Anda di halaman 1dari 5

Nama : Selvyra Eka Masturina

Nim :P17321183040
DIV Semester 6

Tugas Individu Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal


Resume Penilaian Kondisi Pasien yang Berkaitan dengan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal
(Dosen : Susanti Pratamningtyas,M.Keb)

A. Definisi Gawat Darurat


Definisi gawat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang
mengancam nyawa pasien. Contoh : penderita sakit kanker
Definisi darurat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang
membutuhkan pertolongan segera. Contoh : pasien yang menginjak paku.
Definisi gawat darurat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera
yang mengancam nyawa pasien dan membutuhkan pertolongan segera. Contoh : pasien tang
tersedak makanan, penderita dengan serangan jantung.
Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi apakah dalam keadaan gawat
darurat atau tidak harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetrik.

B. Penilaian awal Gawat Darurat


Penilaian awal adalah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri
yang membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang
dihadapi.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal ialah sebagai berikut :
1. Periksa Pandang
a. Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah, tampak
kesakitan.
b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.

1
d. Menilai perdarahan dalam kemaluan
2. Periksa Raba
a. Kulit : dingin, demam.
b. Nadi : lemah/kuat, cepat/normal.
c. Kaki/tungkai bawah : bengkak
3. Tanda vital
Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan

Hasil penilaian awal ini, berfokus pada apakah pasien mengalami syok
hipovolemik, syok septic, syok jenis lain, koma, kejang-kejang atau koma disertai kejang-
kejang, menjadi dasar pemikiran apakah kasus mengalami perdarahan, infeksi,
hipertensi/preeklamsia/eklamsia atau penyulit lain. Dasar pemikiran ini harus dilengkapi
dan diperkuat dengan melakukan pemeriksaan klinik lengkap, tertapi sebelum
pemeriksaan klinik lengkap selesai dilakukan, langkah-langkah untuk melakukan
pertolongan pertama sudah dikerjakan sesuai hasil penilaian awal, misalnya ditemukan
kondisi syok, pertolongan pertama untuk melakukan syok sudah harus dilakukan.

C. Penilaian Klinik Lengkap


Penilaian klinik lengkap meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan
obstetric termasuk pemeriksaan panggul secara sistematis meliputi sebagai berikut.
1. Anamnesis
Diajukan pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikut dan
jawabannya dicatat dalam catatan medik.
a. Masalah/keluhan utama yang menjadi alasan pasien dating ke klinik.
b. Riwayat penyakit/masalah tersebut termasuk obat-obatan yang sudah didapat
c. Tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid
d. Riwayat kehamilan sekarang
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya
f. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat penyakit dalam keluarga Riwayat
pembedahan
g. Riwayat alergi terhadap obat

2
2. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita
b. Penilaian tanda vital (Tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan)
c. Pemeriksaan kepala dan leher
d. Pemeriksaan dada (pemeriksaan jantung dan paru-paru)
e. Pemeriksaan perut (kembung, nyeri tekan atau nyeri lepas, tanda abdomen akut,
cairan bebas dalam rongga perut)
f. Pemeriksaan anggota gerak (antara lain edema tungkai dan kaki)
3. Pemeriksaan Obstetri :
a. Pemeriksaan vulva dan perineum
b. Pemeriksaan vagina
c. Pemeriksaan serviks
d. Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya)
e. Pemeriksaan adneksa
f. Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan relaksasi, simetri, dan dominasi fundus)
g. Pemeriksaan janin:
a) Didalam atau diluar rahim
b) jumlah janin
c) presentasi janin dan turunnya presentasi seberapa jauh
d) posisi janin, moulase, dan kaput suksedaneum
e) Bagian kecil janin disamping presentasi (tangan, tali pusat, dan lain-lain)
f) Anomali kongenital pada janin
g) Taksiran berat janin
h. Janin mati atu hidup, gawat janin atau tidak
4. Pemeriksaan Panggul :
a. Penilaian pintu atas panggul :
1) Promontorium teraba atau tidak
2) Ukuran konjugata diagonalis dan konjugata vera
3) penilaian linea inominata teraba berapa bagian atau teraba seluruhnya
b. Penialaian ruang tengah panggul :

3
1) Penilaian tulang sacrum (cekung atau datar)
2) Penilaian dinding samping (lurus atau konvergen)
3) Penilaian spina ischiadika (runcing atau tumpul)
4) Ukuran jarak antaspina iskiadika distansia interspinarum)
c. Penilaian pintu bawah panggul :
1) Arkus pubis (lebih besara atau kurang dari 90°)
2) Penilaian tulang koksigis (ke depan atau tidak)
3) Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam
4) Penilaian panggul (panggul luas, sempit atau panggul patologik)
d. Penilaian imbang feto-pelvik : (imbang feto-pelvik baik atau disproporsi sefalo-
pelvik)

5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium sangat membantu dan menentukan baik dalam
penanganan kasus perdarahan, infeksi dan sepsis, hipertensi dan preeklamsia/eklamsia,
maupun kasus kegawatdaruratan yang lain.
6. Pemeriksaan Darah
Darah diambil untuk pemeriksaan berikut (disesuaikan dengan indikasi klinik).
a) Golongan darah dan cross match
b) Pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit.
Kadar hemoglobin dan hematokrit penting dalam kasus perdarahan. dalam
perdarahan akut kadar Hb dapat lebih tinggi, tetapi dalam kenyataannya jauh lebih
rendah. Dalam kasus sepsis kadar Hb penting dalam kapasitasnya untuk mengangkut
oksigen guna mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, sehingga harus
diupayakan kadar Hb > 10 gr% dan Ht >30%.
Jumlah dan hitung jenis leukosit berguna untuk memprediksi infeksi,
walaupun kenaikan jumlah leukosit tidak spesifik untuk infeksi. Pada kasus demam
tanpa tanda-tanda, lokasi infeksi, bila jumlah leukosit >15.000/mm3 berkaitan
dengan infeksi bakteri sebesar 50%. Selain itu, jumlah leukosit juga menjadi suatu
komponen criteria dalam SIRS (Systemik Inflammatory Response Syndrome) suatu
istilah untuk menggambarkan kondisi klinik tertentu yaitu pengaktifan inflammatory

4
cascade dan dianggap ada apabila terdapat 2 kelainan dari 4 yaitu : 1) suhu tubuh, 2)
Frekuensi jantung, 3) frekuensi napas, 4) jumlah leukosit. Jumlah trombosit
meningkat pada peradangan dan menurun pada DIC (disseminated intravascular
coagulation).
c) Pemeriksaan ureum dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal dan dehidrasi berat
d) pemeriksaan glukosa darah
e) Pemeriksaan pH darah dan elektrolit (HCO3, Na, K, dan Cl)
f) Pemeriksaan koagulasi
g) Pemeriksaan fungsi hati, bilirubin, dalam evaluasi gagal organ ganda
h) Kultur darah untuk mengetahui jenis kuman

7. Pemeriksaan Air Kemih


Dilakukan pemeriksaan air kemih lengkap dan kultur. Dalam kondisi syok biasa
produksi air kemih sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Berat jenis air kemih meningkat
lebih dari 1.020

Anda mungkin juga menyukai