Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWA

Oleh :

Isma krisdayanti

S0016 P. 010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diberikan bimbingan dalam penulisan proposal sehingga memenuhi syarat

dandisetujui untuk dipertahankan dalam Ujian Proposal atas nama :

Nama : ISMA KRISDAYANTI

NIM : S.0016.P.010

Program Sarjana : SARJANA KEPERAWATAN

Judul : PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG

PENCEGAHAN DIABETES MELITUS TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SAWA.

Kendari, 2020

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Muh. Syaiful Saehu, ST.,M.Si Tahirudin S.Kep.,Ns,M.Kes


NIK : NIK :

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Narmawan. S.Kep, Ns, M.Kep


NIK :

DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan...................................................................................................... i

Halaman Persetujuan.......................................................................................................... ii

Halaman Daftar Isi............................................................................................................... iii

Halaman Daftar Tabel.......................................................................................................... v

Halaman Daftar Gambar / Skema....................................................................................... vi

Halaman Daftar Istilah, Lambang dan Singkatan................................................................ vii

Halaman Daftar Lampiran.................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 4

E. State Of Art (Keaslian Penelitian).......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Hipertensi..................................................................................... 7

B. Tinjauan Umum Tekanan Darah............................................................................ 15

C. Tinjauan Umum Terapi Komplementer.................................................................. 18

D. Tinjauan Umum Guided Imagery (Terapi Imajinasi).............................................. 20

E. Kerangka Teori....................................................................................................... 23

F. Kerangka Konsep/Fokus Penelitian....................................................................... 24

G. Hipotesis Penelitian................................................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................................... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................................. 27

C. Populasi dan Sampel............................................................................................. 27

D. Variabel Penelitian.................................................................................................. 30

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif/Bracketing............................................ 31

F. Instrumen Penelitian............................................................................................... 31

G. Pengumpulan Data................................................................................................. 32

H. Pengolahan dan Analisa Data................................................................................ 32

I. Etika Penelitian....................................................................................................... 35

J. Jadwal Penelitian.................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 37

LAMPIRAN........................................................................................................................... 40

DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

tabel 4.2 distribusi sampel penelitian


Tabel 4.3 defenisi oprasional & kriteria
Tabel 4.4 Jadwal Penelitian

DAFTAR GAMBAR
Nomor Daftar Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka teori

Gambar 3.1 Kerangka konsep

Gambar 4.1 Penelitian eksperimen

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH


Daftar arti Lambang

≥ : lebih dari

< : kurang dari

% : percent
/ : per
“ : kutip

Daftar Singkatan

WHO : World Health Organization

DM : Diabetes mellitus

IDF :

DINKES :Dines kesehatan

TTGO :Tes toleransi glukosa oral

NGSP : National glycohaemoglobin standarization program

ADA :

SAP : Satuan Acara Penyuluhan

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Daftar Lampiran

1 KUESIONER PENELITIAN

2 SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

3 Poster /leflet

4 Surat Izin Pengambilan Data Awal

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasasi saat ini mengalami pergeseran dari penyakit infeksi ke penyakit akibat

gaya hidup, yang di akibatkan adanya hubungan dengan adanya perubahan aspek sosial,

ekonomi, dan demografi pada masyarakat di masing-masing negarapenyakit tidak menular

sejauh ini merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Pada tahun 2016, sebanyak

75% dari 57 juta kematian yang terjadi secara global diakibatkan oleh penyakit tidak

menular. Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian utama secara berturut-

turutadalahpenyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronik dan diabetes

melitus. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan

hiperglikemia akibat adanya gangguan pada sekresi insulin dan/atau kerja insulin Penyakit

ini dapat menimbulkan kerusakan jangka panjang berupa disfungsi atau kegagalan organ

tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah.(1) Di era globalisasi ini telah

terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, semakin banyak

penyakit degeneratif salah satunya adalah Diabetes Melitus yang mematikan . Diabetes

melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai adanya peningkatan kadar darah

akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Lukita et al, 2018).(2)

Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa tercatat 422 juta orang di

dunia menderita diabetes melitus atau terjadi peningkatan sekitar 8,5 % pada populasi

orang dewasa dan diperkirakan terdapat 2,2 juta kematian dengan presentase akibat

penyakit diabetes melitus.(3) di kawasan asia tengara Indonesia menempati urutan kedua
terbesar penyakit DM setelah srilangka.(4)Indonesia memiliki 7 juta orang dewasa dengan

ndiabetes melitus yang menjadikan indonesia sebagai negara ke 6 dengan penderita

diabetes melitus terbanyak di dunia pada tahun 2010 dan diestimasikan akan menjadi

peringkat ke 4 pada tahun 2030. (IDF 2019.).(5)

Menurut penelitian Herawati, et al (2015) menyatakan usia diatas 45 tahun adalah salah

satu faktor resiko terjadinya penyakit diabetes melitus selain dari faktor keluarga dan

kegemukan. Proses bertambahnya usia maka dapat berpengaruh pada homeostatis tubuh

salah satunya perubahan fungsi sel betapankreas sebagai penghasil insulin akan

menyebabkan gangguan sekresi hormon yang berakibat pada peningkatan kadar gula

darah.(6)Penyakit diabetes sangat mempunyai hubungan erat dengan asupan

makanan,Pola kebiasaan makan, dan gaya hidup yang keliru yang dapat mengakibatkan

terjadinya peningkatan gula darah, dan apabila hal ini terusberlangsung dalam waktu yang

lama dapat menyebabkan penyakit Diabetes dan dapat munculnya kompikasi.(7)

Berdasarkan data provinsi sulawesi tenggara menunjukan jumlah diabetes melitus berada

di urutan ke lima penyakit yang mematikan relatif konstan setiap tahunnya yang

menyebabkan pemicu utama penyakit degeneratif.(8) Berdasarkan data yang di perpleh

dari dines kesehatan konawe utara melaporkan bahwa prevalensi penderita diabetes

melitus setiap tahunnya menuingkat, dimana pada tahun 2018 distribusinya mencapai 457

kasus dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan mencapai 640 kasus.

Pengendalian DM lebih diprioritaskan pada pencegahan dini DM melalui upaya

pencegahan faktor risiko DM yaitu upaya promotif dan preventif. dengan ini dapat diberikan
penyuluhan kesehatan sebagai tindakan awal untuk upaya penyaringan yang dilakukan

dalam menemukan penyimpangan yang terjadi pada seseorang untuk mengetahui

kemungkinan terkena DM sehingga kesakitan atau komplikasi dapat dicegah.(9)Tujuan

penyuluhan kesehatan bagi pasien diabetes melitus adalah meningkatkan pengetahuan

mereka karena pengetahuan merupakan titik tolak ukur perubahan sikap dan gaya hidup

mereka sehingga dapat melaksanakan perubahan perilaku dan meningkatnya kepatuhan

yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas hidup, sehingga perlu kerjasama yang baik

antara petugas kesehatan dengan pasien diabetes melitus dan keluarganya adar

pengobatan diabetes dapat berhasil.(10)

Hasil dari penelitin Eka Harap menunjukkan adanya perubahan pada tingkat pengetahuan

sebelum (pre) dan sesudah (post) diberikan penyuluhan kesehatan yang dapat

dilihatmelalui hasil uji statistik didapatkan hasil signifikansi ( p value) adalah 0,000. Nilai p

value (0.000) <p alpha (0,05) maka Ha diterima.(11)hasil penelitian Permadi Aziz Pratama

uji hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai sig 0,000<0,05 H0

ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pengetahuan sebelum dan

setelah diberikan penyuluhan kesehatan.(12)

Berdasarkan informasi yang di peroleh dari wilayah kerja puskesmas kabupaten konawe

belum perna ada di lakukan penyuluhan kesehatan pencegahan diabetes melitus, oleh

karena itu pemeliti tertarik untuk melakukan penyuluhan kesehatan untuk mencegah

diabetes melitus baik itu pada masiarakat yang sudah menderita DM maupun belum.

Berdasarakan data dari puskesmas sawa kabupaten konawe utara pada bulan januari
2019 – maret 2020 terdapat jumlah diabetes melitus 61 orang dan meningkat setiap

tahunnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah ” apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dibetes

melitus di wilayah kerja puskesmas sawa?”

C. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pencegahan

dibetes melitus terhadap tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus di wilayah

kerja puskesmas sawa

2. TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengetehui pengetahuan pasien diabetes melitus sebelum di berikan

penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dibetes melitus terhadap tingkat

pengetahuan pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas sawa

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasien diabetes melitus setelah di berikan

penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dibetes melitus terhadap tingkat

pengetahuan pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas sawa.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan informasi baru terkait pentingnya

mengetahui pencegahan diabetes melitus.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi tempat peneliti

Dapat menjadi salah satu informasi penting atau acuan bagi pengambil kebijakan di

puskesmas sawa agar di adakan penyuluhan kesehatan dengan rutin.

b. Bagi Masyarakat

Menjadi acuan bagi masiarakat khususnya bagi penderita diabetes melitus.

c. Hasil Peneliti Selanjutnya

Menjadi slah satu referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

sejenis selanjutya.
E. State of Art (KeaslianPenelitian)

Judul Nama peneliti Hasil Perbedaan


Pengaruh Penyuluhan Audyati Gany, Seluruh peserta penyuluhan melakukan Variabel, jenis
Terhadap Pengetahuan Sikap Kartika Suhada, pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu, dengan penelitia, dan metode
Perilaku Kader PKK Cindra Paskaria, menggunakan alat glukotest. Darah yang diperiksa penelitian.
Kelurahan Sukagalih Kota Meilinah Hidayat adalah darah kapiler yang diambil dari ujung jari
Bandung Tentang Diabetes ketiga atau keempat tangan, Sebagian besar
Mellitus peserta penyuluhan memiliki kadar glukosa darah
sewaktu 90 – 199 mg/dL (69,57%), yang berarti
peserta penyuluhan belum tentu mengidap DM,
namun peserta tersebut disarankan untuk tetap
melakukan pemeriksaan ulangan secara rutin.

Pengaruh Penyuluhan Gizi Rita Irma, dan Sri Rata-rata sikap subjek sebelum penyuluhan adalah Variabel, jenis
Terhadap Pengetahuan, Wahyuningsih1, 27,09 dengan standar deviasi 3,14. Setelah penelitia, dan metode
Sikap Penyandang Diabetes Risma Sake penyuluhan rata-rata pengetahuan subjek penelitian.
Mellitus meningkat menjadi 28,53 dengan standar deviasi
Di Poliklinik Interna Rsu -0,89. Terlihat nilai mean perbedaan antara
Bahteramas pengukuran pertama dan kedua adalah 1,44
Sulawesi Tenggara dengan standar deviasi -0,89. Hasil uji statistik
didapatkan nilai 0,001 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan atau ada pengaruh yang signifikan
antara sikap subjek sebelum dan sesudah
penyuluhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Tinjauan umum Diabetes Melitus

a. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme tubuh dengan hiperglkemia

abnormalitas metabolisme baik karbohidrat protein dan lemak di sebabkan

penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin yang dapat

menyebabkan munculnya komplikasi kronis pada mikrovaskuler, neuropati, dan

makrovaskuler (Huda.A, 2015).(13)

b. Etiologi

Diabetes melitus di sebabkan oleh rusaknya sel sel beta dari langerhans pada

pankreas yang penghasil dari insulin sehingga dapat terjadi kekurangan insulin DM

juga dapat terjadi karna terjadi gannguan produksi insulin sehingga dapat terjadi

gangguan saat insulin memasukan glukosa ke sel. (smeltzer dan bare, 2015.).

penyebab dari diabetes melitus jga di sebabkan oleh :(14)

1) Pola makaan

makan melebihi jumlah kadar kalori yang di butuhkan oleh tubuh yang tidak

seimbang dengan sekresi insulin yang tidak memadai sehingga dapat

menyebabkan kadar dalam gula darah meningkat sehingga dapat terkena

diabetes melitus.
2) Obesitas

Orang gemuk yang berat badan melebihi berat badan normal cenderung

mempunyai peluang besar terkena penyakit diabetes melitus.

3) Faktor genetic

DM dapat di wariskan oleh orang tua ke anak nya karna di sebabkan oleh gen

pewaris diabetes melitus ke seluruh keturunannya.

4) Bahan bahan kimia dan obat obatan

Bahan kimia dapat mengiritasi pankreas sehingga dapat menybabkan radang

pankreas sehingga fungsi pankreas menurun sehingga tidak adanya sekresi

hormon insulin.

5) Pola hidup

Pola hidup sangatlah berpengaruh pada kehidupan manusia dan juga sebagai

penyebab diabetes melitus seperti malas berolahraga memiliki resiko tinggi

terkena diabetes melitus karena olahraga dapat membakar lemak kalori yang

tertimbun dalam tubuh karna kalori yang tertimbun di dalam tubuh dapat

mencetus terjadinya diabetes melitus.

c. Klasifikasi Diabetes Melitus

Berdasarkan etiologi yang di dapatkan dari diabetes melitus klasifikasi di bagi

menjadi yaitu (Perkeni, 2015).(15)

1) Diabetes tipe I yaitu karena kerusakan sel sel beta pankreas sehingga dapat

terjadi defisiensi insulin secara absolut sehingga dapat menyebabkan

ketergantungan insulin pada penyebabnya berupa autoimun atau idiopatik.


2) Diabetes Tipe 2 dapat terjadi akibat dominasi resistensi insulin (obesitas), hingga

dapat terjadinya defisiensi insulin relatif sampai dominasi sekresi insulin disertai

resistensi insulin

3) Diabetes Tipe Lain,dapat terjadi di akibat oleh penyakit, endokrinopati, eksokrin

pankreas, defek genetik fungsi sel beta, pengaruh obat dan zat kimia

(kortikosteroid), defek genetik fungsi insulin , infeksi, sindrom genetik lain yang

berkaitan oleh diabetes.

4) Diabetes Gestasional, dapat terjadi diabetes yang terdiagnosis pertama kali pada

saat kondisi hamil. Keadaan ini terjadi akibat hormon-hormon pertumbuhan janin

yang merupakan hormon kontraregulasi insulin, sehingga menyebabkan kadar

glukosa darah dapat meningkat.

d. Manifestasi klinis

Penyakit DM dapat timbul tanda dan gejala pada penderita. DM sangat bervariasi

antara satu dengan penderita lainnya bahkan, ada penderita DM yang tidak sangat

menunjukkan gejala yang khas penyakit DM sampai saat tertentu. Tanda dan gejala

DM tersebut telah dikategorikan menjadi gejala akut dan gejala kronis (Fitriyani,

2015).(15)

Tanda dan Gejala akut DM pada permulaan perkembangan yang muncul yaitu

banyak minum (polidipsia), banyak makan (poliphagia), banyak kencing (poliuria).

Dan mudah lelah. (15)

Tanda dan gejala kronik DM yaitu Kulit terasa panas, seperti tertusuk-tusuk jarum,

kebas, , rasa tebal pada kulit, kram, keleahan, gigi mudah goyah dan mudah lepas ,
penglihatan memburuk (buram) yang ditandai dengan sering berganti lensa

kacamata, , keguguran pada ibu hamil dan bahkan dapat terjadi ibu melahirkan

dengan berat bayi yang lebih dari 4 kilogram.(15)

e. Patofisiologi

patofisiologi DM dapat dikaitkan dengan tidakmampuannyatubuh dalam merombak

glukosa menjadi energi oleh karena tidak ada atau kurangnya produksi insulin di

dalam tubuh. Insulin merupakan suatu hormon pencernaan yang telah dihasilkan

kelenjar pankreas dan sangat berfungsi untuk memasukkan gula ke dalam sel tubuh

untuk digunakan sebagai semua sumber energi yqang di gunakan oleh tubuh. Pada

penderita DM, sehingga insulin yang dihasilkan tidak mencukupi sehingga gula di

dalam darah menumpuk (Agoes dkk, 2013). (16)

Patofisiologi pada DM tipe 1 yaitu terdiri atas autoimun dan non-imun. Biasanya

faktor lingkungan dan genetik diperkirakan dapat menjadi faktor utama sebagai

pemicu kerusakan sel beta pankreas. Tipe ini disebut dengan tipe 1A. Sedangkan

tipe non-imun, lebih umun terjadi daripada autoimun. Tipe non-imun terjadi sebagai

akibat sekunder dari penyakit lain seperti pankreatitis atau gangguan idiopatik

(Brashers dkk, 2014).(16)

DM tipe 2 yaitu hasil dari gabungan resistensi insulin dan sekresi insulin yang tidak

adekuat, sehingga hal tersebut menyebabkan predominan resistensi insulin

sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel beta. Kerusakan sel beta ini yang ada

bukan suatu autoimun mediated. Pada DM tipe 2 tidak ditemukan pertanda

autoantibodi. Pada resistensi insulin, konsentrasi insulin yang beredar mungkin


terlalu tinggi tetapi bahkan pada keadaan gangguan fungsi sel beta yang berat

kondisinya dapat merendah. Pada dasarnya resistensi insulin dapat mengakibat

perubahan yang dapat mencegah insulin untuk mencapai reseptor (praresptor),

perubahan dalam pengikatan insulin atau transduksi sinyal oleh resptor, atau

perubahan dalam salah satu tahap kerja insulin pascareseptor. Pada Semua

kelainan yang menyebabkan gangguan transport glukosa dan resistensi insulin

dapat menyebabkan hiperglikemia sehingga dapat timbul manifestasi DM (Rustama

dkk, 2010).(16)

f. Pemeriksaan diagnostik

Pemriksaan diagnosis yang dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksan glukosa

darah yang dapat dilakukan yaitu dengan pemeriksaan laboratorium seperti

pemeriksaan glukosa darah. Dengan Metode yang sangat dianjurkan pada

penderita DM untuk mengetahui kadar glukosa darah yaitu metode enzimatik

dengan bahan plasma atau serum dalam darah vena (Perkeni, 2015). (15)

Alat diagnostik yang di gunakan seperti glukometer (rapid) dapat untuk melakukan

pemantauan hasil dalam pengobatan dan tidak sama sekali dianjurkan untuk

diagnosis. DM tidak dapat didiagnosis berdasarkan glukosa dalam urin (glukosuria).

Keluhan dan gejala DM yang dapat muncul pada seseorang dan dapat membantu

dengan mudah dalam mendiagnosis DM. (Perkeni, 2015).(15)

Kriteria dalam pemeriksaan diagnosis DM menurut Perkeni (2015) yaitu: (15)


1) Di lakukan Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa yaitu

kondisi tidak adannya asupan kalori minimal 8 jam.

2) Dilakukan Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2-jam setelah dim

lakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yaitu beban glukosa 75 mg.

3) Di lakukan Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl merupakan

keluhan sebagian klasik.

4) Di lakukan Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5 % dengan cara menggunakan metode

yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program

(NGSP). Dengan Catatan untuk diagnosis berdasarkan HbA1c, tidak semua

laboratorium di Indonesia dapat memenuhi semua standar NGSP, sehingga

dalam membuat interpretasi harus hati-hati.

g. Penatalaksanaan diabetes melitus

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup

penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :(17)

1) Tujuan jangka pendek: yaitu dengan cara menghilangkan keluhan diabetes

melitus , mampu memperbaikikualitas hidup, dan juga dapat mengurangi risiko

komplikasi akut

2) Tujuan jangka panjang: yaitu dengan cara mencegah dan dapat membantun

menghambat progresivitas sebagain penyulit mikroangiopati

3) Tujuan akhir pengelolaan yaitu turunnya morbiditas dan mortalitasDM.


Dalam mencapai tujuan tersebut penderita perlu mengendalikan pencegahan

glukosadarah, berat badan, tekanan darah, dan profil lipid, melalui pengelolaan

pasien secara komprehensif dengan cara mengubah pola hidup sehat.(17)

h. Faktor resiko diabetes melitus

1. Faktor resiko yang dapat di ubah

a) Gaya hidup

Gaya hidup adalah suatu perilaku seseorang atau aktifitas sehari hari

seseoranng seperti mengonsumsi makanan siap saji , minum bersoda, dan

olahraga tidak teratur sehingga dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2.

(ADA,2015)(18)

b) Diet yang tidak sehat

Perilaku diet yang tidak sehat seperti kurang olahraga sering mengonsumsi

makanan siap saji, menekan nafsu makan ( abdurahman, 2014).(18)

c) Obesitas

Obesitas merupakan pemicu utama terjadinya penyakit diabetes melitus

karena obesitas dapat membuat sel sensitif terhadap insulin, semakin banyak

jaringan yang terdapat di dalam tubuh maka akan terjadi tubuh semakin

resisten terhadap kerja insulin terutama jika lemak berkumpul di daera sentral

perut.(18)

d) Tekanan darah tinggi


Kurniawan dalam jafar (2010), tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan

terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung , peningkatan resistensi

(tahanan) dari pembulu darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah.

(18)

2. Faktor resiko yang tidak dapat di ubah

a) Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin tingginya berisiko

tinggi terkena diabetes melitus tipe 2 DM tipe ini dapat terjadi pada orang

dewasa atau setengah baya, paling sering terkena yaitu di atas usia 45 tahun

ke atas (american heart association, 2012)Karna jika bertambahnya usia

dapat terjadi penurunan fungsi fisiologi tubuh.(18)

b) Riwayat keluarga diabetes melitus

Resiko tinggi terkena diabetes melitus yaitu keturunan contohnya seorang

anak dapat di warisi gen penyebab DM dari orang tua (Ehsa, 2010). Faktanya

menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ibu dengan penyakit diabetes

melitus tingkat resiko besar terkena 3,4 kali lipat lebih tinggi dari 3,5 kali lipat

lebih tinggi jika di turunkan dari ayah yang telah menderita diabetes

melitus.jika apabila ayah dan ibu terkena penyakit DM maka itu yang lebih

berisiko tinggi mencapai 6,1 kali lipat. (ahlasaida, 2015).(18)

c) Ras atau latar belakan etnis


Resiko diabetes melitus tipe 2 lebih besar atau lebih berisiko tinggi pada

hispanik, kulit hitam, penduduk asli amerika dan asia (ADA, 2014).(18)

d. Riwayat diabetes pada kehamilan

Riwayat DM selama kehamilan atau pada saat melahirkan bayi lebih dari 4,5

kg dapat meningkatkan resiko DM tipe 2 (Ehsa, 2010).(18)

i. Komplikasi

Yang dapat muncul dari Komplikasi diabetes Mellitus yaitu :(19)

1) Komplikasi akut

a) Kronik hipoglikemia

b) Ketoasidosis untuk DM tipeI

c) Koma hiperosmolarnon ketotik untuk DM Tipe II

2) Komplikasi kronik

a) Makroangio pati mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung,

pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah tepi

b) Ulkus diabetikum

c) Mikro angiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetic dan

nefropati diabetik

2. Tinjauan umum tentang penyuluhan kesehatan

a. Pengertian penyuluhan kesehatan


Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap upaya

peningkatan kesehatan.Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan untuk

mengubah perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui

komunikasi, informasi, dan edukasi.(20)

b. Tujuan penyuluhan kesehatan

Tercapai perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina

dan menjaga perilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya peningkatan derajat

kesehatan.(20)

c. Sasaran penyuluhan kesehatan

Sasaran dari pendidikan di atas dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:(21)

1) Pada Sasaran primer (Primary Target) Masyarakat pada umumnya menjadi

sasaran, dari sasaran ini seperti, kepala keluarga untuk masalah kesehatan

umum, anak sekolah untuk kesehatan remaja, ibu hamil dan menyusui untuk

masalah KIA..

2) Pada Sasaran sekunder (Secondary Target) Yang termasuk dalam sasaran ini

yaitu para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan sebagainya. Hal ini

Disebut sasaran sekunder, oleh karena dengan memberikan pendidikan

kesehatan kepada kelompok ini dapat diharapkan dapat menyampaikan ke pada

masyarakat di sekitarnya.

3) Pada Sasaran tersier (Tertiary Target) sasaran ini dapat di tujukan kepada Para

pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik itu di tingkat pusat, maupun

daerah. Dengan adanya kebijakan atau keputusan yang di terapkan akan


mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh masyarakat dan kepada

masyarakat umum sekitarnya.

d. Metode penyuluhan kesehatan

Metode yang dapat di gunakan dalam melaksanakan pendidikan kesehatan yaitu :

(22)

1) Metode ceramah merupakan cara menyajikan pelajaran melalui perkataan

secara lisan atau penjelasan secara langsung pada kelompok peserta

pendidikan.

2) Metode diskusi kelompok merupakan percakapan yang di lakukan dari

perencanaan atau dipersiapkan untuk 3 orang atau lebih dari topikyang telah di

tentukan dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu masalahan yang

ada serta membuat suatu keputusan yang baik.

3) Metode panel merupakan pembicara yang tela direncanakan di depan

pengunjung tentang sebuah topik dan sangat diperlukan tiga panelis atau lebih

serta juga sangat diperlukan seorang pemimpin dalam melaksanakan diskusi.

Dalam diskusi panel audiens tidak hanya terlibat secara langsung, tetapi juga

sangat berperan sebagai peninjau para panelis yang sedang berdiskusi secara

langsung.

4) Metode forum panel merupakan panel yang terdapat didalamnya pengunjung

yang berpartisipasi dalam melakukan diskusi, misalnya audiens disuruh untuk

merumuskan hasil dalam pembahasan pada diskusi.


5) Metode permainan peran merupakan metode dalam pembelajaran sebagian dari

simulasi yang telah diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, atau

kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang atau mengkreasi

peristiwa-peristiwa aktual.

6) Metode simposium merupakan metode mengajar dalam membahas suatu

persoalan yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan

keahliannya. Pada saat Setelah para penyaji dalam memberikan pandangannya

terhadap masalah yang telah dibahas, maka semua simposium diakhiri dengan

pembacaan kesimpulan yang telah di dapatkan.

7) Metode demonstrasi merupakan metode yang penyajiannya menggunakan

pembelajaran dengan menunjukan dan memperagakan kepada peserta didik

tentang suatu proses, dan situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau

hanya sekadar tiruan semata. (Sanjaya, 2008).

3. Tinjauan umum tentang pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan kumpulan informasi yang telah di dapatakan baik itu

pengalaman atau sejak lahir yang menjadikan seseorangmampu tahu sesuatu

yang di peroleh dari proses kenal, insaf, sadar, mengerti dan pandai. Juga dapat

di artikan sebagai faktor penentu bagaimana seseorang berfikr, merasa, dan

bertindak. (dalam dulistiawati, 2013).(23)

b. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuanterdiri dari: Yuliana (2017),(24)


1) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi proses dalam belajar mengejar, oleh karena

semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang

dapatmenerima sebuah informasi. Dari Pengetahuan seseorang yang dapat

dicapai suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif atau aspek

negatif. Dari Kedua aspek tersebut dapat menentukan sikap seseorang

terhadap sebuah objek tyang telah di tentukan. Jika Semakin banyak aspek

positif dari objek yang di dapatkan akan menimbulkan sikap positif

seseorangterhadap objek yang telah di capai . oleh karena semakin tinggi

pendidikan dari seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang dapat di

peroleh.

2) Media massa/ sumber informasi

Dari Informasi yang dapat diperoleh dari pendidikan dapat membantu

memberikan pengetahuan atau wawasan jangka pendek ( immediatee

impact), sehingga dapatmengubahan dan peningkatan pengetahuan. Oleh

karna adanya Kemajuan teknologi pada saat ini sehingga menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang informasi informasi yang terbaru setiap tahunnya

informasi dapat berupah televisi, surat kabar, radio, penyuluhan, majalah, dan

lain-lain yang sanagt mempunyai pengaruh besar kepercayaan seseorang

sebagai patokannya setiap hari.

3) Sosial budaya dan Ekonomi


Sosial budaya dan ekonomi yaitu merupakan Kebiasaanseseorang dan tradisi

seseorang yang telah dilakukan apakah baik atau tidak. Seperti Status

ekonomi seseorang dapat menentukan tersedianya fasilitasataukebutuhan

seseorangdalam kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi sangat

berperan penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan hal yang sangat penting ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan sangat berpengaruh

terhadap kehidupan seseorngpada proses masuknya pengetahuan ke

dalamlingkungan individu yang berada di lingkungan sekitar .karna adanya hal

timbal balik dari individu lain dengn individu yang lainnya.

5) Pengalaman

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu

pengetahuan yang dapat di peroleh dari Pengetahuan dari pengalaman

pribadi maupun pengalaman orang lain yang di berikan ke pada orang orang

sekitarnya.

6) Usia

Usia sangat mempengaruhi daya tangkap atau daya ingat seseorang dan

pola pikir seseorang. Pada saat Bertambahnya usia akan semakin

berkembang pola pikir dan pengetahuan yang sangat banyak.

4. Tinjauan mumum tentang pencegahan diabetes melitus

a. Pencegahan yang dapat di lakukan yaitu :


1) Diet

Prinsip yang di alkuakan setiap hari yaitu pengaturan makan yang dapat

menyandang terjadinya diabetes hampir sama dengan anjuran makanyang di

anjurkan kepada masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai

dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Untuk mencegah

gula darah ditekankan pentingnya mengatur pola makan dalam hal jadwal makan,

jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang telah terdeteksi terkena

penyakit diabetes melitus Standar makanan dengan komposisi yang seimbang

seperti karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%.(25)

2) Exercise (latihan fisik/olahraga)

Dianjurkan kepada seluru individu atau kelompok untuk latihan secara teratur

seperti (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai

dengan Continous, Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa

selama 30 menit perhari. (25)

3) Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan atau penyuluhan sanagat pentinguntukpencegahan

diabetes melitus. Pendidikan kesehatan pencegahan primer harus diberikan

kepada kelompok masyarakat yang berisiko terjangkit diabetes melitus.

Pendidikan kesehatan pencegahan sekunder diberikan kepada kelompok pasien

yang mengalami diabetes melitus, Sedangkan pendidikan kesehatan pencegahan

tersier diberikan kepada pasien yang sudah terkena penyakit diabetes melitus

bertahun tahun untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.(25)


Untuk mencegah terjadinya perkembangan komplikasi yang terjadi pada

penderita DM, mereka memerlukan pembelajaransehingga mempertahankan

perilaku manajemen diri sampai seumur hidupnya, termasuk self care yang terkait

dengan perawatan kesehatan dan kehidupan sehari-hari yang di lakuakan

sebagai pencegahan diabetes melitus. (Frei, 2009). (26)

Adapun yang dapat di lakukan untuk mencegah diabetes melitus yaitu:

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini boleh di berikan pendidikqan kesehatan pada

kelompok yang mempunyai faktor resiko tinggi terkena penyakit diabetes

mellitus dengan cara pendidikan kesehatan seperti faktor resiko yang dapat

menyebabkan diabetes mellitus serta atau hal-hal yang dapat dihindari agar

terhindar dari pencetus penyakit diabetes mellitus (Ulfa, 2015). Contohnya

yang dapat menjadi faktor resiko diabetes seperti umur, mellitus, aktifitas fisik,

Indeks Massa Tubuh, riwayat diabetes tekanan darah, stress dan kadar

kolesterol.(20)

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan ini dapat di lakukan pada pasien yang baru terdiagnosa diabetes

mellitus atau baru ter deteksi terkena diabetes melitusyaitu dengan cara

pendidikan kesehatan untuk pengendalian atau pencegahan diabetes mellitus

hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memodifikasi gaya hidup yang tidak

sehat menjadi sehat seperti berhenti merokok, pengaturan makanan atau diet
makanan serta patuh mengkonsumsi obat dan latihan jasmani atau olahraga.

(20)

3. Pencegahan tersier

pencegahan tersier diabetes mellitus merupakan upaya yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya suatu komplikasi yang dapat mucul lebih cepat

akibat diabetes mellitus meliputi cara pencegahan atau perawatan komplikasi

lebih lanjut dan upaya rehabilitasi untuk mempertahankan kualitashidup yang

optimal pada penderita diabetes mellitus.(20)

e. Kerangka Teori

DIABETES Faktor reiko yang dapat di ubah


MELITUS
1. Gaya hidup
2. Diet yang tidak sehat
3. Obesitas
4. Tekanan darah tinggi
Faktor resiko yang tidak dapat di ubah
1. Usia
2. Riwayat keluarha diabetes
3. Ras atau belakang etnis
4. Riwayat diabetes pada
kehamilan

Pencegahan Pengetahuan
Penyuluhan kesehata

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi

1. Pencegahan primer 1. Penyuluhan


2. Pencegahan tersier 2. Sasaran
3. Pencegahan sekunder 3. Proses dalam penyuluhan

Bagan 2.1 kerangka teori

f. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:

Variabel independen variabel dependen

Pengetahuan pasien Pemberian penyuluhan tentang


Pengetahuan pasien
Dm sebelum diberikan pencegahan diabetes melitus
Dm sesudah diberikan
penyuluhan tentang
penyuluhan tentang
pencegahan diabetes
pencegahan diabetes
melitus
melitus .

Bagan 3.1 kerangka konsep

Keterangan :
: Variabel dependen

:Variabel independen

: penghubung antara Variabel

Variabel yang akan di teliti di bagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Variabel Dependen (terikat) yaitu penyuluhan kesehatan tentang pencegahan

diabetes melitus

2. Variabel Independen (bebas) yaitu pengetahuan pencegahan diabetes melitus.

g. Hipotesis penelitian

HA: ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

pencegahan diabetes melitus.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian exsperimen dengan pendekatan the

one group pretest-postest design. Desain penelitian one-group pretest-posttest design

merupakan salahsatu dari metode pra eksperiment yang tidak ada kelompok pembanding

(kontrol), tetapi sudah di laksanakan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan

menguji perubahan perubahan yang terjadi setelah adanya perilaku (eksperiment). Jenis

penelitian ini dapat di ketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan

sebelum dan sesudah di lakukan penyuluhan kesehatan.metode penelitian ini tentang

eksperimenmerupakan sebagai metode penelitian yang selalu digunakan untuk mencari


pengaruh terhadap perilaku perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi hal yang

terkendali.(20)

O1 X O2

Bagan 4.1 Penelitian Eksperimen

Keterangan: (27)

O1 = Nilai pretest (Sebelum Diberi Perlakuan Atau Eksperimen)

X = Perlakuan (Eksperimen)

O2 = Nilai posttest (Setelah Diberi Perlakuan Atau Eksperimen).

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja puskesmas sawa

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada Mei 2020.

C. Populasi dan sampel penelitan

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(28)Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh penderita diabetesmelitus dan yang berisiko terkena penyakit DM
yang datang berobat di Puskesmas Sawa pada bulan januari 2019 sampai maret

2020 yaitu sebanyak 61 Orang dan sebagian tidak terdeteksi dan kurangnya

pengetahuan memeriksakan diri ke puskesmas.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari jumlah , karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengukuran sampel ini adalah langkah langkah dalam

menentukan besarnya suatu sampel yang diambil dalam suatu objek yang di

dapatkan. Dalam menentukan besarnya suatu sampel ini dilakukan dengan cara

statistik atau berdasarkan estimasi dalam penelitian.(29)

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan rumus dari slovin agar

penelitian lebih mudah yaitu sebagai berikut:(30)

N
n=
N d 2 +1

Keterangan :

n : besar sampel

N : jumlah populasi

d : tingkat kepercayaan/ ketepatan yang di inginkan (0,1).

61
n= 2
1+ n(d )

61
=
1+ 60(0,01)

61
=
1+ 0,6
61
=
1,61

= 37,8 =38 orang

Besar sampel ditentukan berdasarkan lokasi tiap desa dengan menggunakan tehnik

cluster sampling yaitu tehnik yang di gunakan jika populasi tidak terdiri dari individu melainkan

kelompok kelompok individu. Distribusi sampel dapat di lihat pada tabel 4.2.

tabel 4.2 distribusi sampel penelitian


No Desa Populasi Desa perhitungan sampel
14
1. Panggulawu 14 = 38 9
61

13
2. tanjung laimeo 13 = 38 8
61

11
3. laimeo 11 = 38 7
61
10
4. ulusawa 10 = 38 6
61

12
5. pundogala 12 = 38 8
61

total 5 desa 61 38

3. Kriteria pengambilan sampel

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari semua subjek penelitian dari

suatu populasi yang diperoleh sampai mendapatkan target yang terjangkau dan

yang akan diteliti (Nursalam, 2008, dalam Nursalam, 2013). (20) pada peneliti

ini yang menjadi kriteria yaitu:

1) Responden yang menderita diabetes melitus dipuskesmas sawa.

2) Bersedia menjadi responden

3) Dapat berkomunikasi dengan baik

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi ini yaitu kriteria yang memiliki subjek penelitian yang tidak

mampu mewakili semua sampel oleh karena tidak dapat memenuhi syarat

sebagai bagian sampel penelitian yang di peroleh, seperti halnya dengan

adanya suatu hambatan etis, yang menolak menjadi responden atau suatu

keadaan yang tidak akan memungkinkan semua untuk dilakukan sebagai

penelitian (Notoatmodjo, 2012).(20) kriteria dari eksklusi pada penelitian ini

yaitu:
1) Tidak berada di tempat pada saat penelitian sedang berlangsung.

2) Penderita penyekit komlikasi

D. Variabel penelitian

1. Variabel dependen : Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan diabetes melitus

2. Variabel independen : Pengetahuan pasien pencegahan diabetes melitus.

E. Definisi operasional dan kriteria objektif/bracketing

Tabel 4.3 defenisi oprasional & kriteria objektif kurang: jika mean jawaban responden ≥50%

Variabel devenisi kriteria bjektif alat ukur skala pengukuran


Obrasional
penyuluhan kesehatan leaflet dan
informasi yang di berikan demonstran
pada pasien diabetes melitus
tenng pencegahan
pengetahuan tentang baik: jika mean kuesioner jumlah nominal
pencegahan diabetes melitus jawaban responden pertanyaan 10
tentang cara mengatur pola >50% yang terdiri dari
hidup sehat setiap hari 2 item pilihan
untuk mencegah terjadinya jawaban
diabetes melitus seperti diet kurang: jika mean
yang sehat,olahraga latihan jawaban responden
fisik dan mengontrol gula ≥50%
darah.

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini merupakan suatu alat yang serimg digunakan untuk mengukur

baik itu fenomena alam ataupun fenomena sosial yang dapat diamati, kemudian secara

spesifik dari semua fenomena yang diperoleh disebut sebagai variabel penelitian yang

telah di terapkan.(20)

Adapun instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner yang

berisi tentang data demografi dan pertanyaan pertanyaan yang sesuai dengan variabel

penelitian yaitu pengetahuan yang terdiri dari 10 pertanyaan nilai 1 dan jika salah diberi

nilai 0 (dr. Zainoel Abidin).(31)

G. Pengumpulan data

1. Data primer

Data primer dapat di peroleh melalui semua kegiatan baik wawancara dengan

subjek penelitian dan dengan semua observasi atau dalam pengamatan langsung

pada saat berada di lapangan. Dalam penelitian ini data primer yang berupa catatan

dari semua hasil wawancara dan hasil pengamatan langsung di lapangan yang

telah di dapatkan melewati semua wawancara dengan pembentuk Perpustakaan

Asmaina Dusun Plumbon Tengah dan beberapa dari pengunjung perpustakaan

terutama anak-anak yang masih berstatus sebagai pelajar.(32) Data primer yaitu

data yang dapat di peroleh atau di kumpulkan oleh peneliti secara langsung pada

penderita diabetes melitus yang ada di wilayah kerja puskesmas sawa.


2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan suatu sumber data yang dapat di peroleh dengan cara

membaca, baik itu mempelajari dan memahami melalui media media lainnya yang

bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen yang ada.(33) yaitu merupakan

data yang di peroleh data puskesmas sawa.

H. Pengelolaan dan analisa data

1. Pengolahan data

Banyak kegiatan yang dilakukan dalampeneliti dalam pengolahan data ke dalam

beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:(34)

a. Editing

Pada tahap ini peneliti memeriksa daftar pertanyaan yang telahdiserahkan oleh para

pengumpul data. Dilakukan penelitian editing dengan cara memeriksa kelengkapan,

keterbacaan tulisan, kesalahan dalam pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban

dan pertanyan yang di lakukan dilapangan.

b. Cooding

Setelah kuesionerdi edit selanjutnya dilakukan penggkodean cooding Pada tahap ini

peneliti mengklarifikasi jawaban-jawaban dari respondenke dalam bentuk

angka/bilangan.

c. Scoring
Pertanyaan yang di jawab diberi skor atau nilai sesuai dengan yang tela di

tetapkan oleh peneliti setelah diberi kode selanjutnya menilai sesuai jumlah soal

yang di jawab dengan benar, setelah di peroleh hasil pengukuran pengetahuan.

d. Entry

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer yang selanjutnya

dilakukan analisis dengan menggunakan program computer seperti SPS

e. Tabulating

Dalam kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung semua data dari

jawaban kuesioner yang sudah diberi kode Membuat tabulasi dalam penelitian ini

ialah memasukan data kedalam table yang digunakan yaitu table distribusi frekuensi.

f. Cleaning

peneliti melakukan Cleaning (pembersihan data) yaitu dengan cara mengecek

kembali data yang sudah masukapakah ada kesalahan atau tidak pada saat

memasukan semua data.

2. Analisis data

Dalam penelitian ini menggunakan Analisis data dilakukan dengan menggunakan

program komputer di mana akan dilakukan 2 macam analisis data, yaitu analisis

univariat dan analisis bivariat. yaitu:(20)

a. Analisis univariat

Analisis univariat merupakan menganalisa tiap variabel dari hasil penelitian untuk

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari hasil variabel, menganalisis


variabel variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi

dan proporsi untuk mengetahui karakteristik dan subyek penelitian.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membendingkan persamaan atau perbedaan

antara dua variabel, untuk melihat pengaruh sesudah dan sebelum penyuluhan

kesehatan tentang pencegahan diabetes melitus dan berisiko tinggi terkena penyakit

diabetes melitus, maka analisis data yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan uji paired T test yaitu uji yang di gunakan untuk dua sampel data yang

berpasangan dengan menggunakan sampel yang sama namun diberi perlakuan

yang yang berbeda dengan tujaun untuk membandingkan data sebelum di berikan

pretest dan postest. Semua variabel yang di teliti dihubungkan mengguanakan teknik

komputerisasi dengan tingkat signifikan.

I. Etika penelitian

Masalah etika penelitian dalam pedoman nasional etik penelitian kemenkes yaitu sebagai

berikut : (35)

1. Prinsisip menghormati harkat martabat manusia ( respect or persons)

Bentuk penghormatan terhadap harkat martabat manusia sebagai pribadi (personal)

yang memiliki ke bebasan berehendak atau memilih dan sekaligus bertanggung jawab

secara pribadi terhadap keputusan sendiri.

2. Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non- maleficence).

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain di lakukan

dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal serta subyek


manusia dalam penelitian kesehatan yang benar benar seusuai untuk di aplikasikan

kepada manusia.

3. Prinsip keadilan (justice)

Mengacu pada kewajban etik untuk memperlakukan setiap orang sama dengan moral

yang benar dan layak dalam memperoleh haknya, hal in i di lakukan dengan

memperhatikan distribusi usia dan gender, status ekonomi, budaya dan konsiderasietik.

J. Jadwal penelitian

Tabel 4.4 jadwal penelitian

No 2020
Kegiatan jan fe mar apr me jun ju ags sep ok nov des
b y l t
1 Survey awal
2 Pengajuan
judul
3 Pengambilan
data awal
4 Penyelesaiya
n dan
bimbingan
proposal dari
BAB I sampai
BAB III
5 Ujian proposal
6 Revisi
proposal
7 penelitian
8 Penyelesaiya
n dan
bimbingan
skripsi
9 ujian hasil
penelitian
10 ujian
skripsi/tutup

DAFTAR PUSTAKA
1. Sriwijaya U. GAMBARAN FAKTOR RISIKO PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
PUSKESMAS MERDEKA. 2019;
2. Cruz APS. Gambaran Penularan Diabetes Melitus. J Chem Inf Model.
2016;53(9):1689–99.
3. Idf. Profil Kesehatan Diabetes Melitus. 2019;1–11.
4. Y-M C. Penderita Diabetes Melitus Di Nagara Asia. 2017;(4):1–8.
5. Mutoharoh. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang
Penyakit Diabetes Melitus Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Desa
Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Ijms. 2017;4(1):96–109.
6. Ary D, Hidayati NUR. PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS
,Kesehatan, Fakultas Ilmu Surakarta, Universitas Muhammadiyah. 2019;
7. Gany A, Suhada. Pengaruh Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus, Surabaya.
2019;2(November).
8. Tenggara Dines Kesehatan Provinsi Sulawesi. Pofil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017. 2018;
9. Luh N, Sri P, Pancawati A, Damayanti S. EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON
KNOWLEDGE OF EARLY DETECTION OF DM IN THE COMMUNITY OF
NGEMPLAK KARANG JATI SINDUDADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA 2013.
2016;III.
10. Bahri S. Penyuluhan Kesehatan Pada Penderita Diabetes Melitus. :209–15.
11. Corolina P. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang
Diabetes Melitus Di Kelurahan Pahandut Palangkaraya. Vol. 91, Foreign Affairs. 2012.
P. 1689–99.
12. Pratama Permadi Aziz. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Pasien Tantang Pengelolaan Diet Diabetes Melitus Di Puskesmas Boyolali.
Zitteliana. 2003;18(1):22–7.
13. Species O. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Aktivitas Di Ruang Melati RSUD Kota Kendari. 2017;1–4.
14. Setiyawati I. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY “T” DENGAN MASALAH
UTAMA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO 2
KOTA YOGYAKARTA,Yogyakarta, Umbulharjo Kota. 2018;
15. Setyawati I. Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Melitus Di RSUD SEMARANG.
2016;(Dm):7–32. Available From: Http://Repository.Unimus.Ac.Id
16. Norjannah S. Klasifikasi Diabetes Melitus , Universitas Sumatera Utara. Nhk.
2015;151:10–7.
17. ANGGARA ISTA PUTRA. PENERAPAN MANAJEMEN NUTRISI UNTUK
MENGONTROL GLUKOSA DARAH DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSU BAHTERAMAS PROV. SULTRA.
2018;3(32):1–44.
18. Candimulyo D, Candimulyo D, Jombang K. PENGARUH SENAM DIABETES
MELLITUS TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS TIPE 2 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN. 2018;2.
19. Hanafie RH, Bungo M. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R DENGAN
PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II MENGGUNAKAN CAIRAN
Nacl 0,9% DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD H.HANAFIE MUARO BUNGO. 2019;
20. Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin DS. Tinjauan Tentang Penyuluhan Kesehatan. J
Chem Inf Model. 2017;8(9):1–58.
21. Rosymida I. Gambaran Pendidikan Kesehatan Yang Dilakukan Perawat Di Poliklinik
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Repositoryunimusacid [Internet]. 2018;53(9):1689–99.
Available From: Http://Repository.Unimus.Ac.Id/1684/
22. Apilaya Akhzul Razak. Pengaruh Pendidikan Kesehatan. 2016;(2011):10–51.
23. Indahyani F. Studi Deskriptif Kuantitatif..., Fauziyah Indahyani, Psikologi UMP.
Pengetahuan [Internet]. 2015; Available From: Http://Repository.Ump.Ac.Id/477/3/BAB
II_FAUZIYAH INDAHYANI_PSIKOLOGI%2715.Pdf
24. Lestari NDA. Gambaran Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga
Dengan Komplikasi Gangre. Skripsi. 2018;5–29.
25. Fatimah RN. DIABETES MELITUS TIPE 2. 2015;4:93–101.
26. Pofil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. 2015;(Dm).
27. Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin DS. BAB III Metode Penelitan. J Chem Inf Model.
2017;8(9):1–58.
28. Rizaldi R. PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Tekstil &Garment Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2014). E-Jurnal: Unpas [Internet]. 2017;33–56. Available
From: Http://Repository.Unpas.Ac.Id/28039/6/Bab3fix.Pdf
29. Yustia Putri W. PENGARUH REGULATOR, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP CARBON EMISSION
DISCLOSURE (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2014-2016). Fak Ekon Dan Bisnis, Unpas Bandung [Internet]. 2017;48–83. Available
From: Http://Repository.Unpas.Ac.Id/30262/7/BAB 3 Sa.Pdf
30. Goyena R. Metodologoi Penelitian. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689–99.
31. Muliadi D. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Diabetes Melitus.
2012;7–37.
32. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif Dan Kombinasi (Mixed Methods). J
Chem Inf Model. 2016;53(9):240.
33. Febriansyah A. Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada Young
Enterpreneur Academy Indonesia Bandung. J Ris Akunt. 2017;8(2).
34. Rohaedi S. Gambaran Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang
Melakukan Pernikahan Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Parongpong Kabupaten
Bandung Barat. 2017;(June):0–11.
35. Kementrian Kesehatan. 2017 Pedoman &Standar Etik KEPPKN. 2017;

LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DIABETES MELITUS


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAWA

Nama :

Umur :

Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :

Lama menderita Diabetes melitus :

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan alternatif jawaban, sehingga tidak ada

yang terlupakan.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat dan benar sesuai yang

anda rasakan dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom yang disediakan

dan semua pertanyaan harus dijawab dengan satu pilihan.

3. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan

pendidikan dan penelitian dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Walaupun data Bapak/Ibu

dipublikasikan dalam hasil penelitian, tetap kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijaga.

Pertanyaan:

1. Dibawah ini manakah yang merupakan pengertian atau definisi diabetes melitus?

Suatu penyakit yang diderita selama bertahun-tahun atau seumur hidup

Suatu penyakit yang banyak diderita oleh orang tua

Suatu penyakit tidak menular dan dapat disembuhkan


Suatu penyakit dengan keadaan kadar gula darah melebihi normal yang memerlukan

pengobatan dan penanganan seumur hidup.

2. Penyakit diabetes melitus dapat disebabkan karena?

Kurang nya asupan gizi

Pola gaya hidup yang salah dan Faktor keturunan

Stress

Banyak pikiran

3. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan gejala-gejala awal dari penyakit

diabetes mellitus ?

Sering haus

Banyak minum

Sering buang air kecil

Berkeringat berlebihan

4. Apa saja efek jangka panjang atau komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit

diabetes mellitus yang tidak terkontrol?

Gangguan pendengaran

Kelumpuhan

Penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf

Stress, kegemukan, demam, pusing

5. Bagi penderita diabetes mellitus kapan sebaiknya mengukur atau memantau kadar

gula darah. ?

Setiap hari
Seminggu sekali

Sebulan sekali

Setahun sekali

6. Dibawah ini manakah hasil pemeriksaan kadar gula darah yang normal ?

Apabila pemeriksaan kadar gula darah sesaat atau sewaktu-waktu langsung diperiksa

kurang dari 200 mg/dl

Apabila 2 jam setelah makan, kadar gula darah lebih dari 200 mg/dl

Apabila diperiksa kadar gula darah didahului dengan puasa, hasilnya lebih dari 126

mg/dl

7. Apa tujuan di lakukan pencegahan diabetes melitus ?

Untuk mencegah terjadinya komplikasi/luka diabetik

Untuk mencegah terjadinya demam

Agar tidak terjadi stres

Supaya tidak terjadi penularan diabetes

8. Apakah tujuan melakukan diet dan pengaturan makanan bagi penderita diabetes

mellitus?

Menjaga agar kadar gula darah berada diatas normal

Menjaga agar gula darah berada dalam batas normal

Menjaga agar gula darah berada dibawah normal

Menjaga agar gula darah tetap berada diatas 200 mg/dl.

9. Dalam pengaturan makanan bagi penderita DM apa hal yang paling penting untuk

dilakukan?
Mengurangi bahan makanan yang mengandung serat dan vitamin seperti buah dan

sayur-sayuran

Memakan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak seperti nasi, gula,

daging, minyak, dll

Mengurangi makanan yang banyak mengandung gula dan lemak seperti nasi, gula,

daging, minyak, dll

Mengurangi semua sumber makanan

10. Apakah manfaat melakukan olah raga secara teratur untuk penderita diabetes

mellitus?

Dapat menyembuhkan penyakit diabetes mellitus

Mempertahankan agar kadar gula tetap berada diatas 200 mg/dl

Mengontrol kadar glukosa darah dan mengurangi resiko penyakit jantung

Dapat menurunkan kadar gula dibawah normal


LAMPIRA 2 : SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : DIABETES MELITUS


Waktu : 30 menit
Sasaran : Penderita DM
Hari/Tanggal : Juni 2020
Tempat : Wilayah Kerja Pukesmas Sawa
Penyaji : Isma Krisdayanti

I. Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Penderita DM mengerti tentang penyakit
Diabetes Melitus
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan anggota keluarga mampu :
1. Mengerti pengertian Diabetes Melitus
2. Mengerti penyebab Diabetes Melitus
3. Mengetahui tanda dan gejala Diabetes Melitus
1. Mengetahui pencegahan penyakit Diabetes Melitus

C. Pokok Bahasan
Diabetes Melitus

D. Sub Pokok BahasanMenjelaskan Diabetes Melitus


1. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
2. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
3. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus
4. Menjelaskan pencegahan penyakit Diabetes Melitus

E. Metode
1. Presentase
2. Ceramah
3. Tanya jawab

F. Media
1. Liflet
2. Poster

G. Setting Tempat
Wilayah Kerja Puskesmas Sawa

H. Pengorganisasian
Penyaji : Isma Krisdayanti

I. Pelaksanaan Kegiatan

N WAKT KEGIATAN PENYULUH RESPON METODE MEDI


O U PENYULU A
H

1. Mengucapkan salam Memperhatikan Ceramah


2. Memperkenalkan nama dan
pada audien mendengarkan
3. Kontrak waktu Memperhatian
4. Menjelaskan tujuan dan
1 10
penyuluhan. mendengarkan Liflet
menit
Memperhatikan
Ceramah
dan
medengarkan
Memperhatikan
dan
mendengarkan

1. Menjelaskan pengertian
Memperhatika
Diabetes Melitus
n dan
2. Menjelaskan penyebab
mendengarkan
Diabetes Melitus
3. Menjelaskan tanda dan Memperhatika
10 Berdisku
2 gejala Diabetes Melitus n dan
menit si
4. Menjelaskan mendengarkan
pencegahan penyakit Memperhatika
Diabetes Melitus n dan
mendengarkan
Memperhatika
n dan
mendengarkan
Memperhatika
n dan
mendengarkan

1. Mengajukan 3
Menjawab
pertanyaan tentang
materi penyuluhan
2. Memberikan

10 kesimpulan tentang
penyuluhan Menjawab
menit
3. Salam penutup salam Ceramah
3

J. Evaluasi
Struktur : menyiapkan materi penyuluhan, meminta ijin dengan sasaran yang akan
diberikan penyuluhan, melakukan kontrak waktu dan tempat untuk melakukan
penyuluhan
Proses : saat penyaji mulai memberikan penyuluhan, sasaran mendengarkan, bersikap
kooperatif, terdapat timbal balik.

II. MATERI
A. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme tubuh dengan hiperglkemia
abnormalitas metabolisme baik karbohidrat protein dan lemak di sebabkan penurunan
sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin yang dapat menyebabkan
munculnya komplikasi kronis pada mikrovaskuler, neuropati, dan makrovaskuler
(Huda.A, 2015).

B. Etiologi Diabetes Melitus


Diabetes melitus di sebabkan oleh rusaknya sel sel beta dari langerhans pada
pankreas yang penghasil dari insulin sehingga dapat terjadi kekurangan insulin DM
juga dapat terjadi karna terjadi gannguan produksi insulin sehingga dapat terjadi
gangguan saat insulin memasukan glukosa ke sel. (smeltzer dan bare, 2015.).
penyebab dari diabetes melitus jga di sebabkan oleh :
6) Pola makaan
makan melebihi jumlah kadar kalori yang di butuhkan oleh tubuh yang tidak
seimbang dengan sekresi insulin yang tidak memadai sehingga dapat
menyebabkan kadar dalam gula darah meningkat sehingga dapat terkena
diabetes melitus.
7) Obesitas
Orang gemuk yang berat badan melebihi berat badan normal cenderung
mempunyai peluang besar terkena penyakit diabetes melitus.
8) Faktor genetic
DM dapat di wariskan oleh orang tua ke anak nya karna di sebabkan oleh gen
pewaris diabetes melitus ke seluruh keturunannya.
9) Bahan bahan kimia dan obat obatan
Bahan kimia dapat mengiritasi pankreas sehingga dapat menybabkan radang
pankreas sehingga fungsi pankreas menurun sehingga tidak adanya sekresi
hormon insulin.
10) Pola hidup
Pola hidup sangatlah berpengaruh pada kehidupan manusia dan juga sebagai
penyebab diabetes melitus seperti malas berolahraga memiliki resiko tinggi
terkena diabetes melitus karena olahraga dapat membakar lemak kalori yang
tertimbun dalam tubuh karna kalori yang tertimbun di dalam tubuh dapat
mencetus terjadinya diabetes melitus.

C. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus


Penyakit DM dapat timbul tanda dan gejala pada penderita. DM sangat bervariasi
antara satu dengan penderita lainnya bahkan, ada penderita DM yang tidak sangat
menunjukkan gejala yang khas penyakit DM sampai saat tertentu. Tanda dan gejala
DM tersebut telah dikategorikan menjadi gejala akut dan gejala kronis (Fitriyani, 2015).
Tanda dan Gejala akut DM pada permulaan perkembangan yang muncul yaitu banyak
minum (polidipsia), banyak makan (poliphagia), banyak kencing (poliuria). Dan mudah
lelah.
Tanda dan gejala kronik DM yaitu Kulit terasa panas, seperti tertusuk-tusuk jarum,
kebas, , rasa tebal pada kulit, kram, keleahan, gigi mudah goyah dan mudah lepas ,
penglihatan memburuk (buram) yang ditandai dengan sering berganti lensa
kacamata, , keguguran pada ibu hamil dan bahkan dapat terjadi ibu melahirkan
dengan berat bayi yang lebih dari 4 kilogram.
D. Pencegahan Diabetes Melitus
4) Diet
Prinsip yang di alkuakan setiap hari yaitu pengaturan makan yang dapat
menyandang terjadinya diabetes hampir sama dengan anjuran makanyang di
anjurkan kepada masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Untuk mencegah gula
darah ditekankan pentingnya mengatur pola makan dalam hal jadwal makan, jenis
dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang telah terdeteksi terkena penyakit
diabetes melitus Standar makanan dengan komposisi yang seimbang seperti
karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%.(25)
5) Exercise (latihan fisik/olahraga)
Dianjurkan kepada seluru individu atau kelompok untuk latihan secara teratur
seperti (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai
dengan Continous, Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa
selama 30 menit perhari. (25)
6) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan atau penyuluhan sanagat pentinguntukpencegahan diabetes
melitus.
Adapun yang dapat di lakukan untuk mencegah diabetes melitus yaitu:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ini boleh di berikan pendidikqan kesehatan pada
kelompok yang mempunyai faktor resiko tinggi terkena penyakit diabetes
mellitus dengan cara pendidikan kesehatan seperti faktor resiko yang dapat
menyebabkan diabetes mellitus serta atau hal-hal yang dapat dihindari agar
terhindar dari pencetus penyakit diabetes mellitus (Ulfa, 2015). Contohnya
yang dapat menjadi faktor resiko diabetes seperti umur, mellitus, aktifitas fisik,
Indeks Massa Tubuh, riwayat diabetes tekanan darah, stress dan kadar
kolesterol.(20)
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dapat di lakukan pada pasien yang baru terdiagnosa diabetes
mellitus atau baru ter deteksi terkena diabetes melitusyaitu dengan cara
pendidikan kesehatan untuk pengendalian atau pencegahan diabetes mellitus
hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memodifikasi gaya hidup yang tidak
sehat menjadi sehat seperti berhenti merokok, pengaturan makanan atau diet
makanan serta patuh mengkonsumsi obat dan latihan jasmani atau olahraga.
(20)
3. Pencegahan tersier
pencegahan tersier diabetes mellitus merupakan upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya suatu komplikasi yang dapat mucul lebih cepat
akibat diabetes mellitus meliputi cara pencegahan atau perawatan komplikasi
lebih lanjut dan upaya rehabilitasi untuk mempertahankan kualitashidup yang
optimal pada penderita diabetes mellitus.

LAMPIRAN 3 : POSTER

Anda mungkin juga menyukai