Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTROFISIKA HIGH FREQUENCY CURRENT


“SHORT-WAVE DIATHERMY”

Isyaturradiah
201901490311081

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Short Wave Diathermy (SWD) merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang
dimana pada alat terapi ini menggunakan pemanasan pada jaringan dengan cara
mengubah energi elektromagnetik menjadi energi panas. Berdasarkan dari kata “Short
Wave Diathermy” yang memiliki arti yaitu terapi panas dengan gelombang pendek.
Short Wave Diathermy (SWD) merupakan salah satu modalitas pemanasan atau terapi
pemanasan dalam (deep heating) dikarenakan terapi ini mampu menembus jaringan
dengan kedalaman penetrasi mecapai 4 – 5 cm.

Short Wave Diathermy adalah modalitas terapi yang menghasilkan energi


elektromagnetik dengan arus bolak balik frekuensi tinggi. Federal Communications
Commision (FCC) menetapkan 3 frekuensi yang digunakan pada Short Wave
Diathermy, yaitu :

1. Frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.


2. Frekuensi 13,56 MHz dengan panjang gelombang 22 meter.
3. Frekuensi 40,68 MHz dengan panjang gelombang 7,5 meter.

Frekuensi yang biasa digunakan dalam penggunaan SWD untuk tujuan


pengobatan yaitu frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Arus SWD

Modalitas terapi Short Wave Diathermy dalam pengobatan pada umumnya


memiliki 2 jenis arus dalam penggunaannya, yaitu arus Continous Short Wave
Diathermy (CSWD) dan arus Pulsed Short Wave Diathermy (PSWD).

 Continous Short Wave Diathermy (CSWD)


Pada pnerapan Continous Short Wave Diathermy, energi thermal dominan
terjadi dalam jaringan. Setiap jaringan yang menerima panas memiliki tahanan
yang berbeda-beda. Contohnya penyerapan panas pada jaringan lemak lebih
cepat daripada penyerapan panas yang ada pada jaringan otot perbandingan nya
(1 : 10), sedangkan jaringan otot lebih cepat menyerap panas jika dibandingkan
dengan kullit. Secara fisiologis, jaringan otot tidak memiliki thermosensor
seperti yang teradapat pada jaringan kulit, sehingga dengan adanya rasa panas
pada kulit saat pemberian Continous SWD menandakan bahwa telah terjadi
overthermal pada jaringan otot dibawahnya. Hal ini dikarenakan jaringan otot
lebih cepat menerima panas daripada kulit.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika panas yang diterima jaringan
melebihi batas tertentu, maka jaringan akan menjadi rusak. Menurut Thomas H
(2003) ukuran subjektif sebagai batas tertentu yaitu ketika penderita merasa
hangat. Arus Continous SWD utamanya menimbulkan efek thermal, sehingga
menghasilkan efek fisiologis berupa peningkatan sirkulasi darah dan proses
metabolisme.
 Pulsed Short Wave Diathermy (PSWD)
Pada sekitar tahun 2000, dilakukan penelitian terhadap Pulsed SWD sebagai
salah satu efek terapi baru bagi SWD. Dalam penelitian tersebut dilakukan
penerapan Pulsed SWD pada hapusan susu, dan hasilnya pada hapusan susu
tersebut terlihat suatu bentuk “untaian kalung”. Tidak hanya pada hapusan susu,
bentuk ini juga muncul pada cairan darah, limpha dan eiwit. Penemuan tersebut
menunjukkan bahwa Pulsed SWD sangat bermanfaat dalam menghasilkan efek
terapeutik, sedangkan efek fisiologis nya hanya timbul sedikit (pengaruh panas
yang dihasilkan minimal). Pada Pulsed SWD, memiliki energi/power output
maksimum sampai 1000 W. Meskipun demikian, energi/power output rata-rata
jauh lebih rendah yaitu antara 0,6 – 80 watt (tergantung pada pemilihan
frekuensi pulse repetition) sehingga memungnkinkan aplikasi pengobatan sub-
thermal dengan peningkatan efek-efek biologis.

B. Efek Fisiologis SWD

Efek fisiologis yang timbul dari pemberian terapi short wave diathermy, antara
lain:

 Meningkatkan metabolisme sel


 Meningkatkan elastisitas jaringan ikat dan otot
 Meningkatkan ambang rangsang dan konduktifitas saraf
 Vasodilatasi pembuluh darah

C. Indikasi & Kontraindikasi SWD

Indikasi Short Wave Diathermy:

 Pasca cedera akut musculoskeletal


 Peningkatan aliran darah
 Peningkatan ROM sendi
 Peningkatan sirkulasi tubuh
 Vasodilatasi
 Peningkatan metabolisme tubuh
 Mengurangi nyeri subakut dan nyeri kronis

Kontraindikasi Short Wave Diathermy:


 Trauma akut
 Cedera musculoskeletal
 Peradangan akut
 Pada area tubuh dengan penyakit iskemia
 Kehamilan
 Daerah infeksi

D. Persiapan Pasien

Sebelum dilakukan terapi, pasien wajib diberi tahu terlebih dahulu mengenai
tujuan pemberian SWD dan efek yang akan dirasakan hanya hangat tidak boleh panas.
Pasien harus dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu sebelum melakukan terapi dengan
cara melakukan tes panas dingin, dan pasien tidak memiliki gangguan sensibilitas.
Fisioterapis harus memastikan area yang dilakukan terapi bebas dari logam atau besi.
Posisikan pasien senyaman mungkin sehingga dapat melakukan terapi dengan rileks.

E. Persiapan Alat

Persiapan alat yang harus dilakukan sebelum memulai terapi yaitu memastikan
saklar dan semua kabel alat dalam keadaan baik dan semua tombol pada posisi nol.
Kabel tidak boleh bersilangan satu sama lain, dan tidak boleh menyentuh tubuh pasien.

F. Penatalaksanaan Terapi SWD

Pasien tidur terlentang kemudian letakan handuk pada bagian punggung bawah
pasien, lalu letakan pad elektroda dan beri beban di atas pad elektroda agar tidak
terjatuh. Atur waktu selama 15 menit dan naikkan intensitas sesuai dengan toleransi
pasien. Kontrol pasien setiap 5 menit sekali, tanyakan apabila dirasa terlalu panas atau
tidak. Jika alarm sudah berbunyi, matikan alat terapi dan rapikan alat seperti keadaan
semula.
BAB III

KESIMPULAN

Short Wave Diathermy merupakan modalitas terapi yang me nghasilkan energi


elektromagnetik dengan arus bolak balik frekuensi tinggi. Short Wave Diathermy
(SWD) adalah salah satu jenis modalitas pemanasan atau terapi pemanasan dalam (deep
heating) dikarenakan terapi ini mampu menembus jaringan dengan kedalaman penetrasi
mencapai 4 -5cm.

Pada modalitas Short Wave Diathermy, frekuensi yang biasa digunakan untuk
tujuan pengobatan yaitu frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang nya mencapai
11 meter.

Modalitas terapi SWD dalam pengobatan pada umumnya memiliki 2 jenis arus
dalam penggunaannya, yaitu arus Continous Short Wave Diathermy (CSWD) dan arus
Pulshed Short Wave Diathermy (PSWD).
DAFTAR PUSTAKA

Setyaningrum, Ika. 2008. Penatalaksanaan Short Wave Diathermy dan William


Flexion Exercise pada Nyeri Punggung Bawah Akibat Spondilosis Lumbal. Karya Tulis
Ilmiah. Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta.

Kalim, H. et al :Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Malang.


Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya. 2004. Kamus Kedokteran
Dorland. Jakarta. EGC. 2002

Jogmohan Sign. 2011. Manual Of Practical Electrotherapy. USA. Prited of


Ajaina Offse Hal. 50-55

Anda mungkin juga menyukai