KEPERAWATAN II
“SHORT WAVE DIATHERMY”
Dosen Pembimbing:
Rismadefi Woferst., SSi., M.Biomed
Disusun Oleh:
Kelompok III (A 2017 3)
Nama Anggota :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Teknologi
dalam Modalitas Pelaksanaan Keperawatan II tentang “Short Waves
Diathermy”ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rismadefi Woferst., SSi.,
M.Biomed sebagai dosen pembimbing makalah pleno ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Short Waves Diathermy, semoga dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna
untuk kami sendiri maupun orang yang membaca.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun ada kata-
kata yang kurang berkenan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Pekanbaru,5 Maret
2020
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, banyak profesional medis telah
menemukan bahwa ada beberapa cara untuk membantu pasien mereka
dalam penyembuhan tanpa menggunakan atau dengan membatasi
penggunaan obat penghilang rasa sakit yang digunakan dalam jangka
panjang. Hal-hal seperti yerapi piat, stimulator neuromuskuler dan terapi
ultrasound telah merevolusi cara komunitas medis dalam membantu
penyembuhan pasien. Jenis teknologi lain yang telah menunjukkan nilai
real dalam bidang klinis adalah Short Wave Dyathermi (SWD). Metode ini
berfungsi untuk mengendalikan rasa sakit dan meningkatkan aliran darah
ke daerah-daerah otot yang rusak dengan tindakan panas yang sampai ke
dalam jaringan (deep hearth).
Dalam hubungannya dengan obat-obatan berbasis non terapi, SWD
dapat membantu sejumlah besar pasien dengan berbagai tingkat jenis
cedera. Jika pendekatan penanganan hanya terbatas pada aplikasi berupa
terapi latihan ataupun manual terapi maka penanganan yang diberikan
menjadi kurang efektif. Terlebih lagi, penanganan di klinik fisioterapi
masih menggunakan superficial heating seperti infrared sebagai modalitas
elektroterapi. Oleh karena itu, dibutuhkan modalitas elektroterapi yang
mampu menghasilkan efek thermal dengan penetrasi yang cukup dalam
seperti aplikasi shortwave diathermy (SWD).
B. Rumusan Masalah
5. Apa saja indikasi dan kontra indikasi Terapi Short Waves Diathermy
1
?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Terapi Short Waves Diathermy
2. Untuk mengetahui tujuan Terapi Short Waves Diathermy
3. Untuk mengetahui manfaat Terapi Short Waves Diathermy
4. Untuk mengetahui prinsip kerja Terapi Short Waves Diathermy
5. Untuk mengetahui Indikasi dan Kontra Indikasi Terapi Short Waves
Diathermy
6. Untuk mengetahui keefektifan Terapi Short Waves Diathermy
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
penggunaan konduktif yang tinggi yang dihasilkan dari pemanasan yang
berat.
B. Tujuan Terapi Short Wave Diathermy
Menurut Robertson et.al (2005)
Diathermy dapat meningkatkan fleksibilitas jaringan tanpa dilakukan
penguluran. Dengan mengaplikasikan pemberian SWD selama 15
menit pada kaki dengan menggunakan capacitive pads.
SWD lebih efektif dalam menurunkan nyeri daripada hot packs
(Micholovitz et.al., 2016)
C. Manfaat Terapi Short Wave Diathermy
SWD tidak mampu menghasilkan kontraksi otot skeletal dikarenakan
panjang gelombangnya terlalu pendek dalam satu durasi. Oleh karena itu,
efek fisiologis yang diharapkan dari penggunaan SWD yaitu efek thermal
(panas) yang dihasilkan oleh getaran molekul berfrekuensi tinggi. Efek
primer dari penggunaan SWD di antaranya adalah pemanfaatan panas
secara umum meliputi:
Meningkatkan aliran darah
Dilatasi pembuluh darah
Peningkatan filtrasi dan difusi antar membrane
Meningkatkan laju metabolik jaringan
Mengurangi kekakuan sendi
Relaksasi otot
Meningkatkan perbaikan jaringan setelah cedera.
Memperlancar aliran darah.
4
Peningkatan suhu lebih dari 3 – 4°C akan meningkatkan
ekstensibilitas jaringan sehingga memungkinkan praktisi untuk
mengobati permasalahan kronis pada jaringan.
5
sirkuit dengan rangsangan maksimum, seperti mesin automatis pada mesin
SWD yang modern. Sekali rangkaian maksimal dikerjakan, pergerakan
mesin dapat mengurangi panas.
Pada aplikator umumnya sudah tersedia, keset kaki semi fleksibel
mengandung coil yang terhubung dengan sebuah mesin SWD. Pad dapat
berdimensi 0.5 x 0.75 m dan sering digunakan pada low back pain. Kabel
aplikator mengandung kabel yang terbungkus karet yang digunakan untuk
mengelilingi sekitar ekstremitas dan mengelilingi sekitar ekstremitas dan
seluruh tubuh. Untuk keamanan dari kabel dapat diganti dengan dengan
drum dan pads. Kebanyakan pengaturan kapasitas, pasien diletakkan
diantara dua elektroda. Aplikator rectal dan vagina digunakan sebagai
probe untuk pemanasan pelvis. Probe diletakkan dengan hati-hati, vaginal
probe diletakkan dibelakang servik pada fornik posterior, dan eksternal
pad digunakan untuk melengkapi sirkuit.
2. Efek vaskular,
Peningkatan suhu jaringan biasanya berkaitan dengan vasodilatasi
yang berhubungan dengan peningkatan aliran darah ke suatu area. Aliran
darah pada kulit sangatlah penting dalam menjaga nutrisi dan suhu tubuh
yang tetap dan sistem ini ada di bawah kontrol dari sympathetic adrenergic
6
nerves. Vasodilatasi pada kulit akan terjadi akibat pengeluaran panas
melalui mekanisme lokal atau refleks. Kulit sangat unik karena memiliki
pembuluh darah yang spesial yang disebut arteriovenous (AV)
anastomoses, yang memiliki peran penting dalam pengeluaran panas.
Aktivasi refleks terjadi ketika mendapatkan stimulasi suhu terkait pelepasan
panas melalui regio preoptik di hipotalamus anterior. AV shunt ini terdapat
di tangan, kaki, serta wajah.
3. Efek neuromuscular
Therapeutic heat digunakan untuk menghasilkan efek analgesik
dan membantu dalam meresolusi nyeri serta muscle-guarding spasms
7
(4) Efek pada connective tissue.
Peningkatan suhu yang dikombinasikan dengan penguluran dapat
mempengaruhi komponen viskoelastik dari connective tissue yang
disebut sebagai mekanisme plastic deformation atau elongation.
Struktur yang elastik akan teregang di bawah suatu pembebanan,
akan tetapi mampu kembali lagi ke panjangnya semula ketika
pembebanan tersebut dihilangkan. Sebuah penelitian yang
membandingkan antara penggunaan PSWD dengan Ultrasound 1MHz
membuktikan bahwa, efek panas setelah aplikasi alat lebih lama
bertahan pada aplikasi PSWD sekitar 60% lebih lama daripada
aplikasi dengan menggunakan ultrasound 1 MHz. Hal ini sangatlah
penting untuk memaksimalkan efek yang ingin dihasilkan melalui
stretching, friction massage, atau mobilisasi sendi sebelum suhu pada
tubuh benar-benar turun ke level yang kurang efektif
E. Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Short Wave Diathermy
1. Indikasi:
a) Nyeri : Penghilang nyeri menggunakan SWD berguna pada
pengobatan traumatic dan kondisi rematik yang mempengaruhi
bagian permukaan dari otot, ligament dan sendi kecil bagian
permukaan. Penghilang nyeri juga dipengaruhi oleh hilangnya
kekakuan otot.
b) Keram Otot : dapat di kurangi secara langsung menggunakan SWD
atau dapat berkurang karena hilangnya nyeri
c) Penyembuhan Luka : Untuk memicu penyembuhan luka dari luka
terbuka, dan meningkatkan dari sirkulasi pembuluh darah kulit.
Apabila ateriol ataupun capiler tidak dapat meningkat secara
signifikan maka pemanasan dapat diberikan pada bagian proximal
luka yang masih baik aliran darahnya.
d) Infeksi : Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu
mempercepat penyembuhan akibat infeksi dengan meningkatkan
aliran darah pada daerah yang terkena infeksi. Ini akan
8
meningkatkan sel darah putih dan antibody untuk melawan
organism infeksi
e) Fibrosis : Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki kelenturan
jaringan yang mengalami fibrosis, seperti pada tendon, kapsul
sendi.
2. Kontraindikasi :
a) Keganasan, contoh: kanker, tumor ganas.
b) Kehamilan, karena dapat berpengaruh terhadap janinnya.
c) Pendarahan, contoh: pasien wanita yang menerima perawatan di
punggung bawah atau daerah panggul dapat mengalami
peningkatan aliran menstruasi.
d) Gangguan sensibilitas, karena dapat menyebabkan luka bakar pada
area yang diterapi akibat efek panas yang dihasilkan dari SWD.
e) Adanya logam / metal di dalam tubuh, contoh pemasangan internal
fixation (screw end plate) pada pasien pasca fraktur.
f) Pace Maker (alat pacu jantung)
g) Imaturitas tulang
F. Pelaksanaan Terapi SWD
1. Persiapan alat dan bahan :
Pemeriksaan kabel
Pemeriksaan voltage
Pad elektrode
Tabung reaksi untuk tes sensasi
Lampu detektor
Pasang elektrode pada mesin
Hubungkan kabel mesin dengan arus listrik
Hidupkan mesin dari intensitas rendah, lalu pelan-pelan
dinaikkan pelan pelan sampai tuning yang diinginkan
Atur waktu ±2 menit
9
Cara mengetahui tuning, dapat dilihat langsung pada lampu
detektor yang didekatkan pada kabel. Jika menyala, berarti siap
digunakan
2. Pelaksanaan :
Posisi pasien dalam keadaan rileks
Beri penjelasan pada pasien, tidak boleh merubah posisi
elektrode, merubah tombol-tombol yang tertera di mesin SWD
Lalu, bersihkan daerah yang akan terapi, serta harus kering
Lakukan test sensasibilitas
Letakkan eletroda pada bagian yang akan diterapu dengan
susunan koplanar//planar.
Atur jarak eletroda 10-15 cm dari kulit pasien dengan durasi
15-30 menit (intensitas sesuai patologis dan toleransi pasien)
3. Evaluasi : tanyakan apa yang dirasakan klien selama dan setelah
menjalani terapi
G. Keefektifan Terapi SWD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan lingkup
gerak sendi ankle dorsiflexion sebesar 5,2% setelah diberikan SWD dan
peningkatan sebesar 2% pada aplikasi hot packs, sedangkan pada
kelompok yang tidak diberikan modalitas elektroterapi, tidak terdapat
peningkatan lingkup gerak sendi. McCray dan Patton dalam (Michlovitz
et.al., 2016) membandingkan efek SWD dengan hot packs terhadap
sensitivitas trigger points pada leher, bahu, dan punggung. Hasil penelitian
yang didapatkan menyimpulkan bahwa aplikasi SWD lebih efektif dalam
menurunkan nyeri daripada hot packs.
Penelitian lainnya dari (Kim et.al., 2012) menyimpulkan bahwa
terdapat perbaikan yang signifikan pada pasien chronic low back pain
setelah pemberian SWD dengan intensitas 50 W yang dikombinasikan
dengan pemberian neurodynamic mobilization. Penelitian dari Draper,
et.al. (2013) membuktikan bahwa Pulsed Short Wave Diathermy dengan
average power 48 W dapat meningkatkan suhu jaringan sampai kedalaman
10
3 cm dengan peningkatan mencapai 4,6°C. Penelitian dari (Khan, S., et.al,
2013) membuktikan bahwa penambahan SWD pada pelatihan yang
diberikan pada subjek dengan keluhan chronic back pain mampu
menurunkan nyeri setelah dievaluasi dengan menggunakan Visual
Analogue Scale serta McGill Pain Questionnaire.
11
Swd Dan Tens (Rekam medik nyeri secara bermakna sebelum dan
Terhadap pasien). Subjek sesudah terapi ( p = 0,000 ). Tidak
Pengurangan penelitian adalah terdapat perbedaan rerata selisih nilai
Nyeri Pada pasien penderita LBP Visual Analogue Scale (VAS) yang
Pasien mekanik bermakna antara pasien LBP
Low Back di Poliklinik mekanik yang mendapatkan terapi
Pain Mekanik Rehabilitasi Medik TENS dangan pasien LBP mekanik
RSUP Dr.Kariadi yang mendapatkan terapi SWD (p =
Semarang. 0,109 ).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SWD (Short Wave Diathermy) merupakan suatu alat terapi yang
menggunakan pemanasan yang dalam pada jaringan dengan merubah
energi elektromagnet menjadi energi panas. Short Wave Diathermy adalah
salah satu modalitas pemanasan dalam (deep heating) karena mampu
menembus jaringan dengan kedalaman sampai 4 – 5 cm, dimana keadaan
ini tidak dapat dicapai oleh alat pemanasan lainnya. Manfaat dari terapi
ini, yaitu dapat meningkatkan aliran darah dengan dilatasi, mengurangi
inflamasi, meningkatkan filtrasi dan difusi antar membran, mengurangi
kaku pada sendi, dan relaksasi otot. Beberapa efek dari mekanisme SWD
ini ada 4 macam, yaitu reaksi metabolik, efek vaskular, efek
neuromuscular, efek pada connective tissue. Indikasi dari terapi ini untuk
nyeri, kram otot, infeksi, fibrosis. Sedangkan untuk kontraindikasinyatidak
dianjurkan untuk penyakit keganasan, wanita hamil, gangguan sensibilitas
dan pada imaturitas tulang. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
terapi SWD efektif dalam menurunkan intensitas nyeri
B. Saran
Dalam memberikan terapi perawat harus memperhatikan
penerapan terapi dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan klien.
Setelah dilakukan penerapan terapi pada klien tersebut, klien mengerti
dan dapat menerapkannya. Sebaiknya makalah ini dapat menambah
wawasan pengetahuan bagi penulis, bagi klien dan bagi institusi
pendidikan (pelayanan kesehatan, pendidikan keperawatan, penelitian
keperawatan)
13
DAFTAR PUSTAKA
Michlovits, SL., Bellew, JW., dan Nolan, TP. 2012. Modalities for
Therapeutic Intervention: Fifth Edition. Philadelphia: FA
Davis Company
14