Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di


dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk
yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda.
Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar
untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban
negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga
menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak
disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung
seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas yang
bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.

Agama Islam merupakan agama yang sempurna, dengan adanya


kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat dikalangan
masyarakat Islam saat ini.Islam menganjurkan untuk tetap berpegang
teguh kepada ajaran Islam dan sumber Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
Akan tetapi, untuk persoalan-persoalan yang belum jelas status hukumnya
dalam kedua sumber hukum itu, menuntut para ulama untuk memberikan
solusi dan jawaban yang tepat agar hukum Islam menjadi responsiv dan
dinamis.

Setiap pasangan yang sudah memasuki pintu gerbang kehidupan


berkeluarga melalui perkawinan bertujuan untuk membentuk sebuah
keluarga yang bahagia, sejahtera lahir batin yang disebut dengan keluarga
sakinah. Salah satu tujuan dari perkawinan adalah untuk mendapatkan
keturunan, akan tetapi keturunan yang berkualitas tentunya.

Anak merupakan harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan.


Berapa jumlah anak yang diinginkan tergantung dari keluarga itu sendiri.

1
Dengan demikian keputusan untuk memiliki sejumlah anak adalah sebuah
pilihan. Selain itu pemeliharaan kesehatan reproduksi suami isteri sebagai
keluarga mempunyai hak untuk menentukan tindakan yang terbaik yang
berkaitan dengan fungsi dan proses memfungsikan alat reproduksinya.
Segala sesuatu yang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam berbagai
bentuk anjuran, meskipun dengan tujuan yang mulia akan tetapi tetap
keputusan pilihan ada pada suami dan isteri. Walaupun pada hakikatnya
memang Allah yang menentukan. Salah satu cara untuk merencanakan
jumlah dan waktu kehamilan adalah dengan melalui Keluarga Berencana.

Program keluarga berencana memang tidak akan pernah terlepas dari


yang namanya kontrasepsi yaitu pencegahan konsepsi (pembuahan), atau
mencegah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) dari wanita dengan
sel mani (sperma) dari pria saat bersetubuh sehingga tidak terjadi
kehamilan. Sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,
maka teknik dari kontrasepsi telah banyak jenisnya, sehingga bisa menjadi
pilihan dan solusi bagi pasangan suami istri yang akan melaksanakan
program Keluarga Berencana (KB) ini. Keluarga berencana merupakan
salah satu persoalan yang sudah lama menjadi pembicaraan dalam Islam.
[QS. Al Isra : 31]

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan tema yang diangkat oleh penulis, maka rumusan masalah


karya tulis ilmiah ini adalah,

1. Apa pengertian Keluarga Berencana?


2. Apa saja macam-macam alat kontrasepsi?
3. Bagaimana pandangan Islam mengenai pemakaian alat kontrasepsi
untuk mewujudkan Keluarga Berencana?

2
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menjawab


rumusan masalah tersebut di atas, antara lain:

1. Memahami apa itu Keluarga Berencana.


2. Memahami macam-macam alat kontrasepsi.
3. Memahami pandangan Islam mengenai penggunaan kontrasepsi dalam
mewujudkan Keluarga Berencana.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan mampu membawa banyak manfaat


bagi masyarakat khususnya umat Islam akan pemahaman tentang
kontrasepsi dan Keluarga Berencana dan diharapkan dapat menambah
keimanan bagi setiap muslim bahwa agama Islam yang ada di dalam Al-
Qur’an adalah satu-satunya yang benar dan di ridhai Allah.

E. Metode Penelitian

Dari penulisan karya tulis ilmiah ini penulis memperoleh data-data


dengan metode literatur ilmiah seperti di buku, internet, dan jurnal yang
diringkas dan ditulis lagi dengan bahasa yang mudah dipahami.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak


dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan. (Sulisyawati, 2013)1

Menurut WHO (World Health Organization), Keluarga Berencana


adalah tindakan yang membantu individu atau pasutri untuk mendapatkan
objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.2

Mahmud Syaltut mendefinisikan Keluarga Berencana sebagai


pengaturan dan penjarangan kelahiran atau usaha mencegah kehamilan
sementara atau bahkan untuk selama-lamanya sehubunagn dengan situasi
dan kondisi tertentu, baik bagi keluarga yang bersangkutan maupun untuk
kepentingan masyarakat dan negara.3

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), Keluarga Berencana adalah


suatu ikhtiar atau usaha manusia dalam mengatur kehamilan dalam
keluarga dengan cara tidak melawan hukum agama, Undang-Undang
Negara dan moral Pancasila, demi untuk mendapatkan kesejahteraan
keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.4

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Keluarga


Berencana adalah pengaturan rencana kelahiran anak dengan melakukan
1
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika.
2
Hanafi Hartanto, KB Dan Kontrasepsi (jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004) 26
3
Mah,id Syaltut, Al-Fatana (Mesir: Darul Qalam, t.th.), 294-297
4
Tim Penyusun Majelis Ulama Indonesia, Kumpulan Fatwa Majlis Ulama
Indonesia (MUI)

4
suatu cara atau alat yang dapat mencegah kehamilan. KB bukan berarti
Birth Control atau Tahid al-Nasl yang konotasinya pembatasan atau
mencegah kelahiran, yang mana hal tersebut bertentangan dengan tujuan
perkawinan yaitu melanjutkan keturunan. Perencanaan merupakan hak dan
wewenang setiap manusia, termasuk perencanaan berkeluarga dengan
jumlah anak yang mungkin mampu ia tanggungkan sesuai dengan
kondisinya masing-masing. Perencanaan keluarga adalah merencanakan
kelahiran dengan memakai atau menggunakan suatu cara atau alat/obat
yang disebut kontrasepsi. Dengan demikian dapat dibedakan antara
mencegah kelahiran dengan mencegah kehamilan. KB adalah usaha untuk
mencegah kehamilan.

B. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan dilaksanakannya program KB yaitu untuk membentuk


keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
(Sulistyawati, 2013)5

Dalam lingkup kesehatan, tujuan KB antara lain dapat menjaga


kesehatan ibu dan anak, karena seorang ibu yang sering melahirkan dapat
mengandung berbagai risiko gangguan kesehatan, berupa kurang darah
(anemia), hipertensi, penyakit jantung dan sebagainya.

Tujuan demografis, yaitu upaya penurunan tingkat pertumbuhan


penduduk sebanyak 50% pada tahun 1990 dari keadaan tahun 1971. Kalau
ini berhasil, maka laju pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat ditekan
sampai 1% pertahun mulai 1990. Dengan demikian hasil pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi serta pendapatan negara semakin dapat
dirasakan, tidak sekedar memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang konsumtif
seperti pangan, pelayanan kesehatan dan masalah-masalah sosial lainnya,

5
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika.

5
tetapi meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara serta
membangun sarana-sarana yang lebih produktif. Dan juga untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga
kecil bahagia sejahtera.6

Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran


yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan
yang dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan
menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk
menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Hartanto,
2002)7.

C. Macam-Macam Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya


kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014)8.

Ada beberapa jenis kontrasepsi, di antaranya: kontrasepsi hormonal


oral, kontrasepsi hormonal jangka panjang, AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim) atau IUD (intra uterine device), cara-cara sederhana, memakai
metode penghalang: senggama terputus, kondom, diafragma, kondom
wanita, spermisida, tisu vaginal, pantang berkala, dan metode kontap
(kontrasepsi mantap), meliputi MOW (metode operasi wanita) dan MOP
(metode operasi pria).

a. Kontrasepsi Sederhana

6
www. Bkkbn.go.id. diakses 2 Desember 2019
7
Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka
Sinar Harapan.
8
Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika

6
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan
alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode
Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender,
Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu
kondom, diafragma9, cup serviks dan spermisida.

b. Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi


2 yaitu kombinasi yang mengandung hormon progesteron dan
estrogen sintetik (pil atau injeksi) dan yang hanya berisi
progesteron saja (pil, suntik, dan implan).

Pil KB, adalah berupa tablet yang berisi bahan progestin dan
progesteren yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah
terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endomentrium.
Evektivitasnya cukup tinggi, sekitar 95 %.

Penggunaan sediaan kombinasi atau sekuensial dalam waktu


yang lama akan menekan fungsi ovarium. Gambaran makroskopis
ovarium tampak sebagai suatu keadaan yang relative inaktif,
terdapat sedikit perkembangan folikel dan korpora lutea, dengan
folikel-folikel yang lebih besar, udema pada stroma dan tidak
dijumpai adanya gambaran ovulasi lain, seperti yang terlihat pada
wanita normal.10

Pada umumnya, jumlah estrogen endrogen yang


diekskresikan dalam urin berkurang dibandingkan wanita normal

9
Dengan cara ini wanita memasang suatu alat dari karet atau plastik di dalam
liang vagina sehingga menutup jalan masuk ke rahim.
10
Soetjiningsih.ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC,1997

7
yang sedang menstruasi, dan ekskresi pregnandiol tidak selalu
meningkat pada fase selanjutnya dari siklus. Tidak diketahui
apakah ekskresi pregnandiol yang meningkat disebabkan oleh
tidak terjadinya ovulasi atau karena korpora lutea terbentuk tanpa
ovulasi. Meskipun pernah dilaporkan adanya folikel sistik pada
pasien yang makan pil kontrasepsi, ovarium biasanya menjadi
lebih kecil meskipun sebelum terapi sudah membesar.

Secara umum efek penggunaan kontrasepsi oral (estrogen


dan progesteron dosis tinggi)

1) Mual → terjadi pada 50 % hingga 70 % wanita


2) Muntah → terjadi pada 25% wanita
3) Nyeri tekan pada payudara
4) Pusing
5) Sakit kepala
6) Nyeri abdomen

Sedangkan efek samping kontrasepsi oral yang hanya


mengandung progestin saja:

1) Sama seperti efek samping kombinasi tetapi jarang terjadi


2) Gangguan siklus menstruasi disertai pendrahan abnormal,
haid berikutnya bisa terjadi beberapa hari lebih cepat atau
lebih lambat dari yang diperkirakan. Jika haid tidak terjadi
dalam waktu 3 mingg evaluasi adanya kehamilan

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis


suntikan yang dibedakan menjadi duamacam yaitu DMPA (depot
medroksiprogesterone asetat) dan kombinasi.Suntik DMPAberisi
depot medroksiprogesterone asetat yang diberikan dalam suntikan
tunggal 150mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu.
Efek samping penggunaan suntik DMPA adalah gangguan haid,
penambahan berat badan, kekeringan vagina, menurunkan libido,

8
gangguan emosi, sakit kepala, nervotaksis dan jerawat. Gangguan
haid yang sering ditemukan berupa siklus haid yang memendek
atau memanjang, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan yang
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama
sekali (amenore).

Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan ke dalam tubuh wanita


yang dikenal cairan Devo Provera, Net Den dan Noristerat
efektivitasnnya mencapai 99 %. Cara kerjanya yaitu menghalangi
terjadinya ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak
mungkin terjadi

Efek samping kontrasepsi DMPA9:

1) Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting,


menorarghia, metrorarghia.
2) Penambahan berat badan.
3) Mual.
4) Kunang-kunang.
5) Sakit kepala.
6) Nervositas.
7) Penurunan libido.
8) Vagina kering.

Keuntungan suntikan KB:

1) Pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12 minggu


2) Tingkat efektivitasnya tinggi
3) Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
4) Pengawasan medis yang ringan
5) Dapat dipakai-diberikan pasca persalinan, pasca keguruan
atau pasca menstruasi
6) Tidak menggangu pengeluaran laktasi dan tumbuh
kembang bayi

9
7) Suntikan KB Cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta
KB akan mendapatkan menstruasi

Kerugian suntikan KB:

1) Perdarahan yang tidak menentu


2) Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan
3) Masih terjadi kemungkinan hamil. Kerugian atau penyulit
inilah yang menyebabkan peserta KB menghentikan
suntikan KB.

. Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Susuk KB


yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima
masyarakat sehingga Indonesia merupakan negara terbesar
pemakai norplant.

Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mgr Levonorgestrel


yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep
mekanisme kerjanya sebagai progesterone yang dapat
menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi,
mengentalkan lender serviks dan menghalangi migrasi
spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi.

Keuntungan metode susuk KB:

1) Dipasang selama lima tahun


2) Kontrol medis ringan
3) Dapat dilayani di daerah pedesaan
4) Penyulit medis tidak terlalu tinggi
5) Biaya ringan

Kerugian metode susuk KB:

10
1) Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat
menstruasi dan perdarahan yang tidak teratur.
2) Berat badan bertambah
3) Menimbulkan akne, ketegangan payudara
4) Liang senggama terasa kering.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2


yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik
progesteron) dan yang tidak mengandung hormon. Alat ini terdiri
dari plastik dan tembaga kecil yang dimasukkan ke dalam rahim.
Alat ini akan menghentikan proses pembuahan sel telur di rahim.
AKDR sangat efektif mencegah kehamilan dan bisa dipakai
selama 4-5 tahun. Sebaiknya AKDR dipasang setelah 40 hari
persalinan karena saat itu mulut rahim masih terbuka dan rahim
dalam keadaan lunak.AKDR ditempatkan dalam rongga rahim
setinggi mungkin.

d. Kontrasepsi Mantap (Kontap)

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu


Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria
(MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi dan vasektomi.

Tubektomi atau ligasi tuba adalah bedah sterilisasi


perempuan di mana tuba falopi disumbat, dipotong atau diklem
sehingga telur terhambat untuk bertemu dengan sperma. Angka
keberhasilan metode ini dalam mencegah kehamilan paling baik
dibandingkan metode KB lainnya, angka keberhasilannya
mencapai 99 persen. Metode ini juga aman untuk orang yang
berisiko bila memakai metode KB yang bersifat hormonal seperti
pil, suntik, atau susuk.

11
Tubektomi dilakukan dengan cara operasi yang memerlukan
pembiusan. Jika melihat situasi di mana tubektomi tidak dilakukan
bersamaan dengan proses melahirkan, maka prosedur yang paling
populer saat ini adalah dengan laparaskopi. Laparaskopi
dilakukan dengan sedikit menyayat bagian perut, kemudian
memasukkan semacam selang kecil untuk meneropong. Setelah
saluran telur ditemukan lalu diikat.

Kelemahannya adalah karena prosedurnya memerlukan


operasi dan pembiusan sehingga terdapat risiko baik dari
pembiusan maupun tindakan pembedahannya.

Perdarahan dan infeksi adalah risiko operasi yang bisa juga


terjadi pada prosedur operasi lainnya secara umum. Risiko dari
pembiusan adalah alergi terhadap obat bius dan gangguan napas.
Sementara risiko dari tindakan pembedahannya adalah perdarahan,
infeksi, cedera organ-organ dalam yang berdekatan dengan tempat
operasi, dan gangguan irama jantung (karena CO2 pada tindakan
laparaskopi). Tapi, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi.

Risiko lain adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya


kehamilan di luar kandungan. Untuk itu, biasanya ibu dilarang
melakukan hubungan seksual sekitar empat hari sebelum prosedur
dilakukan. Walau angka keberhasilannya tinggi, kegagalan bisa
terjadi. Pada tahun pertama pasca tubektomi, angka kegagalannya
adalah 0,1-0,8 persen dan sekitar sepertiga dari kehamilan yang
terjadi adalah kehamilan di luar kandungan. Kegagalan ini
umumnya terjadi pada wanita di bawah 35 tahun.

Efek samping:

12
Dalam beberapa kasus, sindrom pasca-tubektomi dapat
terjadi. Sindrom ini adalah sekelompok gejala yang mencakup:

1) Menstruasi tidak teratur


2) Rasa panas (hot flashes)
3) Keringat malam
4) Panas dingin
5) Kecemasan atau depresi
6) Penipisan rambut dan kuku
7) Nyeri payudara
8) Berat badan naik/turun
9) Osteoporosis
10) Prolaps uterus

Sedangkan vasektomi adalah prosedur bedah sederhana yang


menutup tabung penyalur sperma (vas deferens) yang terletak di
skrotum sehingga sperma tidak bercampur dengan cairan mani
(semen) yang diejakulasi.

Efek samping dari vasektomi antara lain:

1) Sedikit pembengkakan dan memar, namun hal ini dapat


dikurangi dengan menggunakan kompres es dan
penghilang rasa sakit. Sebuah benjolan seukuran kacang
kecil mungkin berkembang di situs operasi dan menetap
untuk sementara waktu. Ini adalah reaksi penyembuhan
alami tubuh dan tidak perlu pengobatan.
2) Kemungkinan infeksi, tetapi mudah diobati dengan
antibiotik. Sedikit perdarahan dari pembukaan skrotum.
Pada kesempatan yang sangat langka, terutama jika
terlibat dalam kerja fisik yang berat, hal ini dapat
membentuk pembengkakan di skrotum, tetapi biasanya
akan hilang sendiri.

13
Dari empat macam jenis kontrasepsi yang diprogramkan itu sebagian
besar sasaran pemkaiannya adalah wanita, yaitu pil, suntikan, susuk KB,
AKDR dan kadang-kadang tubektomi, sedangkan laki-laki (suami) hanya
kondom dan vasektomi.

D. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Islam

Selama ini KB identik dengan upaya membatasi keturunan,


sebagaimana program pemerintah “dua anak cukup”. Sebenarnya, ada dua
hal yang pertama kali harus dapat di ketahui perbedaannya dengan jelas,
yakni menunda kehamilan dan membatasi kehamilan. Menunda kehamilan
berarti mencegah kehamilan sementara, untuk memberikan jarak pada
kelahiran yang sebelumnya. Sedangkan membatasi kehamilan atau
membatasi kelahiran, berarti mencegah kehamilan untuk selamanya
setelah mendapatkan jumlah anak yang diinginkan.

Jarak kelahiran dan kehamilan kembali yang terlalu dekat memang


kurang baik dampaknya bagi anak, ibu, dan janin. Mengapa?

Pertama, anak akan kekurangan suplai ASI. Ketika seorang ibu hamil
kembali dan ada anak yang masih berada dalam masa penyusuannya, maka
produksi ASI yang dihasilkannya akan berkurang. Menurut dokter,
sekurangkurang 6 bulan jika Anda ingin hamil kembali setelah Anda
melahirkan. Dan jangan lupakan, bahwa anak-anak memiliki hak untuk
mendapatkan ASI terbaik dan pendidikan terbaik di usia dininya.

Kedua, kondisi ibu belum pulih benar. Setelah hamil selama lebih dari
9 bulan, kemudian melahirkan, maka seorang ibu membutuhkan waktu
untuk membuat tubuhnya kembali fit. Apalagi jika masih ada bayi yang
membutuhkan perhatian ekstra seorang ibu. Inilah perjuangan seorang ibu,
namun harus pastikan juga anda tetap menjaga kesehatan anda dan
keluarga anda.

14
Ketiga, janin yang dikandung memiliki resiko lebih besar dan lebih
tinggi untuk lahir prematur, bayi meninggal, dan bayi cacat lahir. Karena
itu, tunggulah sampai setahun dua tahun untuk kembali hamil.11

KB ditinjau dari tujuannya ada dua macam:

a. Tahdidun nasl/ membatasi kelahiran

Jelas hukumnya terlaranf karena bertentangan dengan ajaran


Islam. Baik dengan alasan tidak bisa mencari rezeki ataupun susah
dan tidak mau repot mengurus anak.

b. Tandzimun nasl/ mengatur jarak kelahiran

Hal ini boleh jika dengan alasan kesehatan dan berdasarkan


saran dari dokter, karena jika sudah jelas berdasarkan fakta dan
penelitian bahwa itu berbahaya maka tidak boleh dilakukan. (QS.
Al- Baqarah : 195)

KB ditinjau dari metodenya:

a. Metode yang boleh

Metode penanggalan, yaitu mengetahui masa subur istri.


Masa subur istri adalah 14 hari setelah hari pertama menstruasi.
Masa subur adalah dimana ovum/sel telur wanita matang dan siap
dibuahi. Para ahli mengambil kemungkinan empat hari sesudah
ataupun sebelumnya bisa terjadi masa subur.

b. Metode coitus interuptus (‘Azl)

Ber-KB dalam pengertian untuk mencegah kehamilan akibat


hubungan badan suami-istri telah dikenal sejak masa Nabi

11
Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997

15
Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassallam, dengan perbuatan
‘azal yang sekarang dikenal dengan coitus-interuptus, yakni jima
terputus, yaitu melakukan ejakulasi (inzal al-mani) di luar vagina
(faraj) sehingga sperma tidak bertemu dengan indung telur istri.
Dengan demikian tidak mungkin terjadi kehamilan karena indung
telur tidak dapat dibuahi oleh sperma suami.

‘Azal pernah dilakukan oleh sebagian Sahabat Nabi yang


menjimaki budak-budaknya tetapi mereka tidak menginginkannya
hamil. Demikian pula terhadap istri mereka setelah mendapat izin
sebelumnya. Peristiwa ‘azal ini mereka ceritakan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassallam seraya mengharapkan
petunjuk Nabi tentang hukumnya. Ternyata Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alayhi wassallam tidak menentukan hukumnya,
sementara wahyu yang masih turun juga tidak menentukan
hukumnya. Dari Jabir ra berkata: Kami melakukan ‘azl pada masa
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassallam, dimana al-Qur’an
masih terus diturunkan, dan hal tersebut diketahui oleh nabi saw
tetapi beliau tidak melarangnya. (HR. Al-Bukhari (no. 5209) kitab
an-Nikaah, Muslim (no. 1440) kitab an-Nikaah).

Meskipun demikian dalil-dalil yang sharih tentang KB


tidaklah ditemukan dalam al-Quran, kecuali hanya terdapat dalam
beberapa ayat yang dapat diambil pengertian secara umum saja
seperti, ketika Allah memberikan peringatan kepada manusia
supaya tidak meninggalkan cucu-cucu yang lemah sehingga
dikhawatirkan kesejahteraan hidupnya dikemudian hari, sama juga
halnya ketika Allah menganjurkan bagi para ibu supaya menyusui
anak-anaknya selama dua tahun penuh yang diartikan sekaligus
sebagai anjuran menjarangkan kehamilan, tanggung jawab suami-
istri dan menjaga resiko yang ditimbulkan oleh anak-
anak.Mengenai resiko dan kesusahan bagi seorang ibu akibat
mengandung dan melahirkan anak-anak ini, ditegaskan pula dalam

16
surah al-Luqman ayat 14, surah al-Ahqaf ayat 15 dan beberapa
ayat lain tentang fitnah yang disebabkan oleh anak yang banyak.

c. Metode barier/kondom

Kondom bisa dikiaskan dengan ‘Azl karena alasan/illat


adalah mencegah tertumpahnya sperma ke dalam rahim. Maka
hukumnya juga mubah. Karena penggunaan kondom bisa
menggantikan ‘Azl. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah, “hukum
pengganti sama dengan hukum yang digantikan”. Jika tidak bisa
menahan saat akan ejakulasi dengan ‘Azl, maka bisa
menggunakan kondom. Kondom bisa digunakan pada rentang
waktu yang tidak boleh menumpahkan sperma ke rahim.

d. Metode yang haram

Adapun menggunakan alat-alat kontrasepsi atau sarana lain


yang mengakibatkan alat-alat reproduksi tidak berfungsi dan
mengakibatkan tidak dapat menghasilkan keturunan, baik pada
pria maupun wanita, dengan persetujuan ataupun tidak, dengan
motivasi agama atau lainnya, maka hukumnya haram, dan para
ulama sepakat mengharamkannya.

Vasektomi dan tubektomi, istilah awam disebut Steril, yaitu


metode yang membuat laki-laki atau wanita tidak bisa mempunyai
anak untuk selama-lamanya dengan metode operasi tertentu.

Jelas metode ini adalah haram karena membuat laki-laki dan


wanita tidak bisa membuat keturunan selamanya. Dan ini termasuk
menggubah ciptaan Allah dan keluar jauh dari tujuan
penciptaannya yaitu untuk memperoleh keturunan. Kita telah
jelaskan dalil mengenai perintah agar memperbanyak keturunan.
Kemudian ini juga ditempuh dengan metode operasi yang
melakukan invasif pada tubuh dengan alasan yang kurang benar.

17
Berikut fatwa Majma’ Fikh Al-Islami mengenai KB :

a. Tidak boleh mengeluarkan Undang-Undang agar membatasi


kebebasan suami-istri untuk memperoleh keturunan
b. Diharamkan melakukan pemotongan/penghilangan kemampuan
memiliki keturunan yaitu yang dikenal dengan steril
(vasektomi/tubektomi). Hal tersebut dilakukan jika (darurat)
sesuai dengan kaidah standar syariat
c. Boleh mengontrol sementara dalam memperoleh keturunan
dengan tujuan mengatur jarak kehamilan atau menghentikan
sementara kehamilan pada jangka waktu tertentu. Jika ada hajat
yang sesuai dengan tolak ukur syariat. Sesuai dengan kemampuan
suami-istri, musyawarah dan saling ridha mereka. Tidak juga
menimbulkan bahaya. Hendaknya sarananya juga sesuai dengan
syariat dan tidak ada tindakan yang membahayakan kehamilan

Kemudian Syekh al-Hariri (Mufti Besar mesir)12 beliau berpendapat


bahwa menjalankan KB bagi perorangan (individu) hukumnya boleh
dengan beberapa ketentuan seperti: untuk menjarangkan anak. Untuk
menghindari suatu penyakit bila ia mengandung. Untuk menghindari
kemudaratan bila ia mengandung dan melahirkan dapat membawa
kematiannya (secara medis). Untuk menjaga kesehatan si ibu, karena
setiap hamil selalu menderita suatu penyakit kandungan. Dan untuk
menghindari anak dari cacat fisik bila suami atau istri mengindap penyakit
kotor.

Di samping pendapat-pendapat di atas, ada juga para ulama yang


menggunakan dalil-dalil yang pada prinsipnya menolak KB, di antaranya
adalah: surah al-An’am: 151, surah al-Isra’: 31. Maksud dari dua ayat ini
adalah tidak memberi kesempatan untuk hidup, sama halnya dengan

12
Beliau adalah Andullah bin Muhammad bin Yusuf, berasal dari Harar
berketurunan asy-Syaibi dan al-Abdari beliau juga merupakan seorang mufti
dan pakar ilmu fikih di Harar sebelum berumur 18 tahun. Dan wafat pada tahun
2008 silah di rumahnya Beirut tepat pada usia 105 tahun.

18
membunuh walaupun tidak secara langsung, alasannya karena takut
melarat (miskin). Padahal Allah telah menjamin rizki hamba-hamba-Nya.

Nabi Muhammad sangat merasa bangga apabila umat beliau banyak.


Menjalankan KB berarti memperkecil jumlah umat. secara lahiriyah
memang demikian tetapi tentu yang dikehendaki adalah umat yang banyak
dan berkualitas, sebagai pengikut setia beliau, bukan penentang ajaran
Islam yang dibawanya.13

Anjuran Rasulullah saw untuk memperbanyak keturunan tidak berarti


agar keluarga muslim mendapatkan anak setiap tahun. Karena kalau kita
konsekwen terhadap pengajaran Islam maka minimal seorang muslim
mendapatkan anak setiap tiga tahun, karena setiap bayi yang melahirkan
ada hak untuk menyusui dua tahun. Dan begitu juga seorang ibu punya hak
untuk istirahat.

Jika dipahami secara baik, maka Islam mengajarkan perencanaan yang


matang dalam mengelola keluarga dan mengaturnya dengan baik. Dalam
konteks inilah KB dibolehkan. Sedangkan upaya pembatasan keturunan
secara masal dalam skala sebuah umat, maka hal tersebut diharamkan,
diharamkan untuk mempromosikannya, apalagi memaksanya dan
diharamkan menerimanya.

13
Hasan, Masalah Kontemporer Hukum-Hukum Islam, 37-39.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassallam


menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak keturunan. Tentu
keturunan yang diharapkan ialah yang berkualitas baik secara jasmani,
ekonomi, ilmu dan agama. Maka dari itu jarak kelahiran dan jumlah anak
harus serius dipikirkan oleh setiap keluarga dan negara guna untuk
menghasilkan keturunan yang berkualitas. Ber-KB untuk tujuan
perencanaan dan penjarangan kelahiran anak, berdasarkan kondisi dan
kemampuan keluarga yang bersangkutan, dapat dibenarkan oleh hukum
Islam.

Islam memperboleh melakukan penjarangan anak atau penundaan


kehamilan atau pengaturan memperboleh keturunan dengan ‘azal dengan
syarat mendapatkan izin dari istri dan penggunaan alat-alat kontrasepsi
atau lebih dikenal dengan istilah keluarga berencana. Namun ber-KB
dengan cara sterisasi yaitu vasektomi bagi pria dan tubektomi bagi wanita,
pada prinsipnya tidak dapat dibenarkan oleh hukum Islam karena telah
merusak organ tubuh dan mempunya efek negative yang lebih jauh apabila
salah satu suami atau istri meninggal. Kecuali karena darurat, misalnya
salah seorang suami atau istri mempunyai penyakit yang dapat menurut
kepada calon anak dalam rahim sehingga mengakibatkan anak cacat.

20
B. Saran

Kita sebagai umat Islam hendaknya memahami dan menjalankan


anjuran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassallam dalam hal
memperbanyak keturunan. Namun alangkah baiknya lagi jika keturunan
yang dihasilkan baik secara fisik, jasmani, ekonomi, ilmu dan agama.
Maka dari itu umat Islam harus mengetahui kontrasepsi apa-apa saja yang
diperbolehkan dan diharamkan menurut Al-Qur’an dan hadits dan juga
pendapat para ‘Ulama

21
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. 2004. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2.


2004. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Baziad, Ali. Kontrasepsi Hormonal. 2002. Jakarta : YBP-Sarwono

Subhan, Zaitunah. al-Quran dan Perempuan. Jakarta: Kencana, 2015.

Handayany, Gemy Nastity. 2013. Kontrasepsi Dalam Kajian Islam. [Jurnal] AL


FIKR Volume 17 Nomor 1 Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar

Al-Fauzi. 2017. Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai


Kedokteran. [Jurnal] JURNAL LENTERA: Kajian Keagamaan, Keilmuan
dan Teknologi Volume 3, Nomor 1, March 2017 UIN Jakarta

Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba


Medika.

Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka Sinar


Harapan.

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Bahraen, Raehanul. 2013. KB Ada Yang Boleh, Ada KB Yang Haram.


https://muslimafiyah.com/kb-ada-yang-boleh-ada-kb-yang-
haram.html#_ftn2 (diakses tanggal 2 Desember 2019)

Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997

22

Anda mungkin juga menyukai