Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN I

PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI


TERHADAP KECEPATAN REAKSI

I. Tujuan Percobaan : Mempelajari pengaruh suhu dan perubahan


konsentrasi terhadap laju reaksi

II. Tinjauan Pustaka : Percobaan ini bersifat semi kuantitatif yang dapat
dipergunakan untuk menentukan perubahan konsentrasi dan pengaruh
suhu terhadap laju reaksi. Reaksi yang akan diamati adalah reaksi
pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan
dengan asam. Reaksi ini disebutvsemi kuantitatif karena disini tidak
dilakukan pengukuran konsentrasi, yang diukur adalah waktu yang
diperlukan agar koloid belerang mencapai suatu intensitas tertentu.
Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
S2O3 (aq) + 2H+ ----------- H2O + SO(g) + S(g)

III. Alat – alat :


1. Beaker gelas 100 ml 1 buah
2. Gelas ukur 100 ml 1 buah
3. Gelas ukur 25 ml 1 buah
4. Pipet volum 5 ml 1 buah
5. Tabung reaksi dan rak 1 buah
6. Thermometer 1 buah
7. Batang pengaduk 1 buah
8. Stopwatch 1 buah
9. Hotplate 1 buah

IV. Bahan – bahan :


1. Larutan Na2S2O3 0,25M
2. Larutan HCl 1M

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 1


V. Prosedur Kerja :
 Bagian A
1. Tempatkan 25 ml Na2S2O3 0,25M dalam beaker gelas 100 ml, dan
letakkan diatas kertas yang diberi tanda silang hitam sehimgga jelas
dari atas.
2. Tambahkan 2 ml HCl 1M dan tepat ketika penambahan dilakukan
hidupkan stopwatch, larutan diaduk agar homogeny, lakukan
pengamatan dari atas.
3. Catat waktu sampai tanda silang hitam menjadi kabur
4. Suhu larutan diukur dan dicatat
5. Ulangi cara kerja diatas dengan komposisi larutan sebagai berikut :
No Volume Volume Volume
Na2S2O3 (ml) H2O (ml) HCl (ml)
1 25 0 2
2 20 5 2
3 15 10 2
4 10 15 2
5 5 20 2
6 0 25 2

Hasil Percobaan :
No Konsentrasi relative Waktu 1/waktu
Na2S2O3 (detik) (detik-1)
1 25
2 20
3 15
4 10
5 5
6 0
o
Suhu : ……… C
Perhitungan :
1. Lengkapi tabel diatas, dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk
mengukur laju reaksi. Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi
konsentrasi tiosulfat.
2. Hitung orde reaksi terhadap tiosulfat.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 2


3. Bagaimana cara menentukan orde reaksi secara keseluruhan.

 Bagian B
1. Masukkan 10 ml Na2S2O3 0,25M kedalam gelas ukur 100 ml, lalu
encerkan volumenya menjadi 50 ml
2. Ukur 2 ml HCl 1M masukkan kedalam tabung reaksi, tempatkan gelas
ukur dan tabung reaksi tersebut di pengangas air pada suhu 35 oC.
biarkan kedua larutan beberapa lama sampai mencapai suhu
kesetimbangan, ukur suhu dengan thermometer dan catat.
3. Tambahkan HCl kedalam larutan Na2S2O3 tersebut, pada saat yang
bersamaan hidupkan stopwatch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas
ukur diatas kertas bertanda silang hitam, catat waktu yang dibutuhkan
sampai tanda silang menjadi kabur bila dilihat dari atas
4. Ulangi langkah kerja diatas untuk berbagai variasi suhu (empat variasi
suhu sampai 60oC), sesuai tugas asisten.

Hasil percobaan :
No Suhu Suhu 1/suhu Waktu 1/waktu Log
(oC) (K) (K-1) (detik) (det-1) (1/waktu)
1
2
3
4
5

Perhitungan :
1. Lengkapi tabel diatas, laju reaksi dinyatakan dengan 1/waktu. Buat
kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu ( oC), dan buat juga kurva log
laju reaksi sebagai fungsi 1/suhu (K-1)
2. Buat pembahasan menganai bentuk kurva yang diperoleh.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 3


PERCOBAAN II
DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA
PELARUTYANG TIDAK BERCAMPUR

I. Tujuan Percobaan : Menentukan konstanta kesetimbangan suatu zat


terlarut terhadap dua pelarut yang tidak bercampur, dan menentukan
derajat disosiasi zat terlarut dalam pelarut tersebut.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 4


II. Tinjauan Pustaka : Bila dua macam pelarut yang tidak bercampur
dimasukkan kedalam sebuah bejana, maka akan terlihat suatu batas yang
menunjukkan bahwa kedua pelarut itu tidak saling bercampur. Jika suatu
zat terlarut dapat bercampur, baik dalam pelarut I maupun dalam pelarut
II, maka akan terjadi kesetimbangan yang berarti zat yang keluar dari
pelarut I akan masuk ke pelarut II dan sebaliknya, sehingga banyaknya zat
terlarut dalam pelarut akan konstan.
Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut I dan pelarut II pada
keadaan setimbang disebut dengan “koefisien distribusi”, dengan rumus :
C1
K¿
C2
Dimana : K = Koefisien distribusi
C1 = Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut I
C2 = Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut II
Harga K akan tetap jika berat molekul zat terlarut dalam pelarut I sama
dengan berat molekul dalam pelarut I. Jika berat molekulnya tidak sama,
maka akan terjadi dissosiasi atau assosiasi zat terlarut dalam salah satu
pelarut, contohnya :
Cn -------- nC
(dalam solvent I) (dalam solvent II)
Harga konstanta kesetimbangan :
C
K¿
Cn

Dimana : C = 1 mol
C
Cn ¿ mol
n

C (air )
Jadi : K ¿
C/n( organik )

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 5


Maka, Log K = n log C(air) – log C/n (organik)
Log K = n log C(air) – log C (organik)

Dengan membuat grafik log C vs Log C(air), maka akan diperoleh harga
N sebagai slope dan harga n/K sebagai intersept, sehingga harga K dapat
ditentukan.

III. Alat-alat :
1. Corong pemisah 250 ml 2 buah
2. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
3. Buret 1 buah
4. Pipet volum 25 ml 1 buah
5. Pipet volum 10 ml 1 buah
6. Pipet tetes 1 buah

IV. Bahan-bahan :
1. Larutan CH3COOH 1,15 N dan 2,4 N
2. Larutan NaOH 1 N
3. Kloroform
4. Indikator PP

V. Prosedur Kerja :
1. 25 ml larutan CH3COOH 1,15 N dimasukkan kedalam corong
pemisah
2. Kedalam corong pemisah tersebut ditambahkan 25 ml kloroform.
3. Dikocok selama 20 menit sampai terjadi kesetimbangan lalu
dibiarkan selama 10 menit sampai terjadi pemisahan antara air dan
kloroform.
4. Dari larutan CH3COOH 1,15 N mula-mula dipipet 10 ml dan
dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambah 2 tetes indicator PP
lalu dititrasi dengan larutan NaOH 1 N sampai titik ekivalen,

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 6


sehingga dapat diketahui konsentrasi awal dari CH3COOH yang
sesungguhnya. Semua titrasi dilakukan 2 kali
5. Dari corong pemisah, larutan dalam fase air dipisahkan lalu dipipet
10 ml dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambah 2 tetes
indicator PP lalu titrasi dengan larutan NaOH 1 N sampai tercapai
titik ekivalen, sehingga diketahui konsentrasinya dalam air setelah
kesetimbangan. Semua titrasi dilakukan 2 kali
6. Percobaan diulangi dengan konsentrasi CH3COOH yang berbeda.

Hasil Percobaan :
Konsentrasi sampel Volume (ml) NaOH untuk Volume (ml) NaOH untuk
CH3COOH titrasi CH3COOH awal titrasi CH3COOH awal
2
I II Rata I II Rata2

Perhitungan :
Konsentrasi CH3COOH mula-mula dapat diketahui dari titrasi dengan
larutan NaOH, misalnya a ml. konsentrasi CH3COOH setelah
kesetimbangan dapat diketahui pada titrasi larutan dengan pelarut air,
misalnya b ml NaOH. Dengan demikian C dapat dicari :
Log C(organik) = n log C(air)/log (n/K)
C(eter) = Cawal – Cair
Buatlah grafik log Cair vs log Ceter, maka didapat harga n sebagai slope dan
interseptnya log (n/K)
PERCOBAAN III
PENENTUAN BERAT MOLEKUL SUATU SENYAWA

I. Tujuan Percobaan : Untuk menentukan berat molekul senyawa


volatile berdasarkan pengukuran massa jenis gas dan menerapkan
pemakaian persamaan gas ideal

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 7


II. Tinjauan Pustaka : Percobaan ini merupakan alternatif lain metode
pengukuran atau penentuan dari massa jenis gas dengan alat Victor
Meyer. Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat
digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatile. Dari
persamaan gas ideal didapat :
PV = n R T ……………………………… (1)

m
PV ¿ x R T …………………………(2)
BM

m
P (BM) = x R T ………………….. (3)
V

P (BM) = ρ R T ………………………… (4)

Dimana : BM = Berat molekul

V = Volume gas

R = Konstanta gas (0,082 1.atm/moloK)

ρ = Massa jenis zat (gr/ltr)

P = Tekanan gas

T = Suhu absolute (K)

Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 100 oC
ditempatkan dalam suatu Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang
kecil pada tutupnya dan kemudian labu tersebut dipanaskan samapi 100oC,
maka caiaran tadi akan menguap dan uap akan mendorong udara yang
terdapat pada Erlenmeyer keluar melalui lubang kecil tadi. Setelah semua
udara keluar, pada akhirnya uap cairan itu sendiri akan keluar, sampai
akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila keadaan kesetimbangan dicapai
yaitu tekanan uap cairan dalam labu Erlenmeyer sama dengan tekanan
udara luar. Pada kondisi keseimbangan ini, labu Erlenmeyer hanya berisi
uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Erlenmeyer

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 8


diangkat dari penangas air didinginkan lalu ditimbang sehingga massa gas
yang terdapat didalamnya dapat diketahui. Kemudian dengan
menggunakan persamaan (4) berat senyawa dapat ditentukan.

III. Alat-alat :
1. Erlenmeyer 5 ml 1 buah
2. Beaker glass 500 ml 1 buah
3. Aluminium foil
4. Karet gelang
5. Desikator 1 buah
6. Pipet volum 5 ml 1 buah
7. Thermometer 1 buah

IV. Bahan-bahan :
1. Kloroform
2. Aquades

V. Prosedur Kerja :
1. Ditimbang sebuah Erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering,
yang ditutup dengan menggunakan aluminium foil yang diikat
dengan karet gelang
2. Kemudian kedalam Erlenmeyer tersebut dimasukkan 5 ml cairan
volatile dan ditutup rapat sehingga kedap gas, timbang kembali alat
tersebut, lalu buat lubang kecil pada tutupnya dengan jarum
3. Erlenmeyer tersebut dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi air
mendidih bersuhu 100oC sampai cairan menguap, catat suhu
penangas air tersebut.
4. Erlenmeyer diangkat dari beaker glass, dikeringkan bagian luarnya
lalu didinginkan dalam desikator. Udara akan masuk kembali

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 9


kedalam Erlenmeyer melalui lubang dan uap cairn akan mengembun
kembali menjadi cairan.
5. Ditimbang kembali Erlenmeyer bersama tutupnya
6. Tentukan volume Erlenmeyer dengan jalan mengisi labu Erlenmeyer
dengan air sampai penuh dan mengukur massa air yang terdapat
dalam labu Erlenmeyer tersebut. Ukur suhu air yang terdapat dalam
labu Erlenmeyer. Volume air bisa diketahui, bila massa jenis air pada
suhu air dalam labu Erlenmeyer diketahui dengan menggunakan
rumus ρ = m V
7. Ukur tekanan atmosfir dengan menggunakan barometer.

Hasil Percobaan :
Massa Labu Erlenmeyer, (gram)
Massa Erlenmeyer, Aluminium Foil dan Karet Gelang, (gram)
Massa Erlenmeyer, Aluminium Foil, Karet Gelang dan Cairan X, (gram)
Massa Cairan X, (gram)
Massa Labu erlenmeyer dan air, (gram)
Massa Air, (gram)
Suhu Air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer, (oC)
Suhu Penangas Air, (oC)
Tekanan Atmosfir, (mmHg)

Perhitungan :
1. Hitung volume labu Erlenmeyer dengan menggunakan massa jenis
air dari tabel dibawah ini (massa jenis air dinyatakan dalam gr/cm3)

Suhu 0oC 2oC 4oC 6oC 8oC


10oC 0,9997 0,9995 0,9983 0,9990 0,9986
20oC 0,9982 0,9978 0,9973 0,9968 0,9963
30oC 0,9957 0,9951 0,9944 0,9937 0,9930

2. Dengan menggunakan massa cairan X dan volume labu Erlenmeyer,


hitung massa jenis gas (pada suhu penangas air dan tekanan atmosfir)

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 10


3. Nyatakan tekanan atmosfir dalam satuan atmosfir (760 mmHg = 1
atm)
4. Nyatakan suhu penangas air dalam satuan kelvin.
5. Dengan menggunakan persamaan gas ideal dengan R = 0,08206 liter
atm mol-1 K-1, hitung berat molekul zat X

Pertanyaan :
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan utama dalam percobaan ini?
2. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa unsure tersebut mengandung :
Karbon : 10%
Klor : 89,0%
Hidrogen : 1,0%
Tentukan rumus molekul senyawa ini.

PERCOBAAN IV
KALOR PENGUAPAN SEBAGAI
ENERGI PENGAKTIFAN PENGUAPAN

I. Tujuan Percobaan : Untuk menentukan energy pengaktifan dari


suatu zat volatil

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 11


II. Tinjauan Pustaka : Liquid yang volatl pada temperature kamar akan
menguap persatuan waktu sebanding dengan banyaknya molekul liquid
permukaan. Secara kinetika kimia, kecepatan reaksi pengubahan liquid
uap adalah sebanding dengan jumlah spesies yang terlibat dalam reaksi :
−dL
V¿ = k (L)
dt
Dimana :
V = Kecepatan reaksi penguapan
dL = Pengurangan liquid
t = Waktu (detik)
k = tetapan kesebandingan (ke. Reaksi)

Harga k bervariasi oleh temperature dari persamaan Arhenius diperoleh :


E
K = A e-E / RT atau Log k = Log A -
2,303 RT
Dimana :
A = Tetapan arhenius
E = Energi aktivasi
R = tetapan gas
k = tetapan kecepatan reaksi
T = Suhu mutlak

Dari persamaan (3) plot k vs 1/T menghasilkan garis lurus dengan slope
–E/2,303 R dan intersept log k, dan harga energy pengaktifan penguapan
serta tetapan Arhenius dapat ditentukan.
III. Alat –alat :
1. Cawan porselin 1 buah
2. Penangas air 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Thermometer 1 buah
5. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 12


IV. Bahan – bahan :
1. Kloroform
2. Air

V. Prosedur Kerja :
1. Letakkan cawan porselin diatas penangas air
2. Amati temperaturnya, setelah sampai 35oC teteskan cairan volatile
kloroform kedalam cawan
3. Amati waktu yang diperlukan untuk menguapkan cairan sampai habis
4. Lakukan juga untuk cairan volatil air dengan temperatur cawan yang
sama
5. Ulangi langkah (2) dan (3) dengan temperature cawan 40 oC, 45oC,
50oC, 55oC, 60oC dan ikuti langkah (4)
6. Lakukan untuk tiap percobaan sebanyak 3x

Hasil percobaan :
Suhu CHCl3 (oC) T1 T2 T3 T Rata-rata
35
40
45
50
55
60

Suhu air (oC) T1 T2 T3 T Rata-rata


35
40
45
50
55
60

Perhitungan :
1. Tentukan harga kecepatan reaksi k dari percobaan.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 13


2. Buat grafik Log k vs 1/T dari data percobaan.
3. Hitung harga E dan A untuk system kloroform dan air.
4. Apa yang dimaksud dengan energy aktivasi penguapan.

PERCOBAAN V
KENAIKAN TEMPERATUR SEBAGAI UKURAN
KECEPATAN REAKSI

I. Tujuan Percobaan : Menentukn tingkat reaksi dan tetapan kecepatan


reaksi dengan menggantikan dan mengamati perubahan temperature
system reaksi.

II. Tinjauan Pustaka : Tingkat reaksi didefinisikan sebagai jumlah


spesifik yang terlibat dalam reaksi, yakni spesies yang mempengaruhi

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 14


kecepatan reaksi. Misalnya : reaksi antara serbuk Mg dengan larutan
HCl.
Mg + 2H- ---------------- Mg2+ + H2
Karena kecepatan reaksi ini hanya dipengaruhi oleh ion H+ maka
kecepatan reaksi sama dengan kecepatan pengurangan konsentrasi ion
H+, sebagai berikut :
−d (H )
V¿ = k (H+) ------------------ (1)
dt
Dengan :
V = kecepatan reaksi
k = tetapan kecepatan reaksi
n = tingkat reaksi
secara pendekatan persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut :
1/t = k’ . (H+)n ------------------------ (2)
-k’ = ketetapan baru
Persamaan (2) dilogaritmakan :
Log 1/t = log k’ + n . log (H+) ----------- (3)
Dari persamaan (3) harga n dan k’ dapat dihitung.

III. Alat –alat :


1. Beaker glass 100 ml 3 buah
2. Thermometer 100oC 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Pipet volum 25 ml 1 buah
5. Pengaduk 1 buah

IV. Bahan – bahan :


1. Serbuk Mg
2. Larutan HCl 0,1N, 0,2N, 0,3N, 0,4N, 0,5N

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 15


V. Prosedur Kerja :
1. Masukkan 25 ml HCl 0,1N kedalam beaker glass 100 ml
2. Amati temperaturnya dengan teliti
3. Masukkan serbuk Mg kedalam beaker glass dan dan aduk sampai
homogen
4. Amati waktu yang diperlukan untuk menaikkan temperature
campuran sebanyak 2oC
5. Ulangi percobaan sebanyak 3x untuk tiap-tiap konsentrasi HCl yang
ada.

Hasil percobaan :
Percoban
No Konsentrasi HCl
I (menit) II (menit) III (menit)
1
2
3
4
5

VI. Tugas dan Perhitungan :


1. Apa yang dimaksud dengan kecepatan reaksi?
2. Mengapa kecepatan reaksi tergantung dari konsentrasi zat yang
bereaksi?
3. Mengapa banyaknya serbuk Mg tidak mempengaruhi kecepatan
reaksi?
4. Tentukan kecepatan reaksi (v)?
5. Buat grafik log 1/t vs log k

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 16


PERCOBAAN VI
PENETAPAN KONSTANTA KESEIMBANGAN
HIDROLISA ETIL ASETAT

I. Tujuan Percobaan : Menyelidiki reaksi kesetimbangan homogeny


antara air dengan etil asetat

II. Tinjauan Pustaka : Etil asetat dalam air akan terhidrolisa reversible
yang dapat dikatalis oleh asam anorganik, seperti asam klorida pada
kondisi tertentu akan tercapai kesetimbangan :
CH3COOC2H5 + H2O ------------- C2H5OH + CH3COOH

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 17


Bila larutan encer, maka konstanta kesetimbangannya dapat dinyatakan
sebagai berikut :
( C 2 H 5 OH ) (CH 3 COOH )
K=
( CH 3 COOC 2 H 5 ) (H 2O)
Karena kesetimbangan dicapai dengan lambat, maka campuran
didiamkan selama lebih kurang 48 jam. Secara eksperiman, menentukan
tetapan kesetimbangan sangat sulit, sebab harus menghitung
konsentrasi dalam keadaan campuran. Namun secara teoritis bisa
dilakukan, sehingga kesetimbangan tidak bergeser. Kemudian pada
suhu rendah dimana reaksi berlangsung sangat lambat dan pergeseran
kesetimbangan diabaikan, maka konsentrasi dapat dihitung. Bila
konsentrasi awal dari pereaksi diketahui dan hanya ada satu reaksi yang
terjadi, maka cukup untuk menentukan konsentrasi dari pereaksi saja
atau reaksi kesetimbangan. Konsentrasi zat lainnya dapat ditentukan
dengan metode persamaan kimia yang disetarakan

III. Alat – alat :


1. Erlenmeyer 50 ml 7 buah
2. Pipet volum 5 ml 1 buah
3. Buret dan piknometer 1 buah
IV. Bahan – bahan :
1. Etil asetat
2. Etanol 96%
3. HCl 3 N
4. NaOH 0,5 N
5. Indicator PP

V. Prosedur Kerja :
1. Dalam Erlenmeyer bertutup 50 ml masukkan masing-masing
campuran :
a. 5 ml HCl 3N + 5 ml air

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 18


b. 5 ml HCl 3N + 5 ml etil asetat
c. 5 ml HCl 3N + 4 ml etil asetat + 1 ml air
d. 5 ml HCl 3N + 2 ml etil asetat + 3 ml air
e. 5 ml HCl 3N + 4 ml etil asetat + 1 ml etanol
f. 5 ml HCl 3N + 4 ml etil asetat + 1 ml CH3COOH
g. 5 ml HCl 3N + 4 ml etanol + 1 ml CH3COOH

2. Tiap campuran dikocok homogen, tutup rapat kemudian disimpan


selama 48 jam sampai dengan 7 hari.
3. Tentukan densitas dari zat-zat berikut :
a. HCl 3N
b. Etil asetat
c. Etanol 96%
d. Air
4. Setelah 48 jam tiap-tiap campuran dititrasi dengan larutan standar
NaOH 0,5 N dan indicator PP

Hasil Percobaan I :
No Nama Zat Density (gr/ml)
1
2
3
4

Hasil Percobaan II :
No Campuran Volume NaOH (ml)
1
2
3
4

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 19


VI. Tugas – tugas :
1. Apa yang dimaksud dengan konstanta kesetimbangan?
2. Apa yang menyebabkan etil asetat menghasilkan asam asetat dan
etanol? Mengapa?

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Page 20

Anda mungkin juga menyukai