1
KATA PENGANTAR
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Kajian Akademis ini
kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga kontribusinya akan bermanfaat
bagi peningkatan pelayanan persampahan kepada masyarakat.
Kaimana, 2017
Penyusun,
_________________________
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR - i
DAFTAR ISI - ii
DAFTAR TABEL - iv
DAFTAR GAMBAR - vi
BAB I PENDAHULUAN - 1
1.1. Latar Belakang - 1
1.2. Dasar Hukum - 5
1.2. Tujuan – 6
ii
2.4.4. Tersedia Sarana dan Prasarana Kerja Berupa Kantor dan
Perlengkapannya - 50
BAB V PENUTUP – 74
LAMPIRAN - 75
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 27. Hasil Analisis Tambahan SDM yang Diperlukan untuk UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana - 58
Tabel 28. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Kepala UPTD) - 59
Tabel 29. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Kepala Sub Bagian Tata
Usaha) - 60
Tabel 30. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Koordintaor Pengelolaan
Sampah Wilayah Pelayanan) - 61
Tabel 31. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Perencana) - 62
Tabel 32. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Administrasi) - 63
Tabel 33. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Penyuluh) - 64
iv
Tabel 34. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Pengumpul) - 65
Tabel 35. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Pengangkut) - 66
Tabel 36. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Pengoperasian SPA) -
67
Tabel 37. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana (Jabatan : Tenaga Pengoperasian TPA) -
68
Tabel 38. Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab.
Kaimana 2013-2016 - 69
Tabel 39. Persentase Anggaran Belanja pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kab. Kaimana 2013-2016 - 70
Tabel 40. Rasio Belanja Pegawai Tindak Langsung dan Belanja Pengawai Langsung
Terhadap Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab.
Kaimana 2013-2016 - 70
Tabel 41. Anggaran Belanja Langsung Pegawai Setelah Terbentuk UPTD - 71
Tabel 42. Rencana Prakiraan Biaya OM Pengelolaan Sampah untuk Wilayah
Pelayanan Kabupaten Kaimana (Rp. 000,000) – 72
Tabel 43. Rencana Prakiraan Biaya dan OM Pengelolaan Sampah (OP/ton sampah)
untuk Wilayah Pelayanan Kabupaten Kaimana - 72
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat pada dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh pengelolaan sampah yang
tidak berwawasan lingkungan maka Pemerintah telah menetapkan Arah Kebijakan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 capaian
100 persen akses terhadap sanitasi (universal access). Arah kebijakan Pemerintah
tersebut menunjukkan bahwa sampai akhir tahun tersebut setiap masyarakat
Indonesia baik yang tinggal di perkotaan maupun kawasan perdesaan sudah memiliki
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak tremasuk di dalamnya pelayanan terhadap
pengelolaan sampah.
Namun demikian, diterbitkannya Peraturan Presiden No. 185 Tahun 2014 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, ini mengingatkan bahwa penyediaan
air minum dan sanitasi masih mengalami berbagai kendala dan memang pada
kenyataannya pelayanan pengelolaan persampahan belum seluruhnya terlayani
dengan baik, kisaran capaian layanan pengelolaan persampahan saat ini baru
mencapai 86,73% itu artinya masih terdapat gap yang memerlukan upaya-upaya
khusus agar capaian akses layak sanitasi sebesar 100 persen di tahun 2019. Salah
satunya melalui pengembangan kelembagaan yang dibentuk khusus mengelolaa
pelayanan persampahan di daerah.
1
capaian akses target
100
90
80
70
60
50 86.73
40
62.14 58,85
30
20
10
0
air limbah persampahan drainase
2
5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan dan menjawab
kebutuhan masyarakat.
Walaupun dalam Visi dan Misi tersebut tidak secara eksplisit tidak menyebutkan
tentang pengelolaan persampahan, namun demikian pengelolaan persampahan
sebagai pelayanan publik oleh pemerintah daerah merupakan wujud bagian dari tata
kelola dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dinamis dan berpihak pada
rakyat sebagaimana disebutkan pada Misi-4 dan sebagai bagian mewujudkan
pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan dan menjawab kebutuhan
masyarakat sebagaimana disebutkan pada Misi-5.
3
5. Ketidaktersediaan ataupun minimnya sarana dan prasarana persampahan
menjadi salah satu penyebab penanganan sampah pada sebagaian wilayah
masih terabaikan,
6. Kemampuan, wawasan dan kesadaran masyarakat yang juga masih rendah
teruatama penerapan konsep 3R.
Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana terkait layanan
persampahan adalah dengan membentuk Seksi Kebersihan dan Pertamanan pada
Bidang Ciptakarya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana.
Seksi Kebersihan dan Pertamanan dipimpin pejabat eselon IV/a dan membawahi 2
(dua) Koordinator. Dengan bentuk kelembagaan Dinas saat ini, fungsi Regulator dan
Operator pengelolaan sampah belum dipisahkan satu dengan lainnya. Fungsi
kebijakan dan fungsi operasional persampahan masih berjalan secara bersamaan
sesuai dengan tugas dan fungsi dari Bidang Ciptakarya dan Seksi Kebersihan dan
Pertamanan.
Terkait dengan belum terpisahnya fungsi Regulator dan Operator pengelolaan sampah
di Kabupaten Kaimana, maka sesuai paradigma baru penataan kelembagaan
perangkat daerah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah dan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
4
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
menjadi penting untuk ditindaklajuti di Kabupaten Kaimana yaitu melalui pemisahan
secara tegas fungsi Regulator dan Operator pengelolaan sampah.
Kebutuhan UPTD Persampahan yang bertindak sebagai satu lembaga yang khusus
secara operasional menangani pengelolaan sampah juga terkait dengan permasalahan
persampahan itu sendiri di Kabupaten Kaimana. Hingga saat ini layanan pengelolaan
sampah hanya sekitar 60 persen. Minimnya layanan tersebut disebabkan masih
terbatasnya anggaran, prasarana dan sarana serta personil yang menangani sampah.
Dasar hukum yang terkait erat dengan pembentukan kelembagaan dan peraturan
teknis pengelolaan persampahan di Kabupaten Kaimana, terdiri atas:
a. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
5
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2017 Tentang tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan
sampah Rumah Tangga dan sampah sejenis sampah Rumah Tangga.
j. Peraturan Daerah Kabupaten Kaimana Nomor 12 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kabupaten Kaimana
Tahun 2009 Nomor 30);
k. Peraturan Daerah Kabupaten Kaimana Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kaimana (Lembaran
Daerah Kabupaten Kaimana Tahun 2016 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Kaimana Nomor 3);
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan kajian akademis ini adalah sebagai dokumen pertimbangan
kebutuhan dalam pembentukan UPTD.
6
BAB II
KRITERIA PEMBANTUKAN UPTD
Gambar 2. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (sumber:
Lampiran I Peraturan Bupati Bangka Nomor 48 Tahun 2019)
7
c. Penyelenggaran tata usaha dina
d. Penyelenggaraan dan pengevaluasian kegiatan di bidang perencanaan, bina marga,
cipta karya, pengairan, penataan ruang, penyehatan lingkungan untuk dijadikan
sebagai bahan pembuatan laporan
e. Penyelengaraan program dan kegiatan di bidang pekerjaan umum dan penataan
ruang
f. Penyenlenggaraan pembianaan pengawasan pengelolaan UPT; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan urusan
pekerjaan umum dan penataan ruang
Adanya Seksi infrastruktur lingkungan mengharuskan adanya pengaturan
penanganan air limbah domestik yang harus diatur secara baik agar terjadi sinegri
bilamana UPTD Air Limbah Domestik Kabupaten Bangka dibentuk. Sudah tentu UPTD
Air Limbah Domestik Kabupaten Bangka akan bertindak sebagai lembaga operator
yang khusus menangani pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten. Di sisi lain
Seksi Infrastruktur hanya berperan sebagai pembantu Bidang Cipta karya dan Bina
Konstruksi yaitu membantu tugas-tugas vertikal Kepala Dinas dalam perumusan
kebijakan teknis di bidang air limbah domestik; pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan dan pelayanan umum di bidang air limbah domestik; dan pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan dibidang lingkungan hidup.
UPTD Air Limbah Domestik Kabupaten Bangka yang akan dibentuk akan
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional sub urusan air limbah domestik
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah berada pada urusan pemerintahan bidang Bidang Bidang Penanganan Sampah
dan Kebersihan Kota dan KSD, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana.
8
persampahan
lintas daerah
provinsi dan
sistem
pengelolaan
sampah untuk
kepentungan
strategis
nasional
9
Sebagaimana disampaikan di atas bahwa UPTD Persampahan Kabupaten Kaimana
akan bertindak sebagai lembaga operator yang khusus menangani pengelolaan
persampahan dan kebersihan Kabupaten. Tugas tersebut menurut ketentuan Pasal 26
ayat (1) dan ayat (2) adalah tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang serta Urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan dari
organisasi induknya yang pada prinsipnya tidak bersifat pembinaan serta tidak
berkaitan langsung dengan perumusan dan penetapan kebijakan daerah.
Memperhatikan Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) Permendagri Nomor 12 Tahun 2017
maka UPTD Persampahan yang akan dibentuk berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala Dinas yang melingkupi kewenangan pengelolaan sampah. UPTD
Persampahan merupakan bagian dari Perangkat Daerah Kabupaten Kaimana.
Adapun uraian tugas dan fungsi antara Dinas induk dan UPTD sebagaimana pada
tabel berikut ini.
Tabel 3. Uraian Tugas dan fungsi Dinas induk dan Uraian tugas UPTD
Dinas UPTD
Tugas Membantu Bupati Melaksanakan kegiatan teknis
melaksanakan urusan operasional dan/ atau
pemerintahan daerah di kegiatan teknis penunjang di
bidang lingkungan hidup bidang pengelolaan sampah.
berdasarkan asas Otonomi
Daerah dan tugas
Pembantuan.
Fungsi Dinas dalam melaksanakan Dalam menjalankan tugas
tugas menyelenggarakan pokok tersebut UPTD
fungsi: menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan a. pelaksana penyusun
teknis di bidang rencana kebutuhan
lingkungan hidup; operasional pengelolaan
b. pelaksanaan kebijakan sampah
urusan pemerintahan dan b. pelaksana pelayanan dan
pelayanan umum di jasa pengangkutan
bidang lingkungan hidup; sampah, serta pemrosesan
c. pelaksanaan evaluasi dan akhir sampah
pelaporan dibidang c. pelaksana pemeliharaan
lingkungan hidup; sarana dan prasarana
d. pelaksanaan administrasi pelayanan persampahan
Dinas lingkungan hidup; d. pengawasan pemanfaatan
dan sarana dan prasarana
e. pelaksanaan tugas lain pelayanan persampahan
yang diberikan oleh Bupati e. pelaksana pendataan dan
sesuai dengan tugas dan pelaporan hasil
fungsinya. pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sarana dan
prasarana persampahan.
f. pelaksana administrasi
umum dan
kerumahtanggaan.
g. pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh
Pimpinan sesuai dengan
10
tugas dan fungsinya.
UPTD Persampahan yang akan dibentuk merupakan UPTD yang mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang serta
Urusan Pemerintahan bidang persampahan yang bersifat pelaksanaan dari Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana.
UPTD Persampahan yang akan dibentuk berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Dinas Lingkungan Hidup dengan demikian UPTD Persampahan
merupakan bagian dari Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kaimana.
Tabel 4. Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Tugas
Dinas Pertanahan,
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Lingkungan Hidup Perumahan dan
dan Penataan Ruang
Kawasan Permukiman
Fungsi
Tugas Membantu Bupati Membantu Bupati Membantu Bupati
melaksanakan urusan melaksanakan urusan melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di pemerintahan daerah di pemerintahan daerah di
bidang lingkungan hidup bidang pekerjaaan umum bidang pertanahan,
berdasarkan asas Otonomi dan penataan ruang perumahan dan
Daerah dan tugas berdasarkan asas kawasan permukiman
Pembantuan. Otonomi Daerah dan berdasarkan asas
tugas Pembantuan. Otonomi Daerah dan
tugas Pembantuan.
Fungsi a. perumusan kebijakan a. perumusan kebijakan a. perumusan kebijakan
teknis di bidang teknis di bidang teknis di bidang
lingkungan hidup; pekerjaaan umum pertanahan,
b. pelaksanaan kebijakan dan penataan ruang; perumahan dan
urusan pemerintahan b. pelaksanaan kawasan
dan pelayanan umum kebijakan urusan permukiman;
di bidang lingkungan pemerintahan dan b. pelaksanaan
hidup; pelayanan umum di kebijakan urusan
c. pelaksanaan evaluasi pekerjaaan umum pemerintahan dan
dan pelaporan dan penataan ruang; pelayanan umum di
dibidang lingkungan c. pelaksanaan evaluasi bidang pertanahan,
hidup; dan pelaporan perumahan dan
d. pelaksanaan dibidang pekerjaaan kawasan
administrasi Dinas umum dan penataan permukiman;
lingkungan hidup; dan ruang; c. pelaksanaan evaluasi
e. pelaksanaan tugas lain d. pelaksanaan dan pelaporan
11
Tugas
Dinas Pertanahan,
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Lingkungan Hidup Perumahan dan
dan Penataan Ruang
Kawasan Permukiman
Fungsi
yang diberikan oleh administrasi Dinas dibidang pertanahan,
Bupati sesuai dengan Pekerjaan Umum dan perumahan dan
tugas dan fungsinya. Penataan Ruang; dan kawasan
e. pelaksanaan tugas permukiman;
lain yang diberikan d. pelaksanaan
oleh Bupati sesuai administrasi Dinas
dengan tugas dan Pertanahan,
fungsinya. Perumahan dan
Kawasan
Permukiman; dan
e. pelaksanaan tugas
lain yang diberikan
oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan
fungsinya.
Tabel 5. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Dinas Pertanahan,
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Lingkungan Hidup Perumahan dan
dan Penataan Ruang
Kawasan Permukiman
Struktur a. Kepala Dinas; a. Kepala Dinas; a. Kepala Dinas;
Organisasi b. Sekretariat: b. Sekretariat: b. Sekretariat:
1. Sub Bagian Umum 1. Sub Bagian Umum 1. Sub Bagian
dan Kepegawaian; dan Kepegawaian; Umum dan
dan dan Kepegawaian; dan
2. Sub Bagian 2. Sub Bagian 2. Sub Bagian
Perencanaan dan Perencanaan dan Perencanaan dan
Keuangan. Keuangan. Pelaporan; dan
c. Bidang Tata c. Bidang Pengairan: 3. Sub Bagian
Lingkungan: 1. Seksi Perencanaan Keuangan;
1. Seksi Perencanaan Teknis Pengairan; c. Bidang Pertanahan:
Lingkungan; 2. Seksi 1. Seksi
2. Seksi Amdal; dan Pembangunan, Penatagunaan,
3. Seksi Penanganan Pemeliharaan Data, dan
Persampahan dan Irigasi dan Informasi
Kebersihan. Drainase; dan Pertanahanan;
3. Seksi Air Bersih 2. Seksi Pengkajian
d. Bidang Pengendalian, d. Bidang Bina Marga: dan Penetapan
Pencemaran, Limbah 1. Seksi Perencanaan Perizinan
B3, dan Penegakan Teknis Bina Pertanahan; dan
Hukum: Marga; 3. Seksi Pengawasan
1. Seksi Pengendalian 2. Seksi Pemanfaatan dan
Pencemanran dan Pembangunan Penanganan
Pemulihan Jalan dan Masalah
Lingkungan; Jembatan; dan Pertanahan.
2. Seksi Monev Limbah 3. Seksi Peningkatan d. Bidang Perencanaan
B3; dan Pemeliharaan dan Bina Teknik:
3. Seksi Penegakan Jalan dan 1. Seksi Prasarana
Hukum;. Jembatan. Dasar;
e. Bidang Penanganan e. Bidang Cipta Karya: 2. Seksi Prasarana
Persampahan 1. Seksi Tata Ruang; Lingkungan; dan
Kebersihan Kota dan 2. Seksi Perencanaan 3. Seksi Bangunan
KSDA Masyarakat: Teknis Cipta Perumahan.
1. Seksi Penanganan Karya; dan e. Bidang
Persampahan; 3. Seksi Bangunan Pembangunan,
2. Seksi Kebersihan Gedung. Pemeliharaan, dan
dan Tata Kota; dan f. Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan
3. Seksi KSDA. g. Kelompok Jabatan Perumahan dan
f. Unit Pelaksana Teknis; Fungsional. Kawasan
g. Kelompok Jabatan Permukiman:
Fungsional. 1. Seksi Prasarana
Dasar;
2. Seksi Prasarana
Lingkungan; dan
3. Seksi Bangunan
Perumahan.
12
f. Unit Pelaksana
Teknis.
g. Kelompok Jabatan
Fungsional.
13
JABATAN URAIAN TUGAS
Koordinator Pengolahan dan Merencanakan kegiatan pengolahan dan
Pengangkutan pengangkutan
Melakukan pengolahan dan pengangkutan
sampah
Mengoperasikan alat angkut dan alat berat
Memelihara alat angkut dan alat berat
Mengoperasikan Prasarana Sarana TPST, SPA
Melaksankan pemeliharaan alat angkut dan alat
berat
Melakukan pemeliharaaan Prasarana Sarana
TPST, SPA Mengumpulkan dan menyusun data
pengolahan dan pengangkutan
Melaporkan kegiatan pengolahan dan
pengangkutan kepada Kepala UPTD
Koordinator Pemrosesan Akhir Merencanakan kegiatan pemrosesan akhir
Melaksanakan penimbangan dan pencatatan
sampah yang masuk ke TPA
Melakukan pengadaan tanah penutup sel sampah
Melaksanakan penutupan sampah secara rutin
sesuai SOP
Melakukan pengaturan penempatan sampah di
TPA
Pelaksanaan pengolahan leachate di TPA
Melaksanakan pengendalian proses pengolahan di
TPA
Melaksanakan pengelolaan gas metan
Melaksanakan pemeliharaan rutin sarana dan
prasarana fasilitas TPA
Mengumpulkan dan menyusun data pengolahan
dan pengangkutan
Melaporkan kegiatan pengolahan dan
pengangkutan kepada Kepala UPTD
Kelompok jabatan fungsional Menyusun dan/atau memberikan masukan pada
perencanaan UPTD
Menyusun dan mensosialisasikan SOP
Memberikan arahan operasional UPTD
Membina dan melakukan penyuluhan (kampanye
dan edukasi) kelompok masyarakat
Melakukan pengendalian dan pengawasan
terhadap kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
persampahan sesuai SOP
Menyusun dan/atau memberikan masukan data,
informasi dan pelaporan UPTD
Tenaga Perencana Penyusunan rencana program/ kegiatan &
Anggaran
Penyusunan perencanaan teknis pengelolaan
persampahan
Tenaga Administrasi Pelaksanaan administrasi surat menyurat
Pelaksanaan administrasi kepegawaian
Penyusunan laporan kegiatan dan keuangan
Tenaga Penyuluhan Sosialisasi/ kampanye pemilahan sampah, serta
3R
Pendataan dan pembinaan kegiatan pemilahan
yang berbasis masyarakat
Tenaga Pengumpulan sampah Perencanaan dan penyediaan kebutuhan sarana
pewadahan sampah di tempat umum
Pemeliharaan sarana pewadahan sampah di
tempat umum
Pembagian wilayah pelayanan pengumpulan dan
penyediaan sarananya
14
JABATAN URAIAN TUGAS
Perencanaan dan Penyediaan alat pengumpul
sampah (gerobak, motor sampah)
Penyusunan kebutuhan dan pengawasan petugas
gerobak sampah dan penyapu jalan, taman fasilitas
umum
Koordinasi dan pengawasan pengumpulan yang
dilakukan pengelola kawasan
pemeliharaan alat pengumpul sampah (gerobak,
motor sampah)
Penyusunan kebutuhan prasarana penampungan
sementara (TPS/ TPS 3R)
Pemeliharaan prasarana penampungan sementara
(TPS/ TPS 3R)
Pengaturan dan pengawasan kegiatan pemilahan/
pencacahan & pengomposan di TPS/ TPS 3R
Pengaturan kendaraan angkut yang keluar &
masuk di TPS/ TPS 3R
15
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.
16
B.1. Pola Pewadahan
Pola pewadahan terbagi menjadi 1) Pewadahan Individual dan 2) Pewadahan Komunal,
dengan masing-masing rincian peruntukan pola pewadahan sebagai berikut:
17
d. jadwal pengumpulan; dan
e. jenis sarana pengumpulan dan pengangkutan.
Sumber : Permen PU
No 03 Tahun 2013
B.5. Kriteria
Wadah
Sampah
Kriteria wadah
sampah diuraikan
dalam SNI No 19-
2454-2002 tentang
Tata Cara Teknik
Operasional
Pengelolaan Sampah
Perkotaan adalah
sebagai berikut:
a. Tidak mudah rusak dan kedap air;
b. Ekonomis dan mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat; dan
c. Mudah dikosongkan.
Karakteristik wadah sampah yaitu bentuk, sifat, bahan, volume, dan pengadaan
wadah sampah untuk masing-masing pola pewadahan sampah dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
18
(tong yang tertutup),kantong (tong) yang bertutup
plastik
2 Sifat Ringan, mudah dipindahkan Ringan, mudah dipindahkan
dan dikosongkan dan dikosongkan
3 Bahan Logam, plastic, fiberglass, kayu, Logam, plastic, fiberglass,
bambu, rotan kayu, bambu, rotan
4 Volume Pribadi,instansi,pengelola Instansi,pengelola
5 Pengadaan Pribadi, instansi, pengelola Instansi, pengelola
Sumber : Permen PU No 03 Tahun 2013
Kriteria jenis wadah, kapasitas, kemampuan pelayanan, dan umur wadah menurut
SNI 19-2454-2002 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Jenis Wadah, Kapasitas, Kemampuan Pelayanan, dan Umur Wadah
Sampah Menurut SNI 19-2454-2002
Jenis Kapasitas Pelayanan Umur Kontaner Keterangan
Kontainer
Kantong (10-40 L) 1 KK (2-3) hari
Bin 40 L 1 KK (2-3) tahun
Bin 120 L 1 KK(2-3) KK (2-3) tahun
Bin 240 L (4-6) KK (2-3) tahun
Kontainer 1000 L 80 KK (2-3) tahun Komunal
Kontainer 500 L 40 KK (2-3) tahun Komunal
Bin (30-40 L) Pejalan kaki, (2-3) tahun
taman
Sumber : Permen PU No 03 Tahun 2013
Gambar contoh bahan dan bentuk wadah sampah dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
19
memiliki nilai ekonomis dipilah berdasarkan jenisnya dari sampah organik yang
mudah membusuk. Sampah yang telah dipilah selanjutnya dapat digunakan kembali
secara langsung (reuse), diolah lebih lanjut, atau dijual kepada pihak pemanfaat.
Dalam hal pemilahan sampah telah dilakukan oleh masyarakat, maka wadah komunal
sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis sampah yang dipilah.
20
Walaupun berfungsi sebagai tempat penyimpanan sampah yang hanya bersifat
sementara, akan tetapi harus disediakan sarana pewadahan yang sesuai dengan
volume yang ada. Pola pewadahan sampah dibedakan atas wadah individu dan
wadah komunal.
21
b. Penyediaan sarana pengumpul sampah terpilah.
2. Pengumpulan sampah dengan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau mobil
bak terbuka tanpa sekat dikerjakan sebagai berikut :
a) Pengumpulan sampah yang mudah terurai dari sumbernya minimal 2 (dua)
hari sekali lalu diangkut ke TPS atau TPS 3R.
b) Pengumpulan sampah yang mengandung bahan B3 dan limbah B3, sampah
guna ulang, sampah daur ulang, dan sampai lainnya sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan dapat dilakukan lebih dari 3 hari sekali oleh petugas
RT atau RW atau oleh pihak swasta.
22
Keterangan :
23
No Pola Pengumpulan Persyaratan
Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan dan lokasi yang mudah dijangkau
oleh alat pengangkut
Pemukiman tidak teratur
4 Pola kemunal tidak langsung Peran masrakatan tinggi
Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan dan lokasi yang mudah dijangkau
oleh alat pengumpul
Lahan lokasi pemindahan tersedia
Untuk lokasi dengan kemiringan rata-rata < dari
5% dan > dari 5%
Kondisi lebar gang dapat dilalui alat pengumpul
tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya
Ada organisasi pengumpul sampah
5 Pola penyapuan jalan Juru sapu harus mengetahui cara penyapuan
untuk setiap daerah pelayanan
Penanganan penyapuan jalan untuk setiap
daerah berbeda tergantung pada fungsi dan nilai
daerah yang dilayani
Pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan
diangkut ke lokasi pemindahan untuk kemudian
diangkut ke TPA
Pengendalian personel dan peralatan harus baik
24
3. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap
4. Mempunyai petugas pelaksanaan yang tetap dan dipindahkan secara periodik
5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah
terangkut, jarak tempuh dan kondisi daerah
25
pemindahan (TPS/TPS 3R) atau sistem tidak langsung, proses pengangkutannya dapat
menggunakan sistem kontainer angkat (Hauled Kontainer System=HCS) ataupun
sistem kontainer tetap (Stationary Kontainer System=SCS). Sistem kontainer tetap
dapat dilakukan secara mekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakan
compactor truck dan kontainer yang kompetibel dengan jenis truknya.
Sedangkan sistem manual menggunakan tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak
sampah atau jenis penampungan lainnya.
1. Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System = HCS)
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer angkat, pola pengangkutan
yang digunakan dengan sistem pengosongan kontainer dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Proses pengangkutan:
1) Kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi kontainer
isi untuk mengganti atau mengambil dan langsung membawanya ke TPA.
2) Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju kontainer isi
berikutnya.
3) Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
26
Gambar 7. Pengangkutan Dengan SCS Mekanis
27
D.3. Perencanaan Penentuan Sarana Pengangkutan
Peralatan dan perlengkapan untuk sarana pengangkutan sampah dalam skala kota
adalah sebagai berikut:
Persyaratanya:
1. Sampah harus tertutup selama pengangkutan, agar sampah tidak berceceran di
jalan.
2. Tinggi bak maksimum 1,6 meter.
3. Sebaiknya ada alat pengungkit.
4. Tidak bocor, agar llndi tidak berceceran selama pengangkutan.
5. Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui.
6. Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan.
3. Compactor Truck
Merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk memadatkan
dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih tetap secara manual
dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang bervariasi yaitu 6 m3, 8 m3,
28
dan 10 m3. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan compactor truck
dapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi
perhari minimum 3 dan jumlah awak maksimum 2.
4. Trailer Truck
Merupakan kendaraan angkut berdaya besar sehingga mampu mengangkut
sampah dalam jumlah besar hingga 30 ton. Trailer truck terdiri atas prime over
dan kontainer beroda. kontainer dilengkapi sistem hidrolis untuk membongkar
muatannya. Pengisian muatan dilakukan secara hidrolis dengan kepadatan tinggi
di transfer station. Trailer memiliki kapasitas 20 sampai dengan 30 ton. Dalam
pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan trailer truck dapat dicapai apabila
memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 5 dan
jumlah awak maksimum 2.
(Sumber: Permen
PU No. 03/2013)
Gambar 9. Alat
Angkut Sampah
Pemilihan jenis peralatan atau sarana yang digunakan dalam proses pengangkutan
sampah antara dengan mempertimbangkan beberapa factor sebagai berikut:
1. Umur teknis peralatan (5 – 7) tahun.
2. Kondisi jalan daerah operasi.
3. Jarak tempuh.
4. Karakteristik sampah.
5. Tingkat persyaratan sanitasi yang dibutuhkan.
6. Daya dukung pemeliharaan.
29
Pemilihan pemakaian peralatan tersebut tidak terlepas dari memperhatikan segi
kemudahan, pembiayaan, kesehatan, estetika, serta kondisi setempat:
1. Dari segi kemudahan, peralatan tersebut harus dapat dioperasikan dengan
mudah dan cepat, sehingga biaya operasional jadi murah.
2. Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat dan tahan lama serta
volume yang optimum, sehingga biaya investasi menjadi murah.
3. Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut harus dapat mencegah
timbulnya lalat, tikus atau binatang lain dan tersebarnya bau busuk serta
kelihatan indah atau bersih.
Penentuan kebutuhan jumlah alat angkut sangat ditentukan pemilihan jenis alat
angkut yang akan digunakan. Data yang representatif yang dapat digunakan
untuk menghitung jumlah kebutuhan alat angkut dan pekerja dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
30
6. Timbulan sampah pada daerah sibuk/lalu lintas padat diangkut sepagi mungkin
7. Daerah yang menghasilkan timbulan sampah terbanyak diangkut lebih dahulu
8. Daerah yang menghasilkan timbulan sampah sedikit diusahakan terangkut dalam
hari yang sama.
Pada langkah awal pembuatan rute maka ada beberapa langkah yang harus diikuti
agar rute yang direncanakan lebih efisien, yaitu :
1. Penyiapan peta yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan jumlah timbulan sampah
2. Analisis data kemudian diplot ke peta daerah permukiman, perdagangan, industri
dan untuk masing-masing area, diplot lokasi, frekuensi pengumpulan dan jumlah
kontainer
3. Layout rute awal
4. Evaluasi layout rute awal dan membuat rute lebih seimbang dengan cara dicoba-
coba
Setelah langkah awal ini dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pembuatan rute
dan sangat dipengaruhi oleh sistem pengangkutan yang digunakan yaitu sistem HSC
atau SCS.
Untuk sistem SCS (with mechanically loaded collection vehicles) dilakukan sebagai
berikut:
31
a. Langkah 1
Pada tabel buat kolom frekuensi pengumpulan, jumlah lokasi pengumpulan/TPS,
jumlah timbulan sampah dan kolom untuk setiap hari pengumpulan. Kemudian
tandai lokasi yang memerlukan pengambilan beberapa kali dalam seminggu
(Senin-Jumat atau Senin, Selasa,Jumat).
Pengangkutan dimulai dari frekuensi 5x seminggu. Gunakan volume efektif alat
angkut (Vol. x faktor pemadatan), hitung berapa jumlah sampah yang dapat
ditambah dari lokasi yang frekuensinya sekali seminggu. Distribusikan jumlah
sampah yang memerlukan pengangkutan 1x seminggu, sehingga jumlah sampah
yang harus diangkut seimbang setiap hari.
b. Langkah 2
Buat rute pengumpulan sehari. Modifikasi dibuat jika ada tambahan sampah yang
harus diangkut.
c. Langkah 3
Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata rute pengumpulan dan jumlah
sampah yang diangkut. Jika rute tidak balance (>15%), rute harus dirancang
kembali. Beban kerja pekerja harus seimbang. Setelah rute seimbang, cantumkan
dalam peta rute pengumpulan.
32
5. Arm roll truck berpindah ke lokasi kontainer 2 dan mengangkatnya ke TPA.
Demikian seterusnya sampai seluruh rute diselesaikan dan arm roll truck kembali
ke pool setelah dicuci.
Pola ini berkaitan dengan pengumpulan tidak langsung baik individual maupun
komunal
1. Petugas menyiapkan kendaraan sesuai ketentuan
2. Petugas mendatangi lokasi TPS atau TPS 3R, menerima muatan sampah dari
gerobak pengumpul sampai penuh
3. Truk menuju TPST/TPA untuk membongkar sampahnya
4. Truk menuju ke lokasi TPS atau TPS 3R berikutnya sesuai rute yang direncanakan
dan melanjutkan operasinya
5. Setelah seluruh rute diselesaikan, truk dicuci dan kembali ke pool
33
Operasional pola ini adalah :
1. Trailer bergerak menuju ke lokasi transfer station;
2. Trailer menerima muatan sampah berupa container kapasitas besar;
3. Trailer membawa container ke TPA untuk dibongkar;
4. Trailer kembali ke lokasi transfer, demikian seterusnya sampai rencana
pengangkutan diselesaikan.
34
4) TPS 3R dilengkapi dengan ruang pemilah, pengomposan sampah organik,
gudang, - zona penyangga (buffer zone) dan tidak mengganggu estetika
serta lalu lintas
5) Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengurangi dan memilah sampah
c. Area kerja pengelolaan sampah terpadu skala kawasan (TPS3R) yang meliputi
area pembongkaran muatan gerobak, pemilahan, perajangan sampah,
pengomposan, tempat/kontainer sampah residu, penyimpanan barang lapak
atau barang hasil pemilahan, dan pencucian.
d. Kegiatan pengelolaan sampah di TPS3R meliputi pemilahan sampah,
pembuatan kompos, pengepakan bahan daur ulang, dll.
e. Pemisahan sampah di TPS3R dilakukan untuk beberapa jenis sampah seperti
sampah B3 rumah tangga (selanjutnya akan dikelola sesuai dengan ketentuan),
sampah kertas, plastik, logam/kaca (akan digunakan sebagai bahan daur
ulang) dan sampah organik (akan digunakan sebagai bahan baku kompos).
f. Pembuatan kompos di TPS 3R dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara
lain Open Windrow dan Caspary. Sedangkan pembuatan kompos cair di TPS 3R
dapat dilakukan dengan Sistem Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik
Sampah (SIKIPAS)
2. Lokasi
a. Luas TPS 3R bervariasi. Untuk kawasan perumahan baru (cakupan pelayanan
2000 rumah) diperlukan TPS 3R dengan luas 1000 m2. Sedangkan untuk
cakupan pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan TPS 3R dengan luas
200-500 m2.
b. TPS 3R dengan luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau tanpa
proses - pemilahan sampah di sumber.
c. TPS 3R dengan luas <500 m2 hanya dapat menampung sampah dalam
keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50%.
d. TPS 3R dengan luas <200 m2 sebaiknya hanya menampung sampah tercampur
- 20%, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80%.
3. Fasilitas TPS 3R
Fasilitas TPS 3R meliputi wadah komunal, areal pemilahan, areal composting (kompos
dan kompos cair), dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain seperti saluran
drainase, air bersih, listrik, barier (pagar tanaman hidup) dan gudang penyimpan
bahan daur ulang maupun produk kompos serta biodigester (opsional).
35
4. Daur Ulang
a. Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk mendapatkan kualitas bahan daur
ulang yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di sumber.
b. Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak - penampung atau langsung dengan industri pemakai.
c. Daur ulang sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterai dan lampu neon
- bekas) dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku
d. Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan, mie
instan, dan lain-lain) sebaiknya dimanfaatkan untuk barangbarang kerajinan
atau bahan baku produk lainnya.
5. Pembuatan Kompos
a. Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah dapur -
(terseleksi) dan daun potongan tanaman.
b. Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain -
dengan open windrow dan caspary.
c. Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara acak dengan
- parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K dan logam berat. Dalam
pengecekan analisa kualitas produk kompos, bisa bekerja sama dengan
Laboratorium Tanah yang ada di universitasatau milik Instansi Pemerintah
setempat.
d. Pemasaran produk kompos dapat bekerja sama dengan pihak koperasi dan
dinas - (Kebersihan, Pertamanan, Pertanian, dan lainlain).
36
kegiatan komersial, kegiatan perkantoran, institusi pendidikan, dan kegiatan
lainnya yang menghasilkan limbah sejenis sampah kota. Limbah yang berkategori
B3 dilarang masuk ke TPA
Penerapan teknologi pengolahan harus dilakukan dengan pendekatan bertahap,
dari mulai teknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh pengelola sendiri ,
hingga pada teknologi yang membutuhkan investor asing,
Pengolahan sampah yang layak diterapkan di sebuah TPA ini antara lain :
a. Pemilahan sampah organik dan anorganik, mengingat pada umumnya di kota-
kota di Indonesia, sampah di TPA bersumber dari wilayah yang belum
melakukan pemilahan
b. Pengolahan sampah organik masih harus menjadi pilihan teknologi untuk
mengatasi sampah organic. Sangat disarankan adalah Pengomposan skala
besar dengan penerapan teknologi yaitu “Accelerated composting”, namun
masih bisa dilakukan oleh pengelola sendiri atau investor local
c. Pengolahan sampah organik lainnya dengan kapasitas lebih besar dapat dicoba
dengan penerapan Anaerobic Digestion
d. Daur ulang sampah anorganik yang difokuskan pada upaya perolehan kembali
(recovery) bahan potensi daur ulang seperti plastik,kertas, gelas dan logam.
Proses recovery dilanjutkan dengan pengemasan dan penjualan, tanpa
dilakukannya pengolahan oleh pihak pengelola TPA hal ini untuk menjamin
terjaganya mekanisme pasar sampah potensi daur ulang yang sesungguhnya
sudah berkembang sangat luas
e. Sampah campuran yang masih berpotensi untuk di jadikan bahan bakar
beserta residu olahan sampah, harus dikelola lebih lanjut, yaitu dengan
menerapkan konsep Refuse Derive Fuel (RDF)
f. Limbah B3 yang berasal dari kegiatan rumah tangga harus ditangani secara
khusus sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan TPA hanya
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Limbah B3 rumah tangga
dikelola dengan mengaktifkan fungsi pewadahan di TPS untuk kemudian
diangkut ke tempat pemerosesan akhir limbah B3, lokasi penampungan juga
disediakan di TPA untuk mengantisipasi limbah B3 yang terlanjur masuk ke
TPA. Limbah B3 tidak diolah di TPA
g. Residu sampah yaitu sampah yang bersifat toksik, dan jenis sampah ang tidak
memiliki potensi lagi, akan ditumbun di lahan penimbunan dengan operasi
Sanitary Landfill.
37
• Controll Landfill
Metode ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik
sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi
potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga
dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan lahan dan kestabilan permukan TPA. Di Indonesia, metode controll
landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang dan kecil. Untuk dapat
melaksanakan metode ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas, diantaranya :
Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan; Saluran pengumpul
leachate dan kolam penampungan; Pos pengendalian operasional; Fasilitas
pengendalian gas metan; Alat berat.
• Sanitary Landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional dimana
penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan timbul dapat
diminimalkan. Namun diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup
mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk
kota-kota besar dan metropolitan.
38
fasilitas operasional (alat berat)
Berdasarkan sifat tugasnya wilayah kerja UPTD dapat melampaui batas wilayah
administrasi kecamatan dalam daerahnya dan tidak membawahkan UPTD lainnya.
Kegiatan yang dilaksanakan Seksi Kebersihan dan Pertamanan yang nantinya akan
dialihkan kepada tugas dan fungsi UPTD Persampahan merupakan bagian dari tugas
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang/Dinas Lingkungan Hidup. Kegiatan
UPTD Persampahan bukan merupakan kegiatan lintas Dinas dan bukan merupakan
kegiatan yang merumuskan kebijakan.
39
Þ Sub Sistem Keuangan
Anggaran untuk pembiayaan pelayanan sampah di Kabupaten Kaimana bersumber
dari APBD Kabupaten Kaimana sebesar Rp 186.145.000,- . Biaya Operasional ini
juga mencakup sewa alat berat di tahun pertama pelayanan persampahan.
Dalam hal ini sampah umumnya tidak terpilah antara organik dan anorganik,
dikarenakan belum adanya pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan
sampah.
Sedangkan untuk sampah Rumah Sakit dan Puskesmas terdiri dari sampah
domestik dan sampah medis. Sampah medis umumnya merupakan sampah
berbahaya, bersifat infeksius atau benda tajam seperti jaum suntik atau pisau
bedah, maupun bersifat racun misalnya obat-obatan kadaluarsa. Sampah dari
Rumah Sakit ini umumnya juga belum terpilah sehingga bercampur antara
sampah domestik dan sampah medis.
40
Gambar 10. Pewadahan Sampah di Gambar 11. Pewadahan Sampah di
Perumahan Rumah Sakit
b) Pengumpulan
Pola pengumpulan sampah di wilayah perkotaan Kaimana saat ini adalah
sebagai berikut :
1) Pola Individual Langsung
Pengumpulan sampah dengan metode individual langsung adalah sampah
yang dikumpulkan oleh warga secara langsung dari sumber sampah ke
TPA, baik dengan menggunakan peralatan maupun tidak. Pengumpulan
sampah dilakukan oleh petugas kebersihan dengan cara mendatangi tiap
bangunan atau sumber sampah (door to door) dan langsung diangkut
untuk dibuang ke TPA. Pengumpulan sampah dengan metode ini biasanya
hanya melayani sumber sampah yang berada di sekitar jalan utama.
41
3. Pantai Bantemin
4. Polres Kaimana
5. Kantor Bupati
6. Perumahan RSUD
7. Kompi / Batalyon
8. Perumahan DPRD
9. Taman Kota (2 unit container)
10. RT Anda Air
11. Jalan baru belakang PERTAMINA
12. RT Krooy 1 dan 2
13. Pasar Sayur
14. Kodim
15. RSUD Kaimana (2 unit container)
42
Gambar 17. Lokasi TPS Kontainer Kabupaten Kaimana
43
pengeloaan sampah di Kabupaten Kaimana dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
c) Pengolahan
Belum ada pengolahan sampah di Kabupaten Kaimana. Semua sampah yang
dihasilkan sebagian diangkut ke TPA dan sebagian lagi dibuang ke sembarang
empat, antara lain ke lahan kosong, pekarangan rumah kemudian dibakar atau
dibuang saluran, sungai, laut dan sebagainya.
d) Pemrosesan Akhir
Saat ini, TPA Sampah di Kabupaten Kaimana masih dioperasikan untuk system
open dumping. TPA Sampah di Kabupaten Kaimana sedang ditingkatkan
kapasitasnya menjadi TPA dengan system pemrosesan sanitary landfill.
a. Sumber Sampah
Sumber sampah di Kabupaten Kaimana dihasilkan dari permukiman penduduk,
pusat-pusat perdagangan, perkantoran, pasar, sekolah, hotel, penyapuan jalan
dan taman kota dan Rumah Sakit. Seluruh sampah yang dihasilkan dari sumber
sampah diangkut dengan dump truck atau truck armroll menuju TPA.
44
sampah yang dihasilkan dari sumber sampah diangkut dengan dump truck dan
armroll menuju TPA, dan belum terdapat pengurangan sampah karena belum ada
program 3R dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Kaimana.
Besar jumlah timbulan sampah dipengaruhi oleh sumber sampah yang ilayani.
Sumber sampah merupakan tempat atau kegiatan pertama kali sampah itu
dihasilkan. Sumber sampah pada umumnya adalah tempat dimana terdapat
aktifitas manusia didalamnya. Sedangkan komposisi sampah merupakan jenis
sampah apa saja yang terdapat di Kabupaten Kaimana. Pada umumnya jenis
sampah dibagi menjadi sampah basah dan sampah kering. Hasil survey komposisi
sampah di Kabupaten Kaimana yang dilakukan pada Bulan September 2015.
45
Tabel 17. Pengukuran Laju Timbulan Sampah Permukiman
Untuk memperoleh laju timbulan sampah secara keseluruhan dari masing masing
sumber sampah dihitung laju timbulan tiap sumber sampah lalu di rata-rata.
Untuk Kabupaten Kaimana diperoleh laju timbulan sampah adalah 1,43 l/org/hari
dan berat sampah adalah 0,099 kg/org/hari.
2.3. Kontribusi dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada Masyarakat dan/atau
Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Seperti disampaikan di atas bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, menyebutkan bahwa pengelolaan sampah ini bertujuan untuk:
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
46
cita-cita bangsa Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat telah pula dituangkan dalam Pasal 28
Piagam Hak Asasi Manusia sebagai bagian tak terpisahkan dari ketetapan MPR RI No.
XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia yang menyatakan: “setiap orang berhak
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”. Selanjutnya pemberian hak tersebut
telah secara tegas diatur di dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang-undang Dasar 1945
amandemen ke IV yang menetapkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, negara berkewajiban untuk
menyediakan lingkungan yang baik dan sehat. Dengan demikian pengakuan hak atas
lingkungan yang baik dan sehat sebagai hak asasi setiap warga Negara di Indonesia
dan hak konstitusional bagi setiap warga Negara. Oleh karena itu Negara, pemerintah,
dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
2.3.1. Layanan Kepada Masyarakat Menjadi Lebih Dekat, Murah dan Cepat
Adanya UPTD Persampahan di Kabupaten Kaimana akan menjadikan pengelolaan
sampah menjadi lebih optimal ditambah dengan peningkatan kapasitas TPA akan
mengurangi kondisi-kondisi ketidaknyamanan dalam pengelolaan sampah di TPA. Saat
ini karena keterbatasan sarana pengelolaan sampah di TPA, seringkali
tumpukan/timbulan sampah mengganggu aktivitas masyarakat di perkebunan
sekitar bahkan diduga terjadi pencemaran air lindi di kawasan pekerbunan setempat.
47
semua Daerah. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara.
2.3.3. Layanan yang Diberikan Belum Disediakan Oleh BUMN, BUMD, Swasta atau
Penyedia Lainnya
Hingga saat ini pengelolaan sampah sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah (Cq. Seksi Kebersihan dan Persampahan, Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana) kedepan pengelolaan sampah
sepenuhnya dilaksanakan oleh Bidang Penanganan Sampah dan Kebersihan Kota dan
KSD dibantu Seksi Penanganan Persampahan dan Seksi Kebersihan dan Tata Kota
pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana. Bidang dan Seksi tersebut
beroperasi pada sisi pengelolaan Kebijakan Penanganan Persampahan Dinas
sedangakan UPTD Persampahan akan bergerak pada bidang operasional pengelolaan
sampah mulai sector hulu hingga sector hilir (pengumpulan – pengangkutan –
pemrosesan akhir). Komposisi operasional tersebut dilakukan karena hingga saat ini di
Kabupaten Kaimana belum tersedia layanan pengelolaan sampah oleh swasta atau
penyedia jasa lainnya.
48
pendukung kegiatan administrasi. Ketersedian SDM pengelola persampahan sejumlah
tersebut akan memberikan keleluasaan untuk mengatur penempatannya sesuai
bidang-bidang teknis persampahan. Penempatan SDM sebanyak itu pada UPTD
Persampahan tidak akan mengakibatkan terganggunya kinerja unit-unit organisasi
lain. Dikarenakan memang sebelumnya SDM tersebut merupakan SDM yang khusus
ditempatkan untuk pengelolaan sampah di wilayah pelayanan sampah Kabupaten
Kaimana. Dengan penempatan tenaga penunjang pada UPTD Persampahan tidak
mengakibatkan terganggunya kinerja unit-unit organisasi lain seperti Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana yang sebelumnya membawahi SDM
tersebut dan Bappeda Kabupaten Kaimana yang sebagian pegawainya kemudian
menjadi pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana.
49
Uraian SDM Keseluruhan Dinas Jumlah
c. Rasio tenaga non PNS yang membidangi 3.61%
persampahan terhadap seluruh pegawai
2.4.3. Belanja Pegawai dan Biaya Operasional Kantor Tidak Mengurangi Belanja
Publik
Untuk pencapaian pelayanan pengelolaan persampahan hingga 100 persen atau
sebanyak 100 m3 per hari seharusnya dibutuhkan tambahan pegawai. Namun
demikian dengan jumlah pegawai pengelola persampahan yang ada sebanyak 83 orang
berdasarkan hasil analisis hanya dibutuhkan sebanyak 80 orang pegawai, maka
dengan demikian terjadi kelebihan 3 orang pegawai. Kelebihan pegawai tersebut
bertambah jumlahnya bilamana SDM Alternatif terdiri atas Tenaga Perencana, Tenaga
Penyuluh, dan Tenaga Pengoperasian SPA belum ditempatkan, sehingga kelebihan
jumlah pegawai tersebut menjadi sebanyak 9 orang. Mengikuti hasil alaisis kebutuhan
pegawai maka akan terjadi penurunan anggaran belanja langsung pegawai sebesar
3.61 persen bilamana jumlah pegawai menjadi sebanyak 80 orang (atau dikurangi
sebanyak 3 orang) dan 10.84 persen bilamana jumlah pegawai menjadi sebanyak 74
orang saja (atau dikurangi sebanyak 9 orang). Dengan kondisi tersebut maka
pembentukan UPTD Persampahan Kabupaten Kaimana Tidak Mengurangi Belanja
Publik.
2.4.4. Tersedia Sarana dan Prasarana Kerja Berupa Kantor dan Perlengkapannya
Pelayanan persampahan di Kabupaten Kaimana saat ini didukung oleh keberadaan
sarana dan prasarana yang kondisinya jumlahnya masih terbatas. Jumlah sarana
dan prasarana persampahan di Kabupaten Kaimana saat ini terdiri atas 1 unit TPA, 2
unit TPS, Armada Roda 6 2 unit Truk bak 3 unit, Truk Amrol 3 unit, motor sampah 5
unit dan container sampah 23 unit.
Sarana dan prasarana tersebut akan ditambah oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kaimana melalui belanja peralatan kerja tahun anggaran 2018. Adapun
sarana dan prasarana tersebut, seperti pada table berikut ini.
50
Tabel 20. Belanja Peralatan Kerja Bidang Penanganan Persampahan
TA. 2018
No. Uraian Jumlah (unit)
1 Pengadaan mesin potong rumput 10
2 Mesin Chenso Besar 1
3 Dump truck sampah (bak terbuka) 2
4 Truck am roll (kontener ) 2
5 kontainer sampah 3
6 Mesin Chenso Kecil 1
7 Baju 50
8 Sepatu boat 50
9 Masker 150
10 Helm 50
11 Sarung Tangan 150
12 Pengadaan Kunci-kunci Mobil 2
13 Gerobak Sampah 10
14 Parang 25
15 Skop 25
16 Garuk-Garuk Sampah 25
17 Piso mesin potong rumput 10
18 Penggusuran Sampah di Lokasi TPA 4
19 Pemeliharaan pesisir pantai/bantaran sungai 12
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, Kab. Kaimana, 2017
Proyeksi ideal Sarana dan Prasarana Sampah pada kegiatan PTMP Persampahan
Kabupaten Kaimana sebagaimana disebut di atas akan dilakukan pemenuhannya
dengan penambahaan pada setiap tahun perencanaan yang jumlahnya akan dipenuhi
51
sesuai kemampuan keuangan daerah dan prioritas kebutuhan pengelolaan sampah di
Kabupaten Kaimana.
52
NO-SOP JUDUL SOP
11.KKT-UPTD Pelaksanaan Keamanan Kantor dan TPA
12.PL-UPTD Pelaksanaan Pengendalian Lingkungan
13.PS-UPTD Pelaksanaan Pengumpulan Sampah
14.PJ-UPTD Penanganan Penyapuan Jalan
15.ROP-UPTD Perencanaan Operasional Pengumpulan Sampah
16.PS-UPTD Pemilahan Sampah
17.PWD-UPTD Pewadahan Sampah
18.PPS-UPTD Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
19.POT.-UPTD Penyiapan dan Operasional TPS
20.POT3R-UPTD Penyiapan dan Operasional TPS3R
21.OPTPA-UPTD Operasional dan Pemeliharaan TPA
22.Rehab-UPTD Rehabilitasi TPA
23.PSM-UPTD Penanganan Sampah yang Masuk
24.LINDI-UPTD Pengoperasian Unit Pengolahan Lindi
25.PJ-UPTD Pemeliharaan Jalan
26.PD-UPTD Pemeliharaan Drainase
2.6. Jabatan teknis yang tersedia sesuai tugas dan fungsi UPTD dan
nama pegawai (tenaga) teknis
Tabel 23. Jabatan Teknis Yang Tersedia Untuk Pelayanan Pengelolaan Sampah di
Kabupaten Kaimana
No. Jabatan Nama
1 Sopir Samsul Bahri
Idris Rengen
H. Azis Alwi
2 Operator Motor Sampah Uslin Sihite
Daniel Huik
Antonius Herokubun
Ignasius Nolas Making
3 Teknik Lingkungan PM Dinas LH
PM Dinas LH
53
BAB III
ANALISIS BEBAN KERJA
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pegawai yang
dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dan berapa jumlah tanggung
jawab atau beban kerja yang dapat dilimpahkan kepada seorang pegawai, atau dapat
pula dikemukakan bahwa analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan
jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan
beban kerja dalam waktu tertentu.
Jabatan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 12 Tahun
2017 untk UPTD Klas A yaitu terdiri atas:
1. Kepala
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Pejabat Fungsional
54
jabatan Kepala UPTD dan Kasubag Tata Usaha. Jumlah Sumberdaya manusia
didasarkan pada analisis beban kerja dan kapasitas penyelenggaraan kegiatan (teknis
dan penunjang) pengelolaan sampah.
55
No. Komponen Kegiatan Kebutuhan Personil
Pengarahan pembongkaran sampah TPA
Pemadatan sampah
Pengurugan & penimbunan tanah penutup harian &
antara
Pemadatan
Penutupan tanah penutup
Penyiapan tanah penutup
Pemeriksanaan leachate influen & efluen
Pengerukan/ penyedotan lumpur
Pembuangan lumpur ke lanfill
Pengumpulan dan penanganan gas methan
Pemanfaatan gas methan
Penerangan & suplai energi untuk sarana di TPA
Monitoring sumur pemantauan
Monitoring parameter pencemar
Secara sederhana analisis beban kerja yang akan dimiliki oleh UPTD Persampahan
Kabupaten Kaimana sebagai berikut:
1. Asumsi cakupan pelanan saat ini 60 persen
2. Jumlah timbulan sampah per hari 60 m3
3. Jumlah pekerja sebanyak 37 orang
4. Jam kerja 7 jam per hari (Jam 07.00 s/d jam 13.00)
5. Jumlah hari kerja dalam setahun 328 hari kerja
Dengan rumus orang x waktu tersebut maka diketahui bobot jam kerja yang dimiliki
UPTD sebesar: 37 orang pegawai x 2296 jam = 84,952 jam.
Hasil analisis Beban Kerja yang menggunakan pertimbangan dari beberapa indikator
seperti Hasil Kerja, Satuan Hasil Kerja, Norma Waktu (Menit), dan Jam Kerja Efektif
Pertahun, dengan ketentuan Waktu Kerja Efektif (WKE) yang dipergunakan untuk
melaksanakan tugas sebagai berikut:
a. Pekerjaan Harian, WKE = 300 Menit
b. Pekerjaan Mingguan, WKE = 1,500 Menit
c. Pekerjaan Bulanan, WKE = 6,000.0 Menit
d. Pekerjaan Tahunan, WKE = 72,000 Menit
diperoleh Beban Kerja untuk masing-masing Jabatan. Beban Kerja sebagaimana
dimaksud seperti diuraikan pada table di bawah ini.
56
Tabel 25. Hasil Analisis Beban Kerja Jabatan pada UPTD Persampahan Kabupaten
Kaimana
HASIL KERJA
NORMA WAKTU BEBAN KERJA
Jabatan (Dokumen/Kegiat
(Menit) (Menit)
an)
1. Kepala UPTD 18 2325 9750
2. Kepala Subbag TU 21 3000 3000
3. Koordintor Wil. Pelayanan 115 2850 20370
4. Tenaga Perencana *) 13 310 310
5. Tenaga Administrasi 70 5100 57900
6. Tenaga Penyuluh *) 49 4530 30390
7. Tenaga Pengumpul 528 2160 39120
8. Tenaga Pengangkut 70 2160 24060
9. Tenaga Pengoperasian SPA *) 44 2235 23205
10. Tenaga Pengoperasian TPA 62 2355 24585
Jumlah 32,690
*) SDM Alternatif
Tabel 26. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM UPTD Pengelola Persampahan
Kabupaten Kaimana
HASIL Pegawai yang Dibutuhkan
NORMA BEBAN
KERJA
Jabatan WAKTU KERJA
(Dokumen/ Riil Dibulatkan
(Menit) (Menit)
Kegiatan)
1. Kepala UPTD 18 2325 9750 1.13 1
2. Kepala Subbag TU 21 3000 3000 1.04 1
3. Koordintor Wil. Pelayanan 115 2850 20370 1.68 2
4. Tenaga Perencana *) 13 310 310 0.70 1
5. Tenaga Administrasi 70 5100 57900 1.80 2
6. Tenaga Penyuluh *) 49 4530 30390 2.41 2
7. Tenaga Pengumpul 528 2160 39120 56.31 56
8. Tenaga Pengangkut 70 2160 24060 6.18 6
9. Tenaga Pengoperasian SPA *) 44 2235 23205 3.04 3
10. Tenaga Pengoperasian TPA 62 2355 24585 5.85 6
Jumlah 32,690 80.14 80
*) SDM Alternatif
Akumulasi Beban Kerja sebagaimana pada tabel di atas menunjukkan bahwa UPTD
yang akan dibentuk memiliki beban kerja sebanyak 32,690 menit. Berdasarkan Pasal
24 ayat (3) huruf a, UPTD kabupaten/kota Kelas A dibentuk apabila:
1. lingkup tugas dan fungsinya meliputi 2 (dua) fungsi atau lebih pada Dinas/Badan
atau wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kecamatan; dan
2. jumlah beban kerja 10.000 (sepuluh ribu) atau lebih jam kerja efektif per tahun
atau lebih
57
Berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (3) huruf a, UPTD Persampahan Kabupaten
Kaimana dapat dibentuk sebagai UPTD dengan klasifikasi A.
Hasil analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM pengelola UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana, secara lengkap dapat dilihat pada matriks berikut
ini.
Tabel 27. Hasil Analisis Tambahan SDM yang Diperlukan untuk UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana
Kelebihan/Kekurangan
No. Pegawai Jumlah (orang)
Pegawai (orang)
1. Eksisting 83 -
2. Kebutuhan Pegawai dengan
48 +35
tingkat pelayanan s/d 60%
3. Kebutuhan Pegawai dengan
tingkat pelayanan s/d 100% dan
80 +3
dengan menempatkan SDM
alternative
4. Kebutuhan Pegawai dengan
tingkat pelayanan s/d 100% dan
74 +9
belum menempatkan SDM
alternative
Tabel 27. Hasil Analisis Tambahan SDM yang Diperlukan untuk UPTD Pengelola
Persampahan Kabupaten Kaimana
Kelebihan/Kekurangan
No. Pegawai Jumlah (orang)
Pegawai (orang)
1. Eksisting 83 -
2. Kebutuhan Pegawai dengan
48 +35
tingkat pelayanan s/d 60%
3. Kebutuhan Pegawai dengan
tingkat pelayanan s/d 100% dan
80 +3
dengan menempatkan SDM
alternative
4. Kebutuhan Pegawai dengan 74 +9
tingkat pelayanan s/d 100% dan
belum menempatkan SDM
58
alternative
59
Tabel 28. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Kepala UPTD
NORM JAM
HASIL SATUAN BEBAN
A KERJA JUMLAH JAM PEGAWAI YANG
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS KERJ HASIL KERJ
WAKTU EFEKTIF KERJA EFEKTIF DIBUTUHKAN
A KERJA A
(Menit) PERTAHUN
1. Kepala Mengkoordinasikan A. Mengkoordinasikan perencanaan teknis
UPTD seluruh kegiatan prasarana dan sarana dan personil:
pengelolaan sampah 1. Mengolah data untuk perencanaan teknis 72,00
1 Dokumen 300 Tahun 300 0.004
UPTD 0
2. Mengkaji dan menyusun perencanaan teknis 72,00
1 Dokumen 300 Tahun 300 0.004
UPTD 0
72,00
1 Dokumen 60 Tahun 60 0.001
3. Membahas perencanaan teknis UPTD 0
4. Mengusulkan perencanaan teknis UPTD 72,00
1 Dokumen 15 Tahun 15 0.000
kepala Kepala Dinas 0
Jumlah (A)
4 675 675 0.009
B. Mengkoordinasikan perencanaan anggaran:
1. Mengumpulkan usulan anggaran dari tiap 72,00
1 Dokumen 300 Tahun 300 0.004
unit UPTD 0
2. Mengkaji dan menyusun usulan anggaran 72,00
1 Dokumen 300 Tahun 300 0.004
dari tiap unit UPTD 0
3. Membahas usulan anggaran dari tiap unit 72,00
1 Dokumen 60 Tahun 60 0.001
UPTD 0
4. Mengusulkan perencanaan anggaran UPTD 72,00
1 Dokumen 15 Tahun 15 0.000
kepada Kepala Dinas 0
Jumlah (B) 4 675 675 0.009
C. Mengkoordinasikan operasional UPTD:
1. melaksanakan supervisi dan penetapan
1 Kegiatan 20 Hari 20 300 0.067
administrasi
2. melaksanakan supervisi penyuluhan 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
3. melaksanakan supervisi pengumpulan
1 Kegiatan 60 Hari 60 300 0.200
sampah
4. melaksanakan supervisi pengangkutan
1 Kegiatan 60 Hari 60 300 0.200
sampah
5. melaksanakan supervisi pengoperasian SPA 1 Kegiatan 30 Hari 30 300 0.100
6. melaksanakan supervisi pengoperasian TPA 1 Kegiatan 120 Hari 120 300 0.400
Jumlah (C ) 6 300 300 1.000
D. Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi dan
pelaporan:
3. mengumpulan data kinerja masing-masing 72,00
12 Dokumen 300 Tahun 3600 0.050
unit 0
4. melakukan evaluasi perencanaan dan 72,00
12 Dokumen 300 Tahun 3600 0.050
operasional UPTD 0
5. menyusun pelaporan 72,00
12 Dokumen 60 Tahun 720 0.010
0
6. menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas 72,00
12 Dokumen 15 Tahun 180 0.003
0
Jumlah (D) 48 675 8100 0.113
TOTAL (A+B+C+D) 62 2325 9750 1.13
Dibulatkan 1
60
Tabel 29. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Kepala Sub Bagian Tata Usaha
NORM JAM
BEBA
HASIL SATUAN A KERJA
JABATA N JUMLAH JAM PEGAWAI YANG
No TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS KERJ HASIL WAKT EFEKTIF
N KERJ KERJA EFEKTIF DIBUTUHKAN
A KERJA U PERTAHU
A
(Menit) N
2. Kepala Mengkoordinasika A. Menatausahakan kegiatan perencanaan sarana UPTD:
Sub n seluruh kegiatan 1. Mengolah nventarisasi data untuk perencanaan sarana Dokume 72,00
Bagian ketatausahaan 1 300 Tahun 300 0.004
umum UPTD n 0
Tata UPTD 2. Menelaah menyusun perencanaan sarana umum UPTD Dokume 72,00
Usaha 1 300 Tahun 300 0.004
n 0
3. Membahas perencanaan sarana umum dengan Kepala Dokume 72,00
1 60 Tahun 60 0.001
UPTD n 0
4. Menyiapkan perencanaan kebutuhan sarana umum UPTD Dokume 72,00
1 15 Tahun 15 0.000
kepada Kepala Dinas n 0
Jumlah (A)
4 675 675 0.009
B. Menatausahakan perencanaan anggaran, meliputi:
1. Mengolah data untuk perencanaan anggaran UPTD Dokume 72,00
1 300 Tahun 300 0.004
n 0
2. Menelaah dan menyusun perencanaan anggaran UPTD Dokume 72,00
1 300 Tahun 300 0.004
n 0
3. Membahas perencanaan anggaran dengan Kepala UPTD Dokume 72,00
1 60 Tahun 60 0.001
n 0
4. Menyiapkan perencanaan kebutuhan anggaran UPTD Dokume 72,00
1 15 Tahun 15 0.000
n 0
Jumlah (B) 0.00
4 675 675
9
C. Menatausahakan perencanaan kepegawaian, meliputi:
1. Mengolah data untuk perencanaankepegawaian UPTD Dokume 72,00
1 300 Tahun 300 0.004
n 0
2. Menelaah dan menyusun perencanaan kepegawaian UPTD Dokume 72,00
1 300 Tahun 300 0.004
n 0
3. Membahas perencanaan kepegawaian dengan Kepala UPTD Dokume 72,00
1 60 Tahun 60 0.001
n 0
4. Menyiapkan perencanaan kebutuhankepegawaian UPTD Dokume 72,00
1 15 Tahun 15 0.000
n 0
Jumlah (C) 0.00
4 675 675
9
D. Mengkoordinasikan operasional UPTD, meliputi:
1. melaksanakan penatausahaan sarana umum 1 Kegiatan 30 Hari 30 300 0.100
2. melaksanakan penatausahaan keuangan 1 Kegiatan 30 Hari 30 300 0.100
3. melaksanakan penatausahaan kepegawaian 1 Kegiatan 30 Hari 30 300 0.100
4. melaksanakan pelayanan publik UPTD 1 Kegiatan 30 Hari 30 300 0.100
5. melaksanakan pelayanan keamanan UPTD 1 Kegiatan 180 Hari 180 300 0.600
Jumlah (C ) 1.00
5 300 300
0
D. Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi dan pelaporan
1. Pengumpulan data kinerja sarana umum, keuangan, 1 Dokume 300 Tahun 300 72,00 0.004
kepegawaian, pelayanan publik, dan keamanan n 0
61
2. Melakukan evaluasi perencanaan dan operasional Dokume 72,00
1 300 Tahun 300 0.004
ketatausahaan n 0
3. Menyusun laporan Dokume 72,00
1 60 Tahun 60 0.001
n 0
4. Menyampaikan laporan kepada Kepala UPTD Dokume 72,00
1 15 Tahun 15 0.000
n 0
Jumlah (D)
4 675 675 0.009
TOTAL (A+B+C+D)
21 3000 3000 1.04
Dibulatkan
1
Tabel 30. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Koordintaor Pengelolaan Sampah Wilayah Pelayanan
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
3. Koordinato Mengkoordinasik A. Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pengumpulan
r Wilayah an seluruh sampah wilayah pelayanan
Pelayanan kegiatan 1. Pembagian wilayah pelayanan pengumpulan & penyediaan
2 Dokumen 300 Tahun 600 72,000 0.008
pengelolaan sarananya
sampah wilayah 2. Perencanaan & penyediaan kebutuhan sarana pewadahan
pelayanan 2 Dokumen 300 Tahun 600 72,000 0.008
sampah di tempat umum
3. Perencanaan & Penyediaan alat pengumpul sampah (gerobak,
2 Dokumen 60 Tahun 120 72,000 0.002
motor sampah)
4. Penyusunan kebutuhan & pengawasan petugas gerobak
2 Dokumen 15 Tahun 30 72,000 0.000
sampah & penyapu jalan, taman fasilitas umum
5. Penyusunan kebutuhan prasarana penampungan sementara
2 Dokumen 300 Tahun 600 72,000 0.008
(TPS/ TPS 3R)
Jumlah (A) 975 1950 0.027
B. Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pengangkutan
sampah wilayah pelayanan
1. Penyusunan pola & rute pengangkutan sampah 2 Dokumen 300 Tahun 600 72,000 0.008
2. Perencanaan & penyediaan kebutuhan alat angkut 2 Dokumen 300 Tahun 600 72,000 0.008
3. Perencanaan kerjasama dengan swasta 2 Dokumen 300 Tahun 600 72,000 0.008
Jumlah (B) 6 900 1800 0.025
C. Mengkoordinasikan operasional pelaksanaan pengumpulan
sampah wilayah pelayanan, meliputi:
1. Koordinasi & pengawasan pengumpulan 1 Kegiatan 120 Hari 120 300 0.400
62
2. Pemeliharaan sarana pewadahan sampah di tempat umum 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
3. Pemeliharaan alat pengumpul sampah (gerobak, motor sampah) 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
4. Pemeliharaan prasarana penampungan sementara (TPS/ TPS
1 Kegiatan 20 Hari 20 300 0.067
3R)
5. Pengaturan kendaraan angkut yang keluar & masuk di TPS/
1 Kegiatan 20 Hari 20 300 0.067
TPS 3R
Jumlah (C) 5 180 180 0.600
D. Mengkoordinasikan operasional pelaksanaan pengangkutan
sampah wilayah pelayanan, meliputi:
1. Pengaturan jadwal & kebutuhan sopir pengangkutan sampah 2 Kegiatan 10 Hari 20 300 0.067
2. Pembelian bahan bakar untuk kendaraan angkut 2 Kegiatan 20 Hari 40 300 0.133
3. Pengawasan operasional alat angkut 2 Kegiatan 60 Hari 120 300 0.400
4. Pemeliharaan kendaraan angkut 2 Kegiatan 30 Hari 60 300 0.200
Jumlah (D) 8 120 240 0.800
E. Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi dan pelaporan
pengelolaan sampah wilayah pelayanan
1. Pengumpulan data kinerja perencanaan dan operasional
24 Dokumen 300 Tahun 7200 72,000 0.100
pelaksanaan pengelolaan sampah wilayah pelayanan
2. Melakukan evaluasi kinerja perencanaan dan operasional
24 Dokumen 300 Tahun 7200 72,000 0.100
pelaksanaan pengelolaan sampah wilayah pelayanan
3. Menyusun laporan kinerja perencanaan dan operasional
24 Dokumen 60 Tahun 1440 72,000 0.020
pelaksanaan pengelolaan sampah wilayah pelayanan
4. Menyampaikan laporan kepada Kepala UPTD 24 Dokumen 15 Tahun 360 72,000 0.005
Jumlah (E) 96 675 16200 0.225
TOTAL (A+B+C+D) 115 2850 20370 1.68
Dibulatkan 2
Tabel 31. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Tenaga Perencana
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
4. Tenaga Mengelola dan A. Penyusunan rencana program/ kegiatan & Anggaran
Perencana menyusun 1. Mengumpulkan data perencanaan anggaran dari masing-
rencana 1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
masing unit
program/kegiata 2. Menyusun (entri) data pada RKA dari masing-masing unit 1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
n & anggaran dan 3. Membahas RKA dari masing-masing unit dengan Kasubbag TU 1 Dokumen 15 Minggu 15 300 0.050
rencana teknis 4. Penyelesaian penyusunan dokumen rencana program/kegiatan
pengelolaan 1 Dokumen 15 Hari 15 300 0.050
& anggaran serta mendokumentasikannya
sampah 5. Menyampaikan RKA kepada Dinas 1 Dokumen 10 Bulan 10 6,000 0.002
Jumlah (A) 5 100 100 0.302
B. Penyusunan rencana teknis pengelolaan persampahan
1. Mengumpulkan dan menyusun perencanaan teknis
1 Dokumen 10 Hari 10 300 0.033
penyuluhan
2. Mengumpulkan dan menyusun perencanaan teknis
1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
pengumpulan
3. Mengumpulkan dan menyusun perencanaan teknis
1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
pengangkutan
4. Mengumpulkan dan menyusun perencanaan teknis
1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
pengoperasian SPA
5. Mengumpulkan dan menyusun perencanaan teknis
1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
pengoperasian TPA
6. Membahasan rencana teknis dengan Kepala Subbag TU 1 Dokumen 10 Hari 10 300 0.033
7. Penyelesaian penyusunan dokumen rencana teknis serta 1 Dokumen 60 Hari 60 300 0.200
63
mendokumentasikannya
8. Menyampaikan Rencana Teknis kepada Dinas 1 Dokumen 10 Hari 10 300 0.033
Jumlah (B) 8 210 210 0.700
TOTAL (A+B) 13 310 310 1.00
Dibulatkan 1
Tabel 32. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Tenaga Administrasi
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
5. Tenaga Mengelola dan A. Pelaksanaan administrasi surat menyurat
Adminitras mendokumentasik 1. Menyiapkan perlengkapan administrasi surat menyurat 1 Dokumen 10 Hari 10 300 0.033
i an administrasi 2. Mengolah administrasi surat masuk 1 Dokumen 20 Hari 20 300 0.067
surat-menyurat, 3. Mengolah administrasi surat keluar 1 Dokumen 20 Hari 20 300 0.067
sarana umum, 4. Mendistribusikan disposisi atasan 1 Dokumen 20 Hari 20 300 0.067
kepegawaian, 5. Mendokumentasikan surat menyurat 1 Dokumen 20 Hari 20 300 0.067
keuangan, Jumlah (A) 5 90 90 0.300
pelayanan publik,
B. Pelaksanaan administrasi sarana umum, kepegawaian,
dan keamanan
keuangan, pelayanan publik dan keamanan
1. Menyiapkan perlengkapan administrasi sarana umum,
1 Dokumen 10 Hari 10 300 0.033
kepegawaian & keuangan
2. Mengolah administrasi sarana umum, kepegawaian, &
1 Dokumen 120 Hari 120 300 0.400
keuangan
5. Mendokumentasikan administrasi sarana umum, kepegawaian,
1 Dokumen 20 Hari 20 300 0.067
& keuangan
6. Mengadministrasikan pelayanan publik 1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
7. Mengadministrasikan kegiatan kegiatan keamanan 1 Dokumen 30 Hari 30 300 0.100
Jumlah (B) 5 210 210 0.700
C. Penyusunan laporan kegiatan & keuangan
1. Mengumpulkan data laporan kegiatan dan keuangan 12 Dokumen 900 Tahun 10800 72,000 0.150
2. Menyusun laporan kegiatan dan keuangan 12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
64
3. Membahas laporan kegiatan dan keuangan dengan Kepala Sub
12 Dokumen 600 Tahun 7200 72,000 0.100
Bagian Tata Usaha
4. Menyelesaikan & mendokumentasikan laporan kegiatan dan
12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
keuangan dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
5. Mendistribusikan laporan kegiatan dan keuangan dengan
12 Dokumen 300 Tahun 3600 72,000 0.050
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Jumlah (C) 60 4800 57600 0.800
TOTAL (A+B) 70 5100 57900 1.80
Dibulatkan 2
Tabel 33. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan: Tenaga Penyuluh
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
TUGAS HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
JABATAN KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
6. Tenaga Pelaksanaan A. Menyiapkan perencanaan Sosialisasi/ kampanye pemilahan
Penyuluhan sosialisasi/ sampah, serta 3R, pendataan & pembinaan kegiatan
kampanye pemilahan yang berbasis masyarakat
pemilahan 1. Menyiapkan perencanaan sosialisasi/kampanye pemilahan
1 Dokumen 300 Tahun 300 72,000 0.004
sampah, serta sampah serta 3R
3R, pendataan & 2. Menyiapkan perencanaan pendataan & pembinaan kegiatan
pembinaan 1 Dokumen 300 Tahun 300 72,000 0.004
pemilahan yang berbasis masyarakat
kegiatan Jumlah (A) 2 600 600 0.008
pemilahan yang B. Sosialisasi/ kampanye pemilahan sampah, serta 3R
berbasis 1. Menyiapkan media sosialisasi/kampanye pemilahan sampah
masyarakat 4 Dokumen 600 Bulan 2400 6,000 0.400
serta 3R
2. Menetapkan sasaran (terget) sosialisasi/kampanye pemilahan
1 Dokumen 60 Hari 60 300 0.200
sampah serta 3R
3. Melaksanakan sosialisasi/kampanye pemilahan sampah serta
4 Dokumen 300 Bulan 1200 6,000 0.200
3R
Jumlah (B) 9 960 3660 0.800
C. Pendataan & pembinaan kegiatan pemilahan yang berbasis
masyarakat
1. Menyiapkan perlengkapan untuk pendataan pembinaan 4 Dokumen 300 Bulan 1200 6,000 0.200
kegiatan pemilahan yang berbasis masyarakat
65
2. Menyiapkan perlengkapan untuk media pembinaan kegiatan
4 Dokumen 300 Bulan 1200 6,000 0.200
pemilahan yang berbasis masyarakat
3. Menetapkan sasaran (terget) untuk pendataan & media
1 Dokumen 60 Hari 60 300 0.200
pembinaan kegiatan pemilahan yang berbasis masyarakat
4. Melaksanakan pendataan & media pembinaan kegiatan
4 Kegiatan 300 Bulan 1200 6,000 0.200
pemilahan yang berbasis masyarakat
Jumlah (C) 13 960 3660 0.800
D. Penyusunan laporan kegiatan sosialisasi/ kampanye
pemilahan sampah, serta 3R, pendataan & pembinaan
kegiatan pemilahan yang berbasis masyarakat
1. Mengumpulkan dan mendokumentasikan data & media
1 Dokumen 150 Hari 150 300 0.500
kegiatan
2. Mengolah dan menyusun laporan kegiatan 12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
3. Mendistribusikan data dan melaporkan kegiatan kepa Kepala
12 Dokumen 360 Tahun 4320 72,000 0.060
UPTD
Jumlah (C) 25 2010 22470 0.810
TOTAL (A+B+C) 49 4530 30390 2.41
Dibulatkan 2
Tabel 34. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Tenaga Pengumpul
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
7. Tenaga Pelaksanaan A. Persiapan pengumpulan sampah
Pengumpu pengumpulan 1. Menyiapkan alat & peralatan kerja 56 Kegiatan 5 Hari 280 300 0.933
lan sampah 2. Memperhatikan arahan atau petunjuk koordinator lapangan 56 Kegiatan 5 Hari 280 300 0.933
sampah 3. Mengenakan alat keselamatan kerja 56 Kegiatan 5 Hari 280 300 0.933
Jumlah (A) 168 15 840 2.800
B. Melaksanakan pengumpulan sampah
1. Melaksanakan penyapuan 56 Kegiatan 60 Hari 3360 300 11.200
2. Mengumpulkan sampah pada wadah yang tersedia 56 Kegiatan 60 Hari 3360 300 11.200
3. Mengemas sampah berdasarkan jenisnya 56 Kegiatan 60 Hari 3360 300 11.200
4. Menyiapkan sampah untuk diangkut 56 Kegiatan 30 Hari 1680 300 5.600
5. Melakukan kebersihan & pemeliharaan alat dan peralatan 56 Kegiatan 45 Hari 2520 300 8.400
6. Melakukan pemeliharaan wadah sampah 56 Kegiatan 30 Hari 1680 300 5.600
Jumlah (B) 336 285 15960 53.200
C. Penyusunan laporan kegiatan pengumpulan sampah
1. Mengumpulkan data dan menyusun laporan 12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
2. Melaporkan kegiatan kepada koordinator lapangan 12 Dokumen 360 Tahun 4320 72,000 0.060
Jumlah (C) 24 1860 22320 0.310
TOTAL (A+B) 528 2160 39120 56.31
Dibulatkan 56
66
Tabel 35. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Tenaga Pengangkut
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
8. Tenaga Pelaksanaan A. Persiapan pengumpulan sampah
Pengumpu pengumpulan 1. Menyiapkan dump truck 2 Kegiatan 5 Hari 10 300 0.100
lan sampah 2. Menyiapkan alat & peralatan kerja 6 Kegiatan 5 Hari 30 300 0.100
sampah 3. Memperhatikan arahan atau petunjuk koordinator lapangan 6 Kegiatan 5 Hari 30 300 0.100
4. Mengenakan alat keselamatan kerja 6 Kegiatan 5 Hari 30 300 0.100
Jumlah (A) 20 20 100 0.400
B. Melaksanakan pengangkutan sampah
1. Mengangkat sampah ke dalam buck truck/mengangkat am rool 6 Kegiatan 120 Hari 720 300 2.400
2. Menutup bak truck/mengunci am rool 6 Kegiatan 15 Hari 90 300 0.300
3. Mengangkut sampah ke TPA 6 Kegiatan 90 Hari 540 300 1.800
4. Menimbang truck atau pencatatan tonase sampah 2 Kegiatan 10 Hari 20 300 0.067
5. Melakukan kebersihan & pemeliharaan truck dan-atau am rool 6 Kegiatan 45 Hari 270 300 0.900
Jumlah (B) 26 280 1640 5.467
C. Penyusunan laporan kegiatan pengumpulan sampah
1. Mengumpulkan data dan menyusun laporan 12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
2. Melaporkan kegiatan kepada koordinator lapangan 12 Dokumen 360 Tahun 4320 72,000 0.060
Jumlah (C) 24 1860 22320 0.310
TOTAL (A+B) 70 2160 24060 6.18
Dibulatkan 6
67
Tabel 36. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Tenaga Pengoperasian SPA
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
9. Tenaga Pelaksanaan A. Persiapan pengoperasian SPA
Pengopera pengoperasian 1. Menyiapkan alat & peralatan kerja 3 Kegiatan 5 Hari 15 300 0.050
sian SPA SPA 2. Memperhatikan arahan atau petunjuk teknis lapangan 3 Kegiatan 5 Hari 15 300 0.050
3. Mengenakan alat keselamatan kerja 3 Kegiatan 5 Hari 15 300 0.050
Jumlah (A) 9 15 45 0.150
B. Melaksanakan pengoperasian SPA
1. Pencatatan sampah masuk SPA 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
2. Pengaturan kendaraan pengumpul yang masuk SPA 1 Kegiatan 20 Hari 20 300 0.067
3. Pengaturan kendaraan pengangkut besar yang keluar SPA 1 Kegiatan 20 Hari 20 300 0.067
4. Proses reduksi volume sampah di SPA 3 Kegiatan 120 Hari 360 300 1.200
5. Pengawasan proses reduksi volume sampah di SPA 3 Kegiatan 120 Hari 360 300 1.200
6. Pengawasan lingkungan sekitar SPA 1 Kegiatan 60 Minggu 60 6,000 0.010
7. Penanganan lindi di SPA 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
Jumlah (B) 11 360 840 2.577
C. Penyusunan laporan kegiatan pengoperasian SPA
1. Mengumpulkan data dan menyusun laporan 12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
68
2. Melaporkan kegiatan kepada Kepala UPTD 12 Dokumen 360 Tahun 4320 72,000 0.060
Jumlah (C) 24 1860 22320 0.310
TOTAL (A+B) 44 2235 23205 3.04
Dibulatkan 3
Tabel 37. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pengelola UPTD Pengelola Persampahan Kabupaten Kaimana
Jabatan : Tenaga Pengoperasian TPA
JAM JUMLAH
SATUAN NORMA PEGAWAI
HASIL KERJA BEBAN JAM
No JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL WAKTU YANG
KERJA EFEKTIF KERJA KERJA
KERJA (Menit) DIBUTUHKAN
PERTAHUN EFEKTIF
10. Tenaga Pelaksanaan A. Persiapan pengoperasian SPA
Pengopera pengoperasian 1. Menyiapkan alat & peralatan kerja 3 Kegiatan 5 Hari 15 300 0.050
sian TPA TPA 2. Memperhatikan arahan atau petunjuk teknis lapangan 3 Kegiatan 5 Hari 15 300 0.050
3. Mengenakan alat keselamatan kerja 3 Kegiatan 5 Hari 15 300 0.050
Jumlah (A) 9 15 45 0.150
B. Melaksanakan pengoperasian SPA
1. Pencatatan & Penimbangan sampah masuk 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
2. Pengarahan pembongkaran sampah 1 Kegiatan 20 Hari 20 300 0.067
3. Pemadatan sampah 3 Kegiatan 60 Hari 180 300 0.600
4. Pengurugan & penimbunan tanah penutup harian & antara 3 Kegiatan 60 Minggu 180 1,500 0.120
5. Pemadatan 3 Kegiatan 60 Hari 180 300 0.600
6. Penutupan tanah penutup 3 Kegiatan 60 Minggu 180 1,500 0.120
69
7. Penyiapan tanah penutup 3 Kegiatan 60 Minggu 180 1,500 0.120
8. Pemeriksanaan leachate influen & efluen 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
9. Pengerukan/ penyedotan lumpur 3 Kegiatan 60 Bulan 180 6,000 0.030
10. Pembuangan lumpur ke lanfill 3 Kegiatan 30 Hari 90 300 0.300
11. Pengumpulan dan penanganan gas methan 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
12. Pemanfaatan gas methan 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
13. Penerangan & suplai energi untuk sarana di TPA 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
14. Monitoring sumur pemantauan 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
15. Monitoring parameter pencemar 1 Kegiatan 10 Hari 10 300 0.033
16. Pelaksanaan keamanan TPA *) 2 Kegiatan 480 Hari 960 300 3.200
Jumlah (B) 29 480 2220 5.390
C. Penyusunan laporan kegiatan pengoperasian SPA
1. Mengumpulkan data dan menyusun laporan 12 Dokumen 1500 Tahun 18000 72,000 0.250
2. Melaporkan kegiatan kepada Kepala UPTD 12 Dokumen 360 Tahun 4320 72,000 0.060
Jumlah (C) 24 1860 22320 0.310
TOTAL (A+B) 62 2355 24585 5.85
Dibulatkan 6
70
BAB IV
ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI
4.1. Rasio Belanja Pegawai Dengan Belanja Langsung Rasio Belanja Barang dan
Jasa dan/atau Belanja Modal
Analisis Rasio Belanja Pegawai akan dilakukan dengan menggunakan Satuan
Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana.
Hal ini disebabkan sejak dibentuknya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana
pada Tahun 2017 belum memiliki alokasi anggaran Belanja Pegawai. Demikian status
pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana hingga bulan Oktober 2017
masih sebagai pegawai pada Bappeda Kabupaten Kaimana.
Penggunaan Satuan Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Kaimana sebagai data yang dianalisis adalah relevan pertimbangannya
karena seluruh pegawai pengelola persampahan Kabupaten Kaimana yang dianalisis
hingga saat ini (Oktober 2017) masih sebagai pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Kaimana dan anggaran operasional pengelolaan
persampahan juga masih merupakan bagian dari anggaran Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana.
Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Kaimana pada
periode 2013-2016 menunjukan tren yang naik dan turun (befluktuatif). Dilihat dari
porsinya, Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Kaimana didominasi oleh Belanja Langsung rata-rata sebesar Rp. 169,677,294,621
per tahun.
Tabel 38. Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab.
Kaimana 2013-2016
Kode Rek Uraian 2013 2014 2015 2016
71
Secara persentase Belanja Langsung sebagian besar digunakan untuk Belanja Modal
yang rata-rata per tahunnya sebesar Rp. 156,642,055,546 atau sebesar 90.68 persen
dari seluruh Belanja Dinas.
Tabel 39. Persentase Anggaran Belanja pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kab. Kaimana 2013-2016
Kode Rek Uraian 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Sebagaimana hasil analisis persentase Belanja Dinas pada tabel di atas bahwa
Belanja Tidak Langsung Pegawai secara rata-rata hanya sebesar 1.77 persen per tahun
dan rata-rata Belanja Langsung Pegawai sebesar 2,34 persen per tahun. Kenyataan
tersebut menunjukkan bahwa persentase Belanja pegawai masih jauh dari Belanja
Modal demikian jika dibandingkan juga dengan Belanja Barang dan Jasa.
Tabel 40. Rasio Belanja Pegawai Tindak Langsung dan Belanja Pengawai Langsung
Terhadap Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab.
Kaimana 2013-2016
Uraian 2013 2014 2015 2016
Nilai Anggaran Belanja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Kaimana
khususnya Nilai Anggaran Belanja Langsung Pegawai akan meningkat jika dilihat saat
dibentuknya UPTD Persampahan jumlah pegawainya bertambah. Namun demikian
hasil analisis Kebutuhan Pegawai pada UPTD Pengelola Persampahan menunjukkan,
bahwa setelah terbentuk UPTD Persampahan Kabupaten Kaimana, pegawai pengelola
persampahan yang ada malah berlebih sebanyak 3 orang atau 9 orang bilamana SDM
Alternatif terdiri atas Tenaga Perencana, Tenaga Penyuluh, dan Tenaga Pengoperasian
SPA belum ditempatkan.
72
Jika diasumsikan Anggaran semua jenis Belanja tidak meningkat maka persentase
belanja pegawai tidak mengalami kenaikan. Sebaliknya bilamana jumlah pegawai
mengikuti jumlah hasil alaisis kebutuhan pegawai maka akan terjadi penurunan
anggaran belanja langsung pegawai sebesar 3.61 persen bilamana jumlah pegawai
menjadi sebanyak 80 orang (atau dikurangi sebanyak 3 orang) dan 10.84 persen
bilamana jumlah pegawai menjadi sebanyak 74 orang saja (atau dikurangi sebanyak 9
orang).
73
Gambar 21. Kebutuhan Biaya OM Pengelolaan Sampah untuk Wilayah Pelayanan
Kabupaten Kaimana
Hasil analisis menunjukan bahwa pada tahun 2018 diproyeksikan biaya dan OM
pengelolaan sampah sebesar Rp. 3,830 milyar untuk OP/ton sampah sebesar 473,190
ton atau 152,514 OP/m3 sampah. Pada tahun 2022 biaya dan OM pengelolaan
sampah sebesar Rp. 5,258 milyar untuk OP/ton sampah sebesar 649,625 ton atau
OP/m3 sampah sebesar 177,561 m3. Artinya akan terjadi kenaikan biaya dan OM
pengelolaan sampah sebesar 50,44 persen pada tahun 2022. Sedangkan OP/ton
sampah meningkat sebesar 50,45 persen atau OP/m3 sampah meningkat sebesar
73,10 persen.
Tabel 42. Rencana Prakiraan Biaya OM Pengelolaan Sampah untuk Wilayah Pelayanan
Kabupaten Kaimana (Rp. 000,000)
Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
1. Pengumpulan 336.29 350.41 365.13 380.47 396.46
2. Pengakutan sampah dari TPS ke TPA 255.86 324.37 478.28 491.67 505.63
3. Penyapuan jalan dan pembersihan saluran 321.5 321.5 321.5 321.5 321.5
4. Overhead kantor 361.07 486.44 621.78 646.29 671.84
5. Operasional TPS 32.31 44.9 58.48 60.94 63.51
6. Operasional TPST 3R 803.89 1,116.95 1,454.93 1,516.14 1,579.92
7. Operasional TPA 1,718.68 1,718.68 1,718.68 1,718.68 1,718.68
Jumlah 3,829.60 4,363.25 5,018.78 5,135.69 5,257.54
Tabel 43. Rencana Prakiraan Biaya dan OM Pengelolaan Sampah (OP/ton sampah)
untuk Wilayah Pelayanan Kabupaten Kaimana
Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
Produksi Sampah (m3/hari) 69,75 72,680 75.74 78.93 82.25
Biaya Pengumpulan (Rp. 000,000) 336 350 365 38 396
OP/ton sampah 41,552 43,297 45,116 47,011 48,986
Biaya Pengangkutanu (Rp. 000,000) 256 324 478 492 506
OP/ton sampah 31,615 40,079 59,097 60,752 62,476
Biaya Penyapuan jalan dan pembersihan saluran (Rp.
322 322 322 322 322
000.000)
OP/ton sampah 39,725 39,275 39,725 39,725 39,725
74
Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
Biaya Overhead kantor (Rp. 000,000) 361 486 622 646 672
OP/ton sampah 44,614 60,105 76,828 79,857 83,013
Biaya Operasional TPS (Rp. 000,000) 32 45 58 61 64
OP/ton sampah 3,993 5,548 7,226 7,530 7,847
Biaya Operasional TPST 3R (Rp. 000,000) 804 1,117 1,455 1,516 1,580
138,01 179,77 187,33 195,21
OP/ton sampah 99,330
1 2 5 7
Biaya Operasional TPA 1,719 1,719 1,719 1,719 1,719
212,36 212,36 212,36 212,36 212,36
OP/ton sampah
2 2 2 2 2
OP/m3 sampah 68,446 65,683 63,031 60,486 58,044
Total Biaya Pengelolaan (Rp. 000,000) 3,830 4,363 5,019 5,136 5,258
473,19 539,12 620,12 634,57 649,62
OP/ton sampah
0 6 5 2 5
152,51 166,75 184,05 180,74 177,56
OP/m3 sampah
4 0 9 3 1
75
BAB V
PENUTUP
76