Anda di halaman 1dari 5

THE USE OF WILSON EQUATION, NRTL AND UNIQUAC IN

PREDICTING VLE OF TERNARY SYSTEMS


Agung Rasmito, Yustia Wulandari
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, ITATS

Abstract

There binary pairs of aceton-butanol, aseton-ethanol, n-butanol-ethanol and ternary pairs of


aceton-butanol-ethanol have been measured under atmospheric pressure. The equipment used for
this experimental work was the Modified Glass-Othmer Still. The analyses performed with a
Shimatzu gas chromatograph. Thermodynamic consistency of the observed binary VLE are
confirmed by the area test, which show that the experimental data of all of binary systems are
thermodinamically consistent. The observed activity coefficients are correlated with the Wilson,
NRTL dan UNIQUAC equations. The binary interaction parameters in each equation are
determined by using the Gaussian technique, where the sum of squares of deviation in excess
Gibbs energy is minimized. The Wilson, NRTL dan UNIQUAC equation agree well with the
experimental data, except that the NRTL equation has second parameter different from the
proposed value. The ternary VLE for aceton-butanol-ethanol system is calculated by using binary
interaction parameter of Wilson, NRTL dan UNIQUAC obtained from three pairs binary
experimental data. The ternary experimental data were also compared with those predicted by
adopting the Wilson, NRTL dan UNIQUAC models. Based on these deviations, the Wilson model
seems to be the potential candidate to be used to predict the VLE ternary mixture for those system.

Keywords :VLE, Wilson, NRTL, UNIQUAC

PENDAHULUAN
Dengan adanya penggunaan komputer empiris. Dari hal tersebut diatas, data yang akurat
dalam merancang proses distilasi, maka dan model yang memadai sangat diperlukan
dibutuhkan suatu korelasi yang bisa dalam memperkirakan kesetimbangan uap-cair
mempresentasikan data kesetimbangan uap-cair campuran multikomponen.
(VLE) dengann akurat. Meskipun sekarang ini
metode-metode prediksi makin maju dan telah
TINJAUAN PUSTAKA
tersedia banyak data VLE untuk berbagai
kombinasi di literatur, namun tidak semua data Sistem Kesetimbangan
yang dipublikasikan konsisten secara
Kesetimbangan termodinamika
thermodinamika. Selain itu untuk memberikan
merupakan terdistribusinya komponen-komponen
hasil yang dapat dipercaya, penggunaan zat
dalam semua fase pada suhu, tekanan dan
dengan kemurnian tinggi dan peralatan untuk
fugasitas tertentu, sehingga akan ada kesamaan
pengukuran yang cepat dan akurat lebih
tekanan, suhu dan fugasitas masing-masing
dianjurkan daripada hanya mengevaluasi data
komponen dalam semua fase yang berada dalam
yang ada di literatur (Rogalski, 1980). Sampai
keseimbangan. Jika fase uap dan cairan berada
saat ini sudah banyak korelasi yang disarankan,
dalam keseimbangan maka:
baik berdasarkan persamaan keadaan maupun
aktifitas fase cair, tetapi belum ditemukan korelasi
Tv = Tl
yang dapat digunakan secara umum
Pv = Pl
mengekspresikan baik sistem biner maupun
fi v = fi l ................... (1)
sistem terner secara serempak. Korelasi yang
berdasarkan aktifitas fasa cair, seperti persamaan
Fugasitas komponen i dalam keadaan uap :
Margules dan Van Laar merupakan persamaan
empiris murni, sehingga untuk sistem
fi v = yi . Φi . P ................... (2)
multikomponen tidak bisa digunakan. Untuk itu
dicoba dengan menggunakan model lain yang
Fugasitas komponen i dalam keadaan cair :
telah banyak dikembangkan, misalnya Wilson,
NRTL dan UNIQUAC yang didasarkan konsep
fi l = xi . γi . fL ................... (3)
komposisi lokal yang merupakan persamaan semi
Untuk gas ideal pada tekanan rendah, thermodinamika. Metode tes konsistensi yang
perbedaan P dan Psat adalah kecil sehingga harga pernah dilakukan antara lain adalah metode “Tes
(P = Pisat) mendekati nol. Hal ini menyebabkan Area” dan “Infinite Dilution Test” dari data
harga eksponensialnya mendekati 1. Juga pada kesetimbangan uap-cair (VLE = vapor liquid
keadaan tersebut harga Φi = Φisat = 1, sehingga equilibrium) untuk sistem biner pada tekanan
harga Φi mendekati 1. rendah.
Kesetimbangan sistem biner
menggambarkan distribusi suatu komponen Konsep Mengkorelasikan Data Percobaan
diantara fasa uap dan fasa cair sehingga
Untuk mengkorelasikan hubungan antara
diperlukan persamaan yang menghubungkan
koefisien aktifitas terhadap komposisi berbagai
fraksi mol fasa cair “x” dan fraksi mol fasa uap
persamaan telah disarankan. Formula tertua yang
“y”. Dari hal tersebut koefisien-koefisien
masih umum digunakan adalah persamaan
aktifitasa dapat ditulis:
Margules (1895), persamaan ini diusulkan
sebelum konsep fugasitas dan koefisien aktifitas
......................................... (4) diperkenalkan. Pada dasarnya persamaan ini
hanyalah pendekatan murni empiris dengan deret
ukur dalam komposisi. Agar dapat digunakan
Ada sebuah hubungan thermodinamika
secara umum lebih-lebih untuk sistem
yang biasa digunakan untuk memprediksi harga
multikomponen persamaan ini butuh parameter
koefisien aktifitas yaitu persamaan Gibbs-Duhem.
lebih banyak dari biasanya, sehingga akhir-akhir
Pada hakekatnya persamaan ini menyatakan
ini persamaan ini kurang mendapat perhatian.
bahwa dalam suatu campuran, koefisien aktifitas
Persamaan Van Laar (1910) sekarang
tiap komponennya tidak bebas satu terhadap yang
digolongkan sebagai persamaan yang murni
lainnya melainnkan berkorelasi melalui sebuah
empiris dan tidak dapat digunakan untuk
persamaan differensial. Untuk campuran biner
mempresentasikan koefisien aktifitas yang
pada suhu dan tekanan konstan Gibbs-Duhem
bernilai ekstrem, disamping kedua parameter dari
menyatakan persamaannya :
persamaan Van Laar harus bernilai positif. Dari
uraian tersebut diatas, terlihat bahwa persamaan
........................... (5) Margules dan Van Laar tidak mempunyai dasar
yang rasional untuk dikembangkan ke sisitem
multikomponen.
Penggunaan persamaan Gibbs-Duhem paling baik
Pengembangan teori modern didalam
bila dilakukan melalui konsep exess energi Gibbs,
thermodinamika molekuler dari kelakuan larutan
yaitu energi Gibbs yang teramati pada suatu
adalah didasarkan atas konsep komposisi lokal.
campuran yang diatas dan lebih besar bila untuk
Dalam campuran cairan, komposisi lokal berbeda
larutan ideal pada suhu, tekanan dan komposisi
dengan komposisi keseluruhan, dimana pada
yang sama. Menurut definisi, larutan ideal adalah
komposisi lokal dinyatakan dalam fraksi volume
larutan dengan semua γi = 1. Korelasi antara
didefinisikan dalam term-term kemungkinan dan
koefisien aktifitas dengan excess energi Gibbs
orientasi molekul secara tidak acak yang
(GE) dinyatakan dengan persamaan :
menghasilkan perbedaan dalam ukuran molekul
dan gaya antar molekul. Konsep ini diperkenalkan
oleh Wilson (1964) yang dikenal dengan
.............................. (6) persamaan Wilson. Persamaan Wilson ini hanya
mengandung parameter biner walaupun
digunakan untuk campuran sistem
multikomponen. Ini yang menyebabkan
.............................. (7)
persamaan Wilson lebih superior dari persamaan
sebelumnya. Keunggulan lainnya adalah
Ekspresi yang menghubungkan GE dimasukkannya pengaruh suhu pada persamaan
dengan komposisi x1 dan x2 dirumuskan oleh tersebut. Persamaan Wilson adalah persamaan
Wilson, NRTL (Non Random Two Liquid) dan yang komplek, dimana parameter hanya bisa
UNIQUAC (Universal Quasi Chemical). dicari secara numerik jika koefisien aktifitas
secara percobaan diketahui. Jika kita mempunyai
Konsistensi Thermodinamika sejumlah pengukuran, menemukan parameter
yang paling layak adalah suatu persoalan
Untuk menguji validasi dari data
tersendiri dengan suatu kriteria yang disebut
percobaan kesetimbangan uap-cair sistem biner,
fungsi obyektif harus dipilih yang akan digunakan
maka data percobaan diuji konsistensinya secara
sebagai kontrol komputasi. Fungsi obyektif yang Perbandingan antara model Wilson,
sesuai digunakan tergantung dari data yang NRTL dan UNIQUAC dapat dirangkum sebagai
tersedia. Hirata dkk (1976) menggunaka ekses berikut :
energi Gibbs sebagai fungsi obyektif untuk 1. Persamaan Wilson dapat mempresentasikan
mengevaluasi parameter persamaan Wilson dari data kesetimbangan uap-cair untuk sistem
data keseimbangan uap-cair sistem biner dan telah biner dan multikomponen hanya dengan
didemonstrasikan bahwa parameter biner tersebut parameter biner. Persamaan ini jauh lebih
dapat secara akurat memperkirakan disukai karena bentuknya lebih sederhana
kesetimbangan uap-cair sistem terner. dari persamaan NRTL dan UNIQUAC.
Sukses persamaan Wilson dalam Tetapi kerugiannya tidak bisa secara
mempresentasikan data kesetimbangan fasa uap- langsung digunakan untuk
cair mendorong pengembangan persamaan mempresentasikan kesetimbangan cair-cair.
alternatif yang berdasarkan konsep modern yaitu 2. Persamaan NRTL dapat mempresentasikan
komposisi lokal, diantaranya yang paling populer kesetimbangan uap-cair dan cair-cair baik
adalah persamaan NRTL oleh Renon dan untuk sistem biner maupun sistem
Prausnitz (1968) dan persamaan UNIQUAC. multikomponen secara baik hanya dengan
Persamaan NRTL dikembangkan parameter biner. Dan sering sangat superior
berdasarkan teori dua cairan dengan tambahan terhadap yang lain untuk sistem yang encer.
parameter ketidak acakan α, yang membuat Bentuknya lebih sederhana dari persamaan
persamaan tersebut dapat diaplikasikan untuk UNIQUAC, tetapi mempunyai kerugian
berbagai jenis campuran dan kesetimbangan cair- karena mengandung tiga parameter untuk
cair dengan jalan memilih harga α yang sesuai. setiap pasangan komponennya. Parameter
Estmasi parameter untuk persamaan ini dilakukan ketiga α diperkirakan berdasarkan keadaan
dengan menetapkan harga α pada nilai tertentu komponennya dan kadang-kadang untuk zat
dan berikutnya melakukan optimasi dari fungsi tertentu diperoleh harga yang ekstrem.
obyektif untuk memperoleh dua interaksi 3. Walaupun hanya terdiri dari dua parameter
parameter yang optimal. Di dalam paper asli per-pasang komponen, persamaan
harga α yang direkomendasi adalah 0,2-0,47. UNIQUAC secara aljabar mempunyai
Berbeda dengan persamaan Wilson yang bentuk yang paling komplek. Dengan
mengaandung dua parameter yang dapat diatur, adanya kontribusi permukaan dan volume
persamaan NRTL mengandung tiga parameter, molekul dari komponen murni, ini
sehingga persamaan NRTL bisa dijadikan model menjadikan persamaan UNIQUAC secara
alternatif jika model lain tidak memadai. khusus dapat diaplikasikan pada campuran
Persamaan ini juga dapat memperkirakan mempunyai perbedaan ukuran molekul yang
kesetimbangan sistem multikomponen tanpa besar. Disamping itu dapat diaplikasikan
parameter tambahan. untuk memperkirakan kesetimbangan uap-
Pengembangan semiteoritis untuk cair dan cair-cair baik untuk sistem biner
memperoleh persamaan UNIQUAC, Abrams dan maupun multikomponen hanya dengan
Prausnitz (1975) mengadopsi model teori dua parameter biner.
cairan dan komposisi lokal. Dalam model ini Perbandingan dengan empat metode
ditetapkan bahwa excess energi Gibbs disusun secara komprehensif telah dilakukan dalam
atas dua bagian, yaitu : DECHEMA Vapor-Liquid Data Collection
1. Suatu kontribusi karena perbedaan ukuran (1977). Dalam studi tersebut fitting terbaik dari
dan bentuk molekul-molekul (bagian data percobaan diidentifikasi untuk masing-
konfigurasi dan kombinasi). masing data. Untuk sistem biner persamaan
Wilson keluar sebagai persamaan terbaik dan
2. Kontribusi akibat interaksi energi antar persamaan UNIQUAC jatuh pada urutan terakhir,
molekul (bagian residual). tetapi ada perbedaan yang menyolok untuk
Persamaan UNIQUAC ini dapat kelompok zat tertentu karena persamaan NRTL
digunakan untuk memperkirakan kesetimbangan ternyata terbaik untuk larutan yang encer.
uap-cair untuk sistem multikomponen hanya Karena keunggulan atara metode satu
berdasarkan parameter biner yang diperoleh dari dengan metode yang lainnya masih selalu kurang
pasangan data biner. Disamping itu persamaan ini jelas, sehingga dalam praktek pemilihan
dapat memperkirakan kesetimbangan cair-cair persamaan masih tergantung kepada pengalaman
secara baik. dan analogi.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran data VLE dilakukan dengan Data percobaan yang didapat untuk
menggunakan Glass Othmer Still. Sebelum masing-masing sistem biner dan terner, serta
digunakan kelayakan peralatan tersebut boiling point telah dikoreksi ke tekanan 760
dikonfirmasikan dengan boiling point dari aseton, mmHg dengan menggunakan metode yang
n-butanol dan etanol murni. Percobaan dilakukan disarankan oleh Yoshikawa (1980). Hubungan
dengan memasukkan sekitar ± 350 cc campuran kesetimbangan uap-cair untuk tekanan rendah
biner aseton-etanol ke dalam boiling still. Tiga sekitar 1 atm dihitung dengan persamaan berikut:
jam setelah kesetimbangan tercapai contoh fasa
cair dan fasa uap untuk dianalisa komposisinya P. yi = γi . xi . PiS ............................ (8)
menggunakan gas kromatografi (GC). Suhu
kesetimbangan diukur dengan Sokitech RTD, 100 dimana tekanan uap komponen i murni, PiS
Ω dan diameter 6 mm. Percobaan diulang untuk dihitung dengan persamaan Antoine. Data yang
komposisi yang lain sehingga diperoleh range didapat kemudian diuji konsistensinya secara
komposisi antara 0 sampai 100% mole. Prosedur thermodinamika dengan metode tes area
yang sama digunakan sistem Aseton-n-Butanol (Herington 1951 & Wisniak 1994). Kedua metode
dan Etanol-n-Butanol. Dan sistem terner : Aseton- pengujian tersebut didasarkan atas korelasi Gibbs
n-Butanol-Etanol. Pengerjaan selanjutnya seperti Duhem.
terlihat pada skema pelaksanaan penelitian Koefisien aktifitas dikorelasikan dengan
(gambar 1). persamaan Wilson, NRTL dan UNIQUAC
dimana parameter biner dari masing-masing
persamaan tersebut diestimasi dengan metode
MULAI Gaussian.
Kesetimbangan uap-cair kemudian
diestimasi menggunakan tiga korelasi persamaan
diatas. Dari hasil tes konsistensi didapat bahwa
Percobaaan Percobaaan untuk tes are semua sistem yang diteliti konsisten
untuk Sistem secara thermodinamika. Hasil estimasi parameter
untuk Sistem
dan deviasi dari masing-masing persamaan
Biner Terner
tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Dari
parameter-parameter tersebut dapat digunakan
sebagai parameter-parameter untuk campuran
terner aseton-n-butanol-etanol dari ketiga
Test Konsistensi
persamaan, sehingga dapat diestimasi
Thermodinamika kesetimbangan uap-cair campuran ternernya.
Melihat hasil yang ditunjukkan oleh
Tabel 3 harga ∆y1 rata yang paling kecil diperoleh
Estimasi Parameter Wilson, dari persamaan Wilson (0,0712), walaupun
NRTL, UNIQUAC selisihnya dengan persamaan Wilason (0,0724)
dapat dianggap tidak berarti. Tetapi bila
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
persamaan UNIQUAC (0,0938) relatif besar.
Estimasi Sistem
Sedangkan harga ∆y2 rata yang paling kecil
Terner A – B – E diperoleh dari persamaan Wilson (0,3246),
walaupun selisihnya dengan persamaan NRTL
(0,3247) dapat dianggap tidak berarti. Tetapi bila
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
persamaan UNIQUAC (0,3491) relatif besar.
DEVIASI Sehingga dari ∆y1 rata dan ∆y2 rata dapat diusulkan
untuk menggunakan persamaan Wilson.
Harga ∆t1 rata yang paling kecil diperoleh
Korelasi dan dari persamaan UNIQUAC (0,0612). Sedangkan
Parameter Terbaik persamaan Wilson (6,7387) dan NRTL (6,838)
dapat dianggap sama. Sehingga dari ∆t1 rata dapat
diusulkan menggunakan persamaan UNIQUAC.
Gambar 1. Skema Pelaksanaan Penelitian Dari tiga persamaan ∆y1 rata, ∆y2 rata dan
∆t1 rata tersebut, persamaan Wilson memenuhi dua
pernyataan, maka pernggunaan persamaan Wilson KESIMPULAN
disarankan dalam memperkirakan kesetimbangan
Tiga set data kesetimbangan uap-cair
campuran terner aseton-n-butanol-etanol.
campuran biner yang konsisten secara
Sebagai perbandingan dihitung juga
thermodinamika telah diperoleh secara percobaan.
index kesalahan yang hasilnya dapat dilihat pada
Parameter energi interaksi dari persamaan
Tabel 2 dimana dalam tabel tersebut perhitungan
Wilson, NRTL dan UNIQUAC juga berhasil
harga y1 dan y2 dari persamaan Wilson paling
dioptimasi dan akurasinya hampir sama dengan
kecil yaitu 0,13507 dan 1,10198. Sedangkan
parameter energi interaksi. Tiga persamaan
untuk T, persamaan UNIQUAC paling kecil
tersebut berhasil diperkirakan kesetimbangan uap-
(0,06154). Sehingga persamaan Wilson lebih
cair campuran terner dimana hasil perkiraan
disarankan dalam memperkirakan kesetimbangan
dibandingkan dengan hasil percobaan sistem
cmpuran terner aseton-n-butanol-etanol.
terner aseton-n-butanol-etanol menunjukkan
perbedaan yang relatif paling kecil diperoleh dari
Tabel 1. Parameter Wilson, NRTL dan
persamaan Wilson, sehingga persamaan Wilson
UNIQUAC Sistem Terner
direkomendasi untuk perhitungan data
aseton(1)-n-butanol(2)-etanol(3)
kesetimbangan sistem terner aseton-n-butanol-
etanol dalam rekayasa sistem proses pemisahan
Wilson NRTL UNIQUAC
campuran aseton-n-butanol-etanol.
A12 1645,2113 5,6512 -621,6457
A21 -585,253 893,7215 956,2145
A23 795,9213 -25,4213 -294,1265 DAFTAR PUSTAKA
A32 - 442,3571 401,2235 580,6231 Herington, E.F.G., 1951., Test for Consistency of
A13 19,4935 45,42132 150,1995 Experimental Isobaric Vapor-Liquid
A31 296,2531 275,7215 -6,2145 Equilibrium, J. Inst. Pet., 37, 457-470.
Keterangan : Kojima, K., Hung Man Moon, Kenji, O.,
Aij = λij Untuk Persamaan Wilson Thermodynamic Consistency Test of Vapor-
= gij – gji Untuk Persamaan NRTL Liquid Equilibrium Data, Department of
= uij – uji Untuk Persamaan UNIQUAC Industrial Chemistry, Nihon University,
Tokyo 101.
Tabel 2. Indeks Kesalahan y1, y2 dan T hasil
estimasi Wilson, NRTL dan Rogalski, M., and Malanowski, S., 1980,
UNIQUAC Sistem Terner Ebulliometers Modified for The Accurate
aseton(1)-n-butanol(2)-etanol(3) Determination of Vapor-Liquid Equilibrium,
Elsivier, 97-112.
Wilson NRTL UNIQUAC
y1 0,13507 0,13294 0,17494 Yoshikawa, Y., A. Takagi and M. Kato, 1980,
y2 1,10198 1,10213 1,14293 Indirect Determination of Vapor-Liquid
T 0,08187 0,08309 0,06154 Equilibria by a Small Ebulliometer.
Tetrahydrofuran-Alcohol Binary Systems, J.
Chem. Eng. Data, 25, 344-346.
Tabel 3. Devisa Hasil Percobaan dengan
Perhitungan Untuk Sistem Terner Wisniak, J., 1994, The Herington Test for
aseton(1)-n-butanol(2)-etanol(3) Thermodinamic Consistency, IEC. Res, 33
177-180.
Wilson NRTL UNIQUAC
∆y1, rata 0,0712 0,0724 0,0938
∆y1, max 0,1305 0,1325 0,1921
∆y2, rata 0,3246 0,3247 0,3491
∆y2, max 0,4777 0,4780 0,4870
∆t, rata 6,7387 6,8387 5,0612
∆t, max 14,912 14,952 11,792

Keterangan :
∆y1 = y1 (perhitungan) - y1 (percobaan)
∆y2 = y2 (perhitungan) – y2 (percobaan)
∆t = t (perhitungan) – t (percobaan)

Anda mungkin juga menyukai