran generatif ini adalah otak tidak akan
model pembelajaran generatif ini maka akan mampu untuk menciptakan suasana
siswa untuk mampu merespon dan menyelesaikan suatu masalah yang ada secara
baru yang dialaminya. Menurut Shoimin dalam Irwandani dan Rofiah (2015)
Tahap ini disebut dengan tahap pendahuluan atau orientasi, yaitu siswa
Pada tahap kedua ini pemfokusan disebut tahap pengungkapan ide atau
mereka mengenai konsep yang dipelajari. Pada tahap ini siswa akan
konsep tersebut.
c). Tantangan
menguji kebenaran pendapat siswa. Pada tahap ini diharapkan siswa sudah
d). Aplikasi
15
Pada tahap keempat adalah aplikasi yang disebut juga dengan penerapan
konsep, yaitu kegiatan dimana siswa diberi kesempatan untuk menguji ide
baru yang dikembangkan. Melalui tahap ini guru dapat meminta siswa
Setelah tahap penerapan/ aplikasi akan ada dilanjutkan tahap terakhir yaitu
diharapkan dapat mengingat kembali apa saja yang mereka pelajari selama
pembelajaran.
menyimpan informasi baru terhadap apa yang siswa ketahui. Menurut Hamdani,
Kurniati, dan Sakti (2012) bagian utama model pembelajaran generatif adalah
dengan pemahaman awal siswa atau berbeda dengan pemahaman awal tersebut.
Oleh karena itu, pengetahuan yang ingin diperoleh pada dasarnya siswa
pengetahuannya sendiri.
mengorganisasi pembelajaran.
satu siswa dengan siswa lain, sehingga suasana ruangan menjadi ribut.
5. Model Mental
18
Menurut Priyadi, Diantoro, dan Parno (2018) dalam mempelajari ilmu sains
terbagi menjadi 3 dimensi yaitu 1) Level makroskopik adalah sesuatu yang nyata
dan secara langsung atau tidak langsung merupakan bagian dari pengalaman
masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada tingkat
representasi dari suatu kenyataan bisa berupa gambar, simbol atau rumus.
cara ini sering disebut sebagai model mental. Menurut Amrizaldi, Diantoro, dan
Wartono (2014) model mental siswa adalah gambaran konsep yang ada dibenak
siswa untuk menjelaskan suatu situasi atau proses yang sedang terjadi. Perannya
yaitu kemampuan siswa dalam mengetahui suatu alasan dalam menyusun suatu
membandingkan level model mental siswa yang berbeda – beda dapat dilihat dari
yang mereka miliki. Model mental seorang siswa biasanya digunakan untuk
Menurut Seel, Ifenthaler, dan Pirnay (2008) model mental fisika siswa
dapat dinilai melalui permasalahan fisika dalam model mentalnya yaitu surface,
matching dan deep structures (SMD). Lebih lanjut Priyadi, Diantoro, & Parno
(2018) menyatakan bahwa metode SMD dilakukan dengan cara menilai proses
siswa dalam memecahkan masalah dan analisis ini menghasilkan tingkatan model
yang bersifat prediktif atau menggunakan soal- soal yang berada pada
dimensi mikroskopik.
menggunakan metode SMD (surface, matching atau deep structures) dapat dilihat
Model mental yang sesungguhnya dalam pikiran siswa sangat rumit dan
tentang suatu fenomena atau pemecahan masalah. Model mental seseorang pada
berbagai bentuk, yang dapat dikategorikan lima tipe model yaitu visual, simbolik,
gerak isyarat, objek nyata, dan verbal [ CITATION Suj15 \l 1057 ]. Sehingga dapat
dikatakan bahwa model mental yang dimiliki siswa sangat perlu diketahui oleh
guru.
asal kesulitan yang dialami siswa. Tujuan mengetahui model mental yang
digunakan siswa adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa
pada suatu materi yang telah di ajarkan sebelumnya. Model mental yang dimiliki
siswa bagi guru sangat penting, baik untuk menentukan strategi pembelajaran
yang cocok dalam pembelajaran kedepannya, bahan ajar, ataupun media yang
disusun agar pemahaman siswa mengenai suatu konsep fisika menjadi suatu
kesatuan yang utuh [CITATION Way16 \l 1057 ]. Selain membantu guru untuk
21
model mental yang dimiliki siswa dapat diketahui melalui serangkaian tes. Model
[CITATION Ari17 \l 1057 ]. Siswa memerlukan model mental yang benar untuk
memahami fisika. Hal ini sejalan dengan Ninik, Kusairi, dan Zulaikhah (2018)
pembangunan asimilasi yang dimiliki oleh siswa dan penggambaran model secara
nyata dan hal ini akan memudahkan guru untuk merancang pembelajaran yang
Seperti yang diungkapkan oleh Wulandari, Ridwan, dan Rahmawati (2018) bahwa
Proses membangun model mental siswa bukanlah sesuatu hal yang mudah,
Selama kegiatan pembelajaran, model mental dipengaruhi oleh guru baik dalam
bahas dan komunikasi dan cara merepresentasikan konsep fisika, faktor bahan
ajar, serta faktor dari siswanya sendiri. Disamping itu, faktor yang sangat
22
menggunakannya.
3. Model mental adalah sintetik; artinya sebuath model mental adalah dinamis
dalamnya.
4. Model mental dipengaruhi oleh faktor luar atau dunia yang di lihat;
masalah baik yang dijelaskan pada sebuah fenomena/ gejala [ CITATION Wan07 \l
mengenai bagaimana sesuatu bekerja dalam dunia nyata yang ditunjukkan dengan
yang nantinya saling mempengaruhi dalam hal- hal yang bersifat positif. Sesuai
dengan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa model mental siswa merupakan
baru dengan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya. Dalam hal ini,
pembelajaran generatif sejalan dengan model mental seperti yang sudah dijelaskan
pembelajaran yang tepat dan sejalan serta memperoleh hasil belajar siswa yang
7. Perangkat Pembelajaran
dari perangkat pembelajaran tersebut, guru akan lebih mudah mengecek atau
mengukur apakah pembelajaran yang dilakukan itu sudah sesuai atau belum
perangkat pembelajaran.
belajar pretest atau postest, Materi ajar yang dibuat sesuai dengan intaks
pembelajaran generatif, LKPD/ LKS, dan contoh soal. Nieveen dalam penelitiaan
(effectiveness).
25
Dikatakan bahwa kriteria validitas suatu produk itu ditinjau berdasarkan dua
hal yang relevan/ validitas isi (content validity) dan konsistensi/ validitas isi
berhasil jika didukung dengan perangkat pembelajaran yang baik pula dan
para ahli yang disebut juga dengan validator. Adapun beberapa hal yang harus
yaitu;
didasarkan oleh teori-teori yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Beberapa
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. (2). LKS (Lembar Kerja Siswa).
Ada beberapa kriteria LKPD yang dapat dikatakan valid, apabila memenuhi
bahasa, pertanyaan.
kualitas kepraktisan yang tinggi apabila ahli mempertimbangkan produk itu dapat
26
digunakan dan realitanya menujukkan bahwa mudah bagi guru dan siswa untuk
digunakan di lapangan dengan sedikit revisi, banyak revisi, tanpa revisi, atau tidak
Sinambela yang dikutip oleh Iharod hiyah (2018) di skripsinya atau penelitiannya
sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun restasi yang
maksimal.
yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termasuk dalam
pembelajaran.
sebesar (g) = 0,60 atau dalam kriteria sedang dan aktivitas siswa secara
dikembangkan memenuhi validasi isi dan konstruk. Hal ini berarti bahwa
waktu yang dipakai tepat serta manfaat perangkat pembelajaran bagi guru
problem.
dinilai praktis oleh para ahli dengan rata- rata penilaian “A” yang artinya
24% memiliki kemampuan tipe Surface, 68% tipe Matching; dan 8% tipe
serupa, dan 64% dari membaca buku. Dan terdapat 12% model mental
pertanyaan konsep GLB, konsep GLBB, dan konsep gerak parabola secara
31
pada kompetensi kognitif siswa pada konsep GLB, GLBB, dan gerakan
parabola saja, jadi untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada
C. Kerangka Berpikir
supaya siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus memiliki
mampu membuat siswa lebih aktif, mandiri, kreatif sesuai dengan tujuan
disusun lengkap supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik pula. Perangkat
pembelajaran yang dimaksud seperti; RPP, Materi ajar, LKS atau LDS, dan Tes
lengkap dan belum sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Model pembelajaran
yang digunakan biasa atau konvensional dan kurang tepat sehingga yaitu guru
masih berperan satu- satunya sumber belajar. Pembelajaran fisika sulit dipahami
fisika masih kurang, sehingga hasil belajar yang diperoleh rendah dan tidak sesuai
sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Iharodhiyah (2018) menyatakan bahwa
getaran harmonis, dimana hasil yang diharapkan bahwa siswa nantinya mampu
Kenyataan di Lapangan:
Perangkat pembelajaran yang digunakan belum lengkap dan belum sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013.
Model pembelajaran yang digunakan biasa atau konvensional dan kurang tepat
sehingga yaitu guru masih berperan satu- satunya sumber belajar.
Pembelajaran fisika sulit dipahami siswa dan kemampuan memahami dan
menyelesaiakn fenomena/permasalahan fisika masih kurang, sehingga hasil belajar
yang diperoleh rendah dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Thiagarajan dan Semmel dalam Dewi, Gunawan, Susilawati, dan Harjono (2019)
menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu define,
design, develop dan disseminate, namun penelitian ini dibatasi sampai tahap
develop yaitu menggunakan model 3-D yang meliputi define, design, develop.
Tahapan penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
dilakukan pada bulan Februari- Juni 2020 semester genap tahun ajaran 2019/2020.
C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X di SMAN 3 Kota
Bengkulu.
35
D. Prosedur Penelitian
berpola pembelajaran generatif. Pada pengembangan ini adalah pada materi kelas
yang sesuai dengan kompetensi isi (KI), kompetensi dasar (KD), dan indikator
materi. Analisis kurikulum ini diperlukan untuk pembelajaran yang lebih baik dan
disesuaikan dengan RPP serta silabus yang sudah ada di SMAN 3 Kota Bengkulu
36
RPP, LKS, tes hasil belajar. Analisis perangkat pembelajaran dilakukan dengan
LKPS, dan tes hasil belajar) yang dipakai di sekolah, dengan tujuan untuk
kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang berlaku sekarang ini. Tahap- tahap
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan dan menyusun kisi- kisi instrumen
berupa lembar validasi ahli. Instrumen ini digunakan untuk menilai kelayakan
perangkat dan melihat tanggapan atau respon daripada ahli terhadap perangkat
Bahasa 8-10 3
yang telah dilaksanakan pada tahap design. Pada tahap ini, rancangan perangkat
pembelajaran yang lengkap, dan yang disusun dengan berbasis model mentap
berpola pembelajaran generatif. Selanjutnya, akan dilakukan validasi ahli dan uji
keterbacaan pada ahli juga (tidak kepada guru atau siswa karena sesuai dengan
batasan penelitian hanya validator saja), dengan uraian kegiatan sebagai berikut;
(1).Validasi ahli
Validasi dilakukan oleh tim ahli yaitu dosen pendidikan Fisika Universitas
Bengkulu dan guru SMAN 3 Kota Bengkulu. Hasil yang diperoleh dari
proses validasi ini berupa penilaian, komentar, kritik, dan saran yang dapat
(4). Produk
ajar yang disusun sesuai tahap pembelajaran generatif, LKS atau LDS, tes
Pengembangan
Penyusunan Instrumen untuk tahap define
Perangkat pembelajaran
Analisis Kurikulum
Model pembelajaran yang
dipakai berpola model
Analisis Perangkat Pemebalajaran pembelajaran generatif berbasis
Define
model mental
Analisis Kebutuhan
Perangkat pembelajaran
berbasis model mental berpola
pembelajaran generatif
Validasi Ahli
Revisi Berdasarkan
Hasil Validasi Ahli
Develop
Uji Keterbacaan
Revisi Berdasarkan
Hasil Validasi Ahli
Perangkat Pembelajaran Berbasis Model
Mental Berpola Pembelajaran Generatif
E. Instrumen Penelitian
observasi, review document, validasi ahli atau lembar validasi isi perangkat
djadikan bahan penelitian yang diperoleh secara langsung maupun melalui review
document. Namun, pada penelitian ini angket kebutuhan tidak dapat disebarkan
dikarenakan terbatasnya oleh situasi dan kondisi yang terjadi sekarang ini
observasi yang dilakukan penulis selama 2 bulan di SMAN 3 Kota Bengkulu dan
Observasi dan data sekunder digunakan untuk memperoleh data berupa analisis
validasi ahli untuk menguji kelayakan pada isi perangkat yang akan
dikembangkan.
kualitatif, dan kuantitatif. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini meliputi;
Analisis ini dilakukan untuk melihat dokumen seperti KI, KD, Indikator
review document. Hasil dari analisis data berupa dokumen dalam bentuk
digunakan di sekolah tersebut. Pada penelitian ini review document yang didapat
yaitu bersumber dari jurnal penelitian yang relevan atau yang disebut juga dengan
data sekunder.
analisis dari data sekunder yaitu yang bersumber dari jurnal penelitian yang
relevan dengan penelitian ini. Hasil analisis ini diungkap secara deskriptif
kualitatif.
Analisis data pada tahap ini yaitu dengan melakukan validasi terhadap
perangkat yang telah dikembangkan oleh validator ahli yaitu 2 dosen dan 1 guru.
Validasi ahli dilakukan dengan menggunakan lembar validasi ahli. Validasi ahli
komponen penilaian kelayakan dinilai oleh validator yang ahli dibidangnya. Hasil
yang diperoleh dianalisis dengan menghitung skor penilaian dari masing masing
komponen pilihan jawaban sesuai dengan kriteria. Interpretasi skala Likert yang
Kriteria Skor
43
Untuk mencari nilai rata- rata kriteria dari data mentah, dapat menggunakan
X 1 + X 2+ X 3 +… X n ∑ Xi
X́ = atau X́ = (3.1)
n n
Keterangan;
X́ = Rata- rata kriteria
Perhitungan persentase dari data yang diperoleh tersebut akan diolah dengan
P=
∑ R X 100 % (3.2)
N
Keterangan;
P = Persentase skor
Kriteria penilaian skor rata- rata dan persentase dapat dilihat pada tabel berikut.
44
Persentase Kategori
0% - 20% Sangat tidak valid
21% - 40% Tidak valid
41% - 60% Cukup valid
61% - 80% Valid
81% - 100% Sangat valid