Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi
rahmat nikmat beserta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Adapun Tujuan dari Penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro pada Universitas Ekasakti Padang.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan yang
diberikan dari berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepada Ayah dan Almarhumah Ibu yang telah memberikan dorongan
baik dari segi perhatian maupun materi.
2. Kepada Bapak Drs.Risal Abu,ST. M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Ekasakti Padang.
3. Kepada Ibu Rosnita Rauf,MT selaku Ketua program Studi Teknik
Elektro Universitas Ekasakti
4. Kepada Bapak / Ibu Staf Pengajar dan karyawan/ti Fakultas Teknik
Universitas Ekasakti

Semoga segala amal kebaikannya yang diberikan kepada penulis akan


mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Padang, 05 Januari 2021


Penulis,

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................2
1.5 Batasan Masalah....................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan ...........................................................................2

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.........................................................4


2.1 Gardu Distribusi.....................................................................................4
2.1.1 Jenis Gardu Berdasarkan Bentuk Tampilannya..................................5
2.2 Teori Transformator ...........................................................................5

BAB III DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN.........................................6


3.1 Analisa Penelitian .............................................................................4
3.1.2 Beban Transformator..........................................................................8
3.1.3 Ketidakseimbangan Beban..................................................................8
3.1.4 Penyaluran Dan Susut Daya................................................................9
3.1.5 Rugi-Rugi (Losses) Pada Penghantar Netral Yang Disebabkan Oleh
Munculnya Arus Netral .....................................................................11
3.2 Analisa Dan Pembahasan.......................................................................12
3.2.2 Pengumpulan Data .............................................................................12
3.2.2 Analisa Pembebanan Trafo.................................................................13

2
3.2.3Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral pada Penghantar
Netral Transformator............................................................................14
3.3 Hasil Perhitungan Losses Pada Gedug Depan Kantor Rayon
Kayu Aro Dengan Beban Seharian.......................................................21
BAB IV PENUTUP .......................................................................................23
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Vektor Diagram Arus...............................................................7


Gambar 2. Gardu Depan Kantor Rayon (160 kVA)...................................9
Gambar 3. Skema Aliran Di Sisi Sekunder................................................10
Gambar 4. Data Pengukuran Beban Gedung Depan Kantor Rayon...........16
Gambar 5. Grafik Saving Kwh Dari Penyeimbangan Beban.....................20
Gambar 6. Grafik Akibat Penyeimbangan Pada Beban
Transfromator............................................................................20

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Pengukuran Beban................................................................10


Tabel 2. Hasil Perhitungan Losses sebelum beban seimbang.....................16
Tabel 3. Hasil perhitungan losses sesudah beban seimbang.......................16

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel Photovoltaic) akan lebih
diminati di indonesia karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang
relevan dan diberbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan
lainnya. Sehingga hal ini dipandang perlu untuk dikaji lebih lanju, agar diperoleh
kajian yang komprehensif secara teknik (Ubaidillah dkk., 2012). Aplikasi sistem
PLTS untuk pelistrikan desa sebagai sistem penggerak kincir pada tambak udang
dan penerangan rumah sangat di butuhkan oleh petambak udang untuk
meningkatkan produksi udang.
Pada perancangan PLTS ini diasumsikan bahwa penggunaan listrik dititik
beratkan pada tambak udang adalah untuk penggerak kincir air, penerangan rumah
tambak, TV dan catu daya. Studi perancangan sistem pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS) di daerah pedesaan yang belum terlistriki sebagai pembangkit listrik
alternatif untuk mendukung program ramah lingkungan dan energi terbarukan ini
perlu dilakukan dan bisa digunakan sebagai rekomendasi kepada calon pemakai
listrik tenaga surya, dimana harus memperhitungkan dan merencanakan secara
matang dan teliti besarnya kebutuhan minimum energi listrik yang diperlukan
sebelum membeli dan memasang komponen–komponen sistem PLTS Makmur,
dkk (2016) menuliskan bahwa Udang merupakan komoditas utama dalam
industrialisasi perikanan budidaya. Dalam periode 2010-2015,produksi udang
diharapkan meningkat sebesar dari 400.000 ton menjadi 785.900 ton. Budidaya
udang vaname pola superintensif menjadi orientasi sistem budidaya masa depan
dengan ciri volume wadah budidaya kecil, padat penebaran tinggi, produktivitas
tinggi, beban limbah minimal dan daya saing produk yang tinggi.
Dalam budidaya udang superintensif peran dan fungsi kincir sangat
perting untuk di kaji karena pertimbangan ruang penempatan kincir, arus yang
ditimbulkan, kemampuan untuk mendiffusi oksigen, kemampuan untuk

6
menghomogenkan perairan budidaya. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas
sehingga perlu dikaji pengaruh tipe kincir air terhadap produksi tambak
superintensif. Tambak udang sebagai suatu ekosistem perairan buatan dan bersifat
tertutup sangat membutuhkan perlakuan teknis budidaya yang dapat menstimulasi
proses-proses fisika, kimia dan biologi menuju keseimbangan ekosistem perairan
tersebut. Keseimbangan ekosistem perairan tambak diharapkan dapat menciptakan
lingkungan yang nyaman dan aman bagi udang seperti dalam ekosistem alaminya.
Salah satu sarana yang memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan
kondisi perairan tambak (terutama pada budidaya udang skala intensif) seperti
tersebut di atas adalah kinci air. Namun pada tambak udang daerah pedesaan di
kabupaten pinrang yang belum terlistriki pengunaan kincir air untuk
meningkatkan hasil produksi tambak masih jauh dari harapan. Oleh karena itu,
penilitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran investasi penggunaan
PLTS sebagai sumber energi alternatif dan ramah lingkungan untuk penggerak
kincir air dan membandingkan dengan menggunakan bahan bakar sebagai sumber
energi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana cara
pemanfaatan solar cell sebagai sumber energi penggerak untuk
menjalankan motor penggerak?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan energi matahari dan
pemanfaatan solar cell sebagai sumber energi terbarukan dan dapat sebagai
energi alternatif
1.4 Batas Masalah
Adapun batas masalah dari penelitian ini adalah tentang bagaimana cara
pemanfaatan solar cell sebagai energi alternatif untuk penggerak pada
motor penggerak

7
1.5 Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat dari penelitian ini adalah kita dapat menmafaatkan solar
sel sebagai energi alternatif untuk mengerakan motor pengerak
1.6 Sistem Sistematika
Penyusunan review jurnal ini terdiri dari beberapa bab dan masing-
masing bab berisi uraian singkat. Hal ini dimaksudkan agar topik
permasalahan lebih sistematis dan spesifik.

BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah,metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bab ini membahas teori-teori pendukung yang digunakan dalam
penyelesaian masalah dalam laporan kerja praktek ini.

BAB III : DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengumpulan data, pembahasan
pada jurnal ini.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan tentang keseluruhan rangkaian review jurnal ini dimana
didalamnya terdapat kesimpulan dan saran-saran.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PLTS
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah
energi surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung
dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi
cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memfokuskan energi matahari kesatu titik untuk menggerakkan mesin
kalor.
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan
jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan
kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari
dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk
memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya
dibatasi oleh keinginan untuk menangkap kesempatan. Ada banyak cara untuk
memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi
energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. memanfaatkan energi ini dengan
memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai
arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik
untuk kegunaan . dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan
“photovoltaic” (photo = cahaya, voltaic = tegangan). Photovoltaic tenaga matahari
melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah
penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas
elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic
adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel
photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semikonduktor seperti itu, satu
bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi

9
konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan
menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Semakin kuat cahaya
yang diterima, semakin kuat pula aliran listik yang didapatkan.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang
untuk beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung,
dengan energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan
sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi
yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.
Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator,
menggunakan solar cell yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk
menyediakan listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga
listrik. Para peneliti telah mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar
Chill yang dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari
pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu
menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin
bergantung dengan tenaga listrik untuk mendinginkan makanan mereka.
Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek semakin
meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan
atap konvensional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan
menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran
yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat
digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di
musim panas ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu
membantu mengurangi beban maskimum elektrik. Baik dalam skala besar
maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik,
atau dapat disimpan dalam sel-nya.
Ivanpah Solar Plant yang terletak di Gurun Mojave akan menjadi
pembangkit listrik tenaga surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya
mencapai 377 MegaWatt. Meski pembangunan didukung oleh pendanaan
Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai program 10000 MW energi

10
terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena mengancam
keberadaan satwa liar di gurun.
2.1.1 Komponen-komponen PLTS
Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya,
maka dalam penelitian ini akan dijelaskan komponen-komponen yang
dipakai dalam PLTS, dan trend teknologi yang ada seperti dibawah
1.Modul Photovoltaic
Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang
merupakan unit rakitan beberapa sel surya phoptovoltaic. Untuk membuat
modul photovoltaic secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal
dan thin film. Modul photovoltaic dapat dibuat dengan teknologi yang
relative sederhana,sedangkan untuk membuat sel photovoltaic diperlukan
teknologi tinggi. kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi
surya photovoltaic adalah investasi awal yang besar. Untuk mendapatkan
kapasitas yang lebih besar maka beberapa modul digabung akan
membentuk array
2.Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh
modul surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakan beban. Ukuran
baterai yang dipakai sangat tergantung pada ukuran panel dan load pattern.
Ukuran baterai yang terlalu besar baik
untuk efisiensi operasi tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi
yang terlalu besar. Sebaliknya ukuran baterai terlalu kecil dapat
mengakibatkan tidak tertampungnya daya yang lebih. Baterai tersebut
mengalami proses siklus menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada
ada atau tidak adanya sinar matahari. Selama waktu adanya matahari, array
panel menghasilkan daya listrik. Daya yang tidak digunakan dengan segera
dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama waktu tidak adanya matahari,
permintaan daya listrik disediakan oleh baterai. Kapasitas bateri tergantung
dari daya modul yang dikeluarkan dengan tegangan yang dikeluarkan 24
V,DC.
3.Inverter
Inverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC
(direct current) yang dihasilkan array PV menjadi arus dan tegangan listrik
AC (alternating current). Inverter yang digunakan adalah inverter dengan
kapasitas tergantung dari kapasitas daya modul surya dengan tegangan
keluaran AC 220 Volt.
4.Solar Charger Controller
Solar Charger Controller pada sistem panel surya (atau sering kali disebut
SCC atau Battery Control Unit (BCU) atau Battery Control Regulator (BCR) )
adalah bagian yang cukup penting.

11
Peran utama SCC adalah melindungi dan melakukan otomatisasi
pada pengisian baterai. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan sistem dan
menjaga agar masa pakai baterai dapat dimaksimalkan.

2.1.2 Keuntungan PLTS

1. Tidak akan pernah habis

Keuntungan yang pertama adalah tidak akan pernah habis dan ramah
lingkungan. Seperti yang Anda ketahui energi matahari merupakan sumber energi
terbarukan yang tidak akan pernah habis. Penggunaan energi surya juga dapat
mencegah penggunaan bahan bakar fosil menjadi semakin menipi. Dan bahkan
saat ini banyak sekali negara-negara maju yang menggunakan energi surya untuk
menjadikannya energi listrik.

2. Ramah lingkungan/ tidak menghasilkan gas buang

Yang kedua adalah ramah lingkungan. Dikatakan ramah lingkungan karena


penggunaan energi surya tidak akan menghasilkan emisi karbon sama seperti
BBM. Oleh karena itu energi surya dapat dikatakan sebagai salah satu sumber
energi alternatif yang sangat lingkungan. Dan pastinya hal ini dapat mencegah
pemanasan global yang dapat menyebabkan perubahan iklim tak menentu.

3. Hanya membutuhkan sedikit perawatan

Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya selanjutnya adalah hanya


membutuhkan sedikit perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi, panel surya
dapat menciptakan listrik dengan luasan hanya beberapa milimeter dan tidak
memerlukan perawatan yang berarti. Tak hanya itu saja, panel surya juga
memproduksi energi dalam diam, sehingga tak mengeluarkan bunyi bising dan
lainnya.

2.1.3 Kerugian PLTS

1. Daya yang dihasilkan berkurang ketika mendung

Seperti yang kita ketahui PLTS membutuhkan sinar matahari untuk bekerja.
Maka ketika mendung maka output tidak akan maksimal. Pada malam hari panel
surya akan off atau tidak mengeluarkan output/keluaran . Namun untuk
menyiasati hal ini banyak PLTS skala besar yang melacak matahari untuk
menjaga panel surta di sudut optimal sepanjang hari.

12
2. Besarnya biaya pembangunan/ Biaya Investasi

Pembangkit listrik ini juga sangat membutuhkan biaya yang sangat besar per
MWP. Oleh karena itu banyak sekali negara-negara yang memikirkan hal ini
ketika akan membangunnya. INvestasi tinggi dikarenakan dibutukan lahan yang
sangat luas, harga panel surya yang masih relatif tinggi dan komponen-komponen
pendukung lainya .

2.1.4 Macam-Macam PLTS

Beberapa jenis PLTS tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. PLTS SHS

Pembangkit listrik tenaga surya ini digunakan untuk segmen rumah-rumah


yang tidak terjangkau listrik dari PLN.

2. PLTS Terpusat

Pembangkit listrik tenaga surya ini digunakan untuk segmen desa atau
kota baru di daerah terpencil semisal di pegunungan atau di pedalaman.

3. PLTS Pompa Air

Sama seperti namanya, PLTS Pompa Air digunakan untuk memompa air
secara otomatis dan kelebihannya adalah lebih hemat jika dibanding dengan
pompa air energi lain.

4. PLTS Atap

Pembangkit listrik tenaga surya jenis ini sudah banyak digunakan oleh
warga-warga perkotaan. Mereka memasang panel surya di atap rumah masing-
masing untuk memangkas biaya listrik bulanan.

13
BAB III

HASIL PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian


Dari hasil pengumpulan data selama satu bulan diperoleh
rata-rata penyinaran matahari dan temperature udara ditambak udang dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Radiasi Matahari dan temperature udara
No Pukul radiasi suhu
1 8:00 598 28
2 9:00 695 29
3 10:00 895 30
4 11:00 1156 32
5 12:00 1298 33
6 13:00 1215 33
7 14:00 1187 32
8 15:00 786 31
9 16:00 536 29
10 17:00 456 27
Berasarkan hasil pengukuran radiasi dan temperature dapat dilihat

14
bahwa pemakaian PLTS sebagai sumber energi alternative untuk tambak
udang sebagai penggerak kincir, penerangan dan lain-lain sangat memenuhi
syarat. Setelah dilakukan pengukuran ini kemudian dilakukan perhitungan
kebutuhan beban dan kebutuhan komponen PLTS.
Pembahasan
Menghitung Kebutuhan Beban
Data hasil Penelitian dapat dilihat pada tabel 2 adalah jenis beban yang akan
ditanggung oleh PLTS antara lain
1. Motor penggerak kincir
Motor penggerak kincir yang akan digunakan adalah Brushless DC
electric motor (BLDC motors, BL motors) dikenal juga sebagai
electronically commutated motors (ECMs, EC motors), atau motor DC
sinkron. Adapaun kapasitas motor yang digunakan adalah 500 W 48
Volt yang digunakan selama 13 jam.
2. Penerangan jalan tambak
Lampu penerangan jalan tambak menggunakan lampu LED dengan
kapasitas 24 Watt. Lampu yang digunakan sebanyak 5 buah. Untuk
penerangan jalan dari rumah tambak menuju tambak yang digunakan
selama 13 jam.
3. Penerangan Jumlah Tambak
Lampu pada penerangan rumah tambak menggunakan lampu DC 20
W sebanyak 4 buah yang di gunakan untuk penerangan rumah tambak
yang digunakan selama 6 jam

Tabel 2. Kebutuhan Beban


Kuota Total Energi
N Uraian Jumla Energi (Wh/Hari)
o h (Wh)
1 Motor Penggerak Kincir 1 6500 6500
2 Penerangan Jalan Tambak 5 312 1560
3 Penerangan Rumah Tambak 4 120 4
8
0
Sub Total 1 8540
Rugi-rugi + Cadangan 2562
Energi 30%
Total 11102
Menghitung kebutuhan Komponen PLTS Kapasitas dan
jumlah Battery
Untuk menghitung kapasitas battery dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. Kapasitas Baterry


Perhitung
an
Kapasitas

15
Battery
B1 = Jumlah Hari Tanpa Matahari 2
B2 = DOD (depth of Discharge) batas pengambilan energi 0,8
80 %
B3 = Kapasitas Battery yang di butuhkan (Ah x B1) / B2 578,225
B4 = Kapasitas Ah battery yang di pilih 120
B5 = jumlah battery yang di hubung parallel (B3/B4) 5
B6 = jumlah battery yang di hubung seri ( tegangan battey 1
tegangan system)
B7 = jumlah total Battery (b5 x B6) 5
B8 = total kapasitas Ah battery 600
B9 = total kapsitas kWh battery ( B8 x 48 V ) / Ah battery 240

Dari hasil perhitungan dapat diketahui jumlah battery yang


dibutuhkan untuk menanggung beban harian adalah sebanyak 5 buah
dengan kapasitas 120 Ah yang disusun secara parallel.

Kapasitas dan Jumlah Modul Surya


Setelah diperoleh total Wh perhari, maka dapat ditentukan jumlah
modul sel surya yang dibutuhkan untuk mensuplay beban tersebut. Berikut
ini adalah tabel penentuan jumlah sel surya
Perhitungan Kapasitas Modul Surya
C1 = Jumlah total energi Beban Perhari 11102
C2 = Tegangan Modul Surya pada daya maksimum kondisi STC 20,4
C3 = Daya maksimum modul surya pada kondisi STC 300
C4 = PSH (Peak Sun Hour) 5
C5 = keluaran Energi modul Surya perhari (C3 x C4) 1500
C6 = Keluaran Energi pada temperature operasi (Df xC6), Df = 0,8 1200
C7 = Jumlah Modul Surya Untuk memenuhi kebutuhan beban (C1 : C6) 9,25 ≈
10

Tabel 4. Kapasitas dan Jumlah Modul Surya

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah panel surya yang


dibutuhkan adalah sebanyak 10 buah dengan kapasitas masing-masing
mosul adalah 300 wp

Biaya Investasi Awal Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Yang termasuk kedalam biaya investasi awal PLTS adalah biaya

16
komponen PLTS, biaya rak panel, dan pemasangan instalasi PLTS.
Nama Komponen Jumla Satua Harga Total
h n Harga
Panel surya 10 buah 2,000,000 20000000
Inverter 1 buah 3,000,000 3000000
Baterai 5 buah 7,407,200 37036000
BCR 1 buah 2,000,000 2000000
Biaya instalasi dan setting
PLTS 1 kali 500,000 500000
Rak sel surya 5 buah 500,000 2500000
Biaya pengerjaan rak 1 kali 1,000,000 1000000
Biaya pengiriman material 1 kali 1,000,000 1000000
Total biaya investasi 67036000

Berdasarkan hasil perhitungan biaya investasi diperoleh total biaya


investasi awal sebesar
Rp.67.036.000,-

17
Perhitungan Biaya Operasional Dan Pemiliharaan
Biaya operasional dan pemiliharaan setiap tahunnya untuk sistem
PLTS umumnya diperhitungkan sebesar 1-2% dari total biaya investasi awal
untuk komponen sistem PLTS.
OP = 1% x IA
= 1% x Rp 67,036,000
= Rp 670,360/ tahun

BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1) Total Kebutuhan beban yang akan di suplai oleh system PLTS ini dalah
sebesar 11102 W, dengan total daya tersebut dibutuhkan modul surya
sebanyak 10 buah dengan kapasitas 300 W/ unit serta jumlah battery
sebanyak 5 buah dengan tegangan kerja 48 V dan arus kerja 120 Ah.
2) Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membuat PLTS stand alone
untuk penggerak motor kincir air pada tambak udang adalah sebesar
Rp. 67.036.00,- dengan Biaya Operasional Dan Pemiliharaan sebesar

xviii
Rp.670.036,-
3) Berdasarkan hasil wawancara biaya bahan bakar genset sebagai sumber
energi utama adalah sebesar Rp.300.000/hari. Maka dalan sebulan
biaya bahan bakar dibutuhkan sebesar kurang lebih Rp.9.000.000,-
4) Berdasarkan pehitungan investasi dan penggunaan bahan bakar dalam
jangka waktu 10 tahun, pada dasarnya penggunaan PLTS sebagai
penggerak motor termasuk murah hanya saja besarnya biaya investasi
awal yang sangat besar yang menjadi kendala utama.

DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Kholid, (2011), Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan
Penerapannya Untuk Daerah Terpencil, Jurnal Dinamika Rekayasa,
1(1): 28-33
Anggara, I.W.G.A, Kumara, I.N.S., Giriantari, I.A.D, (2014), Studi
Terhadap Unjuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 Kw Di
Universitas Udayana Bukit Jimbaran, Spektrum, 1(1): 118-122.
Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2017, Panduan
Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat di
Perguruan tinggi Edisi XI.
Ubaidillah, Suyitno, Juwana, Wibawa Endra, (2012), Pengembangan
Piranti Hibrid Termoelektrik – Sel Surya Sebagai Pembangkit
Listrik Rumah Tangga, Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 10(2):
194- 21

xix
xx

Anda mungkin juga menyukai