Anda di halaman 1dari 27

SKRIPSI

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PESISIR DESA LAIMEO

Oleh :

SALFIA

NIM. S.0016.P.018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA KESEHATAN PROGRAM STUDI S1

KEPERAWATAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan peningkatan terus menerus tekanan darah melebihi batas

normal (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg).

Tekanan darah normal adalah 110/80 mmHg.(1) Hipertensi dapat diklasifikasikan

menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau esensial (90% kasus hipertensi) yang

penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh

penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dan gangguan ginjal.(2)

World Health Organization (WHO) tahun 2015 mengataan sekitar 1,13 milyar orang

di dunia menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi pada kawasan Asia Tenggara, dimana

Indonesia (21,3%). Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 32% dari jumlah

total penduduk 63.309.620 jiwa. Di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 survey

tentang penyakit hipertensi penduduk berusia 18 tahun ke atas sebanyak 54.127 orang

atau 33,62% yang sedang mengalami hipertensi.(3) Di Konawe Utara cenderung

menunjukkan adanya peningkatan penyakit hipertensi. pada tahun 2017 meningkat

menjadi 6119 kasus. Berdasarkan data yang di peroleh dari puskesmas sawa tahun 2019

distribusi kasus hipertensi meningkat menjadi 246 kasus.

Hipertensi ini, apabila tidak dilakukan penanganan dengan cepat, maka akan

menimbulkan komplikasi yang akan memicu berbagai penyakit lainnya seperti gagal

jantung, arteri perifer, stroke, gagal ginjal, pecah pembuluh darah, hingga gangguan
aliran darah ke otak.(4) Secara umum terapi yang digunakan untuk menurunkan

tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu terapi farmakologis dan terapi

nonfarmakologis. Terapi farmakologis yaitu terapi dengan menggunakan obat-obatan,

dan terapi non farmakologis yaitu pengobatan secara tradisional tanpa menggunakan

obat-obatan seperti melakukan olahraga ataupun senam aerobic.(5)

Latihan fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi salah satunya ialah senam

aerobik dengan cara berkelompok. Pada senam aerobik misalnya dari variasi gerakan-

gerakan yang banyak terutama gerakan dasar pada kaki dan jalan dapat memenuhi

kriteria continous, rhytmical, interval, progresif dan endurance (CRIPE) bisa melakukan

olahraga secara continue untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.(6) Senam

aerobik adalah senam yang gerakannya menggunakan seluruh otot, terutama otot-otot

besar sehingga memicu kerja jantung dan juga paru, gerakan badan secara bersamaan

pada bagia-bagian badan. Untuk manfaat dari senam aerobik antara lain dapat

meningkatkan daya tahan jantung, menguatkan otot-otot tubuh, kelenturan, paru-paru

dan membakar kalori.(7) Penelitian Sri Hardianti (2019) menyimpulkan bahwa ada

Pengaruh yang signifikan antara Senam Aerobic Terhadap Penurunan Tekanan Darah.

(4)

Berdasarkan data yang di peroleh dari puskesmas sawa pada tahun 2018 adalah

distribusi nya mencapai 231 kasus, dan pada tahun 2019 distribusi kasus hipertensi

meningkat menjadi 246 kasus kemudian pada tahun 2020 bulan januari – maret jumlah

kunjungan sebanyak 48 kasus. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan penulis, upaya yang biasa dilakukan menangani masalah hipertensi adalah

meminum obat. Selain itu, Di Provinsi Sulawesi Tenggara data untuk penelitian tentang
pengaruh senam aerobic terhadap penurunan tekanan darah, belum ada yang pernah

melakukan penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “pengaruh senam aerobic terhadap penurunan

tekanan darah di wilayah pesisir desa laimeo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian

ini adalah ‘’Apakah ada pengaruh senam aerobic terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi di puskesmas sawa konawe utara 2020?’

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu, untuk melihat apakah ada perbedaan

antara yang melakukan senam aerobic dan yang tidak melakukan senam aerobic

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum dilakukan senam aerobic di wilayah

pesisir desa laimeo.

b. Untuk mengetahui tekanan darah sesudah dilakukan senam aerobic di wilayah

pesisir desa laimeo.

c. Untuk mengetahui pengaruh senam aerobic terhadap penurunan tekanan

darah pada penderita hipertensi di wilayah pesisir desa laimeo.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

penelitian ini merupakan proses belajar mengajar sekaligus sebagai

pengalaman berharga untuk mangaplikasikan ilmu yang didapatkan selama kuliah

dan sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan.

2. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat khususnya yang menjadi responden dalam penelitian ini

dapat menambah wawasan dan alternatif pengobatan untuk menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi.

3. Bagi institusi

Bagi akademik pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan pustaka di

lingkungan STIKES Karya Kesehatan yang dapat menjadi bahan bacaan ilmiah

dan sebagai referensi bagi yang membutuhkan.


E
. State of Art (Keaslian Penelitian)

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

No Judul penelitian Nama Hasil penelitian Perbedaan penelitian


peneliti
1 Pengaruh Senam Roza Ada pengaruh Perbedaan penelitian
Aerobik Low Impact Fetriwahy Senam Aerobik sebelumnya terletak
Terhadap Tekanan uni, Siti Low Impact pada variabel, jumlah
Darah Rahmalia, Terhadap sampel 34 responden
Penderita Hipertensi Herlina Tekanan Darah yaitu distribusi
Penderita responden
Hipertensi berdasarkan usia
sebagian besar
adalah responden
berusia 46-55 tahun
sebanyak 19
responden (55,9%).
2 Pengaruh Senam Lina ada pengaruh Perbedaan penelitian
Aerobik Terhadap Indrawati Senam Aerobik sebelumnya terletak
Penurunan Tekanan Terhadap pada sampel yaitu
Darah Pada Penurunan usia lansia dan jenis
Penderita Hipertensi Tekanan Darah penelitian tidak
Pada menggunakan
Penderita kelompok control
Hipertensi
3 Pengaruh Senam Ista Ada pengaruh perbedaan penelitian
Aerobik Low Impact Suhada Senam Aerobik sebelumnya terletak
Terhadap Penurunan Marasinta Low Impact pada variabel, jenis
Tekanan Darah Tinggi Terhadap penelitian dan jumlah
Pada Lanjut Usia Penurunan sampel yaitu
Tekanan Darah distribusi frekuensi
Tinggi Pada kelompok umur
Lanjut Usia responden paling
banyak pada
kelompok umur 60-62
tahun yaitu sebanyak
11 orang (57,9%),
dan paling sedikit
pada kelompok umur
66-68 tahun yaitu
sebanyak 1 orang
(5,3%).
4 Pengaruh Senam Benny Ada pengaruh Perbedaan dengan
Jantung, Yoga, Senam Bradley pemberian Senam peneniltian
Lansia,dan Senam Pradana Jantung, Yoga, sebelumnya terletak
Aerobik dalam Pangaribu Senam pada variabel,jumlah
Penurunan Tekanan an, Lansia,dan sampel, teknik
Darah pada Lanjut Usia Khairunni Senam Aerobik pengambilan sampel.
sa Berawi dalam Penurunan
Tekanan Darah
pada lansia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan umum Hipertensi

a. Pengertian hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan tekanan darah persisten

dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas

90 mmHg. (8)

b. Klasifikasi hipertensi

1) Klasifikasi berdasarkan etiologi

a) Hipertensi esensial (Primer)

90% penderita hipertensi mengalami hipertensi esensial (primer).

Penebab dari hipertensi esensial ini belum diketahui secara pasti . Ada

beberapa faktor yang d-apat mempengaruhi terjadinya hipertensi

esensial, seperti faktor lingkungan ,diet, genetic, stress dan psikologis.

(9)

2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan menggunakan

obat-obatan. Penyebab dari hipertensi sekunder adalah berupa kelainan

ginjal contohnya retensi insulin, pemakaian obat-obatan, obesitas, dan

hipertiroidisme. (9)

3) Klasifikasi Berdasarkan derajat hipertensi

a) Klasifikasi derajat hipertensi berdasarkan JNC-8


Tabel. Klasifikasi Hipertensi

Derajat Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik


(mmHg)
Normal <120 Dan <80
pre-hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi derajat II ≥160 Atau ≥100
(Sumber:Bell, dkk.,2015)

b) Klasifikasi menurut ESH dan ESC

Tabel. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan European Society of

Hipertension (ESH) dan European Society of Cardiology (ESC)

Kategori Tekanan Sistolik Tekanan


(mmHg) Diastolik
Optimal <120 dan <80
Normal 120-129 Dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 Dan/atau 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 Dan/atau 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 Dan/atau 100-109
--Hipertensi derajat III ≥180 Dan/atau ≥110
Hipertensi Sistolik ≥140 dan <90
terisolasi

(Sumber : ESH & ESC,2013)

c. Etiologi

Hipertensi terjadi tergantung dari kecepatan pada denyut jantung, volume

sekuncup, dan total peripheral resistance (TPR). Peningkatan kecepatan

denyut jantung yang terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon

pada nodus SA. Peningkatan kecepatan pada denyut jantung yang

berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.(9)


Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung sangat lama akan terjjadi

apabila ada peningkatan volume plasma yang berkepanjangan karena

gangguan penggunaan garam yang berlebihan. (9)

Peningkatan TPR berlangsung lama akan terjadi peningkatan rangsangan

saraf atau hormon pada arterior yang berlebihan. Pada peningkatan TPR,

jantung diharuskan memompa lebih kuat dengan demikian akan menghasilkan

tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melewati pembuluh darah

yang menyempit. (9)

d. Patofisiologi

Mekanisme kontraksi dan relaksasi pembuluh darah berada di pusat

vasomotor, yang terletak pada medula otak. Mekanisme tersebut dimulai dari

pusat vasomotor melalui jarak saraf simpatis ke ganglia simpatis yang berlanjut

ke korda spinalis dan keluar dari columna medulla spinalis ke ganglia simpatis

di torakoabdominal. Rangsangan dari pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawahmelaluisarafsimpatiske ganglia

simpatis. Pada titik ini neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang

akanmerangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya norepinepfrin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. (10)

e. Manifestasi klinis

Gejala umum yang biasa terjadi pada hipertensi adalah epistkasis, sakit

kepala, pusing, dan tinitus berhubungan dengan naiknya tekanan darah.

Empat akibat utama hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan
ensefalopati. Beberapa penderita hipertensi yang tidak menunjukkan gejala

sampai bertahun - tahun biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler, dengan

manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh

darah.(10)

f. Komplikasi

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam

jangka panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ tubuh baik

secara langsung maupun tidak langsung (Yugiantoro, 2006). Beberapa

komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard,

gagal ginjal, enselopalopati, kejang. (10)

1) Stroke Stroke

2) Infark Miokard Infark

3) Gagal Ginjal Penyakit

4) Kejang Kejang

5) Ensefalopati

2. Tinjauan umum Senam aerobic

a. Pengertian Senam aerobic

Senam aerobic adalah serangkaian gerakan yang disatukn bersamaan

dengan irama musik yang telah dipilih dengan durasi tertentu. Aerobik

merupakan pengertian dari suatu sistem latihan fisik dengan tujuan untuk

meningkatkan pemasukan oksigen di dalam tubuh. Pemasukan oksigen

ditentukan oleh kapasitas maksimal paru-paru saat menghirup udara. Latihan


senam aerobik dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup akan

memperbaiki kerja jantung dan juga paru.

a. Pemilihan metode Senam aerobic

Masyarakat saat ini lebih cenderung menggunakan terapi non farmakologi

dengan berbagai alasan seperti, besarnya efek samping yang akan ditimbulkan

dari terapi farmakologi. Terapi non farmakologi ini meliputi penghentian

merokok, menurunkan berat badan yang berlebihan, mengurangi

mengkonsumsi alcohol yang berlebihan, harus memperbanyak latihan fisik,

mengurangi asupan garam yang berlebih, serta meningkatkan mengkonsumsi

buah dan sayur, serta menurunkan asupan lemak . Latihan fisik yang

dianjurkan bagi penderita hipertensi salah satu diantaranya adalah senam

aerobic dengan dilakukan secara berkelompok. Pada senam aerobik misalnya

dari variasi gerakan-gerakan yang banyak dilakukan terutama gerakan awal

pada bagian kaki terlebih dahulu dan berjalan dapat memenuhi kriteria

continous, rhytmical, interval, progresif dan endurance (CRIPE) dapat

melakukan olahraga secara continue untuk menjaga kesehatan jasmani dan

rohani.

B. Kerangka teori

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

senam aerobic merupakan senam yang dilakukan untuk mengurangi tekanan darah

selama 30 menit setiap hari. Olahraga yang dilakukan secara teratur seperti melakukan
senam aerobic, dapat mengurangi tekanan darah sistolik 3 sampai 5 mmHg dan

tekanan darah diastolik 2 sampai 3 mmHg.

Hipertensi

Terapi Farmakologi dan Non


Farmakologi

Terapi non
farmakologi

Senam aerobik

Penurunan kadar katekolamin


dalam pembuluh darah

Penurunan tekanan darah

Gambar 2.1 Kerangka teori

C. Kerangka konsep/fokus penelitian

Variabel independent Variabel dependent

Melakukan Memberikan Melakukan pengukuran


pengukuran Tekanan senam aerobic tekanan darah sesudah
darah sebelum melakukan senam
melakukan senam aerobic
aerobik
Keterangan :

: variabel Penelitian

: Hubungan langsung antara variabel

Gambar 2.2

Pengaruh senam aerobic terhadap penurunan tekanan darah

1. Hipotesis penelitian

Ha : Ada pengaruh senam aerobic terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi di di wilayah pesisir desa laimeo.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasy experimental dengan pendekatan

pretest- posttest control group design yaitu desain penelitian yang melibatkan dua

kelompok objek, satu diberi perlakuaan eksperimental (kelompok eksperimen) dan

yang lain tidak di berikan apa-apa (kelompok control)

Model rancanganya seperti pada gambar berikut: (11)

R1 01 X 03

R2 02 - 04

Gambar 3.1 desain pretest-posttest control group design

Keterangan:

R1: kelompok intervensi yang di berikan senam aerobik.

R2: kelompok intervensi yang tidak di berikan senam aerobik.

X : pemberian senam aerobik.

- : tidak diberikan senam aerobik.

01: responden dilakukan pengukuran tekanan darah (pretest) sebelum di

berikan senam aerobik.


02: responden di berikan pengukuran tekanan darah (pretest) namun tidak di

berikan senam aerobik.

03: responden di berikan pengukuran tekanan darah (posttest) sesudan di

berikan senam aerobik

04: responden di berikan pengukuran tekanan darah (posttest) tidak di berikan

senam aerobik.

A. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini di laksanankan di puskesmas sawa desa laimeo

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan sampai etical clearance di terbitkan

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang berkunjung

dipuskesmas sawa dengan kasus Hipertensi berjumlah 38 jiwa.(10)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu".

1) Jumlah sampel

Dalam menentukan sampel, apabila populasi sudah diketahui, maka di

gunakan rumus total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan


jumlah sampel sama dengan jumlah populasi atau seluruh populasi di jadikan

sampel. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 38 orang penderita

hipertensi.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 38 orang pasien hipertensi,

Kemudian jumlah sampel tersebut di bagi menjadi dua kelompok sama besar

yaitu 19 kelompok di berikan eksperimen (kelompok) dan sisanya di berikan

control. Yang dapat di uraikan sebagai berikut.

1) Kelompok eksperimen sebanyak 19 orang yang nantinya di berikan

pretest yakni pengukuran tekanan darah dan kemudian akan di berikan

senam aerobic selama 30 menit. Dan kemudian posttest yakni

pengukuran tekanan darah kembali.

2) Kelompok control sebanyak 19 orang yang nantinya akan di berikan

pretest yakni pengukuran tekan darah, namun dengan tidak di berikan

senam aerobic dan kemudian di lakukan posttest pengukuran tekanan

darah.

2) Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive Sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara

memilih sampel antara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti

yaitu penderita hipertensi. Total sampling adalah teknik pengambilan jumlah

sampel sama dengan jumlah populasi atau seluruh populasi di jadikan

sampel. (10)
3) Kriteria sampel

a. Kriteria inklusi

1. Klien tidak dalam keadaan sakit

2. Responden masih dapat beraktivitas/melakukan senam aerobic

3. Memiliki tekanan darah ≥ 140/90 mmHg

4. Bersedia menjadi responden

b. Criteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab;

1. Memiliki penyakit penyerta (demam, pusing, nyeri dada, sesak nafas)

atau dengan komplikasi seperti Stroke atau Diabetes

2. Baru sembuh dari penyakit

3. Mengikuti senam lain secara rutin sesuai jadwal

D. Variable penelitian

Variable penelitian dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Variable bebas (independent) senam aerobik

2. Variable terikat (dependent) penderita hipertensi dalam menurunkan tekanan

darah.

E. Definisi operasional dan criteria obketif

N Definisi operasional kriteria objektif Alat Skala


o ukur ukur
1 Senam aerobic merupakan Senam -Audio -
Paduan gerakan tubuh aerobik speaker
Dan irama yang ringan terjadwal pada music
dengan lompatan- lompatan hari senin,
sedang dan menggunakan kamis, dan
otot-otot tubuh baik bagian saptu
atas maupun bagian bawah dilakukan
tubuh. Pada penderita dalam waktu
hipertensi di puskesmas sawa seminggu 3
kali Waktu
pelaksanaan
latihan senam
selama 30
menit.
1. Fase
Persiapan
2. Fase
Pemanasan
3. Fase
Gerakan inti
2 Hipertensi adalah peningkatan Normal : sistol 120 Spidom Interval
tekanan darah secara tidak mmHg dan diastole 80 anomete
normal yaitu sistol 140 mmhg, mmHg r merek
dan diastole 90 mmhg. ONEME
D dan
stetosko
p merek
GEA
alat tulis

Gambar 3.2 Definisi operasional dan criteria obketif/bracketing

F. Instrument penelitian

Instrument dalam penelitian ini di gunakan untuk mendapatkan data-data

penelitian yang terdiri dari instrument yang berupa terapi meditasi dan instrumen

pengukuran yang berupa spidomomanometer merek ONEMED, stetoskop merek

GEA, lembar kriteria objekif, dan alat tulis.

G. pengumpulan data

Cara pengumpulan data

a) Sebelum melakukan pengumpulan data:


b) Peneliti mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan pengukuran tekanan

daran dengan penggunaan alat spidomanometer, stetoskop, dan alat tulis.

c) Peneliti melakukan pembagian klien menjadi dua kelompok yaitu kelompok

intervensi dan kelompok control.

a. Hari pertama

1. Kelompok control

a) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden.

b) Responden di perbolehkan melakukan kegiatan yang lain tetapi tidak

memacu kerja jantung atau responden di persilahkan untuk duduk dan

beristirahat.

c) Kemudian peneliti melakukan pengukuran tekanan darah. 30 menit

tersebut digunakan untuk menunggu kelompok intervensi senam aerobik

sampai selesai, kemudian peneliti melakukan pengukuran tekanan darah

untuk kelompok intervensi dan kelompok control dilakukan bersamaan.

2. Kelompok intervensi

a) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden

sebelum melakukan terapi meditasi.

b) Sampel di berikan penjelasan dan prosedur dari terapi meditasi.

c) Sampel di anjurkan untuk melakukan senam aerobik selama 30 menit.

d) Kemudian setelah selesai sampel melakukan senam aerobik selama 30

menit.

e) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah.

f) Semua hasil pengukuran tekanan darah di catat.


b. hari kedua

1. kelompok control

a) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden.

b) Responden di persilahkan melakukan kegiatan lain yang tidak memacu

kerja jantung atau responden di persilahkan untuk duduk dan beritirahat.

c) Setelah 30 menit kemudian peneliti kembali mengukur tekanan darah.

2. kelompok intervensi

a) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden

sebelum melakukan senam aerobik.

b) Responden di anjurkan untuk melakukan senam aerobik selama 30 menit.

c) Kemudian setelah selesai sampel melakukan senam aerobik selama 30

menit.

d) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah.

e) Semua hasil pengukuran tekanan darah di catat.

d. hari ketiga

1. kelompok control

a) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden.

b) Responden di persilahkan melakukan kegiatan lain yang tidak memacu

kerja jantung atau responden di persilahkan untuk duduk dan beritirahat.

c) peneliti melakukan wawancara kepada kelompok yang berkaitan dengan

penyakitnya.

d) setelah 30 menit kemudian peneliti kembali mengukur tekanan darah.

2. kelompok intervensi
a) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden sebelum

melakukan senam aerobik.

b) Sampel di berikan penjelasan dan prosedur tentang senam aerobik .

c) Sampel di anjurkan untuk melakukan senam aerobik selama 20-60 menit.

d) Kemudian setelah selesai sampel melakukan senam aerobik selama 20-60

menit.

e) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah.

f) Semua hasil pengukuran tekanan darah di catat.

g) setelah semua kegiatan pengukuran tekanan darah sudah selesai, peneliti

menjelaskan kembali tujuan penelitian dan memberikan pendidikan

kesehatan kepada responden

H. Pengolahan dan analisa data

1. pengolahan data

Data primer yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a). Coding

Coding adalah mengganti data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

angka atau bilangan.(10)

b). Editing

Hasil data dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing terlebih

dahulu). Apabila ada data-data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu

dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi data tersebut. Tetapi

apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah

atau dimasukkan.
c) . Cleaning

Cleaning disebut juga pembersih data. Apabila semua data disetiap

sumber data atau responden selesai dimasukkan perlu dikakukan pengecekan

kembali untuk melihat kemungkinan terjadi kesalahan kode dan scoring yang

tidak lengkap, kemudian dilakukan koreksi.(10)

d). Entry

Yaitu proses memasukan data ke dalam computer dan kemudian di

lakukan pengolahan data secara keskriptif maupun analitik.

e). Tabulation

Tabulasi data merupakan kelanjutan dari perkodean pada proses

pengolahan dalam hal ini setelah data di coding kemudian di tabulasi agar lebih

mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi. Pengolahan

data di lakukan secara elektronik, dengan menggunakan sistem komputerisasi.

2. Analisa data

a. analisa univariat

Analisa yang berkaitan dengan gambaran karakteristik data dan

gambaran variable penelitian. Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui jumlah

atau frekuensi dan presentase tiap variable yang di teliti dengan menggunakan

sistem komputer yaitu SPSS.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat saat penelitian ini di lakukan agar mengetahui penurunan

tekanan darah tiap kelompok. Bila data berdistribusi normal maka uji altelnatif

yang di lakukan yaitu uji T tidak berpasangan, dan jika data tidak berdistribusi
normal maka uji alternatif yang digunakan adalah uji wilxocon. Tujuan dari

pengujian ini mmerupakan agar mengetahui tekanan darah pada 2 kelompok

sampel penelitian, yaitu kelompok intervensi dan kelompok control, dengan

menggunakan sistem computer SPSS. (12)

I. Etika penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada

kepala puskesmas sawa kabupaten konawe utara. Dengan memperhatikan masalah

sebagai berikut:

1. Lembar persutujuan kepada responden

Lembar persutujuan di berikan kepada responden yang akan yang akan di

teliti, agar responden memahami maksud dan tujuan penelitian. Responden

menandatangani persetujuan tersebut dan menyutujui menjadi responden atau

sampel peneliti.

2. Tanpa nama ( Anomamity )

Agar menjaga kerahasiaan atau identitas responden, maka peneliti tidak

melampirkan nama pada lembar pengumpulan data yang di telah diisi oleh

responden, tetapi di berikan nomor kode tertentu. Pada saat pengisian kuisioner,

responden mengisi nama dengan menggunakan inisial termasuk pada proses

pengolahan data dalam bentuk master tabel peneliti menggunakan nama inisial

responden.

3. Kerahasiaan

Informasi yang disampaikan terhadap responden akan dijamin oleh peneliti

kerahasiaannya, kelompok data tertentu saja yang disajikan atau di laporkan


sebagai hasil riset. Saat proses pengolahan data penelitian, peneliti akan tetap

merahasiakan identitas dari responden dan tidak menyebutkan nama ataupun hal

lain yang ada hubungannya dengan responden. Baik saat penyajian pada seminar

hasil penelitian ataupun dalam penyajian skripsi.

J. jadwal penelitian

2020
N Kegiatan jan feb mar apr mey jun jul ags sep okt nov des
o
1 Survey awal
2 Pengajuan judul
3 Pengambilan data
awal
4 Penyelesaiyan dan
bimbingan
proposal dari BAB
I sampai BAB III
5 Ujian proposal
6 Revisi proposal
7 penelitian
8 Penyelesaiyan dan
bimbingan skripsi
9 ujian hasil
penelitian
10 ujian skripsi/tutup

-Tabel 3.3 jadwal penelitian

Anda mungkin juga menyukai