Artikel Ilmiah Pewarnaan Giemsa
Artikel Ilmiah Pewarnaan Giemsa
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Biomonitoring dan Biomarker
Disusun Oleh:
Ayu Hanifah
11161010000013
Timbal sebagai salah satu komponen polutan udara mempunyai efek toksik
yang luas pada manusia dengan mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernaan,
system saraf, menurunkan jumlah spermatozoa. Selain itu juga dapat menurunkan
kecerdasan pada anak-anak, menurunkan kemampuan berkonsentrasi, gangguan
pernapasan, kanker paru dan alergi.
Timbal masuk ke dalam tubuh manusia selain melalui sistem pernapasan, juga
dapat melalui pencernaan dan kontak dermal. Timbal yang terhirup dan masuk ke
dalam sistem pernapasan akan ikut beredar ke seluruh jaringan, terakumulasi dalam
tubuh dan sisanya akan dikeluarkan dalam urin yaitu sebanyak 75- 80%, melalui feces
15% dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku. Ekskresi Timbal
melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva,
pankreas dan kelenjar lainnya di dinding usus, regenerasi sel epitel, dan ekskresi
empedu. Sedangkan Proses eksresi Timbal melalui ginjal adalah melalui filtrasi
glomerulus (Palar, 2004).
Urin merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang dapat memberikan
gambaran keadaan kesehatan pada manusia. Pemeriksaan urin bisa memberikan
gambaran tentang fungsi ginjal, saluran kemih baik bagian atas maupun bagian
bawah, fungsi hati, infeksi pada saluran kemih dan lain-lain. Selain itu pemeriksaan
urin juga dapat dilakukan sebagai metode untuk mengetahui kadar timbal dalam tubuh
manusia.
Pada umumnya ekskresi Timbal berjalan sangat lambat. Waktu paruh timbal
di dalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada
tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan timbal mudah terakumulasi
dalam tubuh, baik pada pajanan okupasional maupun non okupasional.
Selain dapat terakumulasi pada urin timbal yang ada di lingkungan juga dapat
terserap melalui rambut manusia yang mengalami kontak langsung dengan polutan di
lingkungan. Sehingga untuk mengetahui akumulasi pencemaran timbal dalam tubuh
seseorang maka dapat dlakukan pengujian kadar timbal terhadap urin dan rambut.
Metode
Hasil pembahasan
b. Bahan :
1. Sampel urin
2. Asam nitrat (HNO3)
3. Asam sulfat (H2SO4)
4. Asam perklorat (HClO4)
c. Langkah kerja :
1. Diambil 15 ml sampel urin kedalam gelas piala
2. Sampel urin di destruksi dengan cara menambahkan HNO3 sebesar 0,6
ml dan HClO4 sebesar 0,3 ml
3. Sampel didestruksi dalam lemari asam sampai larutan berkurang 5 ml,
kemudian larutan dibilas dengan aquades kemudian disaring.
4. Sampel dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambahkan aquades
hingga batas tera
5. AAS di optimalkan dengan kondisi yang diinstruksikan berdasarkan
instruksi kerja penggunaan AAS
6. Hasil yang muncul setelah absorbansi timbal dalam urin dicatat.
b. Bahan :
1. Sampel rambut
2. Aseton teknis
3. Asam nitrat (HNO3)
4. Asam sulfat (H2SO4)
5. Timbal (II) Nitrat (Pb (No2) 2)
6. Asam perklorat (HClO4)
7. Larutan timbal
8. Aseton
c. Langkah kerja :
Pengambilan sampel rambut
1. Responden diberikan penjelasan tujuan pengambilan sampel rambut
responden serta permintaan izin sebelum dilakukannya pengambilan
sampel.
2. Setelah didapatkan persetujuan responden dilakukan pengambilan
sampel oleh peneliti dengan menggunakan sarung tangan.
3. Dilakukan pengambilan sampel rambut responden dengan memotong
rambut sekitar 0,5 – 2 gram. Pengambilan sampel dilakukan pada
rambut.
4. Setelah rambut dipotong, sampel rambut ditimbang dengan timbangan
elektrik agar sesuai ketentuan.
5. Kemudian rambut diletakkan dalam wadah, sampel ditutup serta diberi
label dengan keterangan nama, unsur, alamat responden dan waktu
pengambilan sampel
6. Sampel segera dibawa ke laboraturium untuk diperiksa
Preparesi Sampel
1. Segmen rambut dipotong dengan ukuran sampai 10 mm dan berat 2
gram.
2. Sampel rambut ditimbang dan dicuci dengan aquades.
3. Kemudian sampel rambut dicampur dengan aseton sebanyak 3 ml dan
kocok sekitar 15 menit.
4. Setelah dikocok sampel rambut disaring sampai benar-benar kering.
5. Kemudian sampel rambut dicuci kembali dengan aquades sebanyak 20
ml selama 15 menit dengan cara menggunakan hot plate.
6. Selanjutnya sampel rambut disaring kembali dan ditiriskan dengan
kertas saring letakkan sampel pada kaca arloji
7. Untuk tahapan selanjutnya dilakukan pengeringan rambut dengan oven
selama kurang lebih 5 menit dengan suhu 80,20oC
8. Setelah di oven sampel rambut direbus dengan cairan HNO2 dan
HClO4 sebanyak 10 ml dengan perbandingan 1:5 tunggu air berkurang
sampai 5 ml dan hitunglah waktu berkurangnya
9. Sampel yang sudah direbus di dinginkan, kemudian disaring untuk
dimasukkan dalam labu ukur 50 ml
10. Sampel rambut yang ada di dalam labu ukur 50 ml di tambahkan
dengan aquades hingga batas tera
11. Sampel siap diukur dengan alat AAS dan catat hasil yang didapatkan
Dalam pengujian timbal dalam rambut Sampel harus berupa larutan maka
dilakukan destruksi. Fungsi dari destruksi adalah memutus ikatan antara senyawa
organik dengan logam yang akan dianalisis. Dalam banyak pengujian umumnya
digunakan destruksi basah karena pada umumnya destruksi basah dapat dipakai untuk
menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi rendah. Setelah proses destruksi
diharapkan yang tertinggal hanya logam-logam saja dalam bentuk ion (Hidayati,
2013).
Destruksi dilakukan menggunakan menggunakan asam nitrat , asam sulfat dan
asam perklorat. Penambahan masing-masing asam mempunyai tujuan tersendiri. Pada
metode pertama menggunakan asam nitrat sebagai agen pengoksidasi utama, karena
asam nitrat merupakan pelarut logam yang baik, timbal teroksidasi oleh asam nitrat
sehingga menjadi larut.
3Pb + 8HNO3(aq) 3Pb2+ (aq) + 6NO-3+2NO-(g) + 4H2O(I)
Sedangkan asam sulfat adalah sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
terputusnya timbal dari senyawa organik yang ada dalam sampel rambut. Asam sulfat
merupakan katalis yang mempengaruhi lingkungan sehingga katalis ini tidak ikut
bereaksi. Sementara itu, asam perklorat bertindak sebagai oksidator untuk membantu
asam nitrat mendekomposisi matriks organik (Hidayati, 2013).
Pada metode kedua asam nitrat dikombinasikan dengan asam perklorat
sebagai campuran asam untuk mendestruksi, dimana asam perklorat bertindak sebagai
oksidator yang kuat untuk membantu asam nitrat mendekomposisi matriks organik
rambut. Sehingga rambut dan daging ikan dapat larut dengan sempurna. Setelah
sampel rambut didestruksi kemudian dilakuan analisis kadar timbal menggunakan
spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 283,3 nm (Hidayati,
2013).
Sebelum melakukan analisis suatu unsur dalam sampel terlebih dahulu harus
membuat kurva standar yang berfungsi untuk mengetahui hubungan antara
konsentrasi larutan dengan absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat
diketahui. Kurva standar dapat diketahui dari hasil percobaan yang telah dilakukan
dengan hasil persamaan regresi linier. Dalam hal ini nilai koefidien korelasi yang baik
dari kurva standar adalah mendekati satu hal ini menandakan bahwa kurva berbentuk
garis lurus.
Penutup
Kesimpulan : Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa timbal yang ada di
lingkungan karena proses industri atau penggunaan bahan bakar dapat terakumulasi
dalam tubuh manusia. Akumulasi timbal dapat terjadi lewat ekskresi urin dan
terakumulasi pada rambut manusia. Jika dibiarkan terus menerus maka peningkatan
kandungan timbal dalam tubuh dapat membahasyakan kesehatan manusia sehingga
penting untuk dilakukan pengukuran dan pengawasan kadar timbal dalam tubuh.
Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam pengukuran kadar timbal adalah
dengan menggunakan atomic absobtion spectrophotometer (AAS).
Saran : (a) dilakukan pengawasan kadar timbal dalam tubuh sehingga dapat menjadi
evaluasi untuk menilai kondisi kesehatan lingkungan di sekitar tempat responden. (b)
apabila kadar timbal dalam tubuh telah melebihi nilai ambang batas maka harus
dilakukan tata laksana sehingga tidak menimbulkan bahaya kesehatan dalam jangka
panjang. (c) dibuatnya regulasi yang mengatur batasan penggunaan timbal dan
batasan pembuangan limbah yang mengandung timbal ke lingkungan.
Daftar Pustaka
Hidayati, Nur Ervina. 2013. Perbandingan Metode Destruksi pada Analisis Pb dalam Rambut
dengan AAS. Jurusan FMIPA, Universitas Negeri Semarang.
Samsuar dkk.2017. Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Rambut Pekerja Bengkel Tambal Ban
Dan Ikan Mas Di Sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung Secara
Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017,
hlm 91-97.
Uliyah, Musrifatul, Alimul Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Salemba
Medika:Jakarta.