Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti dalam Konstruksi Umum

dan Las contohnya konstruksi jembatan, konstruksi gedung/bangunan, konstruksi kapal,


kontainer, tanki. Sifat baja dalam aplikasi ini memiliki kekuatan menengah sampai dengan
tinggi (Medium-high strength). Aplikasi General Pipe & Tube seperti dalam pipa ukuran kecil
dan sedang untuk keperluan struktur dan non struktur contohnya pilar, konstruksi, rangka
baja/steel frame, linepipes furniture, automotive part. Sifat Baja dalam aplikasi ini memiliki
kekuatan rendah dan menengah, memiliki kemampuan las dan kemampuan membentuk. Baja
canai panas juga merupakan bahan baku bagi baja tahan korosi. Aplikasi ini digunakan pada
jembatan, expose structures, tiang listrik, kargo kontainer, gerbong kereta api, bangunan,
gedung, industrial machinery.
Dalam SNI 07-0601-2006 Baja Lembaran Gulungan Canai Panas (BjP) didefinisikan sebagai
baja yang berbentuk pipih, dibuat dari baja berbentuk slab yang dilakukan proses canai panas
diatas temperatur rekristalisasi. BjP memiliki 3 bentuk dengan ukuran yang berbeda- beda.
BjP ada yang berbentuk gulungan, lembaran (baja dengan ketebalan lebih kecil dari 6mm (t <
6mm), pelat (BjP lembaran dengan ketebalan lebih besar atau sama dengan 6mm (t ≥ 6mm).
BjP memiliki simbol pada msing-masing produk yaitu
Tabel 1.Simbol Penamaan BjP
Simbol kelas Sifat Penggunaan
BjPC Komersial (comercial quality)
BjPD Pearikan (drawaing quality)
BjPE Penarikan dalam (deep drawing quality)
BjPS Penarikan dalam non aging (non ging deep drawing)

Dimensi yang diukur dalam SNI BjD adalah tebal, lebar dan panjang dengan satuan milimeter
(mm). Dalam standar ini masih diperbolehkan ada toleransi tebal, lebar dan panjang. nilai
kuat tarik, batas luluh yang dinyatakan dalam satuan kg/mm2 atau N/mm2 (1 kg/mm2=9,81
N/mm2) dan nilai regangan dinyatakan dalam persen. Berikut gambaran tebal BjP yang
diberlakukan SNI secara wajib serta toleransinya
Tabel 2. Ukuran tebal nominal satuan mm
1,8 2,0 2,25 2,5 28 3,0 3,2 3,6
4,0 4,5 5,0 5,6 6,0 6,5 7,0 8,0
9,0 10,0 11,0 12,0 12,7 13,0 14,0 15,0
16,0 17,0 18,0 19,0 20,0 22,0 24,0 25,0

Untuk mendapatkan SPPT SNI maka setiap BjP wajib memenuhi ketentuan dalam syarat
mutu dalam SNI. Syarat mutu dalam SNI BjP teruang dalam Pasal 5 SNI 07-0601-2006191
yang terdiri dari dimensi (dalam bentuk ukuran tebal, lebar dan panjang nominal serta
1
toleransi), Komposisi kimia, Sifat mekanis, Sifat tampak dan bentuk. Sifat tampak permukaan
BjP harus bebas dari cacat yang akan mengganggu pada proses selanjutnya. Cacat dengan
kelas ringan untuk BjP pelat dapat dihilangkan dengan proses gurinda. Kedalaman gurinda
maksimum adalah 7% dari tebal dengan luas permukaan cacat 2% dari pelat dan lembaran
pada satu sisi, perbaikan dengan sistem pengelasan tidak diperbolehkan. Pengambilan contoh
dilakukan secara acak (random). Uji yang dilakukan untuk mendapatkan SPPT SNI terdiri
dari:
 Uji komposisi kimia;
 Uji mekanik (uji tarik, uji lengkung); serta
 Uji sifat tampak dan bentuk;
syarat lulus uji apabila pengujian dan pemberian tanda lulus uji dilakukan oleh badan yang
berwenang, kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok
tersebut memenuhi syarat mutu, apabila syarat mutu tidak terpenuhi dapat dilakukan uji ulang
dengan jumlah contoh uji sebanyak dua kali jumlah dari contoh yang gagal untuk kelompok
yang sama, apabila hasil uji ulang memenuhi syarat mutu, maka kelompok tersebut
dinyatakan lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji jika salah satu syarat mutu pada uji
ulang tidak terpenuhi. Penandaan pada produk yang telah memenuhi ketentuan SNI dilakukan
pada label produk. Selain Tanda SNI di dalam label juga memuat nama dan logo pabrik
pembuat, komoditi yang menunjukan kelas produk, spesifikasi, ukuran (tebal × lebar ×
panjang)

Anda mungkin juga menyukai