Anda di halaman 1dari 9

DRAFT PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT


STRESS MAHASISWA FKP UNRI DENGAN SISTEM
PEMBELAJARAN SECARA DARING

Disusun oleh :

DILA AMELIA
1711113770

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020

1
A. Latar Belakang
Setiap kita pasti pernah merasakan stress, baik karena permasalahn pribadi
maupun karena permaalahan kelompok. Stres dapat diartikan dimana tubuh individu
tidak spesifik merespon ketidaknyamanan terhadap tuntutan lingkungan (Saam &
Wahyuni, 2013).
Setiap individu dapat merasakan stress, tanpa terhalang oleh usia, ras, dan jenis
kelamin. (American Institute of Stress, 2013). Amrican phsychologi association
mengatakan bahwa keompok yang memiliki tingkat stress tertinggi ialah kelompok
yang lahir pada awal mula perkembangan teknologi (generasi milenial) (American
Psychological Asssociation, 2012). Mahasiswa tinggat awal termasuk pada kelompok
Generasi mileial yang rentan terhadap stress dalam menjalani tahun pertaman
perkuliahan. (Setiawati, Wulandari & Mayestika, 2016). Perubahan kondisi sekolah
ke perguruan tinggi dapat menjadi pemicu timbulnya stres pada mahasiswa. (Nangkut,
2018).
Beberapa bulan belakangan ini Indonesia mengalami pandemi global yaitu
Coronavirus (covid-19) yang memaksa setiap kegiatan terhenti dan salah satunya
proses pendidikan. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
memeberikan usulan menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh untuk membatasai
masalah dalam pendidikan (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization, 2020). Agar sistem pembelajaran dalam jaringan ini efektif, ada
bebrapa hal yang harus diperhatikan seperti memodifikasi kembali rencana
pembelajaran untuk menyesuaikan penugasan dengan kapasitas tenaga dari pengajar
dan mahasiswa. Pembelajaran dengan sistem dalam jaringan ini juga bisa
mengakibatkan stres pada mahasiswa (Universitas Islam Indonesia, 2020).
Salah satu stress yang Mahasiswa sering alami adalah stres akademik (Barseli &
Ifdil, 2017). Dimana stress akademik ini adalah strees yang bersumber pada proses
pembelajaran seperti menyelesaikan tugas, menghadapi ujian, hasil ujian, dan tuntutan
manajemen waktu belajar (Desmita, 2010).
Dikarenakan pandemi yang kita alami sekarang ini, perkuliahan dilaksanakan
secara daring (dalam jaringan) menggunakan aplikasi yang tersedia. Permasalahan
yang muncul adalah tugas yang lebih banyak dibandingkan dengan sebelum
perkuliahan daring, kondisi daerah yang memiliki jaringan internet yang sulit,
pengeluaran yang bertambah untuk membeli kuota internet, materi yang sulit

2
dimengerti, perubahan sistem belajar mengajar dengan mengerjakan tugas yang
dikumpulkan secara daring, menggunaan elektronik seperti handphone dan laptop
dalam jangka waktu yang lama (Universitas Negeri Semarang, 2020).
Stress dapat merangsang aktifitas korteks serebral dan menstimulasi RAS
(reticular activating system) dimana bisa mempengaruhi beberapa mekanisme seperti
peningkatan hormon epinefrin, kortisol, dan norepinefrin yang mempengaruhi kualitas
tidur. (Potter & Perry, 2012).
Kualitas tidur dapat diartikan ketika seseorang merasakan kepuasan dalam
tidurnya tanpa merasakan kegelisahan. Ketika tidak ada tanda masalah dalam tidurnya
dikatakan kulitas tidurnya baik (Wicaksana, 2012). Namu sebaliknya jika ada tanda
masalah dala tidur individu maka dapat dikatakan bahwa kualitas individu tersebut
tidak baik. Dikatakn kualitas tidur yang buruk ketika perubahan siklus bangun tidur
individu berubah secara signifikan. Faktor penyebab kualitas tidur yang buruk adalah
faktor kesehatan yang kurang baik, suasana lingkunan sekitar, pencahayan ruangan
yang terlalu terang, gaya hidup, dan stress. Kualitas tidur dapat mempengaruhi
keseimbangan fisiologis, seperti penurunan aktifitas, kelelahan, dan menurunnya daya
tahan tubuh. Tidak hanya fisiologis namun juga bisa mempengaruhi kesimbangan
psikologi, seperti cemas, tidak konsentrasi, depresi dan stress (Potter & Perry, 2012).
Manajemen stress dalam keperawatan pada klien sress yaitu melibatkan
dukungan keluarga dalam menjalani kegiatan shari-hari. Keluarga memiliki peran
penting dalam memberikan motivasi dan bantuan kepada setiap individu. Dukungan
keluarga yang adekuat dapat menurunkan stress, sehingga masalah yang disebabkan
oleh stress bisa teratasi (Isworo & Saryono, 2010).
Dalam penatalaksanaan stress dukungan keluarga sangat penting. Dukungan
keluarga yang diberikan dapat berupa memberikan semangat, kenyamanan fisik dan
psikologis pada orang yang sedang mengalami stress (Taylor, 2006). Dukungan
keluarga ialah tindakan, sikap dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang
mengalami stress (Tamara, 2014). Dukungan keluarga bisa didapatkan dari orang tua,
anak, suami, istri dan orang terdekat lainnya. (Ali, 2009).
Menurut Friedman (2010) Dukungan keluarga memiliki empat dimensi yaitu
dukungan emosional, dukunagn penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan
informatif. Dukungan emosianal diberikan dalam bentuk perhatian, empati dan
kehangatan yang diterima seseorang merasa diperhatikan. Dukungan penghargaan
dapat berupa tanggapan positif dorongan untuk maju. Dukungan instrumental yaitu

3
keluarga sebagai pertolongan yang plang kongkrit. Dan dukungan informatif
diberikan dalam bentuk nasehat, petunjuk, saran, dan pemecah masalah.
Penelitian terkait yang dilakukan Maeda dan Morishima (2013) mengatakan
dukungan keluarga merupakan salah satu hal penting dalam menunjang proses
perawatan untuk meningkatkan harga diri dan mengurangi stress yang dirasakan
seseorang dan memberikan kontribusi untuk status psikologi yang lebih baik.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat stress mahasiswa fkp unri dengan
sistem pembelajaran secara daring.
Tujuan penelitain ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
terhadap tingkat stress mahasiswa fkp unri dengan sistem pembelajaran secara daring.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi perkembangan ilmu
keperawatan, dan institusi tempat penelitian dilakukan serta dapat menjadi bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
Stress bisa menyebabkan peningkatan hormon epinefrin, kortisol, dan
norepinefrin yang mempengaruhi kualitas tidur. Karena itu dukungan keluarga sangat
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dan perannya dalam kehidupan schari-hari.
Lingkungan keluarga membuat anggota keluarga mampu meningkatkan kesehatan
dan menunjang kehidupannya. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang "Apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat stres
mahasiswa fkp unri dengan sistem pembelajaran secara daring ?".

C. Tujuan Penelitian
1. Tuiuan Umum
Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat stres mahasiswa fkp
unri dengan sistem pembelajaran secara daring.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penclitian ini adalah:
a. Mengidentitikasi karakteristik responden mahasiswa fkp unri dengan sistem
pembelajaran secara daring
b. Mengidentifikasi tingkatan dukungan keluarga pada mahasiswa fkp unri
dengan sistem pembelajaran secara daring.

4
c. Mengidentifikasi tingkatan stres mahasiswa fkp unri dengan sistem
pembelajaran secara daring
d. Mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat stres pada
mahasiswa fkp unri dengan sistem pembelajaran secara daring.

D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan pemikiran mengenai hubungan antara
independen dan dependen yang akan diamati melalui penelitian (Notoatmodjo, 2018)
Skema
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen: Variabel Dependen:

Dukungan Keluarga: Tingkaat Stress :


- Tinggi - Ringan
- Rendah - Berat

E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari ruumusan masalah. Hipotesis
dikatakan sementara karena berdasarkan pada teori, belum berdasarkan fakta empiris
pengumpulan data (Sugiyono, 2019)
Hipotesis pada penelitian adalah sebagai berikut
1. Hipotesis Nol (H0)
a. Tidak terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat stres mahasiswa
fkp unri dengan sistem pembelajaran secara daring
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat stres mahasiswa fkp
unri dengan sistem pembelajaran secara daring

F. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah strategi yang disusun peniliti untuk mencapai tujuan
penelitian dan berfungsi sebagai acuan dalam proses penelitian agar peneliti tidak
mengalami kesulitan (Hidayat, 2014 ).

5
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitin
korelasi dan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2018) cross sectional
yaitu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi dengan cara mengumpulkan satu
data variabel dependen dan independ yang dilakukan pada waktu yang bersamaan

G. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Alasan
peneliti melakukan penelitian di tempat ini adalah karena tempat peneliti menjalani
pendidikan sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian.

H. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang
ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Riau angkatan 2019 yang berjumlah 146 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari yang dapat digunakan sebagai subjek
penelitian yang telah mewakili populasi yang ada (Sugiyono, 2019). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan probablility sampling atau teknik yang
memberi peluang yang sama setiap populasi untuk menjadi anggota sampel
dengan jenis simple random sampling atau pengambilan sampel secara sederhana
yaitu setiap seluruh populasi mempunai kesempatan yang sama untuk menajdi
sampel (Notoatmodjo, 2018). Jumlah sampel dapat diambil dengan mengunakan
rumus Slovin perhitungan (Sujarweni, 2014):
N
n= 2
1+ N ( d)
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat Kepercayaan (d = 5%)
sedangkan didapat jumlah sampel penelitian sebanyak:
N
n=
1+ N ( d)2

6
146
n= 2
1+146 (0,05)
146
n=
1,365
n=107 responden
Kriteria inklusi dalam penelelitian ini adalah
1. Mahasiswa program A 2019 Fakultas Keperawatan Universitas Riau yang
aktif kuliah
2. Mahasiswa program A 2019 Fakultas Keperawatan Universitas Riau yang
bersedia menjadi responden

I. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah batasan variabel dimaksud atau tentang apa yang
diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2018). Sedangkan menurut
Hidayat (2014) defenisi operasional merupakan penjelasan tentang semua variabel
dalam penelitian memungkinkan peneliti untuk melakukan obeservasi secara cermat
sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahami maksud penelitian.
Defenisi Operasional
NO Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil
1 Tingkat Suatu rentang respon yang Kuisioner Ordinal Ringan (≤
Stress dipersepsikan oleh mahasiswa tingkat stress mean 23,80)
terhadap kehidupan akademik (DASS) yang
yang dapat mengakibatkan dimodifikasi. Berat (mean>
terganggunya kondisi 23,80)
keseimbangan individu
2 Dukungan Suatu dukungan yang Kuesioner Ordinal Terdiri dari 2
Keluarga dirasakan oleh responden kategori:
berasal dari keluarga (seperti Baik: ≥
ayah, ibu, suami/istri, anak dan median 47,00
saudara) bentuk dukungan
yang diberikan yanitu Kurang: <
dukungan emosional, median 47,00
instrumental, informasional
dan jaringan sosial.

7
J. Alat Pengukuran Data
Alat pengumpul data adalah proses pemilihan atau pengembangan metode dan
alat ukur yang tepat dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis (Setiadi, 2013).
Kuisioner terdiri dari tiga bagian yaitu pertanyaan karakteristik responden, pertanyaan
tingkat stress, dan pertanyaan dukungan keluarga.

1. Kuesioner A
Kuesioner A yang karakteristik responden (umur, jenis kelamin, status
pekerjaan, status pernikahan, dan riwayat genetik).
2. Kuesioner B
Kuesioner B terdiri dari pernyataan yang terkait dengan dukungan sosial yang
berasal dari keluarga yang diterima oleh mahasiswa . Kuesioner ini disusun oleh
peneliti sebelumnya berdasarkan konsep dan tinjauan kepustakaan. Pernyataan
kuesioner dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini sebanyak 16 pernyataan.
Kuesioner dukungan sosial keluarga menggunakan skala likert. Skala likert ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau
masalah yang ada dimasyarakat atau yang dialami oleh responden (Hidayat, 2008).
Pada kuesioner pernyataan positif diberi nilai 4 untuk sangat setuju (SS), nilai 3
untuk pernyataan setuju (S), nilai 2 untuk pernyataan tidak setuju (TS), dan nilai 1
untuk pernyataan sangat tidak setuju (STS).
3. Kuisioner C
Kuisioner C terdiri dari pertanyaan tingkat stress akademik. Depression
Anxiety Stress Scales (DASS) adalah instrumen yang diciptakan oleh Lovibond
(dalam Suerni, 2012) untuk mengukur depresi, kecemasan dan stress. Instrumen ini
dimodifikasi oleh peneliti sebelumnya yang mencakup pertanyaan pertanyaan
tingkat stress akademik yang terdiri atas 6 komponen yaitu gejala emosional, gejala
fisik, pemikiran pelaku, perasaan dan reaksi tubuh. Kuisioner tingkat stress
menggunakan skala likert. Pada kuesioner pernyataan positif diberi nilai 4 untuk
Selalu, nilai 3 untuk pernyataan Sering, nilai 2 untuk pernyataan Kadang-Kadang ,
dan nilai 1 untuk pernyataan Tidak Pernah.

K. Analisa Data

8
Analisa data merupakan pemecahan masalah dengan mengolah data secara
manual ataupun sistem komputer untuk ditarik kesimpulan (Notoatmodjo, 2018).
Proses analisa data dilakukan setelah proses pengolahan data selesai.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah menganalisa karakteristik variabel penelitiain,
umumny dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase (Notoatmodjo,
2018). Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin,
program atau angkatan , tingkat stress akademik, dan dukungan keluarga.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan menganalisis dua variabek yang diduga
berhubungan (Notoatmodjo, 2018). Analisa bivariat pada penelitian ini digunakan
untuk mengetahu hubungan antara variabel independen yaitu dukungan keluarga
akademik dengan variabel dependen yaitu tingkat stres. Setelah data terkumpul
kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel yang hendak diukur.
Setelah ditabulasi, untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan
dependen digunakan uji statistik dengan uji chi-square dengan batas derajat
kemaknaan (α= 0,005). Apabila dari uji statik didapatkan p value < α (0,005) maka
dapat dikatakan ada hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai