II. Tinjauan Pustaka : Percobaan ini bersifat semi kuantitatif yang dapat
dipergunakan untuk menentukan perubahan konsentrasi dan pengaruh
suhu terhadap laju reaksi. Reaksi yang akan diamati adalah reaksi
pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan
dengan asam. Reaksi ini disebutvsemi kuantitatif karena disini tidak
dilakukan pengukuran konsentrasi, yang diukur adalah waktu yang
diperlukan agar koloid belerang mencapai suatu intensitas tertentu.
Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
S2O3 (aq) + 2H+ ----------- H2O + SO(g) + S(g)
Hasil Percobaan :
No Konsentrasi relative Waktu 1/waktu
Na2S2O3 (detik) (detik-1)
1 25
2 20
3 15
4 10
5 5
6 0
o
Suhu : ……… C
Perhitungan :
1. Lengkapi tabel diatas, dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk
mengukur laju reaksi. Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi
konsentrasi tiosulfat.
2. Hitung orde reaksi terhadap tiosulfat.
Bagian B
1. Masukkan 10 ml Na2S2O3 0,25M kedalam gelas ukur 100 ml, lalu
encerkan volumenya menjadi 50 ml
2. Ukur 2 ml HCl 1M masukkan kedalam tabung reaksi, tempatkan gelas
ukur dan tabung reaksi tersebut di pengangas air pada suhu 35 oC.
biarkan kedua larutan beberapa lama sampai mencapai suhu
kesetimbangan, ukur suhu dengan thermometer dan catat.
3. Tambahkan HCl kedalam larutan Na2S2O3 tersebut, pada saat yang
bersamaan hidupkan stopwatch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas
ukur diatas kertas bertanda silang hitam, catat waktu yang dibutuhkan
sampai tanda silang menjadi kabur bila dilihat dari atas
4. Ulangi langkah kerja diatas untuk berbagai variasi suhu (empat variasi
suhu sampai 60oC), sesuai tugas asisten.
Hasil percobaan :
No Suhu Suhu 1/suhu Waktu 1/waktu Log
(oC) (K) (K-1) (detik) (det-1) (1/waktu)
1
2
3
4
5
Perhitungan :
1. Lengkapi tabel diatas, laju reaksi dinyatakan dengan 1/waktu. Buat
kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu ( oC), dan buat juga kurva log
laju reaksi sebagai fungsi 1/suhu (K-1)
2. Buat pembahasan menganai bentuk kurva yang diperoleh.
Dimana : C = 1 mol
C
Cn ¿ mol
n
C (air )
Jadi : K ¿
C/n( organik )
Dengan membuat grafik log C vs Log C(air), maka akan diperoleh harga
N sebagai slope dan harga n/K sebagai intersept, sehingga harga K dapat
ditentukan.
III. Alat-alat :
1. Corong pemisah 250 ml 2 buah
2. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
3. Buret 1 buah
4. Pipet volum 25 ml 1 buah
5. Pipet volum 10 ml 1 buah
6. Pipet tetes 1 buah
IV. Bahan-bahan :
1. Larutan CH3COOH 1,15 N dan 2,4 N
2. Larutan NaOH 1 N
3. Kloroform
4. Indikator PP
V. Prosedur Kerja :
1. 25 ml larutan CH3COOH 1,15 N dimasukkan kedalam corong
pemisah
2. Kedalam corong pemisah tersebut ditambahkan 25 ml kloroform.
3. Dikocok selama 20 menit sampai terjadi kesetimbangan lalu
dibiarkan selama 10 menit sampai terjadi pemisahan antara air dan
kloroform.
4. Dari larutan CH3COOH 1,15 N mula-mula dipipet 10 ml dan
dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambah 2 tetes indicator PP
lalu dititrasi dengan larutan NaOH 1 N sampai titik ekivalen,
Hasil Percobaan :
Konsentrasi sampel Volume (ml) NaOH untuk Volume (ml) NaOH untuk
CH3COOH titrasi CH3COOH awal titrasi CH3COOH awal
2
I II Rata I II Rata2
Perhitungan :
Konsentrasi CH3COOH mula-mula dapat diketahui dari titrasi dengan
larutan NaOH, misalnya a ml. konsentrasi CH3COOH setelah
kesetimbangan dapat diketahui pada titrasi larutan dengan pelarut air,
misalnya b ml NaOH. Dengan demikian C dapat dicari :
Log C(organik) = n log C(air)/log (n/K)
C(eter) = Cawal – Cair
Buatlah grafik log Cair vs log Ceter, maka didapat harga n sebagai slope dan
interseptnya log (n/K)
PERCOBAAN III
PENENTUAN BERAT MOLEKUL SUATU SENYAWA
m
PV ¿ x R T …………………………(2)
BM
m
P (BM) = x R T ………………….. (3)
V
V = Volume gas
P = Tekanan gas
Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 100 oC
ditempatkan dalam suatu Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang
kecil pada tutupnya dan kemudian labu tersebut dipanaskan samapi 100oC,
maka caiaran tadi akan menguap dan uap akan mendorong udara yang
terdapat pada Erlenmeyer keluar melalui lubang kecil tadi. Setelah semua
udara keluar, pada akhirnya uap cairan itu sendiri akan keluar, sampai
akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila keadaan kesetimbangan dicapai
yaitu tekanan uap cairan dalam labu Erlenmeyer sama dengan tekanan
udara luar. Pada kondisi keseimbangan ini, labu Erlenmeyer hanya berisi
uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Erlenmeyer
III. Alat-alat :
1. Erlenmeyer 5 ml 1 buah
2. Beaker glass 500 ml 1 buah
3. Aluminium foil
4. Karet gelang
5. Desikator 1 buah
6. Pipet volum 5 ml 1 buah
7. Thermometer 1 buah
IV. Bahan-bahan :
1. Kloroform
2. Aquades
V. Prosedur Kerja :
1. Ditimbang sebuah Erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering,
yang ditutup dengan menggunakan aluminium foil yang diikat
dengan karet gelang
2. Kemudian kedalam Erlenmeyer tersebut dimasukkan 5 ml cairan
volatile dan ditutup rapat sehingga kedap gas, timbang kembali alat
tersebut, lalu buat lubang kecil pada tutupnya dengan jarum
3. Erlenmeyer tersebut dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi air
mendidih bersuhu 100oC sampai cairan menguap, catat suhu
penangas air tersebut.
4. Erlenmeyer diangkat dari beaker glass, dikeringkan bagian luarnya
lalu didinginkan dalam desikator. Udara akan masuk kembali
Hasil Percobaan :
Massa Labu Erlenmeyer, (gram)
Massa Erlenmeyer, Aluminium Foil dan Karet Gelang, (gram)
Massa Erlenmeyer, Aluminium Foil, Karet Gelang dan Cairan X, (gram)
Massa Cairan X, (gram)
Massa Labu erlenmeyer dan air, (gram)
Massa Air, (gram)
Suhu Air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer, (oC)
Suhu Penangas Air, (oC)
Tekanan Atmosfir, (mmHg)
Perhitungan :
1. Hitung volume labu Erlenmeyer dengan menggunakan massa jenis
air dari tabel dibawah ini (massa jenis air dinyatakan dalam gr/cm3)
Pertanyaan :
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan utama dalam percobaan ini?
2. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa unsure tersebut mengandung :
Karbon : 10%
Klor : 89,0%
Hidrogen : 1,0%
Tentukan rumus molekul senyawa ini.
PERCOBAAN IV
KALOR PENGUAPAN SEBAGAI
ENERGI PENGAKTIFAN PENGUAPAN
Dari persamaan (3) plot k vs 1/T menghasilkan garis lurus dengan slope
–E/2,303 R dan intersept log k, dan harga energy pengaktifan penguapan
serta tetapan Arhenius dapat ditentukan.
III. Alat –alat :
1. Cawan porselin 1 buah
2. Penangas air 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Thermometer 1 buah
5. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
V. Prosedur Kerja :
1. Letakkan cawan porselin diatas penangas air
2. Amati temperaturnya, setelah sampai 35oC teteskan cairan volatile
kloroform kedalam cawan
3. Amati waktu yang diperlukan untuk menguapkan cairan sampai habis
4. Lakukan juga untuk cairan volatil air dengan temperatur cawan yang
sama
5. Ulangi langkah (2) dan (3) dengan temperature cawan 40 oC, 45oC,
50oC, 55oC, 60oC dan ikuti langkah (4)
6. Lakukan untuk tiap percobaan sebanyak 3x
Hasil percobaan :
Suhu CHCl3 (oC) T1 T2 T3 T Rata-rata
35
40
45
50
55
60
Perhitungan :
1. Tentukan harga kecepatan reaksi k dari percobaan.
PERCOBAAN V
KENAIKAN TEMPERATUR SEBAGAI UKURAN
KECEPATAN REAKSI
Hasil percobaan :
Percoban
No Konsentrasi HCl
I (menit) II (menit) III (menit)
1
2
3
4
5
II. Tinjauan Pustaka : Etil asetat dalam air akan terhidrolisa reversible
yang dapat dikatalis oleh asam anorganik, seperti asam klorida pada
kondisi tertentu akan tercapai kesetimbangan :
CH3COOC2H5 + H2O ------------- C2H5OH + CH3COOH
V. Prosedur Kerja :
1. Dalam Erlenmeyer bertutup 50 ml masukkan masing-masing
campuran :
a. 5 ml HCl 3N + 5 ml air
Hasil Percobaan I :
No Nama Zat Density (gr/ml)
1
2
3
4
Hasil Percobaan II :
No Campuran Volume NaOH (ml)
1
2
3
4