Anda di halaman 1dari 2

Pemilihan Komoditi Uji Banding

II. Hasil
Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi domestik, selain dipenuhi dari produksi nasional,
produk besi baja juga diimpor dari berbagai negara. Selama tahun 2010-2014, secara total
impor besi baja meningkat signifikan sebesar 10,4% per tahun mencapai 14,16 juta ton atau
senilai USD 12,65 miliar di tahun 2014. Namun, impor besi baja di tahun 2014 tersebut telah
berkurang 11,95% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 16,04 juta ton atau senilai
USD 14,40 miliar. Dari total produk besi baja impor tersebut, sebagiannya telah dan sedang
dikenakan tindakan pengamanan berupa tindakan antidumping dan tindakan pengamanan
perdagangan (safeguard). Jumlah impor produk yang dikenakan tindakan pengamanan
tersebut, secara kumulatif 2010-2014, mencapai 27% dari impor produk besi baja, yang terdiri
dari 20% impor yang dikenakan BMAD dan 7% impor yang dikenakan BMTP.

Gambar 1. Komposisi Kinerja Impor Besi Baja


Impor yang dikenakan BMAD beberapa diantaranya adalah produk HRC dan CRC. Impor
HRC, secara kumulatif 2010-2014, mencapai 6,82 juta ton atau 37,77% dari impor besi baja
yang dikenakan TPP. Impor HRC terus mengalami lonjakan signifikan sejak tahun 2010
hingga 2013. Namun demikian, impor HRC di tahun 2014 turun 14,60% dibanding tahun
sebelumnya. Sementara impor CRC, secara kumulatif juga berperan besar terhadap impor besi
baja, mencapai 19,26% dari impor besi baja yang dikenakan TPP atau sebesar 3,48 juta ton.
Impor HRC melonjak signifikan di tahun 2010- 2012, dan mulai turun di tahun 2013. Impor
CRC di tahun 2014 juga turun signifikan 44,50% dibanding tahun 2013. Selain diimpor, besi
baja juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dunia. Tercatat selama tahun 2010-
2014, eskpor besi baja turun 0,22% per tahun. Namun demikian, di tahun 2014 ekspor besi
baja mencapai 2,27 juta ton atau meningkat signifikan 88,26% dibanding tahun 2013 yang
mencapai 1,21 juta ton. Produk HRC, selain impornya meningkat signifikan, ekspornya juga
1
memperlihatkan kinerja yang sama. Ekspor HRC meningkat meningkat 27,8% per tahun
selama 2010-2014. Bahkan ekspornya di tahun 2014 meningkat drastis hingga mencapai
49,67 ribu ton atau naik 67,12% dibanding tahun 2013 yang hanya mencapai 29,72 ribu ton.

Dalam rangka mengamankan dan menyelamatkan industri besi baja nasional, terutama terkait
dengan impor besi baja, pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan. Salah satunya
adalah mengendalikan impor produk besi baja melalui regulasi tentang Ketentuan Impor Besi
atau Baja (Permendag No.54/MDAG/PER/12/2010 yang telah diubah menjadi Permendag
No.08/MDAG/PER/2/2012) maupun Ketentuan tentang Impor Baja Paduan (Permendag
No.28/M-DAG/PER/6/2014). Selain itu, pemerintah juga menerapkan tindakan pengamanan
berupa pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan
Pengamanan (BMTP). Permendag No.54/M-DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan Impor
Besi atau Baja dimaksudkan untuk peningkatan tertib administrasi di bidang impor besi atau
baja guna menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Peningkatan
tertib administrasi tersebut dilakukan antara lain dengan pengaturan bahwa impor besi atau
baja hanya dapat dilakukan oleh Importir Produsen (IP) Besi atau Baja dan Importir Terdaftar
(IT) Besi atau Baja. IP-Besi atau Baja adalah perusahaan yang telah memiliki izin usaha
industri atau izin usaha lainnya yang mengimpor Besi atau Baja untuk keperluan proses
produksinya atau perusahaan yang telah memiliki izin usaha industri atau izin usaha lainnya
yang mengimpor Besi atau Baja untuk digunakan sendiri sebagai pendukung keperluan proses
produksinya atau kegiatan usahanya. Sementara IT-Besi atau Baja adalah perusahaan yang
telah memiliki izin usaha yang mengimpor produk Besi atau Baja untuk disalurkan kepada
perusahaan produsen atau pengguna akhir. Kondisi tingginya nilai impor dan peredaran
produk baja di dalam negei seperti di atas menjadi acuan dalam pemilihan komoditi yang
akan di uji bandingkan, oleh sebab itu dibuat langkah pemilihan komoditi antara lain :
 Ketentuan dari pemberi sponsor LP-BIM (Laboratorium Penguji Baristand Industri
Medan), yaitu untuk lingkup terkait lingkup akreditasi dan mau akreditasi.
 Jenis produk yang mendukung pelaksanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
diwajibkan (komoditi baja).
 Jenis komoditi yang terkait isu hangat yang beredar di masyarakat terutama mengenai
bahan konstruksi dan menyangkut keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai