Anda di halaman 1dari 3

SWD, Membangkitkaan Panas Untuk Mengurnagi Rasa Nyeri

Punggung
21 April 2016

Short Wave Diathermy (SWD)


a. Pengertian

Diathermy merupakan aplikasi energi elektromagnetik dengan frekuensi tinggi yang terutama
digunakan untuk membangkitkan panas dalam jaringan tubuh. Diathermy juga dapat
digunakan untuk menghasilkan efek-efek nonthermal. Diathermy yang digunakan sebagai
modalitas terapi terdiri atas Short Wave Diathermy (yang akan dibahas) dan Micro Wave
Diathermy.

Short wave diathermy adalah modalitas terapi yang menghasilkan energi elektromagnetik
dengan arus bolak balik frekuensi tinggi. Federal Communications Commision (FCC) telah
menetapkan 3 frekuensi yang digunakan pada short wave diathermy, yaitu :

1) Frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.

2) Frekuensi 13,56 MHz dengan panjang gelombang 22 meter.

3) Frekuensi 40,68 MHz (jarang digunakan) dengan panjang gelombang 7,5 meter.

Frekuensi yang sering digunakan pada SWD untuk tujuan pengobatan adalah frekuensi 27,12
MHz dengan panjang gelombang 11 meter.

b. Arus

Short Wave Diathermy yang digunakan dalam pengobatan mempunyai 2 arus yaitu arus
Continuos SWD dan Pulsed SWD.

1) Continous Short Wave Diathermy (CSWD)

Pada penerapan Continous SWD, energi thermal dominan terjadi dalam jaringan. Setiap
jaringan yang menerima panas memiliki tahanan yang berbeda-beda. Jaringan lemak cepat
menyerap panas daripada otot (1 : 10), sedangkan jaringan otot lebih cepat menyerap panas
daripada kulit. Secara fisiologis, jaringan otot tidak memiliki “thermosensor” tetapi hanya
pada jaringan kulit, sehingga dengan adanya rasa panas di kulit saat pemberian Continous
SWD maka sebenarnya sudah terjadi “overthermal” pada jaringan otot dibawahnya karena
jaringan otot lebih cepat menerima panas daripada kulit. Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa jika panas yang diterima jaringan melebihi batas tertentu maka jaringan
akan menjadi rusak; menurut Thomas H (2003) ukuran subyektif sebagai batas tertentu
adalah jika penderita merasa hangat.

Menurut Hollander JS (2009) bahwa para peneliti menyatakan pemberian Continous SWD
pada kondisi artrose adalah kontraindikasi, dan bahkan sebagian besar penelitian melarang
pemberian Continous SWD pada arthritis. Hal ini disebabkan karena didalam sendi terdapat
suatu asam “Hyaluronik” yang suhu optimalnya adalah 36,7o, dan sangat sensitif terhadap
penambahan suhu. Dengan penambahan suhu 1o saja (terjadi pada pemberian CSWD) maka
suhunya menjadi 37,4o, sementara pada suhu 37o saja akan mengaktifkan cairan/enzym
hyaluronidase yang dapat merusak ujung-ujung tulang rawan sendi, dan kita ketahui bahwa
kerusakan tulang rawan sendi tidak akan pernah mengalami regenerasi/reparasi.

Continous SWD utamanya menimbulkan efek thermal, sehingga menghasilkan efek fisiologis
berupa peningkatan sirkulasi darah dan proses metabolisme.

2) Pulsed Short Wave Diathermy (PSWD)

Sekitar tahun 2000, mulai digalakkan penelitian baru terhadap Pulsed SWD sebagai salah
satu efek terapi baru bagi SWD. Dalam penelitian tersebut dilakukan penerapan Pulsed SWD
pada hapusan susu, dan ternyata pada hapusan susu tersebut terlihat suatu bentuk “untaian
kalung”. Kemudian bentuk tersebut juga terjadi pada cairan darah, limpha dan eiwit.
Penemuan tersebut menunjukkan bahwa Pulsed SWD sangat bermanfaat dalam menghasilkan
efek terapeutik, sedangkan efek fisiologisnya hanya timbul sedikit (pengaruh panas hanya
minimal). Pada Pulsed SWD, mempunyai energi/power output yang maksimum sampai 1000
W. Meskipun demikian, energi/power output rata-rata adalah jauh lebih rendah yaitu antara
0,6 – 80 watt (tergantung pada pemilihan frekuensi pulse repetition) sehingga memungkinkan
aplikasi pengobatan subthermal dengan peningkatan efek-efek biologis. Oleh karena itu,
terapi Pulsed SWD sangat cocok untuk pengobatan terhadap gangguan-gangguan akut
dimana terapi panas merupakan kontraindikasi.

Jika kita menerapkan Pulsed SWD (PSWD), maka akan menghasilkan pulsasi rectangular
dengan durasi pulsasi 0,4 ms. Power maksimum dari pulsasi tersebut dapat diatur sampai
1000 W. Ketika menggunakan aplikasi kondensor maka energi power dapat diatur sampai
nilai maksimum. Interval pulsasi yang dihasilkan bergantung pada pemilihan frekuensi
pulsasi repetition (15 – 200 Hz), sedangkan ukuran produksi panas dalam Pulsed SWD
adalah mean power (watt). Mean power yang dihasilkan sangat bergantung pada pemilihan
intensitas arus dan frekuensi pulsasi repetition. Semakin rendah frekuensi pulsasi repetition
yang dipilih maka semakin rendah mean powernya. Dengan demikian, penerapan Pulsed
SWD dapat memungkinkan kita memilih intensitas arus yang tinggi (power pulsasi) dengan
pemilihan frekuensi pulsasi repetition yang selektif dan sesuai dengan kondisi
penyakit/gangguan.

c. Efek Fisiologis

1) Perubahan panas/temperatu

a) Reaksi lokal/jaringan

(1) Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal sekitar + 13% setiap kenaikan temperatur 1º C.
(2) Meningkatkan vasomotion sphincter sehingga timbul homeostatik lokal dan akhirnya
terjadi vasodilatasi lokal.

b) Reaksi general

(1) Mengaktifkan sistem thermoregulator di hipothalamus yang mengakibatkan kenaikan


temperatur darah untuk mempertahankan temperatur tubuh secara general.

(2) Penetrasi dan perubahan temperatur terjadi lebih dalam dan lebih luas

2) Jaringan ikat

Meningkatkan elastisitas jaringan ikat lebih baik seperti jaringan collagen kulit, tendon,
ligament dan kapsul sendi akibat menurunnya viskositas matriks jaringan; pemanasan ini
tidak akan menambah panjang matriks jaringan ikat sehingga pemberian SWD akan lebih
berhasil jika disertai dengan latihan peregangan.

3) Otot

a) Meningkatkan elastisitas jaringan otot.

b) Menurunkan tonus otot melalui normalisasi nocisensorik, kecuali hipertoni akibat


emosional dan kerusakan SSP.

4) Saraf

a) Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan saraf.

b) Meningkatkan konduktivitas saraf dan meningkatkan ambang rangsang (threshold).

d. Indikasi

Indikasi SWD baik continuos SWD maupun pulsed SWD adalah kondisi-kondisi subakut dan
kronik pada gangguan neuromuskuloskeletal (seperti sprain/strain, osteoarthritis, cervical
syndrome, NPB dan lain-lain).

e. Kontraindikasi

Kontraindikasi dari continuos SWD adalah pemasangan besi pada tulang, tumor atau kanker,
pacemaker pada jantung, tuberkulosis pada sendi, RA pada sendi, kondisi menstruasi dan
kehamilan, regio mata (kontak lens) dan testis. Kontraindikasi dari pulsed SWD adalah tumor
atau kanker, pacemaker pada jantung, regio mata dan testis, kondisi menstruasi dan
kehamilan. Pada gangguan akut neuromuskuloskeletal merupakan kontraindikasi dari
continuos SWD tetapi bagi pulsed SWD bisa diberikan dengan pulsasi yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai