Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA


PRASEKOLAH

Literature Review

OLEH :

NI KADEK ANGGRENIASIH

17089014005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020
A. Masalah Penelitian
- Topik Penelitian : Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Prasekolah
- Pertanyaan Penelitian : Apakah ada hubungan pola asuh
orangtua terhadap perkembangan bahasa pada anak usia
prasekolah?
B. Latar Belakang

Perkembangan merupakan adanya penambahan kemampuan


(skill)berkaitan dengan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur serta dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan,menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organdan sistem organ yang berkembang
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Salah satu aspek
perkembangan yang memerlukan perhatian adalah perkembangan
bahasadan bicara. Perkembangan bicara dan bahasa merupakan
indikator seluruh perkembangan anak, karena perkembangan
berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau kerusakan pada
sistem lainnya sebab melibatkan perkembangan kognitif, sensori
motorik, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar (OksitosinRohmah,
Astikasari and Weto, 2018).
Kemahiran bahasa ini sangat dipengaruhi oleh faktor internal
maupun lingkungan seperti: riwayat keluarga, lingkungan verbal,
pendidikan orang tua, jumlah anak dan pola asuh orang tua. Setiap anak
dapat terstimulasi perkembangannya jika lingkungan dan orang terdekat
menstimulasi dengan bahasa yang dimengerti anak. Salah satu
lingkungan yang membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa
anak adalah pola asuh dari orang tua. Keterlambatan pada bidang-
bidang pertumbuhan dan perkembangan anak disebabkan oleh
kurangnya perhatian, bimbingan pengetahuan orang tua terhadap
perkembangan psikologi dan psikososial pada anak di setiap jenjang
umurnya (Mulyani, Sukmandari and Dew, 2020).
Pola asuh yang diberikan orang tua merupakan pola perilaku
yang diterapkan pada anak bersifat relative dan konsisten dari waktu ke
waktu, dirasakan oleh anak dari segi negatif maupun positif. Pola asuh
orang tua secara umum terdapat tiga jenis yaitu, pola asuh demokratis,
pola asuh otoriter dan pola asuh permisif. Pola asuh demokratis
merupakan pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, tetapi
orangtua tetap memberikan pengawasan terhadap anaknya, dalam pola
asuh ini orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
dan melakukan suatu tindakan, pendekatan pola asuh ini bersifat hangat.
Pada pola asuh otoriter orang tua bersifat kaku dan cenderung
memaksa dan menetapkan aturan-aturan pada anaknya dan
menghukum anak apabila tidak menurut, pola asuh ini orangtua tidak
berusaha mengerti anaknya. Pola asuh permisif merupakan pola asuh
yang memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan suatu
tindakan namun tanpa pengawasan yang ketat sehingga perkembangan
anak menjadi kurang percaya diri, tidak patuh, kurang mandiri dan
kurang matang secara social. Pola asuh ini sama dengan halnya
memanjakan anak (Tomtom, 2017).
Pada penelitian yang dilakukan oleh (OksitosinRohmah,
Astikasari and Weto, 2018) yang berjudul“Analisis pola asuh orang tua
dengan keterlambatan bicara pada anak usia 3-5 tahun” yang
melibatkan 32 orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun, yang
menunjukan bahwa hampir dari setengah responden memiliki pola asuh
dalam kategori permisif yaitu 15 responden (46,9%), dan dari analisis
keterlambatan bicara anak diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki keterlambatan bicara dalam kategori dicurigai terlambat bicara,
yaitu 20 responden (62,5%), responden dengan memiliki pola asuh
permisif dengan keterlambatan bicara dalam kategori dicurigai terlambat
bicara, yaitu 13 responden (40,6%).
Adapun penelitian yang dilakukan oleh (DWI JAYANTI and
Ambar Wati, 2019) yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Perkembangan Bahasa Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun” yang
melibatkan 38 responden yaitu orang tua dan anak usia 4-5 tahun di TK
An Nidhom, Kabupaten Kediri menunjukan bahwa 5 dari 38 anak yang
perkembangan bahasanya untestable (13,16%), sedangkan suspect
ada 14 anak (36,84%) dan 19 anak dengan perkembangan bahasanya
normal. Hampir sebagian dari responden menunjukan anak dicurigai
mengalami keterlambatan perkembangan bahasa yaitu sebanyak 14
orang dan masih ada anak yang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan bahasa sebanyak 5 orang.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
membuat literature review dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Prasekolah”.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum kajian literature review ini adalah untuk
mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap
perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus untuk penelitian adalah
1. Untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi
tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti yaitu
hubungan pola asuh orang tua terhadap
perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah.
2. Untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua
terhadap perkembangan bahasa pada anak usia
prasekolah.
3. Untuk mendapatkan landasan teori yang bisa
mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti
yaitu hubungan pola asuh orang tua terhadap
perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah.
D. Manfaat
1. Bagi Pelayanan
Hasil literature riview ini dapat dijadikan sumber informasi
dan masukan bagi pelayanan kesehatan agar lebih
memperhatikan masalah kesehatan anak terutama berkaitan
dengan pola asuh orang tua dan hubungannya dengan
perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah.
2. Bagi Pendidikan dan Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil dari literature review ini dapat disajikan referensi
dalam bidang pendidikan kesehatan. Bagi perkembangan ilmu
keperawatan yaitu dapat mengetahui tentang hubungan pola
asuh orang tua terhadap perkembangan bahasa pada anak usia
prasekolah.
3. Bagi Masyarakat
Hasil kajian literature review ini diharapkan dapat
menambah informasi terhadap masyarakat luas bahwa
pola asuh orang tua berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa pada anak usia prasekolah.
E. Garis besar teori yang digunakan
a. Konsep Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak ditempuh melalui cara yang


sistematis dan berkembang bersama-sama dengan
pertambahan usianya. Dalam tabel berikut dapat diketahui
komponen perkembangan bahasa anak dan ciri tingkah laku
yang menyertainya (Tomtom, 2017).

Komponen bahasa Ciri tingkah laku bahasa anak


Fonologi Keutuhan dalam bersuara
Sintaksis Memproduksi suara
Semantic Keutuhan dalam memaknai
Pragmantik Penerapan bahasa dalam
kehidupan

Berdasarkan komponen perkembangan bahasa dan ciri


tingkah laku yang menyertai di atas, Dworetzsky (dalam Tomtom,
2017) menjelaskan bahwa perkembangan bahasa anak normal
meliputi dua tahap, yaitu tahap pralinguistik dan tahap linguistik.
Tahap pralinguistik adalah masa anak berada pada masa belum
mengenal bahasa atau mampu berbahasa. Tahap linguistik
adalah masa anak berada pada masa telah mengenal bahasa
atau mampu berbahasa. Secara rinci, tahapan tersebut dapat
dipahami pada tabel-tabel berikut:
1. Tahap Pralinguistik

Usia Perilaku
Lahir Menangis
2 minggu Gerak dan isyarat acak
6 minggu Bersuara acak seperti
“uh” atau menjerit
3 bulan – 6 minggu Mengoceh
6 bulan – 9 bulan Meniru suara
9 bulan – 11 bulan Pemahaman beberapa
kata

2. Tahap Linguistik
Usia Ciri Perkembangan
Anak menggunakan
Awal tahun
holofrase (satu kata)
Kosakata terdiri atas 3 – 6
12 bulan
kata
Kosakata terdiri atas 6-50
12 sampai 18 bulan
kata
Langkah yang baik dalam
penerimaan bahasa; anak
Sekitar 2 tahun menggunakan bahasa
telegraphic yang terdiri dari
2 sampai 3 kata
Sosial: peningkatan pasti
dalam upaya berkomunikasi
dan anak mulai
menggunakan percakapan.
Periode paling cepat dalam
perkembangan bahasa
Kosakata: banyak kata
bertambah
Sekitar 3 tahun setiaphari; yakni 200-300
kata
Sosial: anak berusaha untuk
berkomunikasi dan
menunjukkan frustasi jika
tidak memahami
kemampuan orang lain
(dewasa) untuk memahami,
anak meningkat dramatis
Penerapan pengucapan dan
tata bahasa
Kosakata: 1400-1600 kata
Sosial: anak mencaricara
yang tidak dimengerti, mulai
Sekitar 4 tahun
dengan menyesuaikan
pengucapan untuk
pendengar informasi,
perselisihan dengan kawan
sebaya dapat
diselesaikan dengan kata
dan ajakan untuk bermain
Kompleks, susunan kalimat
dan tata bahasa yang benar,
menggunakan
awalan; kata kerja
Sekitar 5-6 tahun sekarang, kemarin dan yang
akan datang, rata-rata
panjang kalimat setengah
per kalimat meningkat
menjadi 6-8 kata
Menggunakan bahasa yang
lebih
kompleks, lebih banyak
ajektifnya,
menggunakan kalimat
pengandaian, jumlah rata-
rata perkalimat 7 atau 6
kata.
Sekitar 6-8 tahun
Kosakata untuk bahasa
lisan 3000 kata
Sosial: anak menggunakan
klausa ajektif dengan
menggunakan kata ‘yang’
dan lebih banyak
menggunakan kata kerja
yang dibendakan.
b. Konsep Pola asuh

Pola asuh orang tua terhadap anaknya dibagi menjadi tiga


jenis, yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola
asuh permisif. Pembagian tersebut mengacu pada pendapat
Baumrind (dalam Tomtom, 2017). Jenis-jenis pola asuh tersebut
dapat dipahami pada penjabaran berikut:

1. Pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang


memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak
ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan
pola asuh ini bersikap rasional (selalu mendasari
tindakannya pada rasionalitas atau pemikiran-
pemikiran). Orang tua dengan pola asuh ini juga
bersikap realistis atas kemampuan anak, tidak
berharap yang berlebihan yang melampaui
kemampuan anak. Orang tua dengan pola asuh ini juga
memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
dan melakukan suatu tindakan. dan pendekatannya
kepada anak bersifat hangat.

2. Pola asuh otoriter

Pola asuh ini cenderung menetapkan standar


yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan
ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung
memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak
tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang
tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum
anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi
dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.
Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari
anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.
3. Pola asuh permisif

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang


sangat longgar. Memberikan kesempatan pada
anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan
yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur
atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang
diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini
biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai
oleh anak.
Berdasarkan paparan mengenai pola asuh di atas, dapat
dipahami bahwa bentuk pola asuh orang tua akan memberikan
dampak terhadap anak didiknya. Dampak yang ditimbulkan dari
pola asuh dapat bersifat positif atau negatif. Hal ini bergantung
pada pola asuh yang diberlakukan oleh orang tua. Untuk
memahami dampak dari bentuk pola asuh, berikut ini dipaparkan
dampak-dampak dari jenis pola asuh orang tua yang mengacu
pada pendapat Baumrind (dalam Tomtom, 2017).
1) Pola asuh demokratis akan menghasilkan
karakteristik anak – anak yang mandiri, dapat
mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan
teman, mampu menghadapi stres, mempunyai
minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap
orang-orang lain.
2) Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik
anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak
berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar
norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik
diri.
3) Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik
anak-anak yang agresif, tidak patuh, manja, kurang
mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri
dan kurang matang secara sosial.
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah literature review atau tinjauan


Pustaka. Studi literature review merupakan metode yang
menggunakan pencarian secara sitematis, seperti pencarian
artikel dalam database jurnal penelitian, pencarian melalui
internet, tinjauan ulang artikel yang berhubungan pada satu topik.

2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi dalam pencarian literature penelitian ini


adalah artikel yang diterbitkan 5 tahun terakhir, free full text dapat
diakses, dan berbahasa Inggris atau Bahasa Indonesia. Kriteria
eksklusi dalam pencarian literature penelitian ini adalah artikel
terbitan dibawah 5 tahun, artikel Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
tidak free full text.

3. Metode Pencarian Literature

Studi literature metode yang menggunakanpencarian


secara sitematis, seperti pencarian artikel dalamdatabase jurnal
penelitian,pencarian melalui internet, tinjauan ulangartikel.
Pencarian database yang digunakan meliputi Google Scholar,
GARUDA Ristekdikti, dan Pubmed. Kata kunci yang digunakan
dalampencarian artikel yaitu anak prasekolah, pola asuh
danperkembangan bahasa. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah artikel diterbitkan 5 tahun terakhir, full text dapat diakses,
dan berbahasa Inggris atau Indonesia. Artikel yang diperoleh
sebanyak 13 artikel, tetapiyang sesuai dengan kriteria inklusi
hanya 10artikel.
Artikel yangdigunakan sebagai sampel selanjutnya
diidentifikasi dan disajikandalam tabel. Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian artikel nasional (berbahasa
Indonesia) pada database Google Scholar adalah dengan 3 kata
kunci. Kata kunci pertama yang digunakan yaitu “Anak
prasekolah, pola asuh, perkembangan bahasa” yang sudah
sesuai dengan penentuan PICO sebelumnya sesuai dengan
topik bahasan (P: Anak prasekolah; I: Pola Asuh; C: - ; O:
Perkembangan bahasa) dan diperoleh artikel sebanyak 10.500
artikel. Kemudian artikel tersebut difilter kembali sesuai dengan
kriteria inklusi tahun publikasi 5 tahun terakhir dari tahun 2016-
2020 menjadi 6.700 artikel. Lalu di filtrasi kembali dengan kriteria
inklusi sampel anak prasekolah, menilai perkembangan bahasa
anak, free full akses tanpa harus masuk dengan id universitas
yang berwenang)dan eksklusi (artikel Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan tidak free full text), sehingga hasil akhir diperoleh 8 artikel
yang sesuai. Sejauh ini jumlah artikel yang diperoleh sebanyak 8
artikel dan jumlah tersebut sudah mencukupi. Kemudian pada
strategi pencarian artikel studi Internasional (berbahasa Inggris)
yang relevan dengan topik dilakukan dengan menggunakan
database Garuda Ristekbrin dan Pubmed. Keyword yang
digunakan saat pencarian sama dengan kata kunci kedua
pencarian di database artikel nasional dengan menggunakan
PICO yang sudah ditentukan sebelumnya (P: Child; I: Parenting
Style; C: - ; O: Language Development) dan artikel yang diperoleh
sebanyak 40 artikel. Kemudian difilter kembali dengan tahun
publikasinya 5 tahun terakhir sejak tahun 2016 hingga 2020 dan
free full text diperoleh sebanyak 15 artikel, lalu di kriteria inklusi
dan eksklusi hanya dipilih 2 artikel. Jadi, total jumlah artikel
nasional dan internasional yang akan diakukan analisis yakni
sebanyak 10 artikel, lalu selanjutnya diidentifikasi dan disajikan
dalam bentuk tabel.
4. Sumber Data dan Pencarian
Table 1 Proses Pemilihan Artikel

Hasil pencarian dari 3


Tahap Identifikasi database yaitu:

Google Scholar : 10.500 artikel

Pubmed : 40 artikel Artikel tereklusi karena tidak


sesuai dengan kriteria
GARUDA : 4 artikel inklusi dan eksklusi yang
ditentukan :
Google Scholar : 3.800
artikel
Hasil Skrining judul dan Pubmed : 25 artikel
abstrak :
Tahap Skrining GARUDA : 2 artikel
Google Scholar : 6.700 artikel
Pubmed : 15 artikel Artikel tereklusi :
GARUDA : 2 artikel 1. Google Scholar : 6.692
artikel (artikel tidak free
full text, kemudian artikel
yang sama dengan
Hasil analisis fulltext dan sebelumnya, dan artikel
kelayakan berdasarkan tidak sesuai dengan
Tahap Kelayakan outcome).
kesesuaian outcome yang
dicapai: 2. Pubmed : 14 (artikel
tidak sesuai dengan
Google Scholar : 8 artikel sampel dan outcome yang
diinginkan).
Pubmed : 1 artikel
3. GARUDA : 1 artikel
GARUDA : 1 artikel (artikel tidak free full text,
tidak sesuai dengan
sampel dan outcome yang
diinginkan)
Analisis Artikel
Total artikel akhir yaitu
sebanyak 10 artikel
DAFTAR PUSTAKA

DWI JAYANTI, Y. and Ambar Wati, L. A. (2019) ‘HUBUNGAN POLA ASUH


ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
PRASEKOLAH USIA 4-5 TAHUN (di TK An Nidhom Desa
Bangsongan Kabupaten Kediri)’, Jurnal Kebidanan, 6(1), pp. 99–110.
doi: 10.35890/jkdh.v6i1.55.
Mulyani, M. K., Sukmandari, N. M. . and Dew, S. P. A. A. P. (2020)
‘Hubungan pola asuh demokratis dengan perkembangan bahasa pada
anak prasekolah di tk negeri tabanan di kerambitan’, Jurnal Medika
Usada, 3, pp. 3–6.
OksitosinRohmah, M., Astikasari, N. D. and Weto, I. (2018) ‘Analisis Pola
Asuh Orang Tua Dengan Keterlambatan Bicara Pada Anak Usia 3-5
Tahun’, OKSITOSIN : Jurnal Ilmiah Kebidanan, 5(1), pp. 32–42. doi:
10.35316/oksitosin.v5i1.358.
Tomtom, M. A. (2017) ‘Hubungan pola asuh orang tua dengan
perkembangan bahasa anak usia dini’, Jurnal CARE (Children
Advisory and Education), 4(2), pp. 41–52.

Anda mungkin juga menyukai