Anda di halaman 1dari 54

`

BAB I
LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian Baja


Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan
karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan
pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana
pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan
mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.

1.2 Baja Sebagai Bahan Struktur


Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur adalah
sebagai berikut :

1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata.


2. Baja
Struktur Baja Iadalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan
mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen
struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Jika pemeliharaan struktur baja dilakukan dengan baik, struktur dari baja dapat
bertahan cukup lama.
1.3 Bentuk Profil Baja
Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil baja yang
sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles, pipa,
rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa dengan profil I
tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange). Beberapa
kelebihan dari wide flange, yaitu:

1. Kekuatan lenturnya cukup besar


2. Mudah dilakukan penyambungan

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 1


`

Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan sebagai


kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan
bangunan struktur lainnya. Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar
sayap dan tinggi profil (b/h) sama dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H
ini sangat cocok digunakan untuk struktur pondasi tiang pancang.

1.4 Sifat Metalurgi Baja


Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur
atau komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur
rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400
MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa
disebut baja kekuatan tinggi (high strength steel).

1.4.1 Sifat –sifat Baja


Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :

 Cara peleburannya
 IJenis dan banyaknya logam campuran
Struktur Baja

 Proses yang digunakan dalam pembuatan.


Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan
sebagai bahan penanggung konstruksi.

Dalil II

Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat


dihindarkan senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat
lain, misalnya baja dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang
kenyal.

Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat
konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 2


`

1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak


pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan.
2. Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan
dilakukanya pengujian pada waktu penyerahan bahan.
3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak bernilai
tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.
4. Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu sudah
dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa, dibengkokan
, dan lain-lain.
5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan dengan
cara-cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya harus di
terapkan.

1.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan

1. Profil baja tunggal


Struktur Baja I
 Baja siku-siku sama kaki
 Baja siku tidak sama kaki (baja T)
 Baja siku tidak sama kaki (baja L)
 Baja I
 Baja Canal
 Baja
2. Profil Gabungan
 Dua baja L sama kaki
 Dua baja L tidak sama kaki
 Dua baja I
3. Profil susun
 Dua baja I atau lebih
1.6Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja
a. Pratt Truss
b. Hows Truss
c. Pink Truss

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 3


`

d. Modified Pink Truss


e. Mansarde Truss
f. Modified Pratt Truss
g. Crescent Truss

1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja.


1.7.1 Keuntungan:
1. Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.
2. Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan
lebih mudah untuk dipindahkan.
3. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi
sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
4. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga
pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
5. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari
pabrik.
1.7.2Baja
Struktur Kerugian:
I
1. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan
berkurang, pada batas yang besar juga dapat merubah konstruksi.
2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga
memerlukan perawatan.
3. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam
melakukan pengangkutan memerlukan biaya yang besar.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga
ahli dan berpengalaman dalam hal konstruksi baja.
1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja
1.8.1. Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
 Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling
 Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut)
 Dipergunakan untuk pegangan sementara
 Konstruksi yang dapat dibongkar pasang
1.8.2. Paku keeling

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 4


`

Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti


tidak dapt dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak
boleh>6d ( diameter paku keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:
1.8.3. Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
1. Las tumpul
2. Las sudut
1.9 Dasar-dasar Perhitungan
1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang )
3. Perhitungan dimensi ikatan angin
4. Perhitungan dimensi kuda-kuda
5. Perhitungan kontruksi perletakan
6. Penggambaran

1.9.1. Macam-Macam Pembebanan


Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan
Struktur Baja I
pada kuda-kuda), terdiri dari :

a. Beban Mati
 Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin )
 Beban berguna P = 100 kg
 Berat sendiri kuda-kuda
b. Beban Angin
 Beban angin kanan
 Beban angin kiri
c. Beban Plafond

1.9.2. Perhitungan dimensi gording


Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan
beban atap dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada
kuda-kuda.

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 5


`

1.9.3. Beban Sendiri


Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap

Dimana : a = jarak gording

L = jarak kuda-kuda

G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m²


gording

= ax berat penutup atap per m²

catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap

Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu


dimensi gording, biasanya gording menggunakan profil I, C, dan [setelah
ditaksir dimensi gording dari tabel profil di dapat berat per m , gording
Berat sendiri gording = g2 kg/m
Struktur Baja IBerat mati = b.s penutup atap + b.s gording
= (g1 + g2) kg/m
Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g)
bekerja vertikal.

gx = g cos α

gy = g sin α
Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik
penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous beam ). Untuk
memudahkan perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan
statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.
Mmax = 1/8 gl2

Ambil M = 20 % (1/8 gl2)

Mmax = 80 % (1/8 gl2)

Mmax = 0,80 (1/8 gl2)

Dmax = 1/2 gl

akibat gx  Mgl = 0,80 (1/8 gx l2)

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 6


`

= 0,80 (1/8 sin α l2)

akibat gy  Myl = 0,8 (1/8 gy l2)

= 0,80 (1/8 g cos α l2)

1.9.4. Beban berguna ( P = 100 kg )


Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording

Mmax = 80 % ( ¼ PL)

Akibat Px Mx2 = 0,80 ( ¼ PxL )

= 0,80 ( ¼ P sin α L)

Akibat Py My2 = 0,80 ( ¼ Py L )

= 0,80 ( ¼ P cos α L)

1.9.5. Beban angin W


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal/aksial tarik saja.
Cara bekerjanya kalau yang satu bekerja sebagai batang tarik maka yang
lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah angin berubah,
Struktur Baja I
maka secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.Beban
angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap

Beban angin yang di tahan gording

W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2

Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 )

= 0,80 ( 1/8 WL2 )

Akibat Wx  Mx3 =0

Akibat Wy  My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 )

= 0,80 ( 1/8 WL2 )

1.9.6. Kombinasi pembebanan


I Mx total = Mx1 + Mx2

My total = My1 + My2

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 7


`

II Beban mati + Beban berguna + Beban angin

Mx total = Mx1 + Mx2

My total = My1 + My2 + My3

1.9.7. Kontrol tegangan


*kombinasi I

Mxtotal Mytotal
σ= + ≤σ : σ=1600 kg/ cm 2
Wy Wx

catatan: jika σ : σ , maka dimensi gording diperbesar

*kombinasi II

Mxtotal Mytotal
σ= + +¿ σ :≤1 ,25 σ
Wy Wx

catatan :jika σ ≥1, 25 σ , maka di mensi gording di perbasar

Struktur Baja I
1.9.8. Kontrol lendutan
 Akibat beban mati:

5 q x L4 5 q y L4
F xl= cm F= cm
384 EI y 384 EI x

 Akibat beban berguna

P L3 5W y L3
F x 2 = x cm F y2 = cm
48 EI x 48 EI y

 Akibat beban angin


5W y L4
F y3 = cm
F x3 =0cm 384 EI x

Fx total = (Fx1+Fx2), ¿ F

Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3), ¿ F

F1 =√ f 2x + f 2y≤f

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 8


`

catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar

1.9.9. Perhitungan Dimensi Tracktang (Batang Tarik)


Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah
sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur
pada arah sumbu x.

Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :

Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x

Px = beban berguna arah sumbu x

Pbs = Gx + Px

Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :


Gx+Px
Pts =
2
F
σ= ≤σ ⇒ ambil σ
Fn

Gx+ Px Gx+Px
=σ ⇒ Fn=
Struktur Baja I 2 2
= Fn σ
Fbr =125 % Fn

Fbr = ¼ п d2

Dimana : Fn = luas netto

Fbr = luas brutto

A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )

1.9.10. Batang Tarik


p
Fn = σ

Dimana: Fn = Luas penampang netto

P = Gaya batang

σ = Tegangan yang diijinkan

Fbr = Fn + ∆ F ⇒ Fbr = 125%

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 9


`

1.9.11. Batang Tekan


Imin = 1,69 P.Lk²

Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4

P = gaya batang tekan, Kg

Lk = panjang tekuk, cm

Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran


propil.
Kontrol:
1. terhadap sumbu bahan
2. terhadap sumbu bebas bahan
Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling

Catatan:

a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai prfil C


b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap perlu
dipasang kopel plat satu buah ditengah-tengah bentang
Struktur Baja I c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai dari
ujung batang tengah ke tengah bentang dengan jumlah ganjil

1.9.12. Perhitungan Gaya-gaya Batang


Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari
dengan cara cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan
dapat diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif)

Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.

Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :

1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman


2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara
keseimbangan titik kumpul.
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai
dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 10


`

kesalahan cara cremona ddan cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka
perhitungan harus di ulang.

Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi


rangka batang, terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :

1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)


2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
a.Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul
batang tepi atas
b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-
tiap simpul batang tepi atas
c.Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul
batang tepi bawah
4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik
arahnya menjauhi titik simpul
a. Cara Cremona ( Cara Grafis )
Struktur Baja I
Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa
patokan sebagai berikut:

1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya
terdapat maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik
,dimana dimulai penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:

1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang


benar,lengkap dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja.
2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 11


`

5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing


gaya batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan
jarum jam.
6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan
yang berlaku.
7. Ukuran panjang gaya batang, tarik (+),atau tekan (-).
8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan
skala gaya.
b. Cara Ritter ( Analisis )
Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu
diperhatikan ketentuan berikut:

a.Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan


dicari.
b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya
menjauhi titik simpul.

Struktur Baja I
Catatan :
Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih
sedikit, hal ini untuk mempercepat perhitungan

Urutan cara penggambaran:

1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya


batang lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
2. Cari besar reaksi perletakan
3. buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya
batangnya.
4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat
gaya-gaya yang lebih sedikit.
5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana
terdapat gaya yang lebih sedikit.
6. Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 12


`

1.9.13. Perhitungan Sambungan


Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan.
Pada perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan
baut. Karena pada baut terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya
diperhitungkan bagian galinya (kran), untuk mempermudah perhitungan
dapat diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan geser dan tumpuan
yang diijinkan.

Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa


gaya geser dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada
baut, sedangkan gaya geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk
perhitungan sambungan dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1
baut terhadap geser dan tumpu.

Fgs = ¼ .  . d2

Ftp = d. Smin

Struktur Baja I
Dimana :

Fgs = Luas bidang geser

Ftp = Luas bidang tumpu

Smin = Tebal plat minimum

d = diameter baut

Catatan:

 Untuk sambungan tunggal (single skear)


Ngs = ¼ .  . d2

 Untuk sambungan ganda (double skear)


Ngs = ¼ .  . d2. C

Ntp = d. Smin . σtp

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 13


`

BAB II

KONSTRUKSI BAJA

Gambar 2.1 Konstruksi Atap Baja

Keterangan :
Struktur Baja I
Tipe konstruksi atap baja :D

Bahan penutup atap : Asbes

Jarak gading-gading kap (l) : 3,1 m

Bentang kap (L) : 12.5 m

Kemiringan atap (α) : 37.5 °

Beban angin kiri : 50 kg /m2

Beban angin kanan : 40 kg/ m2

Beban plafond : Triplek

Beban berguna : 100 kg

Sambungan : Paku Keling

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 14


`

BAB III

PERHITUNGAN PERANCANGAN KONSTRUKSI BAJA

Struktur Baja I
Gambar 3.1.1 Konstruksi Setengah Atap Baja

3.1Perhitungan Panjang Batang

12.5
b=
2
¿ 6,25 m

a
tan37.5 °=
b
a=6,25 × tan37.5 °
= 4.796 m

x=√ 6.252 +4.796 2=7.878 m


7.878
a 1=a 2=a 3=a 4= =1.969 m
4
jadi, memenuhi syarat karena nilainya < 2 m.

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 15


`

1 1
b 1= x b= x 6.25=1.5625 m
4 4
2 2
b 2=b 3= x b= x 6.25=3.125 m
4 4

1 1
c 1= x a= x 4.796=1.199 m
4 4
3 3
c 2= x a= x 4.796=3.597 m
4 4

2
1
2√
d 1=d 2= ( x 3.125) +¿ ¿

2
1

d 3= ( x 3.125) +¿ ¿
2

Tabel 3.1.1 Panjang Batang

Struktur Baja I Nama Batang Panjang Batang (m)


b2 = b3 = b4 3.125
a1 = a2 = a3 = a4 = a5 = a6 = a7 = a8 1.969
c1 = c4 1,199
c1 = c2 3.597
d1 = d2 = d5 = d6 2.861
d3 = d4 5.044

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 16


`

3.2Perhitungan Dimensi Gording

Mutu baja yang digunakan adalah mutu baja 37 = σ́ it =1600 kg /cm2


 Beban mati : Berat sendiri gording (kg /m)
Berat sendiri penutup atap (kg /m 2)
 Beban hidup: Beban berguna = 100 kg
 Beban angin : Jarak gading-gading kap (l ) = 3,1 m
Kemiringan atap = 37,5 °
Berat sendiri penutup atap (asbes) = 11kg /m2
Jarak antar gording = 1,969 m
 Beban air hujan

a. Beban Mati
Beban mati pada gording terdiri atas :
 Berat sendiri gording (q1)
Untuk dimensi gording, dicoba menggunakan profil baja Canal 6,5 dengan
Struktur Baja I
berat q 1=7,09 kg /m
 Berat sendiri penutup atap (q2)
q2 = berat sendiri penutup atap (asbes) × jarak antar gording
= 11kg /m 2 ×1,969 m
= 21,659 kg /m
Maka, q tot = q 1+ q2
= 7,09+21,659
= 28,749 kg /m

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 17


`

Y
q.
si nα
α
X
q
q
.co bekerja oleh beban mati
Gambar 3.2.1 beban αyang s

qx = q. Sin 37,50 qy = q. Cos 37,50


= 28,749 . Sin 37,50 = 28,749 . Cos 37,50
= 17,501 kg/m = 22,808 kg/m

Karena dianggap sebagai balok menerus diatas dua tumpuan (Continous beam)
maka untuk mempermudah perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat
bertumpuan ujung. Sehingga momen yang timbul akibat berat sendiri atap dan
gording adalah:
Menggunakan 1 buah trackstang, maka l dibagi 2.
Struktur Baja I

1 l 2
M x= qx
8 2 ()
80 %

1 3,1 2
¿ ×17,501 ×
8 2 ( )
× 0,8

¿ 4,205 kg m

1
M y = q y ( l )2 80 %
8
1
¿ × 22,808× ( 3,1 )2 ×0,8
8
¿ 21,919 kg m

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 18


`

b. Beban Berguna
Beban berguna atau beban hidup adalah beban yang bekerja di tengah-tengah
bentang gording. Beban ini diperhitungkan jika ada orang di atas gording.
Diketahui : Beban berguna (p) = 100 kg
Kemiringan atap = 37,5 °

Gambar 3.2.2 beban yang bekerja oleh beban hidup

Maka,

p x =p sin 37,5 ° p y = p cos 37,5 °


¿ 100 sin 37,5° ¿ 100 cos 37,5 °
¿ 60,876 kg ¿ 79,335 kg
Struktur Baja I

Momen yang timbul akibat beban terpusat (hidup) dianggap continous beam
(PBI 1971)

1 l
M x=
4
px ()
2
80 %

1 3,1
¿
4
×60,876 ×
2 ( )
× 0,8

¿ 18,872 kg m
1
M y= p ( l ) 80 %
4 y
1
¿ ×79,335 ×3,1 ×0,8
4

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 19


`

c. ¿ 49,188 kg mBeban Angin

Gambar 3.2.3 beban yang bekerja oleh beban angin

Beban angin dianggap tegak lurus bidang atap.


Diketahui : Beban angin kiri (q1) = 50 kg /m2
Beban angin kanan (q2) = 40 kg/ m2
Maka,
Koefisien angin tekan ( wt ) = 0,02 α – 0,4
= 0,02(37,5) – 0,4
= 0,35
Koefisien angin hisap ( wh) = −0,4

 Beban angin kiri = 50 kg /m2 ( q1)

Angin tekan( wt ) Angin hisap ( wh)


w =c ×q 1 × d 1 w = c ×q 1 × d 1
gording) = −0,4 × 50× 1,969
= 0,35 ×50 ×1,969 = −39,38 kg /m
= 34,457 kg /m

2
 Beban angin kanan = 40 kg/m (q2 )

Angin tekan (wt)


w = c ×q 2 × a 1
= 0,35 × 40 ×1,969 `Angin hisap (wh)
= 27,566 kg /m w = c ×q 2 × a 1
= −0,4 × 40 ×1,969
`

=−31,504 kg /m
`

Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar) :


w max =34,457 kg/m
w x =0 kg/m
w y =34,457 kg /m

 Momen akibat beban angin


1 l 2
M x = ×w x ×
8 2 ()
×80 %

1 3,1
¿ × 0× ×0,8
8 2
¿ 0 kg m
`
1
M y = × w y × ( l )2 ×80 %
8
1
¿ ×34,457 × ( 3,1 )2 × 0,8
8
¿ 33,114 kg m

d. Beban Air Hujan

Perhitungan beban :

q air =40−0,8 α
¿ 40−0,8(27)
¿ 10 kg /m2
q x =q ×sin α

q=q air × d 1 ¿ 19,69 ×sin 37,5 °

¿ 10 ×1,969 ¿ 11,986 kg /m

¿ 19,69 kg /m
q y =q × cos α
¿ 19,69 ×cos 37,5 °
¿ 15,621 kg/m Momen akibat beban air hujan :
1 l 2 1
8 ()
M x = ×q x ×
2
×80 % M y = × q y × ( l )2 ×80 %
8
2
1 3,1 1
¿ ×11,986 ×(
2 )
×0,8 ¿ ×15,621 × ( 3,1 )2 ×0,8
8 8
¿ 2,880 kg m ¿ 15,012 kg m

Tabel 3.2.2 Beban Hidup

Tabel 3.2.1 Beban Mati

Struktur Baja I

Tabel 3.2.4 Beban Air Hujan

Tabel 3.2.3 Beban Angin

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 23


3.2.1 Kontrol Gording
Kontrol gording terhadap tegangan
Dari tabel profil baja diketahui profil baja Canal 6,5w x =17,7 cm3
w y =5,07 cm3

 Kombinasi 1
M x =b . mati+ b . hidup
tot

¿ 4.205+18.872
¿ 23,07629 kg m
¿ 2307.629 kg cm

M y =b . mati+ b .hidup
tot

¿ 21.919+ 49.188
¿ 71,10651 kg m
¿ 7110.651 kg cm

Struktur Baja I σ = M x + M y
tot tot

wy wx
2307.629 7110.651
¿ +
5.07 17.7
σ =856.885 kg /cm2 (≤ σ́ it =1600 kg /cm2 )→ OK

 Kombinasi 2
M x =( b . mati+ b . hidup ) +b . angin
tot

¿ 23,07629+0
¿ 23,07629 kg m
¿ 2307.629 kg cm

M y =( b . mati+b . hidup ) +b . angin


tot

¿ 71,10651+33.114
¿ 104,22016 kg m
¿ 10422.016 kg cm

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 24


Mx My
σ= + tot tot

wy wx
2307.629 10422.016
¿ +
5.07 17.7
σ =1043.968 kg/cm2 (≤ σ́ it =1600 kg/cm2 )→ OK

 Kombinasi 3
M x =( b . mati+ b . hidup+b . angin ) +b . air hujan
tot

¿ 23,07629+2.880
¿ 25,95605 kg m
¿ 2595.605 kg cm

M y =( b . mati+b . hidup +b . angin )+ b . air hujan


tot

¿ 104,22016+15.012
¿ 119,23207 kg m
¿ 11923.207 kg cm
Struktur Baja I

Mx My
σ= + tot tot

wy wx
2595.605 11923.207
¿ +
5.07 17.7
σ =1185.581 kg /cm2 (≤ σ́ it =1600 kg/cm 2 )→ OK

3.2.2 Kontrol Terhadap Lendutan


Ketentuan :
 E = 2,1 . 106 kg/cm2
 l = 3,7 m = 370 cm
 Ix = 57.5 cm4
 Iy = 14.1 cm4

Syarat lendutan yang diizinkan untuk balok pada konstruksi kuda-kuda


terlindung adalah :

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 25


1 1
f max ≤ l → f́ = ×310=1,24 cm
250 250

 Akibat Beban Mati


q x =17.501 kg /m=17.501× 10−2 kg/cm
q y =22.808 kg /m=22.808 ×10−2 kg /cm
l 4 310 4
fx =
5 ×q x ×
2 ()
=
5 × ( 17.501×10−2 ) × ( )
2
=0.044422 cm
1
384 × E× I y 6
384 × ( 2,1 ×10 ) × 14,1
5 × q y × ( l )4 5 × ( 22.808 ×10−2) × ( 310 )4
fy= = =0.227137 cm
1
384 × E × I x 384 × ( 2,1× 106 ) × 57,5

 Akibat Beban Hidup


p x =60.876 kg
p y =79.335 kg

l 3 3
px × () ( 55,399 ×10−2 ) × 310
( )
2 2
fx = = =0.159501 cm
2
384 × E × I y 384 × ( 2,1×10 ) × 14,1
6

Struktur Baja I
p y × ( l )3 ( 79,335 ×10−2 ) × ( 310 )3
fy= = =0.407778 cm
2
384 × E × I x 384 × ( 2,1 ×106 ) ×57,5

 Akibat Beban Angin


w x =0

w y =34.458 kg /m=34.458× 10−2 kg /cm


f x =0
3

5 ×w y × ( l )4 5 × ( 34.458 ×10−2 ) × ( 310 )4


fy= = =0.343149 cm
3
384 × E × I x 384 × ( 2,1× 106 ) ×57,5

 Akibat Beban Air Hujan


q x =11,987 kg /m=11,987 x 10−2 kg /cm
q y =15,621 kg/m=15,621 ×10−2 kg /cm

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 26


l 4 310 4
fx =
5 × qx ×
2 ()=
5× ( 11,987 ×10−2 ) ×( ) 2
=0.030424 cm
4
384 × E × I y 384 × ( 2,1×10 6 ) × 14,1
5× q y × (l ) 4 5 × ( 15.621 ×10−2 ) × ( 310 )4
fy= = =0.155565 cm
4
384 × E × I x 384 × ( 2,1× 106 ) ×57,5

Struktur Baja I

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 27


Jadi, pelenturan adalah sebagai berikut :
f x =f x +f x + f x + f x
total 1 2 3 4

¿ 0.04442+0.1595+0+ 0.030424=0.234347 cm(≤ f́ =1,24 cm→ OK )


f y =f y + f y +f y + f y
total 1 2 3 4

¿ 0.22714+ 0.40778+0.34315+0.155565
¿ 1.133628 cm ( ≤ f́ =1,24 cm →OK )
2 2
∴ f total = ( f x√ total
) +( f y )
total

2 2
¿ √ ( 0.234347 ) + ( 1.133628 )
¿ 1.157597 cm ( ≤ f́ =1,24 cm→OK )

Struktur Baja I

Tabel 3.2.5 Kontrol Lendutan

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 28


3.3Batang Tarik (Trackstang)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x dan
sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah sumbu x
batang tarik dipasang satu buah.
Batang tarik menahan gaya tarik q x dan p x ,maka :
- Akibat beban mati (28,749 x 3,1) = 89,122 kg
- Akibat beban orang = 60,876 kg +

Pbs = 149.998 kg

Karena batang tarik (trackstang) yang dipasang satu buah, maka :


149.998
pts = =149.998 kg
1

p ts kg
σ= ≤ σ́ it =1333 2
fn cm
p ts 149.998 2
f n= = =0,1125 cm
σ 1333
Struktur Baja I
F br=125 % × f n
¿ 1,25 ×0,1125=0,1407 cm2

1
F br= π d 2
4

F br 0,1407
∴ d=

√ √
1
4
π
=
1
4
π
=0,4232 cm=4,232 mm

Karena dalam tabel baja nilai d yang paling kecil adalah 6 mm, maka diambil d = 6 mm.

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 29


3.4Perhitungan Dimensi Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik
saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang
lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka
secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.

Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang
kuda-kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yang
disini adalah angin sebelah kanan yaitu: 50 Kg/ m2

Gambar 3.4.1 Gaya kerja pada ikatan angin

Struktur
KetBaja
: I

P = Gaya/tetapan angin
N = Dicari dengan syarat keseimbangan
ΣH = 0
Nx = P
N cos β = P
N = P / cos β
1
Luas Kuda−kuda= ×bentang kuda−kuda ×tinggi kuda−kuda
2
1
¿ ×12,5 × 4,796
2
Jumlah titik simpul (n) = 9 buah
panjang batang miring kuda−kuda 7,878
tan β= = =2,541
jarak gading−gading kap 3,1
β=tan−1 2,541
β=68,52 °

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 30


Pangin =50 kg/m2
max

Pangin × luas kuda−kuda 50× 29,975


P= max
= =187,34 kg
n−1 9−1
P 187,34
N= = =511,61 kg/m 2
cos β cos 68,52 °

Karena batang tarik dipasang satu buah, maka :


P
σ= ≤ σ it =1333 kg/cm 2
Fn
P 511,61
F n= = =0,384 cm2
σ 1333
F br =125 % × F n
¿ 125 % × 0,384
¿ 0,479 cm2

π
F br= ×d 2
4

F br 0,479

√ √
d= Baja=I
Struktur π
4
π
4
=0,780 cm=7,80 mm

∴ makadiambil d=8 mm

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 31


3.5Pehitungan Beban

Gambar 3.5.1 Konstuksi Atap Baja

a. Akibat Beban Sendiri


Ketentuan :
 Berat penutup asbes = 11 kg/m2
 Bentang kap (L) = 12.5 m
 Jarak antar gording = 1,96 m
 Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m

Struktur Baja
a) IBerat penutup atap
p=a ×berat penutup atap × l
¿ 1,96 ×11 ×3,1
¿ 66,836 kg

b) Berat akibat beban berguna


p=100 kg

c) Berat sendiri gording (C-6,5)


p g=berat gording × jarak gading−gading kap (l )
¿ 7,09 ×3,1
¿ 21,979 kg

d) Berat sendiri kuda-kuda


L = 12,5 m
l = 3,1 m
n = 9 buah
( L−2 ) l
gk=
( L+ 4 ) l
gk 1=( L−2 ) l=( 12,5−2 ) 3,1=32,55 kg/m
gk 2=( L+ 4 ) l=( 12,5+4 ) 3,1=51,15 kg /m

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 32


gk 1 + gk 2 32,55+ 51,15
∴ gk = = =41,825 kg /m
2 2
gk × L 51,8× 13
∴ Gk= = =65,35 kg
n−1 9−1

e) Berat branching (ikatan angin)

Branching ¿ 20 % × berat sendiri kuda−kuda


¿ 0,2 ×65,35
¿ 13,07 kg

∴ P_total berat sendiri ¿ b . penutup atap +b . gording+ b . kuda−kuda+b . branching


= 66,836 + 21,979 + 65,35 + 13,07
= 167,235 kg

b. Akibat Beban Plafond


Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m
Panjang batang bawah = 3,125 m
Berat plafond + penggantung = 11 kg/m2
Pf =λ ×l ×G f =3,125 ×3,1 ×11=106,5625 kg

c. Akibat Beban Angin


Struktur Baja I
Ketentuan :
 Koefisien angin tekan (c) = (0,02 ¿ α ) – 0,4
= (0,02 . 37,5) – 0,4
= 0,35
 Koefisien angin hisap (c’) = -0,4
 Angin kiri (q1) = 50 kg/m2
 Angin Kanan (q2) = 40 kg/m2
 Angin tekan =W
 Angin hisap = W’
 Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m
 Jarak gording (d) = 1,96 m

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 33


Angin Kiri
w=c x a x l x q1 w '=c ' x a x l x q1
¿ 0,35 x 1,96 x 3,1 x 50 ¿−0,4 x 1,96 x 3,1 x 50
¿ 106,33 kg
Angin Kanan
w=c x a x l x q2 w '=c ' x a x l x q1
¿ 0,35 x 1,96 x 3,1 x 40 ¿−0,4 x 1,96 x 3,1 x 40
¿ 85,064 kg

d. Akibat beban hidup

Beban air hujan :


q air =40−0,8 α
¿ 40−0,8 ( 37,5 )
¿ 10 kg /m2

∴ q=qair x l x Jarak antar gording


¿ 10 x 3,1 x 1,96
¿ 60,76 kg

Beban Orang
Po = 100 kg
Struktur Baja I

Jadi beban hidup = beban air hujan + beban orang


= 60,07 + 100 = 160,76 kg

Nilai
Beban
Tekan Hisap
Angin Kiri 106.33 121.52
Angin Kanan 85.064 97.261
Mati 167.235
Hidup 160.76
Plafond 106.5625
Tabel 3.5.1 Tabel Pembebanan

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 34


3.6 Perhitungan Gaya Batang
3.6.1.Akibat Beban Mati
P = 167,235 kg
Tabel 3.6.1 Daftar gaya batang akibat beban mati
Batan Beban Mati (Kg)
g Cremona SAP
A1 -961.27 -961.27
A2 -961.27 -961.27
A3 -686.62 -686.62
A4 -686.62 -686.62
A5 -686.62 -686.62
A6 -686.62 -686.62
A7 -961.27 -961.27
A8 -961.27 -961.27
B1 762.61 762.61
B2 653.67 653.67
B3 435.78 435.78
B4 653.67 653.67
B5 762.61 762.61
Struktur Baja I C1 -167.20 -167.20
C2 -167.20 -167.20
C3 -167.20 -167.20
C4 -167.20 -167.20
D1 199.56 199.56
D2 -199.56 -199.56
D3 351.70 351.70
D4 351.70 351.70
D5 -199.56 -199.56
D6 199.56 199.56

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 35


3.6.2.Akibat Beban Hidup
P = 160,76 kg
Tabel 3.6.2 Daftar gaya batang akibat beban hidup
1. Batan Beban Hidup (Kg)
g Cremona SAP
A1 -924.24 -924.25
A2 -924.24 -924.25
A3 -660.17 -660.18
A4 -660.17 -660.18
A5 -660.17 -660.18
A6 -660.17 -660.18
A7 -924.24 -924.25
A8 -924.24 -924.25
B1 733.24 733.24
B2 628.49 628.49
B3 418.99 419.00
B4 628.49 628.49
B5 733.24 733.24
C1 -160.76 -160.76
Struktur Baja I C2 -160.76 -160.76
C3 -160.76 -160.76
C4 -160.76 -160.76
D1 191.87 191.88
D2 -191.87 -191.88
D3 338.15 338.15
D4 338.15 338.15
D5 -191.87 -191.88
D6 191.87 191.88

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 36


3.6.3.Akibat Beban Plafond
P = 106,5625 kg
Tabel 3.6.4 Daftar gaya batang akibat beban Plafond
Batan Beban Plafond (Kg)
g Cremona SAP
A1 -306.3 -306.33
A2 -306.3 -306.33
A3 -218.80 -218.80
A4 -218.80 -218.80
A5 -218.80 -218.80
A6 -218.80 -218.80
A7 -306.3 -306.33
A8 -306.3 -306.33
B1 243.02 243.02
B2 190.94 190.94
B3 130.19 130.19
B4 190.94 190.94
B5 243.02 243.02
C1 0.00 0.00
Struktur Baja I
C2 0.00 0.00
C3 0.00 0.00
C4 0.00 0.00
D1 95.39 95.39
D2 -31.80 -31.80
D3 140.09 140.09
D4 140.09 140.09
D5 -31.80 -31.80
D6 95.39 95.39

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 37


3.6.4.Akibat Beban Angin Kanan
Angin Tekan = 85,064 Kg
Angin Hisap = 97,261 Kg
Tabel 3.6.4 Daftar gaya batang akibat beban Angin Kanan
Batan Beban Angin Kanan (Kg)
g Cremona SAP
A1 -306.3 -306.33
A2 -306.3 -306.33
A3 -218.80 -218.80
A4 -218.80 -218.80
A5 -218.80 -218.80
A6 -218.80 -218.80
A7 -306.3 -306.33
A8 -306.3 -306.33
B1 243.02 243.02
B2 190.94 190.94
B3 130.19 130.19
B4 190.94 190.94
B5 243.02 243.02
Struktur Baja I
C1 0.00 0.00
C2 0.00 0.00
C3 0.00 0.00
C4 0.00 0.00
D1 95.39 95.39
D2 -31.80 -31.80
D3 140.09 140.09
D4 140.09 140.09
D5 -31.80 -31.80
D6 95.39 95.39

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 38


3.6.5.Akibat Beban Angin Kiri
Angin Tekan = 106,33 Kg
Angin Hisap = 121,52 kg
Tabel 3.6.5 Daftar gaya batang akibat beban Angin Kiri
Batan Beban Angin Kiri (Kg)
g Cremona SAP
A1 -306.3 -306.33
A2 -306.3 -306.33
A3 -218.80 -218.80
A4 -218.80 -218.80
A5 -218.80 -218.80
A6 -218.80 -218.80
A7 -306.3 -306.33
A8 -306.3 -306.33
B1 243.02 243.02
B2 190.94 190.94
B3 130.19 130.19
B4 190.94 190.94
B5 243.02 243.02
Struktur Baja I
C1 0.00 0.00
C2 0.00 0.00
C3 0.00 0.00
C4 0.00 0.00
D1 95.39 95.39
D2 -31.80 -31.80
D3 140.09 140.09
D4 140.09 140.09
D5 -31.80 -31.80
D6 95.39 95.39

ADI HAMDANI – 1203220 – TEKNIK SIPIL S1 39


Beban Mati (Kg) Beban Hidup (Kg) Beban Plafond Angin Kanan Angin Kiri Kombinasi
Beban P Max
Cremona SAP Cremona SAP Cremona SAP Cremona SAP Cremona SAP (-) ( +)
A1 -961.27 -961.27 -924.24 -924.25 -306.3 -306.33 66.1 66.15 -13.22 -13.22 -2205.06 66.15
A2 -961.27 -961.27 -924.24 -924.25 -306.3 -306.33 140.73 140.78 -94.81 -94.81 -2286.65 140.78
A3 -686.62 -686.62 -660.17 -660.18 -218.80 -218.80 14.01 14.03 43.76 43.76 -1565.60 57.79
A4 -686.62 -686.62 -660.17 -660.18 -218.80 -218.80 88.63 88.67 -37.83 -37.83 -1603.44 88.67
-2286.65
A5 -686.62 -686.62 -660.17 -660.18 -218.80 -218.80 -30.17 -30.12 110.59 110.63 -1595.73 110.63
A6 -686.62 -686.62 -660.17 -660.18 -218.80 -218.80 35.11 35.14 17.35 17.39 -1565.60 52.52
A7 -961.27 -961.27 -924.24 -924.25 -306.3 -306.33 -75.74 -75.70 175.69 175.75 -2267.54 175.75
A8 -961.27 -961.27 -924.24 -924.25 -306.3 -306.33 -10.46 -10.44 82.45 82.50 -2202.28 82.50
B1 762.61 762.61 733.24 733.24 243.02 243.02 -22.83 -22.88 -21.88 -21.88 -44.76 1738.87
B2 653.67 653.67 628.49 628.49 190.94 190.94 57.5 57.01 -109.21 -109.21 -109.209 1530.11
B3 435.78 435.78 418.99 419.00 130.19 130.19 216.79 216.77 -283.87 -283.87 -283.87 1201.74 2165.19
B4 653.67 653.67 628.49 628.49 190.94 190.94 356.53 356.47 -483.44 -483.48 -483.48 1829.57
B5 762.61 762.61 733.24 733.24 243.02 243.02 426.38 426.32 -583.23 -583.29 -583.29 2165.19
C1 -167.20 -167.20 -160.76 -160.76 0.00 0.00 122.6 122.60 -134.03 -134.03 -461.99 122.60
C2 -167.20 -167.20 -160.76 -160.76 0.00 0.00 122.59 122.60 -134.03 -134.03 -461.99 122.60
-461.99
C3 -167.20 -167.20 -160.76 -160.76 0.00 0.00 -107.22 -107.20 153.18 153.18 -435.16 153.18
C4 -167.20 -167.20 -160.76 -160.76 0.00 0.00 -107.22 -107.20 153.18 153.18 -435.16 153.18
D1 199.56 199.56 191.87 191.88 95.39 95.39 -146.33 -146.33 159.97 159.97 -146.325 646.80
D2 -199.56 -199.56 -191.87 -191.88 -31.80 -31.80 146.33 146.33 -159.97 -159.97 -583.21 146.33
D3 351.70 351.70 338.15 338.15 140.09 140.09 -257.89 -257.88 281.92 281.92 -257.88 1111.87
1111.87
D4 351.70 351.70 338.15 338.15 140.09 140.09 225.55 225.49 -322.17 -322.20 -322.198 1055.44
D5 -199.56 -199.56 -191.87 -191.88 -31.80 -31.80 -127.98 -127.95 182.80 182.82 -551.19 182.82
D6 199.56 199.56 191.87 191.88 95.39 95.39 127.97 127.95 182.80 -182.82 -182.822 614.78

Tabel 3.6.6 Tabel Kombinasi Gaya Batang


3.7 Perhitungan Dimensi Batang

. Daftar gaya batang maksimum untuk tiap batang :

A. Batang – batang atas (a) = 2286,65 (tekan)


B. Batang – batang bawah (b) = 2165,19 (tarik)
C. Batang – batang diagonal (d) = 1111,87 (tarik)
D. Batang – batang tegak dalam (c) = 461,19 (tekan)

a. Dimensi Batang Atas (d)


 Batang atas adalah batang tekan
 Diketahui :
- Gaya batang maksimum = 2286,65 kg = 2,28665 ton
- Panjang batang (Lk) = 1,969 m = 196,9 cm
- Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
- Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
 Perhitungan :
I min =1,69× P× Lk 2
¿ 1,69 ×2,28665 × ( 1,969 )2
¿ 14,98 cm4
Batang a merupakan batang tekan.
14,98
Dipakai profil rangkap ¿ =7,49 cm 4
2
∴Dari tabel profil diambil : ∟ 50.50.9
4
In = 7,67 cm
IX.IY = 17,9 cm4
ix.iy = 1,47 cm4
F = 8,24 cm2
e = 1,56 cm

- Kontrol terhadap sumbu bahan (x)

Lk 196,9
τ x= = =133,94 → ω=3,414(tabel baja)
ix 1,47

wx 3,414 × 2286,65 kg
τ= = =473,70 2
F tot 2 × 8,24 cm
kg kg
τ =473,70 2 ≤ τ=1600 2
cm cm
- Kontrol terhadap sumbu bebas bahan (y)
Dipasang 4 plat kopling

Lk 196,9
L= = =65,63 cm
( n−1) (4−1)

Potongan I – I tebal plat kopling t = 10 mm = 1cm

1
Etot =e+ × t
2
1
¿ 1,56+ ×1
2
¿ 2,06 cm

I Y =2(I y + F × etot )
tot
2

¿ 2(17,9+8,24 × 2,062 )
¿ 105,734 cm4

IY
IY=
√ √
F tot
Lk 196,9
=
105,734
tot

2× 8,24
=2,533 cm

τ= = =77,73 → ω=1,567 ( tabel baja )


I Y 2,533

Syarat pemasangan kopling


1 ω× p
L ≤ τ [ 4−3 ]
2 F ×τ́
1 1,425 ×2965,28
65,63 ≤ 77,73 [4−3 ]
2 2× 8,24 ×1600
65,63 ≤136,775 cm … … … ok ‼ ( memenuhi syarat )
b. Dimensi Batang Bawah
 Diketahui :
- Batang bawah adalah batang tarik
- Gaya batang maksimum = 2165,19 kg = 2,16519 ton
- Panjang batang (Lk) = 6,25 m = 6,25 cm
- Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
- Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
 Perhitungan :
P kg P
τ = ≤ τ =1600 2 → F n=
Fn cm τ
2165,19
F n= =1,3532
1600

F br=F n x 125 %
¿(1,3532 x 1,25)
¿ 1,6915

Batang b merupakan batang tarik.


Dipakai profil rangkap
1,6915
F br = =0,84575
2
Dengan tabel profil didapat  ∟ 15.15.4
Karena profil minimum yang diizinkan untuk konstruksi adalah ∟ 45.45.5
Jadi tabel profil diambil adalah ∟ 45.45.5

In = 3,25 cm4
IX.IY = 7,83 cm4
ix.iy = 1,35 cm4
F = 4,3 cm2
e = 1,28 cm

- Kontrol

P 2165,19 kg kg
τ= = =251,766 2 ≤ 1600 2 → ok ‼
F tot 2 × 4,3 cm cm

c. Dimensi Batang Diagonal (d)


 Diketahui :
- Batang Diagonal adalah batang tarik
- Gaya batang maksimum = 1111,87 kg = 1,11187 ton
- Panjang batang (Lk) = 5,044 m = 504,4 cm
- Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
- Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.

 Perhitungan :
P kg P
τ = ≤ τ =1600 2 → F n=
Fn cm τ
1111,87
F n= =0,695 cm2
1600
F br=F n x 125 %
¿( 0,695 x 1,25)
¿ 0,8686 cm2

Batang ini merupakan batang tarik.


Dipakai profil rangkap
0,8686
F br= =0,4343
2
Dengan tabel profil didapat  ∟ 15.15.3
Karena profil minimum yang diizinkan untuk konstruksi adalah ∟ 45.45.5
Jadi tabel profil diambil adalah ∟ 45.45.5

In = 3,25 cm4
IX.IY = 7,83 cm4
Ix.Iy = 1,35 cm4
F = 4,3 cm2
e = 1,28 cm
- Kontrol

P 1111,87 kg kg
τ= = =129,287 2 ≤ 1600 2 → ok ‼
F tot 2 × 4,3 cm cm
d. Dimensi Batang Tegak (c)
 Batang Tegak adalah batang tekan
 Diketahui :
- Gaya batang maksimum = 461,19 kg = 0,46119 ton
- Panjang batang (Lk) = 3,597 m = 359,7 cm
- Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
- Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
 Perhitungan :
I min =1,69× P× Lk 2
2
¿ 1,69 ×0,46119 × ( 3,597 )
¿ 10,08 cm4
Batang a merupakan batang tekan.
10,08
Dipakai profil rangkap ¿ =5,04 cm 4
2
∴Dari tabel profil diambil : ∟ 50.50.6
4
In = 5,24 cm
IX.IY = 12,8 cm4
ix.iy = 1,50 cm4
F = 5,69 cm2
e = 1,45 cm

- Kontrol terhadap sumbu bahan (x)

Lk 359,7
τ x= = =239,8→ ω=7,720(tabel baja )
ix 1,50

wx 7,720 × 461,19 kg
τ= = =312,86 2
F tot 2× 5,69 cm
kg kg
τ =312,86 2 ≤ τ =1600 2
cm cm

- Kontrol terhadap sumbu bebas bahan (y)


Dipasang 4 plat kopling

Lk 359,7
L= = =119,9 cm
( n−1) (4−1)

Potongan I – I tebal plat kopling t = 10 mm = 1cm


1
Etot =e+ × t
2
1
¿ 1,50+ ×1
2
¿ 2,00 cm

I Y =2(I y + F × etot )
tot
2

¿ 2(12,8+5,69 ×2,002 )
¿ 71,12 cm4

IY
IY=
√ √
tot

F tot
Lk 359,7
=
71,12
2× 5,69
=2,49 cm

τ= = =144,45 → ω=4,002 ( tabel baja )


I Y 2,49

Syarat pemasangan kopling


1 ω× p
L ≤ τ [ 4−3 ]
2 F ×τ́
1 4,002 × 461,19
119,9 ≤ 144,45[4−3 ]
2 2 ×5,69 ×1600
119,9 ≤ 266,936 cm… … … ok ‼ ( memenuhi syarat )

DAFTAR PROFIL BATANG

Tabel 3.7.1 profil batang

BATANG UKURAN PROFIL TARIK/TEKAN


Atas (a) 50.50.9 Tekan
Bawah (b) 45.45.5 Tarik
Diagonal (d) 45.45.5 Tarik
Tegak (c) 50.50.6 Tekan
3.8 Perhitungan sambungan
Perhitungan dimensi paku keling dihitung berdasarkan beban terbesar pada setiap
batang, maka diperoleh :
- σ = 1600 kg/cm2
- τ gs = 0,8 . σ = 0,8 . 1600 = 1280 kg/cm2
- σ tp = 2 . σ = 2.1600 = 3200 kg/cm2
- Tebal plat diambil 10 mm = 1cm
- ⌀ lubang 1,1 cm
Digunakan paku keling 11 mm = 1,1 cm, disambung secara double, maka :
 Digunakan paku keling ø11 mm : Ngs = 2.¼ .π. d2 . τ gs
= 2.¼ .3,14.1,12. 1280
= 2432,85 kg
 Jumlah paku keling (n) minimum : Ntp= d. Smin..σtp
= 1,1.1.3200
= 3520 kg
 Jumlah paku keling (n) minimal adalah 2 buah
 Nmin = Ngs = 2432,85 kg
P
 n=
N min
 untuk perencanaan sambungan pada masing-masing titik simpul ambil
batang dengan gaya batang rencana akibat pembebanan yang paling besar.

a. Jumlah paku keling pada titik simpul 1


 Batang A1
2205,06
=0 ,906≈2
n = 2432,85 buah
 Batang B1
1738,87
=0 ,715≈2
n = 2432,85 buah
b. Jumlah paku keling pada titik simpul 2
 Batang B1
1738,87
=0 ,715≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C1
461,99
=0 ,190≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D1
646,80
=0 ,266≈2
n = 2432,85 buah
 Batang B2
1530,11
=0 ,629≈2
n = 2432,85 buah

c. Jumlah paku keling pada titik simpul 3


 Batang A1
2205,06
=0 ,906≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A2
2286,5
=0 ,940≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C1
461,99
=0 ,190≈2
n = 2432,85 buah

d. Jumlah paku keling pada titik simpul 4


 Batang A2
2286,65
=0 ,940≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A3
1565. 60
=0 ,644≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D1
646,80
=0 ,266≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D2
583,21
=0 ,240≈2
n = 2432,85 buah

e. Jumlah paku keling pada titik simpul 5


 Batang B2
1530,11
=0 ,629≈2
n = 2432,85 buah
 Batang B3
1201,74
=0 , 494≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C2
461,99
=0 ,190≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D2
583,21
=0 ,240≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D3
1111,87
=0 , 457≈2
n = 2432,85 buah

f. Jumlah paku keling pada titik simpul 6


 Batang A3
1565,60
=0 ,644≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A4
1603,44
=0 ,659≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C2
461,99
=0 ,190≈2
n = 2432,85 buah
g. Jumlah paku keling pada titik simpul 7
 Batang A4
1603,44
=0 ,659≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A5
1595,73
=0 ,656≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D3
1111,87
=0 , 457≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D4
1055,44
=0 , 434≈2
n = 2432,85 buah

h. Jumlah paku keling pada titik simpul 8


 Batang B3
1201,74
=0 , 494≈2
n = 2432,85 buah
 Batang B4
1829,57
=0 ,752≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C3
435,16
=0 ,179≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D5
551,19
=0 ,227≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D6
614,78
=0 ,253≈2
n = 2432,85 buah

i. Jumlah paku keling pada titik simpul 9


 Batang A5
1595,73
=0 ,656≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A6
1565,60
=0 ,644≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C3
435,16
=0 ,179≈2
n = 2432,85 buah

j. Jumlah paku keling pada titik simpul 10


 Batang A6
1565. 60
=0 ,644≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A7
2267,54
=0 ,932≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D5
551,19
=0 ,227≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D6
614,78
=0 ,253≈2
n = 2432,85 buah

k. Jumlah paku keling pada titik simpul 11


 Batang A7
2267,54
=0 ,932≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A8
2202,28
=0 ,905≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C4
435,16
=0 ,179≈2
n = 2432,85 buah

l. Jumlah paku keling pada titik simpul 12


 Batang B5
2165,19
=0 ,890≈2
n = 2432,85 buah
 Batang B4
1829,57
=0 ,752≈2
n = 2432,85 buah
 Batang C4
435,16
=0 ,179≈2
n = 2432,85 buah
 Batang D6
614,78
=0 ,253≈2
n = 2432,85 buah

m. Jumlah paku keling pada titik simpul 13


 Batang B5
2165,19
=0 ,890≈2
n = 2432,85 buah
 Batang A8
2202. 28
=0 ,905≈2
n = 2432,85 buah
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis
ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda rangka baja.
Kesimpulan itu antara lain :

1. Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan


kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
2. besarnya dimensi gording dipengaruhi oleh gaya yang bekerja dan jarak
kuda-kuda.
3. Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar kecilnya
kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya angin yang
diterima.
Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan gaya batang
bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis) ataupun dengan bantuan
program.

Berikut daftar dimensi batang hasil perhitungan desain :

BATANG UKURAN PROFIL TARIK/TEKAN


Atas (a) 50.50.9 Tekan
Bawah (b) 45.45.5 Tarik
Diagonal (d) 45.45.5 Tarik
Tegak (c) 50.50.6 Tekan
4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian ini
penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara
lain:

1. Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa


percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul
sesuai dengan kebutuhan.
2. Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan
bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif kecil.
3. Perhitungan gaya batang akan lebih mudah dan cepat bila menggunakan cara
grafis.

Anda mungkin juga menyukai